Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 203. Bagus Apanya?

Share

203. Bagus Apanya?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dengan ekspresi tanpa merasa bersalah telah membuat pemuda itu penasaran, Mary mengangkat bahu, “Oh, maafkan aku, Riley. Aku tidak bisa memberitahumu.”

Riley menghela napas kecewa, “Ya sudah, tidak lama lagi aku juga akan tahu kan?”

Mary mengerjap heran. “Kau sudah menyerah?”

“Bukankah kau yang memintaku menyerah? Astaga!” Riley menggelengkan kepala dan pergi meninggalkan Mary yang terbengong-bengong menatap kepergian pemuda itu.

Gadis itu berkomentar, “Dia pasti akan menjadi prajurit yang sangat disiplin.”

Dia mengangguk yakin,”Kalau tidak, mana mungkin dia dengan mudah melupakan rasa penasarannya? Hm, sungguh benar-benar mirip dengan ayahnya.”

Dia tersenyum samar dan ikut meninggalkan area tersebut.

Tepat dua hari kemudian, seperti yang telah dijanjikan oleh Janice Grow dan Mary Kesley, Andrew Reece sudah mendapatkan semua daftar calon prajurit yang telah dipulangkan sebelum perang antara Kerajaan Ans De Lou dan Kerajaan Fermoza pecah.

Pria itu cepat-cepat menyusun daftar baru menur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    204. Masalah Apa?

    “Greco! Itu benar-benar Diego Greco?” James berkata dengan nada hampir-hampir tidak percaya atas apa yang sedang dia lihat dengan sepasang mata jernih miliknya.Alen sendiri ternganga melihat kedatangan Diego yang akhirnya sampai di tempat mereka lalu langsung melompat ke arahnya.Diego memeluk Alen terlebih dulu yang masih diam seperti patung dan kemudian beralih memeluk Riley sambil menepuk pundaknya, “Aku melihat berita di televisi. Kau sungguh hebat, Riley.”Belum sempat menanggapi ucapan Diego, pemuda itu sudah melepaskan pelukannya pada Riley. Dia berganti menoleh ke arah James yang menatapnya tanpa mengedipkan mata. Diego tersenyum pada pemuda itu dan menarik James untuk memeluknya. “Kau juga hebat, James. Oh, tidak. Sebenarnya semua pasukan Kerajaan Ans De Lou memang hebat,” kata Diego terdengar tulus.Setelah puas memeluk ketiga teman sekamarnya dulu, Diego melepaskan James dan menatap teman-temannya satu per satu. “Wah, kalian terlihat sangat keren dan gagah memakai serag

  • Sang Dewa Perang Terkuat    205. Lalu, Karena Apa?

    Riley sontak terdiam. Dahinya berkerut dan James tahu bahwa teman baiknya tersebut sedang memikirkan perkataannya. Sedangkan Alen malah langsung memberikan tanggapan, “Hei, jangan berpikir terlalu jauh seperti itu!”James mendengus, “Aku hanya berpikir secara logis saja. Kalau tidak ada masalah besar seperti perang yang mungkin sedang mengancam, mengapa pihak istana memanggil semua prajurit yang telah gagal dalam tes?”Alen mendesah lelah, “Untuk bersiap-siap mungkin, James.”James tetap tidak terlalu yakin dan kini melihat dengan seksama pengaturan barisan dari para calon prajurit. Sekilas dia melihat Jason Hoult yang saat itu gagal.Dia menghela napas panjang, “Sejujurnya aku senang melihat Greco dan para calon prajurit yang memiliki potensi bagus seperti si Hoult itu, tapi ini malah membuatku berpikir serius.”Riley yang telah memikirkan hal itu akhirnya memberikan respon, “Aku pikir keputusan ini tidak ada hubungannya dengan perang.”“Nah, aku benar kan?” Alen berujar dengan sen

  • Sang Dewa Perang Terkuat    206. Salah Pin?

    “Jangan bodoh, Alen! Semua orang mendengarnya juga. Kalau tidak, mana mungkin kini semua orang tampak terkejut dan bingung?” James membalas dengan nada jengkel.Alen enggan setuju atas perkataan James. Tapi, ketika dia benar-benar mengedarkan arah pandangnya ke sekeliling dirinya, dia mendapati bahwa begitu banyak prajurit yang membicarakan masalah itu. Tidak hanya itu, bahkan para pejabat juga terlihat sibuk berbicara dengan yang lainnya hingga Mary Kesley sedikit agak meninggikan suaranya agar suasana kembali tenang. Riley menghela napas, “Entah apa yang sedang terjadi, tapi … mungkin Jenderal Reece memiliki kesulitannya sendiri sehingga dia terpaksa harus mundur sekarang.” Alen tiba-tiba menjadi lemas. Pemuda itu teringat sesuatu.“Mungkin … ini berkaitan dengan lukanya,” kata Alen dengan nada pelan. James sekali lagi menoleh ke arah Alen, “Memang lukanya sangat parah? Hei, tapi dia terlihat baik-baik saja.”Alen menggelengkan kepala, “Aku salah satu staf medis yang ikut merawa

  • Sang Dewa Perang Terkuat    207. Kau Pantas!

