Share

16. Bukan Mainan

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-15 20:02:45

Part 13a

Mata ibu membulat. "Kau?"

Saga tersenyum kemudian merangkul pundak Damay. "Iya, ini saya, Bu."

"Ck, dasar berandalan! Punya muka juga kau datang lagi kesini! Kupikir kau pergi selamanya ke habitatmu dan takkan kembali lagi!"

"Tentu saja saya punya muka, Bu. Kalau gak punya muka berarti saya makhluk dunia lain."

"Pantas, kamu memang seperti setan!"

Damay menoleh ke arah sang suami yang juga spontanitas menatapnya. Ia menggeleng pelan agar suaminya berhenti meladeni ucapan sang ibunda.

"Sudah, sudah. Bu, itu sotonya buat makan malam, nanti keburu dingin," ujar Damay menengahi.

"Kalau masalah bayar air dan listrik, ini belum waktunya aku gajian, Bu. Kalau aku dah gajian, pasti aku akan bayar. Kami permisi masuk ke kamar dulu," pungkas Damay lagi seraya menarik tangan sang suami.

"Damay, ibu belum selesai bicara! Dasar anak itu!" Ibu mendumal kesal, tapi ia pun segera berlalu menuju dapur.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Triana wahyuningsih Wahyuningsih
bagus ceritanya tapi bukanya susah dibatasi ...
goodnovel comment avatar
NACL
aduh anak kesayangan Bu Novi pulang kaga bawa apa² hmmmmm
goodnovel comment avatar
Fatimah Zuhra
sekedar minta informasi, thor... sehari update-nya berapa bab?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   17. Siapa dia?

    Part 13b"Emmhh tidak apa-apa, tapi bukankah itu membutuhkan uang yang cukup banyak?"Saga tersenyum melihat kepolosan sang istri. "Kamu tidak perlu khawatirkan masalah biayanya. Aku yang tanggung semuanya."Damay mengangguk ragu."Kenapa kamu masih ragu-ragu?"Saga tertawa kecil. "Aku memang terlihat seperti berandalan, tapi jangan khawatir tentang apapun, May, apalagi masalah biaya. Aku akan menghandle semuanya. Aku hanya sedang meminta persetujuanmu saja.""Baiklah. Aku menurut saja, Mas. Kapan rencananya?""Besok apa kau akan kerja lagi?""Iya, Mas.""Ya sudah, pulang kerja aku jemput ya. Besok aku akan ajak kamu ke tempat tinggalku dan mengenalkan kamu pada mereka. Lalu, kita bisa bilang ke keluargamu mengenai acara syukuran. Minta pendapat mereka, kapan sebaiknya acara dilakukan."Damay mengangguk lagi. "Sebenarnya kemarin bapak juga bilang masalah acara syukuran ini, Mas, tapi ibu gak se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   18. Tidak Asing

    Part 14a'Siapa dia sebenarnya? Kenapa matanya seperti tidak asing?' gumam Mega dalam hati.Sebuah tepukan di pundak membuyarkan lamunan Mega."Hei Mega, kenapa bengong terus dari tadi? Ayo kerja lagi, Pak Bosnya sudah lewat.""Tunggu, Sil. Aku mau nanya, Pak Bos itu orang yang seperti apa sih?" tanya Mega pada rekan kerjanya itu."Maksudnya?""Iya, itu kenapa maskernya gak dibuka?""Sudah dari dulu begitu. Tiap datang ke sini pasti selalu pakai masker.""Terus kenapa orang-orang di sini pada segan dan takut?""Ya iyalah dia kan bos utama, yang pegang wewenang di sini, ya pasti orang-orang pada segan."Mega tertawa kecil. "Apa dia sudah punya istri?""Aku gak tahu masalah itu, kehidupan pribadinya terlalu tertutup. Tapi kamu pikir sendiri deh, masa iya sudah kaya, mapan, tampan, perfect, gak punya istri? Rasanya gak mungkin 'kan?""Bener juga sih. Kok kamu bisa tahu kalau dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   19. Ungkapan

    Part 14b"Kenapa kita ke sini, Mas? Ini dimana?" tanya Damay, heran."Kau akan tahu sebentar lagi," jawab Saga sambil tersenyum misterius.Ketika mereka masuk ke dalam, anak-anak jalanan itu menyambut mereka dengan hangat. Menyanyikan sebuah lagu. Dan dda sebuah kalimat yang dituliskan di sebuah kertas panjang yang dipegang oleh beberapa anak.*Selamat datang matahari kami, terima kasih sudah menyinari kami* "Selamat datang Kak Saga!" Mereka tersenyum cerah dan berteriak riuh. Saga tersenyum lebar melihatnya."Apa yang sedang terjadi, Mas?" tanya Damay, matanya berbinar-binar."Kau ingat, bukan? Aku ingin memperkenalkanmu pada keluarga. Mereka lah keluargaku, Damay. Anak-anak yang kurang beruntung ini, sudah mewarnai hari-hariku sejak dulu. Maaf mungkin ini di luar ekspektasimu. Tapi beginilah hidupku."Damay menoleh menatap anak-anak yang ekspresinya terlihat antusias. 'Jadi Mas Saga tinggal di sini? Tinggal b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   20. Jangan Menilai Dari Penampilan

