Share

Semuanya Ingat, Kecuali Kamu

Penulis: elhrln
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-01 21:53:52

"Su-suami?" tanya Cassie bingung seraya memandang Si Lelaki Mesum—yang rupanya bernama Mario. Dia pun membalas tatapan Cassie dengan wajah sedikit terangkat seiring dengan kedua tangan yang dijejalkan ke dalam saku celana. 

"Iya. Mario. Suami kamu." Andrea menekankan.

"Jadi maksud Mama aku udah nikah?"

"Tentu saja, Sayang. Bahkan pernikahan kamu sudah jalan 6 bulan. Kamu lupa itu?"

Mata besar Cassie memelotot. "6 bulan?!"

"Hei, Sayang, ada apa dengan kamu? Kenapa kamu bisa lupa dengan Tante Lily, Om Samuel, juga Mario?"

Andrea membelai kepala dan pipi Cassie di saat mata Cassie masih melekat pada Mario. Masih terlampau syok tatkala tahu lelaki itu adalah suaminya. 

"Cassie, kamu benar-benar ngga ingat apa pun tentang kami?" tanya wanita asing yang telah diketahui bernama Lily. Pria plontos yang juga diketahui bernama Samuel pun merangkul sang istri dengan tatapan sedih. Jadi, mereka berdua adalah mertuanya? Sungguh?

Entah kenapa Cassie jadi tidak enak hati. Dia tampak seperti melakukan suatu kesalahan yang membuat mereka sedih, meskipun dia sendiri merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.

"Ayo kamu berbaring lagi. Kamu masih butuh istirahat," ujar Andrea membawa Cassie mundur dan duduk di atas tempat tidur.

"Oh, dokter," seru Edwin menoleh ke arah pintu. Mata Cassie terlepas dari Mario yang menatap dingin, kemudian berganti melihat sang dokter.

"Selamat pagi, Ny. Cassiopeia. Bagaimana kabar Anda?" sapa dokter tersenyum pada Cassie. Di belakangnya ada seorang perawat yang membawa alat pemeriksa tekanan darah. "Apa ada rasa pusing, mual, atau lainnya?"

"Aku baik dan … bingung," jawab Cassie jujur.

"Tidak masalah jika Anda bingung," balas dokter mengeluarkan semacam senter kecil, lalu mencoba mengecek refleks cahaya pada pupil mata Cassie.

"Maaf, dokter, tapi Cassie ngga ingat apa pun tentang suami juga mertuanya, apa itu wajar?" tanya Andrea mewakili keempat orang lainnya.

"Dan Cassie juga berpikir kalau dia masih kuliah," timpal Edwin. "Itu jelas salah, dokter."

Perhatian dokter terlepas dari Cassie.

"Silakan dilanjutkan," perintahnya pada sang perawat seraya melangkah menjauhi Cassie. Orang-orang pun mengikuti. Berdiri mengerubungi sang dokter.

"Apa yang sebenarnya terjadi, dokter?"

Dokter menoleh sekilas pada Cassie sebelum benar-benar menjawab.

"Sebenarnya kehilangan memori akibat benturan ringan di kepala adalah hal yang biasa terjadi. Terdapat bagian otak yang mengalami gangguan, terutama pada bagian yang berfungsi untuk memproses ingatan, sehingga membuat beberapa ingatan sebelum-sebelumnya gagal terpanggil kembali. Tapi apa yang terjadi pada Ny. Cassie ini saya pastikan hanya sementara. Ingatan Ny. Cassie akan kembali pulih seiring berjalannya waktu, karena dari hasil pemeriksaan CT scan pun memang tidak ada cedera berat di kepalanya," jelas dokter sengaja memelankan suara.

Entah apa yang sedang mereka bicarakan, tapi dari kejauhan Cassie melihat reaksi Andrea, Edwin, Lily, dan Samuel tampak begitu lega. Namun, tidak dengan Mario. Mungkin memang pada dasarnya dia adalah lelaki dingin tanpa ekspresi, karena berdasarkan apa yang mata Cassie tangkap dia terlihat biasa saja.

