Apakah ini berarti Darian adalah orang yang sangat kesepian?Hati Rachel sedikit tergugah. Tanpa berpikir panjang, dia berkata, "Kita ini suami istri, mulai sekarang, aku adalah keluargamu."Setelah mengucapkannya, dia langsung merasa ingin menggigit lidahnya sendiri.Dia buru-buru mencoba memperbaiki kata-katanya, "Nggak, maksudku ....""Aku mengerti," jawab Darian dengan suara yang mengandung tawa.Baiklah, kata-katanya sudah terlanjur diucapkan. Makin dijelaskan justru akan makin kacau. Jadi, Rachel hanya bisa diam menutup mulutnya."Aku mau tidur. Selamat malam," ucap Rachel dengan canggung, lalu bersembunyi di balik selimut."Selamat malam," jawab Darian.Pada saat itu, di rumah Keluarga Hanjaya, Sarah yang sedang begadang membaca novel bersin beberapa kali berturut-turut. Dia mengusap hidungnya, lalu bergumam pada diri sendiri, "Aneh, padahal cuacanya sangat panas, kenapa aku bersin? Jangan-jangan kesayanganku sedang merindukanku?"Keesokan paginya, Rachel membuka matanya.Begitu
Setelah keluar dari kamar mandi, Darian kembali dengan penampilan dingin dan tenangnya, seolah-olah orang yang tadi pagi kehilangan kendali bukanlah dirinya.Rachel sudah bangun. Dia sedang menyiapkan sarapan.Meskipun satu tangannya tidak bisa digunakan, dia masih bisa melakukan hal sederhana seperti memanggang roti serta menggoreng telur.Ketika Darian keluar, dia melihat Rachel sedang mengayunkan spatula. Gerakannya jauh lebih canggung dibanding biasanya.Dia diam-diam mengutuk Rachel sebagai orang bodoh dalam hatinya. Kemudian, dia melangkah mendekat, mengambil spatula dari tangan Rachel, lalu berkata pelan, "Biar aku saja.""Kamu bisa melakukannya?" tanya Rachel.Melihat tatapan ragu di mata Rachel, Darian teringat insiden sebelumnya ketika dia memecahkan piring.Wajah tampannya tampak sedikit tersipu. Dia berdeham, lalu meletakkan spatula di tangannya sambil berkata, "Lebih baik pesan makanan saja."Rachel berujar, "Tapi ....""Apa kamu nggak mau tanganmu segera sembuh?" sela Dar
Setelah menutup telepon, Adel menatap Michael yang ada di depannya.Dia mengerutkan kening, dengan tidak sabar mendesak, "Michael, Darian sudah kembali dari perjalanan bisnis. Kamu harus segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuanmu di depannya, agar dia bisa melihat potensimu, lalu bisa memberimu tanggung jawab yang lebih besar.""Kamu sudah bekerja cukup lama di Grup Haryan, tapi belum ada pekerjaan penting yang kamu tangani. Bahkan satu kasus besar pun belum ada. Ini nggak bisa dibiarkan!" lanjut Adel.Meskipun Michael diangkat menjadi manajer di Grup Haryan, pekerjaannya hanya berkaitan dengan urusan kecil dan sepele. Sementara untuk klien penting, itu bukan tanggung jawabnya sama sekali.Hal ini membuat Adel merasa cemas.Rasa tidak sabar muncul di wajah Michael. Dia berkata dengan nada kecewa, "Aku sudah beberapa kali mencoba untuk menemuinya, tapi dia selalu sibuk. Aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Darian memang selalu sibuk, tapi Michael tidak berani meng
Di sebuah rumah di pinggiran Kota Bansar, Calvin sedang ditahan di sana.Bukan hanya kebebasannya yang dibatasi, tapi bahkan ponselnya pun disadap.Setelah mengetahui identitas Darian sebagai Darian Hanjaya, Calvin kehilangan semua keberanian untuk melawan. Dia hanya berharap bisa membunuh Jesslyn, wanita yang telah menghancurkan hidupnya itu.Sekarang, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan bersikap patuh.Namun, dia masih belum tahu apa yang sebenarnya diinginkan Darian darinya.Calvin melirik Jefri yang ada di sampingnya, memohon dengan putus asa, "Pak Jefri, aku sudah melakukan apa yang kamu minta. Bisakah kamu membelaku sedikit di depan Pak Darian? Semua ini karena wanita itu yang menggodaku. Aku hanya tergoda sesaat."Jefri menatapnya dengan tatapan dingin, mendengus, lalu berkata, "Kamu berani menyentuh orang yang seharusnya nggak kamu sentuh. Kemarahan Pak Darian masih belum hilang sepenuhnya, jadi mari kita lihat bagaimana kamu bertindak selanjutnya."...Di dala