    Part 15a"Ayo kita pulang, atau mau nginep di sini?" tanya Saga. Saat itu, waktu menujukkan pukul 21.00 WIB."Iya, kita pulang saja, Mas, takut bapak khawatir.""Harusnya sih gak khawatir ya, kan pergi sama suami sendiri," sahut Saga dengan nada meledek.Damay hanya bisa mengulum senyum. Saga mampu mencairkan suasana, meski kesan pertama waktu melihatnya ia terlihat begitu menyeramkan.Setelah berpamitan dengan semuanya, mereka pergi melesat dengan motornya. Di tengah perjalanan, Saga menghentikan motornya di depan minimarket. "Kenapa berhenti, Mas?""Ayo kita belanja!""Belanja?""Iya, ambil apapun yang kamu suka ya!""Serius?""Dua rius malah!""Yeee ....!"Saga langsung menggandeng tangan Damay dan membawanya masuk ke dalam minimarket yang buka sampai jam 10 malam."Ayo, kenapa ragu-ragu? Ambillah apapun yang kamu suka!"Mau tak mau akhirnya Dama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   21. Dua Garis Merah

    Part 15b Ibu terdiam kali ini tak banyak ocehan yang keluar dari mulutnya. Ternyata ada Saga yang memperhatikan mereka. Melihat hal itu, ibu melenggang pergi meninggalkan anak dan menantunya. "Mas mau aku buatkan teh atau kopi?" "Hmmm tidak usah, May. Bukankah kita mau sarapan bersama? Kamu sudah memasaknya bukan? Aku menghirup aroma lezat di sini." Damay mengangguk lalu membawa masakannya ke meja makan. Dan mulai menikmati sarapan bersama keluarga. Namun sayangnya, pagi itu Mega tampak berbeda, ia langsung pergi kerja begitu saja tanpa sarapan dan tanpa ocehan julidnya. "Mega, kamu tidak sarapan dulu, Nak?" tanya ibu yang hanya dijawab lambaian tangannya. *** Sore yang cerah usai pulang dari kantor. Mega langsung berlari ke arah mobil yang hendak pergi dari area parkir. Brak brak brak, gadis itu menggedor kaca jendela mobil membuat sang empunya be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   22. Shock

    Part 16a"Apa? Kok cuma segini? Uang 7 juta cukup untuk apa? Biaya hajatan aja nyampe puluhan juta! Astaga, pelit sekali calonmu itu, Mega!" Ibu shock, seakan tak percaya kalau calon menantu yang dibangga-banggakan justru tak sesuai ekspektasinya.Mega terdiam. Ia juga tak menyangka, Guntur hanya memberikan uang 7 juta saja. Dia memang bilang keuangannya sedang menipis, tapi seenggaknya bisa diusahakan bukan?"Bu, kata Mas Gun keuangannya sedang menipis, kemarin orang tuanya habis kena tipu jadi mereka habis kehilangan banyak uang," kilah Mega berbohong. "Halah itu paling akal-akalan mereka saja yang gak mau ngasih uang banyak! Kalau dia beneran cinta ama kamu, dia pasti akan mengusahakan yang terbaik! Bagaimana mungkin dia menghargai kamu hanya dengan jumlah sekecil ini?!" Bu Siti hampir berteriak. Mega yang duduk di sampingnya, terlihat bingung."Bu, sudah, Bu. Mungkin Nak Gun memang sedang tidak ada uang, sudah terima saja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   23. Berapa Yang Kamu Inginkan?