"Tapi semuanya baik-baik saja, dokter?" Edwin memastikan.

Dokter mengangguk pelan. 

"Iya. Semua baik-baik saja. Akan tetapi, ada baiknya jangan terlalu mendesak Ny. Cassie untuk segera memulihkan ingatannya. Bisa dilakukan secara perlahan. Pastinya jangan sampai terlalu membuatnya banyak pikiran, stres, dan lainnya yang justru akan menyebabkan proses pemulihannya menjadi terhambat."

Edwin merangkul Andrea. 

"Berarti untuk sekarang ini, kami biarkan saja ingatannya berjalan apa adanya atau bagaimana, dokter?" tanya Samuel.

"Iya, dok. Saat ini yang Cassie ingat umurnya masih 18 tahun, karena dia merasa harus ikut acara orientasi di kampusnya. Bahkan dia lupa kalau Mario adalah suaminya," timpal Andrea. "Tapi kami sudah terlanjur memberitahunya kalau dia sudah menikah dan dia benar-benar kaget. Apa itu tidak masalah?"

"Tidak masalah. Ingin memberitahu Ny. Cassie apa yang terjadi sebenarnya pun, itu juga tidak masalah karena kenyataannya memang seperti itu. Hanya saja, jika Ny. Cassie menolak untuk percaya, jangan terlalu dipaksakan. Jadi bisa dikatakan untuk saat ini cukup ada di tahap 'cukup tahu' saja. Dan untuk selebihnya biarkan ingatan-ingatan yang hilang itu muncul dengan sendirinya."

Andrea menghela napas lega.

"Dan jika setelah ini Ny. Cassie melakukan suatu hal aneh, misalnya sesuatu yang berhubungan dengan kejadian di saat umurnya masih 18 tahun, ada baiknya diikuti dulu saja, tapi tetap dalam pengawasan, karena itu bisa jadi termasuk dalam rangkaian proses pemanggilan dan penyusunan kembali ingatannya yang hilang."

Dokter terdiam sejenak.

"Anda suaminya?" tanyanya kemudian pada Mario.

Mario mengerjap. "Iya. Saya suaminya."

"Saya sarankan untuk tidak melakukan hubungan dulu selama Ny. Cassie berada dalam masa pemulihan. Mengingat saat ini istri Anda tidak ingat apa pun tentang Anda."

Mario berdengap. "Hubungan apa—oh, oke," ralatnya segera setelah tahu apa yang dimaksud oleh sang dokter.

Samuel menepuk-nepuk bahu Mario.

"Tahan dulu untuk sementara waktu ya, Nak."

Andrea dan Lily tersenyum tertahan. Merasa telah menjadi bahan ledekan dari para orang tua di sekitarnya, batin Mario mendesah.

Setelah selesai melakukan perbincangan rahasia, dokter beserta yang lain kembali menghampiri Cassie.

"Ny. Cassie, Anda tidak perlu bingung ya. Semuanya baik-baik saja. Mungkin Anda tidak akan ingat beberapa hal yang sebenarnya telah Anda lalui, tapi seiring berjalannya waktu, ingatan itu pasti akan kembali," jelas dokter tersenyum.

"Terima kasih, dokter." Andrea mengambil alih ucapan terima kasih Cassie. Wajahnya jauh lebih merekah dibanding beberapa menit sebelumnya.

"Saya tetap butuh satu atau dua orang untuk ikut saya ke ruangan. Saya ingin memberikan sekaligus menjelaskan lebih detail terkait hasil pemeriksaan Ny. Cassie."

"Apa kami boleh ikut juga?" tanya Lily.

"Mario, kamu di sini saja temani Cassie," perintah Samuel.

Orang-orang pun pergi. Lagi-lagi meninggalkan Cassie berdua dengan seorang lelaki asing yang sama sekali tidak dia kenal. Mereka bilang bahwa Mario ini suaminya? Yang benar saja. Memang Cassie akui penampilan Mario tidaklah buruk. Kalau saja pertemuan awal keduanya tidak dalam keadaan canggung seperti tadi, mungkin Cassie akan dengan mudah terpincut dengan rupa wajah Mario. Meski begitu, tetap saja Cassie tidak terima tiba-tiba terbangun dalam keadaan sudah menikah. 

