Share

Bab 7

Sewaktu masih berpacaran dengan Rachel, Michael pernah satu kali mengajak Rachel bertemu dengan ibunya. Waktu itu, Adel merasa kurang puas dengan latar belakang Rachel.

Sepanjang makan, ekspresi Adel benar-benar tidak enak dilihat. Suasana makan saat itu juga menjadi tidak enak.

Kemudian saat Rachel ke toilet, dia secara tidak sengaja mendengar Adel menyuruh Michael untuk putus apa pun yang terjadi dari Rachel karena Rachel dinilai tidak pantas untuk Michael.

Namun, Michael dengan tegas mengatakan kepada Rachel bahwa dia akan membujuk ibunya agar merestui hubungan mereka. Waktu itu, Rachel merasa sangat tersentuh. Dia bahkan menganggap Michael adalah pria yang sangat bertanggung jawab.

Sekarang setelah dipikir-pikir lagi, rasanya agak konyol.

Begitu melihat Rachel, ekspresi Adel juga segera menjadi tidak enak dilihat.

Dia mengangkat dagunya dengan angkuh dan menyindir, "Rachel, kenapa kamu mengejar Michael sampai ke sini? Michael itu akan bertunangan dengan Jesslyn!"

Ucapan Adel itu langsung membuat Rachel sadar bahwa wanita itu pasti sudah tahu tentang hubungan Michael dan Jesslyn. Dia pasti hanya membiarkan Michael memutuskannya.

"Aku nggak mengejar Michael," jawab Rachel dengan dingin.

Bajingan itu akan bertunangan dengan wanita lain, jadi Rachel tidak mungkin masih memiliki perasaan apa pun kepadanya apalagi sampai mati-matian mengejar.

"Masih bisa bilang nggak ya kamu!" tegur Adel dengan dingin.

Mereka baru-baru ini ke Kota Bansar dari Kota Darsa, tetapi Rachel sudah ada di sini. Jangan bilang itu bukan karena dia masih belum bisa merelakan Michael?

Adel menatap Rachel dengan kesan menghina sambil berkata dengan nada kasar, "Orang miskin yang berasal dari keluarga nggak terkenal dengan ibu sakit-sakitan kayak kamu itu sama sekali nggak pantas untuk Michael. Justru calon menantu seperti Jesslyn-lah yang kurestui!"

"Lebih baik kamu nggak usah berpikiran macam-macam. Kamu itu cuma wanita yang menjadi bahan bersenang-senangnya putraku!" hina Adel lagi sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Yah, semoga putramu dan Jesslyn bersama selamanya. Semoga mereka sama-sama nggak subur dan dilimpahi banyak keturunan angkat," sindir Rachel dengan sorot tatapan dingin.

Jesslyn adalah teman sekamar Rachel semasa kuliah, keluarganya cukup kaya.

Entah bagaimana Jesslyn bisa menaklukkan Adel sampai-sampai Adel sepuas itu dengannya sebagai calon menantu. Mungkin segalanya akan berbeda apabila Rachel memberi tahu Adel bahwa Harsono Praja adalah ayahnya.

Sayangnya, Rachel dan Harsono itu tidak akur. Sudah sekian tahun Rachel meninggalkan Keluarga Praja tanpa mengandalkan Harsono, jadi sekarang pun Rachel tidak mau bergantung kepada ayahnya itu.

Selama ini, Rachel pikir Adel pasti akan merestui hubungannya dengan Michael asalkan dia berusaha lebih keras. Namun, sekarang terlihat jelas bahwa Adel tidak akan pernah memberikan restunya.

Untungnya saja dia juga tidak pernah memberi tahu Michael tentang Harsono.

"Rachel, bilang apa kamu ini!" Ucapan Rachel tadi membuat ekspresi Adel terlihat sangat marah, sekujur tubuhnya sampai gemetar.

Jesslyn menggandeng tangan Adel dengan kedua tangannya sambil berkata dengan lembut, "Ibu, Rachel memang sifatnya begitu. Jangan sampai terhasut olehnya."

Jesslyn jugalah yang mengatur pesanan Adel. Dia tahu bahwa Adel memandang rendah Rachel, jadi dia sengaja meminta Adel menelepon Rachel ke sini untuk mempermalukan Rachel.

Jesslyn tersenyum senang melihat rencananya yang berjalan dengan lancar.

"Benar juga, aku ini siapa, hah? Masa iya aku selevel dengan perempuan kayak gitu?" dengkus Adel.

Adel pun langsung memerintahkan dengan ekspresi dingin, "Rachel, cepat angkat kakimu dari Grup Haryan atau aku akan memanggil satpam!"

Rachel terlalu malas untuk meladeni Adel.

Dia mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu menjawab dengan nada bisnis, "Bu Adel, seminggu yang lalu Ibu memesan jasaku untuk menggambar mural dan kita sudah menandatangani kontrak secara online. Kalau Ibu melanggar kontrak, uang muka yang sudah dibayarkan tidak akan dikembalikan."

"Ibu mau melunasi pembayarannya dengan uang tunai atau pembayaran digital?" tanya Rachel dengan tenang sambil menatap Adel.

"Kamu!" Ekspresi Adel terlihat sangat marah.

Biaya menggambar mural di seluruh dinding tidaklah murah. Adel bukannya tidak bisa melunasi harganya, tetapi dia merasa kesal dan marah karena diancam oleh Rachel.

"Ibu, jangan batalkan pesanannya. Toh mencari orang baru juga butuh waktu," saran Jesslyn yang berdiri di samping Adel.

Jesslyn sudah merasa iri dengan Rachel semenjak mereka masih kuliah. Padahal mereka sama-sama berasal dari keluarga miskin, tetapi Rachel lebih pintar darinya, memiliki pembawaan yang lebih baik darinya dan ada lebih banyak pria yang menyukai Rachel daripada dia.

Sekarang, dia akhirnya merasa berhasil mengalahkan Rachel karena bisa merebut Michael dari Rachel.

Bukankah dia bisa terus menindas dan mempermalukan Rachel apabila Rachel tetap di sini untuk melukis?

Adel pun mengernyit dan memerintahkan dengan kasar, "Gambar yang benar, ya! Kalau sampai jelek, justru kamu yang harus bayar kepadaku!"

"Tenang saja, kujamin kamu nggak akan kecewa dengan kemampuanku menggambar."

Setelah berkata seperti itu, Rachel pun berbalik badan dan berjalan pergi.

Sementara itu, seorang pria yang duduk di balik kaca gelap sebuah mobil Rolls-Royce yang diparkir di pinggir jalan tampak mengernyit, ekspresinya agak tidak enak dilihat.

Dia mendengar perdebatan Adel dan Rachel barusan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status