    Part 16b Kali ini Mega bersimpuh di hadapan bapak tirinya. "Pak ...." "Tapi semuanya sudah terjadi, maka kamu harus menghadapinya. Bapak akan bantu bujuk ibu. Dan bapak mohon kamu jangan lakukan kesalahan yang lain ya!" "Iya, Pak," sahut Mega sambil terisak. *** Sementara itu di belakang, Damay dan Saga masih berbincang santai. "Ternyata kita memang punya kesamaan ya, sudah kehilangan ibu sejak kecil. Jadi aku tahu gimana rasanya saat sedih gak ada yang menghibur, saat down gak ada yang menyemangati," ucap Saga seraya tersenyum getir. "Tapi sekarang aku sudah mulai berdamai dengan keadaan. Kau juga kan?" Damay mengangguk. "Kita hanya bisa berharap agar hari-hari yang dijalani dipenuhi kebahagiaan dan keberkahan hidup. Oh iya, Damay, kapan kau libur kerja? Hari minggu?" "Tidak, Mas. Kalau hari minggu justru banyak pelanggan yang datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   24. Menolak

    Part 17a"Kamu butuh uang berapa? Aku akan memberikannya untukmu. 10 juta? 50 juta atau 100 juta?""Aku tidak tahu apa maksud Tante mengatakan hal itu.""Tidak usah pura-pura bodoh, Damay. Katakan saja berapa maumu, akan kupenuhi semua. Tapi tinggalkanlah Saga, berpisahlah dengannya!" ujar Nova tanpa basa-basiDeg! Jantung Damay berdebar lebih kencang. Bisa-bisanya wanita asing yang tiba-tiba datang, tiba-tiba juga menyuruhnya berpisah dengan sang suami. "Apa alasannya? Kenapa aku harus meninggalkan Mas Saga, kami--""Sudah sangat jelas bukan? Kau tidak cocok dengannya. Keluarga kita sangat berbeda. Saga dilahirkan dari keluarga kaya dan terhormat." Nova memotong ucapan Damay. Hati Damay terasa begitu perih mendengar hinaan wanita cantik itu. Begitu hinakah dirinya karena miskin tak punya harta?"Lalu, hanya karena keluarga kita berbeda, Tante bisa seenaknya ngomong begini?" sahut Damay dengan mata berkaca-kac

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18

Bab terbaru

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   219. Kamu Aman

    Saga menggenggam tangan Damay dengan erat, memimpin langkahnya keluar dari pesawat dengan cepat, namun hatinya tak tenang. Ia bisa merasakan tubuh istrinya bergetar dalam pelukannya, tangisannya belum berhenti. "Rain hilang, Mas. Aku gak tau dia dimana? Mereka menyemprotkan obat bius, saat sadar aku udah di pesawat dan terpisah dengan Rain," ucap Damay dengan suara tercekat, matanya penuh kecemasan, air mata terus mengalir.Saga berhenti sejenak, menghadap istrinya. Dengan tangan yang masih menggenggam erat, ia menatap dalam-dalam mata Damay. "Rain aman, Sayang. Jangan khawatir. Aku janji, semuanya akan baik-baik saja."Damay menatapnya dengan mata merah, masih tak sepenuhnya percaya. "Tapi tadi... mereka...""Semuanya sudah diatasi. Rain aman di tempat yang paling aman sekarang," kata Saga, suaranya penuh keyakinan. "Aku sudah pastikan itu. Kamu jangan khawatir lagi ya."Damay mengangguk perlahan, meski masih terlihat cemas. S

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   218. Penyergapan

    "Jangan coba-coba kabur!" katanya, dengan nada yang lebih kasar.Begitu pintu pesawat terbuka, para penumpang mulai berdiri dan mengambil barang bawaan mereka.Suasana di dalam kabin terasa tegang, Di luar, tim keamanan bandara bersama anggota TNI sudah bersiap. Mereka berdiri dalam posisi strategis, beberapa petugas berpakaian sipil menyamar sebagai staf bandara, sementara yang lainnya terlihat berjaga di pintu keluar dengan sikap siaga penuh.Seorang petugas keamanan memasuki pesawat dengan langkah mantap."Mohon maaf, kami akan melakukan pemeriksaan. Harap semua penumpang tetap tenang," ucapnya dengan suara tegas.Mata pria kekar itu langsung berkilat waspada. Damay merasakan cengkeraman di lengannya menguat, seakan pria itu ingin memastikan dirinya tetap di tempat.Petugas mulai memeriksa satu per satu penumpang, meminta mereka menunjukkan identitas. Beberapa orang terlihat bingung, tetapi tetap menurut.Saat gi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   217. Tegang

    Saga memasuki helikopter dengan cepat, dibantu oleh beberapa anggota TNI yang sudah siap sedia. Suara mesin helikopter yang bergemuruh membuat suasana semakin tegang, seakan memaksa adrenalin Saga untuk bekerja lebih cepat. Angin yang kencang menyapu wajahnya, tetapi hatinya tetap fokus pada satu tujuan: menangkap mereka sebelum Damay hilang terlalu jauh."Semuanya sudah siap, Pak," ujar salah satu anggota TNI yang bertugas mengawasi peralatan di helikopter.Saga hanya mengangguk, matanya menatap horizon yang semakin jauh meninggalkan Soekarno-Hatta. Di balik kecemasan yang menggelayutinta, ada tekad yang semakin menguat. "Helikopter ini akan membawa kita langsung ke Juanda dalam waktu kurang dari satu jam, Pak. Kami akan mengatur jalur agar lebih cepat," lanjut anggota TNI lainnya.Saga menghela napas panjang. Pikirannya terus melayang pada Damay dan Aidan, mengetahui betapa besar ancaman yang ada di depan mata.“Setelah kita mendarat,