Mario kembali mendekat usai ikut mengantar orang-orang keluar ruang kamar. Berjalan melenggang sambil mengecek ponsel, seolah sengaja memberi waktu untuk Cassie memperhatikan dirinya dengan saksama. Dan, ketika mendapati Mario tengah menyugar rambut messy hair-nya, detik itu juga Cassie menahan napas. 

"Jangan terus-terusan melihatku begitu," cetus Mario dan spontan Cassie berpaling memandang langit-langit.

Mario meletakkan ponselnya di atas nakas. 

"Kenapa? Bingung tiba-tiba bisa punya suami seganteng ini?"

Bola mata Cassie bergulir ke samping. Melihat Mario melalui sudut mata. 

"Ish, pede banget," gerutunya mengerucutkan bibir.

Mario ikut duduk di pinggiran tempat tidur. Segera Cassie meraih selimut yang menumpuk di atas kaki, lalu menariknya hingga menyelimuti pangkuannya. Mario pun mengangkat dan meletakkan paha kanannya dengan santai ke atas ranjang, kemudian mengarahkan tubuhnya menghadap Cassie.

"Kamu benar-benar ngga ingat apa pun?"

"Aku bisa ingat apa pun kecuali kamu," jawab Cassie membuang muka ke arah jendela.

"Jadi … kamu juga ngga ingat malam-malam yang udah kita lewati berdua?" 

Mendengar itu sekujur tubuh Cassie meremang. Matanya mengerling. Berlarian ke kanan dan ke kiri seakan kehilangan arah. Air liurnya tertelan kuat-kuat saat otaknya mulai memproses kira-kira gambaran seperti apa yang merepresentasikan ucapan Mario.

Mario menghela napas berat. Kepalanya menunduk memandangi jemarinya yang saling bermain. 

"Seharusnya itu menjadi malam yang ngga mungkin bisa kamu lupakan, Cassie," lanjut Mario semakin merendahkan suaranya. Nada suaranya menyiratkan penyesalan yang mendalam. Matanya memicing dan berbinar meresahkan sewaktu kembali memandang Cassie. "Karena menurutku itu adalah malam-malam yang sangat indah, penuh gairah, intens …."

BUGH!

Tanpa peduli bahwa Mario adalah suaminya, sekuat tenaga Cassie menendang Mario hingga terlempar dari tempat tidur.

"Shit! Cassie!"

Bab terkait

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Secuil Fakta

    "Memang dasar laki-laki mesum!" "Hei, stop sebut aku mesum!""Ya apa lagi kalau bukan mesum?!" balas Cassie tak mau kalah. Semakin menarik selimut menutup seluruh tubuh, hingga yang tampak di dirinya hanyalah kepalanya yang menyembul dari dalam selimut.Mario menegapkan tubuhnya dengan bersungut-sungut. Selama ini belum ada satu orang pun perempuan yang dengan berani menendangnya dan lucunya, rekor itu sekarang terpecahkan oleh seorang perempuan bernama Cassie, istrinya sendiri."Kalaupun kita memang pernah … ng … pernah lakuin itu, memang ada baiknya aku lupain aja! Aku ngga akan mau ingat-ingat lagi!" "Oh, kamu memang ngga perlu repot-repot mengingat soal itu, karena sebenarnya kamu sendiri pun juga berusaha untuk ngga pernah ingat soal pernikahan ini!” sahut Mario kesal. Masih emosi akibat tendangan Cassie tadi.Cassie merespons dengan dahi mengerut. "Maksudnya?""Kita ngga pernah melakukan apa pun." "Apa pun?" tanya Cassie memastikan ulang. "Tapi ... kita kan udah nikah," lanjut