"Sudah menikah?" tanya Jesslyn dengan terkejut.Jesslyn teringat terakhir kali melihat seorang pria yang pergi bersama Rachel. Namun, karena terburu-buru, dia sama sekali tidak melihat dengan jelas penampilan pria itu.Terlepas dari apakah Rachel benar-benar menikah dengan pria lain atau tidak, Jesslyn tetap tidak akan membiarkan Rachel memiliki kesempatan untuk mendekati Michael!Jesslyn ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Terakhir kali aku memang melihat Rachel bersama seorang pria.""Seperti apa pria itu? Apakah kamu tahu siapa dia?" tanya Michael dengan emosional.Jesslyn dibuat terkejut.Jesslyn memandang Michael dengan waspada, lalu bertanya, "Michael, kenapa kamu begitu emosional? Apa kamu masih belum bisa melupakan Rachel?"Makin Jesslyn memikirkannya, makin dia merasa bahwa kemungkinan besar Michael masih menyimpan perasaan untuk Rachel.Michael pernah mengatakan pada Jesslyn bahwa dia tidak pernah menyentuh Rachel.Karena Rachel yang selalu berpura-pura suci, Michael menjadi
Rachel Praja sama sekali tidak menyangka akan melihat sesuatu seperti ini!Bisa-bisanya tunangannya menyelingkuhinya!Hawa panas memenuhi ruangan itu dengan sepasang sejoli yang saling bertindihan dalam kenikmatan. Si wanita tidak bisa berhenti mendesah dan mengerang."Engh .... Michael, pelan sedikit! Kamu hebat sekali ...."Wanita itu adalah sahabat Rachel, Jesslyn Praja, sementara pria itu adalah pacar Rachel selama tiga tahun ini, Michael Hanjaya. Bisa-bisanya mereka berdua berselingkuh!Rachel tersenyum getir menatap dua orang yang asyik sendiri itu. Padahal dia sudah memutuskan untuk menetap selamanya di Kota Bansar dan bahkan berencana untuk menikah dengan Michael, tetapi ternyata pacarnya itu memberikannya kejutan mendadak seperti ini.Rachel pun membanting pintu hingga terbuka dengan kencang, sontak menyadarkan sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara itu."Michael, Jesslyn! Berani-beraninya kalian!"Michael refleks melepaskan Jesslyn dan menutupi tubuhnya dengan selembar se
Rachel dan Sarah yang mabuk pun pulang ke rumah Keluarga Hanjaya.Sarah menarik Rachel ke lantai atas, lalu membuka pintu kamar sambil berkata, "Rachel, malam ini kamu tidur di sini, ya. Ini ... Kamarku ...."Rachel didorong masuk ke dalam kamar dengan keadaan yang setengah sadar.Ruangan itu gelap gulita, Rachel harus meraba-raba tempat tidur dengan mata setengah tertutup. Setelah ketemu, dia langsung menjatuhkan diri ke atas kasur.Setengah jam kemudian, pintu kamar pun terbuka."Ctak!" Darian menekan saklar lampu, lalu berjalan masuk dengan ekspresi acuh tak acuh. Dia melepas jasnya dan langsung melemparkannya ke atas tempat tidur. Dia tidak melihat tubuh mungil Rachel yang meringkuk di atas sana.Darian melepas dasinya, lalu masuk ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian, bunyi gemericik air pun terdengar.Rachel yang sedang bergelung di atas tempat tidur pun tiba-tiba memutar tubuhnya dan keluar dari balik selimut sambil bergumam, "Mau ke toilet ...."Rachel berusaha untuk bangkit d
Rachel merasa sangat malu. Selama ini dia selalu pendiam dan konservatif, tetapi hari ini dia benar-benar melewati semua batasan dan mempermalukan diri sendiri.Begitu menyadari bahwa tangannya masih memegang handuk Darian, Rachel pun buru-buru menyerahkan handuk itu kembali kepada Darian dengan wajah yang merah padam seperti kepiting rebus. "Ma ... maaf! Aku nggak sengaja!"Astaga, tolong selamatkan dia!Rachel terkesan seperti seorang tukang intip nan mesum!Darian mengenakan jubah mandi dengan tenang, pinggangnya tertutup rapat oleh sabuk jubah mandi. Warna hitam pada jubah mandi itu membuat Darian tampak berwibawa dan bermartabat.Darian pun berbalik badan dan berjalan keluar dari kamar mandi. Rachel mengikutinya dengan kepala yang tertunduk lesu. Dia termangu menatap punggung Darian yang bertubuh tinggi, rasanya seperti sedang bermimpi.Setelah keluar dari kamar mandi, Rachel pun berdiri dengan canggung."Sini," perintah Darian sambil berjalan membawa kotak P3K ke sofa.Rachel pun