    Di luar dugaan, Riley malah dengan santai menjawab, “James memang pemberani, Alen. Kau juga tahu bagaimana dia menghadapi para pasukan musuh.”Alen mengerutkan kening, “Aku tahu. Tapi … maksudku kalau James di tempat kelas dua, bukankah kau seharusnya juga berada di kelas yang sama seperti dia, Riley?”Riley menggeleng tegas, “Aku melakukan beberapa kesalahan.”“Kesalahan yang mana? Kau ….”“Aku menyebabkan kematian salah satu komandan terbaik kerajaan ini, Alen.”“Tidak. Itu bukan kesalahanmu, kau hanya-”“Itu salah satu kecerobohanku yang sangat lambat memahami tindakan yang mungkin dilakukan oleh Jenderal Perang Fermoza. Dan … akibat ketidakhati-hatianku itu Komandan Sehel harus membantuku dan akhirnya seperti yang kau ketahui … dia terbunuh karena melindungiku,” jelas Riley, sarat akan rasa bersalah yang tidak pernah hilang dari dalam kepalanya.Alen tidak bisa membalas lagi.Bagaimanapun juga, semua perkataan Riley adalah sebuah fakta dan dia tidak mungkin membantah argumen terse

  • Sang Dewa Perang Terkuat    208. Bukankah Itu Sangat Aneh?

    Xylan malah langsung memberi tatapan aneh pada sang kakak.Rowena yang alih-alih tidak mendapatkan jawaban tapi tatapan menyebalkan itu sontak mendengus, “Yah, kau putra mahkota. Ayah pasti membicarakan hal itu denganmu. Iya kan?”Xylan menghela napas panjang, merasa aga kesal dengan sikap kakak perempuannya itu. “Kenapa kau berpikir ayah akan mendiskusikan masalah ini denganku, Kakak?” Rowena menahan rasa tidak sabarnya dan menjawab, “Astaga. Kau adalah calon raja negeri ini, menggantikan ayah kelak. Masalah pengangkatan jenderal perang yang baru juga harus berkaitan denganmu.”Xylan menggelengkan kepala, “Tidak begitu. Memang kau tidak ingat berapa umurku saat ini, Kak?”Rowena tidak menjawab.“Aku masih lima belas tahun, baru akan enam belas tahun tiga bulan lagi. Mana mungkin aku dilibatkan dalam masalah sepenting itu?”Rowena masih enggan membalas. Sang putri yang saat itu memakai gaun violet berlengan panjang dengan panjang mencapai mata kaki itu malah memutar bola matanya ma

  • Sang Dewa Perang Terkuat    209. Tiga Kandidat Jenderal Perang

    Alen pun dengan sabar menjelaskan, “Josh Cleve mengalami luka serius saat terjadi perang beberapa bulan yang lalu.”“Dia mengalami kerusakan otak yang cukup parah sehingga dia harus menjalani beberapa operasi sampai akhirnya dia dinyatakan sembuh,” lanjut Alen.James tercengang. “Kerusakan otak yang parah? Dan dia … sekarang kembali menjadi prajurit, begitu?”Alen mengangguk, “Sayangnya, saat perang dengan Kerajaan Fermoza terjadi dia masih harus menjalani pemeriksaan intensif sampai dia benar-benar dia dinyatakan benar-benar pulih secara total.”Alen melirik ke arah Josh Cleve selama beberapa detik, baru kemudian dia melanjutkan, “Oleh sebab itu, dia tidak bisa bergabung dengan kita melawan Kerajaan Fermoza.”James masih terlihat penasaran dan tidak bisa berhenti bertanya begitu saja sehingga dia bertanya lagi, “Lalu, sebenarnya apa yang membuatnya istimewa sampai dia terpilih menjadi kandidat?”Riley yang juga tertarik ikut menoleh ke arah Alen, “Usianya sepertinya jauh lebih tua da

  • Sang Dewa Perang Terkuat    210. Putuskan Sekarang!

    “Ini menarik!” kata Xylan, mengomentari pengumuman tersebut sambil tersenyum bahagia.“Ini sangat menarik!” Xylan mengulang kembali seraya menoleh ke arah sang kakak perempuannya yang saat itu ternyata sedang melotot tajam ke arah dirinya. Senyum Xylan pun menghilang seketika.“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Xyan bertanya dengan agak bingung.Rowena menggertakkan gigi dan menarik lengan adik laki-lakinya itu, meminta Xylan untuk lebih mendekat kepadanya dengan jari tangannya.Dengan penuh tanda tanya Xylan menuruti sang kakak dengan sedikit menundukkan kepalanya lalu memasang telinga kanannya untuk mendengar Rowena berbicara.“Kau sudah gila?” Rowena berkata dengan nada agak keras hingga Xylan harus menjauhkan telinganya dari Rowena.Xylan sontak menutup telinganya dan menatap kakak perempuannya itu, “Kenapa kau melakukan itu?”“Karena kau sepertinya sudah gila sepertinya Jenderal Reece yang memilih Riley untuk bersaing dengan James Gardner. Oh, astaga! Yang benar saja!”Gadis mu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    211. Kau Memikirkan Sesuatu?

    Riley menggertakkan gigi, “Kau mau membuang kesempatan besar seperti ini? Kau sudah kehilangan akal, hah?”James mengangkat bahu, “Tidak akan menyenangkan jika tidak ada lawan yang setara denganku.”“Kau ….”“Kita tidak punya waktu banyak, cepat putuskan!” desak James. Riley membuang napas dengan kasar, tampak begitu sangat kesal atas sikap temannya yang jelas-jelas keras kepala itu. Riley sangat memahami karakter James. Pemuda itu bukanlah orang yang menjilat ludahnya sendiri. Dia yakin James akan benar-benar melakukan apa yang dia katakan.Alen sendiri tidak khawatir akan masalah itu lantaran dia sangat yakin James pasti akan mendapatkan apa yang dia mau dan sudah jelas keinginan James sama seperti keinginannya. Jadi, dia hanya harus menunggu tanpa ikut campur.Dilihatnya tatapan Riley mulai menyerah. Beberapa detik selanjutnya dia bergerak untuk maju ke depan ke samping James, lalu berbisik dengan kesal, “Aku bersumpah akan menendang kakimu sampai patah nanti.”James hanya tersen

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

DMCA.com Protection Status