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Suami yang Seharusnya

    “Aku kasih ide untuk bercerai?” Mario terdiam sejenak. Menarik napas panjang, lalu mengembuskan perlahan. Setelah itu barulah dengan yakin dia berujar, “Iya.”“Ngga mungkin,” tampik Cassie tak kalah yakin. “Aku ngga mungkin pernah berpikiran begitu. Aku ngga mau jadi janda,” akunya sambil bergidik ngeri membayangkan statusnya berubah menjadi seekstrem itu di umur yang masih muda.Mario mendengkus. “Memangnya cuma kamu yang bakal punya status begitu? Aku sendiri juga akan menyandang status duda, tapi mau ngga mau kita harus bercerai. Kita ngga bisa terus-menerus mempertahankan rumah tangga yang ngga ada landasan perasaan apa pun.”“Ya tapi cerai bukan jawabannya.”“Lalu apa?”Pertanyaan Mario benar-benar mendesak Cassie. Sudah tertekan dengan kenyataan bahwa dirinya sudah menikah, berumur empat tahun lebih tua, ditambah pula dengan kenyataan jika dirinya sempat memiliki ide untuk bercerai. Apa benar semudah itukah gagasan tersebut terlontar dari bibirnya? Saking tidak kuatnya dihantam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Tentang Jonathan

    "Benarkah itu?"Andrea bertanya tidak percaya. Tangannya mencengkeram erat punggung tangan Edwin yang berada di atas pahanya. Baik Andrea maupun Edwin, keduanya langsung menoleh ke arah Cassie yang sedang tertidur. Andrea mendesah berat."Kenapa di saat seperti ini Cassie justru ingat laki-laki itu?" keluhnya menundukkan kepala."Tenang, Ma. Ini kan cuma sementara. Mario juga sudah ada di sini. Sudah pasti Mario ngga akan biarkan Cassie terus-terusan ingat laki-laki jahat itu."Emosi yang sepertinya sudah terpendam sekian lama, mendadak kembali meledak. Terlihat dari ekspresi Edwin beserta nada bicaranya. "Ya, tapi … rasanya belum siap kalau harus menceritakan dari awal pada Cassie, Pa. Bagaimana kalau dia menangis sesenggukan kayak dulu lagi? Ngga mau makan, ngga mau keluar kamar, ngga mau pergi kuliah. Apalagi kondisi Cassie yang seperti sekarang. Mustahil kita cerita ke dia yang sebenarnya."Andrea membenamkan wajahnya ke dalam telapak tangan. Edwin yang duduk di sampingnya, hany

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Menanamkan Informasi

    “Aku sama sekali ngga ingat semua itu,” aku Cassie memandang sayu layar ponsel yang telah berubah hitam. “Kenapa aku ngga bisa ingat apa pun yang terjadi 4 tahun belakangan ini?”Mario menghela napas. Mau tak mau menghampiri Cassie yang hanya bisa menunduk pasrah meratapi nasib. Jika tidak disudahi dengan segera, perempuan itu pasti akan menangis dan apabila hal tersebut benar terjadi, tentunya akan membuat Mario repot. Terlebih apabila Andrea dan Edwin tiba-tiba kembali.“Kamu ngga perlu berusaha ingat. Kamu hanya cukup tahu aja,” cetus Mario mengutip perkataan dokter kemarin. Mengambil ponsel dari tangan Cassie, lalu memasukkannya ke dalam saku celana. “Untuk sementara hp ini aku pegang. Kelihatannya kamu harus fokus ke pemulihan ingatan kamu dulu.”Sekian detik berlalu Mario menunggu respons dari Cassie, tapi yang ada perempuan itu hanya berdiam diri menundukkan kepala. Matanya menatap kosong ke arah lantai. Mario sampai memiring-miringkan kepala untuk melihat wajah Cassie dan yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Rumah Berdua

    Cassie tidak tahu ada di mana dia sekarang. Bandung bagaikan kota asing baginya. Walau kenyataannya dia sudah empat tahun berada di Bandung untuk kuliah, tapi ingatan selama empat tahun itu sama sekali tidak muncul. Bagaikan ruang kosong. Ingatannya benar-benar berhenti di momen dimana dia telah lulus SMA dan bersiap untuk hari pertama pelaksanaan orientasi di kampus barunya. Bahkan keinginan untuk datang ke ALBIU pun masih ada. Masih merasa harus pergi ke sana. Pintu gerbang terbuka. Mario melanjutkan membawa mobilnya dan tak lama kemudian kembali berhenti. Cassie masih sibuk memperhatikan sekeliling melalui kaca depan mobil. Jadi, ini rumah Mario? Atau bisa dibilang rumahnya dan Mario? Menarik. Unik. Rumah ini didesain seperti menyerupai beberapa balok yang disusun hingga membentuk sebuah bangunan tiga lantai yang simetris. Baru melihat bagian depannya saja Cassie sudah menyukainya.“Ayo turun,” ajak Mario usai mematikan mesin mobil. “Ngga bisa juga lepas seat belt?”Cassie mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Jaga Mata, Hati, dan Tubuhmu

    Cassie turun ke lantai bawah. Mengendap-endap layaknya seorang pencuri yang takut kepergok oleh sang pemilik rumah. Menengok ke kanan—ke area ruang tamu—tapi ternyata tidak ada siapa pun. Berlanjut berjalan ke arah kiri—yang merupakan ruang tengah atau ruang keluarga—dimana terdapat seperangkat sofa, televisi, juga meja dan kursi makan. Barulah di sebelah kanannya adalah dapur. Mungkin lebih tepatnya disebut pantry, karena terlalu bersih untuk dijadikan dapur kotor. “Ayo, Cassie. Coba kita lihat ada apa aja di sana,” ujar Cassie bermonolog.Mengambil kesempatan dari suasana rumah yang sepi, Cassie dengan cekatan bergerak menuju kulkas. Di dalamnya hanya ada aneka buah, jus, dan botol-botol air mineral. Sangat sehat. Cassie mengambil jus kemasan kecil. Lalu ada beberapa macam roti yang ditempatkan dalam wadah roti di atas meja pantry. Cassie pun mengambil selembar roti gandum.Sejauh ini sudah dirasa cukup. Meskipun tidak yakin akan mampu membuat perutnya kenyang, tapi setidaknya cu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Momen Meresahkan Lainnya

    Mario bersungut-sungut masuk ke dalam walk in closet di dalam kamarnya. Mengambil kaus oblong putih favoritnya yang berada di tumpukan paling atas salah satu lemari. Baru saja memasukkan kepalanya ke dalam lubang leher kaus, dengan cepat Mario melepasnya lagi dan melempar kaus tersebut ke lantai dengan sekuat tenaga.“Argh! Benar-benar perempuan itu,” gerutunya menggeram seraya mengacak-acak rambut. Ditendangnya lagi kaus yang sudah terkapar tak berdaya, kemudian duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruangan. Di sanalah Mario menghela napas panjang seraya menyugar rambutnya yang masih setengah basah.“Jaga tubuhmu untuk perempuanmu sendiri dan jangan diumbar—shit! Kenapa kesannya kayak gue yang kurang ajar di sini?”Mario beranjak dari kursi dengan gusar dan berdiri di depan cermin besar. Memandang tubuh atletis dan proporsionalnya di sana.“Ini rumah gue, jadi gue bebas melakukan apa pun di sini. Termasuk buka baju di depan dia dan dia yang harusnya belajar untuk jaga pikiran!” pr

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Jaga Pikiranmu, Mario!

    Berlanjut hingga makan malam. Cassie tidak kunjung keluar dari kamar. Niatnya hanya ingin mengerjai perempuan itu, malah Mario sendiri yang dikerjai oleh perasaan waswas dikarenakan Cassie yang sama sekali belum makan sejak siang. Bukannya apa-apa, tapi jika dia sakit, apa yang akan dikatakan orang tuanya nanti? Terlebih Mario pula yang harus bertanggung jawab. Sudah pasti akan teramat sangat merepotkan. “Masih belum ada respons juga, Bi?” tanya Mario saat menemukan Bi Endah kembali turun dengan nampan yang masih penuh dengan lauk makan malam.Sebelumnya Mario memang meminta Bi Endah mengantarkan makanan untuk Cassie. Siapa tahu dia tidak ingin makan di bawah bersama Mario, tapi tetap akan mau makan di dalam kamarnya. Namun faktanya, perempuan itu masih saja mengurung diri.Bahkan Mario sampai memilih bekerja di meja makan, karena dari posisi itulah dia bisa melihat dengan jelas pintu kamar Cassie. Hanya saja memang sejak tadi pintu itu tidak pernah terbuka. “Iya, Pak. Bu Cassie ngg

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Jaga Pikiranmu, Mario!

    Berlanjut hingga makan malam. Cassie tidak kunjung keluar dari kamar. Niatnya hanya ingin mengerjai perempuan itu, malah Mario sendiri yang dikerjai oleh perasaan waswas dikarenakan Cassie yang sama sekali belum makan sejak siang. Bukannya apa-apa, tapi jika dia sakit, apa yang akan dikatakan orang tuanya nanti? Terlebih Mario pula yang harus bertanggung jawab. Sudah pasti akan teramat sangat merepotkan. “Masih belum ada respons juga, Bi?” tanya Mario saat menemukan Bi Endah kembali turun dengan nampan yang masih penuh dengan lauk makan malam.Sebelumnya Mario memang meminta Bi Endah mengantarkan makanan untuk Cassie. Siapa tahu dia tidak ingin makan di bawah bersama Mario, tapi tetap akan mau makan di dalam kamarnya. Namun faktanya, perempuan itu masih saja mengurung diri.Bahkan Mario sampai memilih bekerja di meja makan, karena dari posisi itulah dia bisa melihat dengan jelas pintu kamar Cassie. Hanya saja memang sejak tadi pintu itu tidak pernah terbuka. “Iya, Pak. Bu Cassie ngg

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Momen Meresahkan Lainnya

    Mario bersungut-sungut masuk ke dalam walk in closet di dalam kamarnya. Mengambil kaus oblong putih favoritnya yang berada di tumpukan paling atas salah satu lemari. Baru saja memasukkan kepalanya ke dalam lubang leher kaus, dengan cepat Mario melepasnya lagi dan melempar kaus tersebut ke lantai dengan sekuat tenaga.“Argh! Benar-benar perempuan itu,” gerutunya menggeram seraya mengacak-acak rambut. Ditendangnya lagi kaus yang sudah terkapar tak berdaya, kemudian duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruangan. Di sanalah Mario menghela napas panjang seraya menyugar rambutnya yang masih setengah basah.“Jaga tubuhmu untuk perempuanmu sendiri dan jangan diumbar—shit! Kenapa kesannya kayak gue yang kurang ajar di sini?”Mario beranjak dari kursi dengan gusar dan berdiri di depan cermin besar. Memandang tubuh atletis dan proporsionalnya di sana.“Ini rumah gue, jadi gue bebas melakukan apa pun di sini. Termasuk buka baju di depan dia dan dia yang harusnya belajar untuk jaga pikiran!” pr

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Jaga Mata, Hati, dan Tubuhmu

    Cassie turun ke lantai bawah. Mengendap-endap layaknya seorang pencuri yang takut kepergok oleh sang pemilik rumah. Menengok ke kanan—ke area ruang tamu—tapi ternyata tidak ada siapa pun. Berlanjut berjalan ke arah kiri—yang merupakan ruang tengah atau ruang keluarga—dimana terdapat seperangkat sofa, televisi, juga meja dan kursi makan. Barulah di sebelah kanannya adalah dapur. Mungkin lebih tepatnya disebut pantry, karena terlalu bersih untuk dijadikan dapur kotor. “Ayo, Cassie. Coba kita lihat ada apa aja di sana,” ujar Cassie bermonolog.Mengambil kesempatan dari suasana rumah yang sepi, Cassie dengan cekatan bergerak menuju kulkas. Di dalamnya hanya ada aneka buah, jus, dan botol-botol air mineral. Sangat sehat. Cassie mengambil jus kemasan kecil. Lalu ada beberapa macam roti yang ditempatkan dalam wadah roti di atas meja pantry. Cassie pun mengambil selembar roti gandum.Sejauh ini sudah dirasa cukup. Meskipun tidak yakin akan mampu membuat perutnya kenyang, tapi setidaknya cu

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Rumah Berdua

    Cassie tidak tahu ada di mana dia sekarang. Bandung bagaikan kota asing baginya. Walau kenyataannya dia sudah empat tahun berada di Bandung untuk kuliah, tapi ingatan selama empat tahun itu sama sekali tidak muncul. Bagaikan ruang kosong. Ingatannya benar-benar berhenti di momen dimana dia telah lulus SMA dan bersiap untuk hari pertama pelaksanaan orientasi di kampus barunya. Bahkan keinginan untuk datang ke ALBIU pun masih ada. Masih merasa harus pergi ke sana. Pintu gerbang terbuka. Mario melanjutkan membawa mobilnya dan tak lama kemudian kembali berhenti. Cassie masih sibuk memperhatikan sekeliling melalui kaca depan mobil. Jadi, ini rumah Mario? Atau bisa dibilang rumahnya dan Mario? Menarik. Unik. Rumah ini didesain seperti menyerupai beberapa balok yang disusun hingga membentuk sebuah bangunan tiga lantai yang simetris. Baru melihat bagian depannya saja Cassie sudah menyukainya.“Ayo turun,” ajak Mario usai mematikan mesin mobil. “Ngga bisa juga lepas seat belt?”Cassie mende

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Menanamkan Informasi

    “Aku sama sekali ngga ingat semua itu,” aku Cassie memandang sayu layar ponsel yang telah berubah hitam. “Kenapa aku ngga bisa ingat apa pun yang terjadi 4 tahun belakangan ini?”Mario menghela napas. Mau tak mau menghampiri Cassie yang hanya bisa menunduk pasrah meratapi nasib. Jika tidak disudahi dengan segera, perempuan itu pasti akan menangis dan apabila hal tersebut benar terjadi, tentunya akan membuat Mario repot. Terlebih apabila Andrea dan Edwin tiba-tiba kembali.“Kamu ngga perlu berusaha ingat. Kamu hanya cukup tahu aja,” cetus Mario mengutip perkataan dokter kemarin. Mengambil ponsel dari tangan Cassie, lalu memasukkannya ke dalam saku celana. “Untuk sementara hp ini aku pegang. Kelihatannya kamu harus fokus ke pemulihan ingatan kamu dulu.”Sekian detik berlalu Mario menunggu respons dari Cassie, tapi yang ada perempuan itu hanya berdiam diri menundukkan kepala. Matanya menatap kosong ke arah lantai. Mario sampai memiring-miringkan kepala untuk melihat wajah Cassie dan yang

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Tentang Jonathan

    "Benarkah itu?"Andrea bertanya tidak percaya. Tangannya mencengkeram erat punggung tangan Edwin yang berada di atas pahanya. Baik Andrea maupun Edwin, keduanya langsung menoleh ke arah Cassie yang sedang tertidur. Andrea mendesah berat."Kenapa di saat seperti ini Cassie justru ingat laki-laki itu?" keluhnya menundukkan kepala."Tenang, Ma. Ini kan cuma sementara. Mario juga sudah ada di sini. Sudah pasti Mario ngga akan biarkan Cassie terus-terusan ingat laki-laki jahat itu."Emosi yang sepertinya sudah terpendam sekian lama, mendadak kembali meledak. Terlihat dari ekspresi Edwin beserta nada bicaranya. "Ya, tapi … rasanya belum siap kalau harus menceritakan dari awal pada Cassie, Pa. Bagaimana kalau dia menangis sesenggukan kayak dulu lagi? Ngga mau makan, ngga mau keluar kamar, ngga mau pergi kuliah. Apalagi kondisi Cassie yang seperti sekarang. Mustahil kita cerita ke dia yang sebenarnya."Andrea membenamkan wajahnya ke dalam telapak tangan. Edwin yang duduk di sampingnya, hany

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Suami yang Seharusnya

    “Aku kasih ide untuk bercerai?” Mario terdiam sejenak. Menarik napas panjang, lalu mengembuskan perlahan. Setelah itu barulah dengan yakin dia berujar, “Iya.”“Ngga mungkin,” tampik Cassie tak kalah yakin. “Aku ngga mungkin pernah berpikiran begitu. Aku ngga mau jadi janda,” akunya sambil bergidik ngeri membayangkan statusnya berubah menjadi seekstrem itu di umur yang masih muda.Mario mendengkus. “Memangnya cuma kamu yang bakal punya status begitu? Aku sendiri juga akan menyandang status duda, tapi mau ngga mau kita harus bercerai. Kita ngga bisa terus-menerus mempertahankan rumah tangga yang ngga ada landasan perasaan apa pun.”“Ya tapi cerai bukan jawabannya.”“Lalu apa?”Pertanyaan Mario benar-benar mendesak Cassie. Sudah tertekan dengan kenyataan bahwa dirinya sudah menikah, berumur empat tahun lebih tua, ditambah pula dengan kenyataan jika dirinya sempat memiliki ide untuk bercerai. Apa benar semudah itukah gagasan tersebut terlontar dari bibirnya? Saking tidak kuatnya dihantam

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Secuil Fakta

    "Memang dasar laki-laki mesum!" "Hei, stop sebut aku mesum!""Ya apa lagi kalau bukan mesum?!" balas Cassie tak mau kalah. Semakin menarik selimut menutup seluruh tubuh, hingga yang tampak di dirinya hanyalah kepalanya yang menyembul dari dalam selimut.Mario menegapkan tubuhnya dengan bersungut-sungut. Selama ini belum ada satu orang pun perempuan yang dengan berani menendangnya dan lucunya, rekor itu sekarang terpecahkan oleh seorang perempuan bernama Cassie, istrinya sendiri."Kalaupun kita memang pernah … ng … pernah lakuin itu, memang ada baiknya aku lupain aja! Aku ngga akan mau ingat-ingat lagi!" "Oh, kamu memang ngga perlu repot-repot mengingat soal itu, karena sebenarnya kamu sendiri pun juga berusaha untuk ngga pernah ingat soal pernikahan ini!” sahut Mario kesal. Masih emosi akibat tendangan Cassie tadi.Cassie merespons dengan dahi mengerut. "Maksudnya?""Kita ngga pernah melakukan apa pun." "Apa pun?" tanya Cassie memastikan ulang. "Tapi ... kita kan udah nikah," lanjut

  • Sandiwara Suami Tercinta untuk Istri Amnesia   Semuanya Ingat, Kecuali Kamu

    "Su-suami?" tanya Cassie bingung seraya memandang Si Lelaki Mesum—yang rupanya bernama Mario. Dia pun membalas tatapan Cassie dengan wajah sedikit terangkat seiring dengan kedua tangan yang dijejalkan ke dalam saku celana. "Iya. Mario. Suami kamu." Andrea menekankan."Jadi maksud Mama aku udah nikah?""Tentu saja, Sayang. Bahkan pernikahan kamu sudah jalan 6 bulan. Kamu lupa itu?"Mata besar Cassie memelotot. "6 bulan?!""Hei, Sayang, ada apa dengan kamu? Kenapa kamu bisa lupa dengan Tante Lily, Om Samuel, juga Mario?"Andrea membelai kepala dan pipi Cassie di saat mata Cassie masih melekat pada Mario. Masih terlampau syok tatkala tahu lelaki itu adalah suaminya. "Cassie, kamu benar-benar ngga ingat apa pun tentang kami?" tanya wanita asing yang telah diketahui bernama Lily. Pria plontos yang juga diketahui bernama Samuel pun merangkul sang istri dengan tatapan sedih. Jadi, mereka berdua adalah mertuanya? Sungguh?Entah kenapa Cassie jadi tidak enak hati. Dia tampak seperti melakukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status