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   216. Pengalihan Rute

    Pak Tom mengangguk cepat. Begitu teleponnya dimatikan, Saga segera mengarahkan tim yang ada di bandara untuk membantu situasi darurat di lokasi kebakaran. "Kita butuh tim penyelamat sekarang. Segera kirim tim ke lokasi kebakaran Pak Jerry. Mereka harus cepat, pastikan mereka berhasil menyelamatkan Pak Jerry," perintah Saga."Beberapa dari kalian ada yang ikut aku ke Juanda, dan yang lain ikut dengan Pak Tom," ujar Saga dengan tegas, memberi perintah pada timnya.Meskipun ia harus fokus pada penculikan Damay, situasi ini membuatnya semakin terbebani. "Semoga semuanya berjalan lancar," gumamnya dalam hati.Setelah Saga memberi instruksi kepada timnya di bandara, ia melangkah ke luar menuju tempat yang telah disiapkan oleh pihak TNI. Di sana, ia bertemu dengan beberapa anggota TNI yang sudah menunggu. Salah satu dari mereka, seorang perwira dengan pangkat letnan kolonel, segera mendekatinya."Pak Saga, kami sudah siap membantu. Apa yang bis

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   215. Terlambat

    Saga tiba di bandara, wajahnya tegang dan matanya penuh tekad. Ia memerintahkan timnya untuk menyebar dan mencari setiap petunjuk yang ada. "Aku ingin kalian mengecek setiap pesawat dan setiap terminal. Mereka tidak boleh lolos begitu saja." Pak Tom mengangguk. "Kita harus menemukan mereka, Mas. Kalau tidak, semuanya akan semakin sulit." Mereka mulai bergerak cepat, menyisir setiap sudut bandara, mencari jejak yang bisa mengarah pada penculik Damay. Saga tidak bisa berpaling, hatinya masih tertinggal di rumah sakit, memikirkan Baby Rain yang tengah dirawat. "Kami sudah mengecek beberapa pesawat yang lepas landas hari ini. Dan ada satu pesawat yang kami curigai yaitu pesawat tujuan Korea." "Korea?" tanya Saga memicingkan matanya. "Benar, Mas Bos." Tangan Saga mengepal erat. "Tidak salah lagi, ini ada hubungannya dengan Aidan." Suara langkah kaki terdengar dari belakang. Seorang pr

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   214. Rumah Sakit

    Mereka segera menyebar, memeriksa setiap sudut bangunan terbengkalai itu. Saga memeriksa setiap pintu dan jendela, mencoba menemukan petunjuk lebih lanjut, sementara pikirannya terus berputar. Ia bisa merasakan gelisah di dalam dirinya. Damay dan Baby Rain harus segera ditemukan, sebelum semuanya terlambat.Di luar, udara mulai terasa dingin, angin berhembus kencang, membawa kabut yang mempersulit pandangan.Pak Tom, yang khawatir dengan keadaan Damay dan Baby Rain, menyarankan, “Mas, kita harus hati-hati. Kalau mereka sudah meninggalkan tempat ini, kita bisa saja kehabisan waktu.”Saga mengangguk, tatapannya tajam. “Tidak ada waktu untuk ragu. Mereka bersembunyi di luar sana, dan aku akan menemukannya.”***Baby Rain tergeletak lemas di lokasi yang sunyi, tak sadarkan diri karena dehidrasi dan kelelahan. Wajahnya pucat, tubuh kecilnya terbaring di dekat tumpukkan peti kayu.Tim Saga akhirnya sampai di lokasi, bergerak cepat deng

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   213. Di Lokasi

    Saga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menembus jalanan yang semakin gelap karena mendung. Matanya yang tajam terus memindai jalanan di depannya, berusaha mencari tanda-tanda yang bisa membawanya ke tempat Damay dan Baby Rain. "Pak, kami menemukan Pak Sammy! Dia tergeletak di pinggir jalan, dekat dengan hutan kota. Kritis, tapi masih hidup," ujar Pak Tom memecah ketegangan. Ia masih menatap tabletnya. Saga menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya, meskipun gelombang kecemasan terus menghantam dadanya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Saga menekan gas lebih dalam. Hutan kota semakin dekat, dan jantungnya berdegup semakin cepat. Tak lama, Saga sampai di lokasi yang dimaksud. Ia melihat sebuah mobil yang tampak terbengkalai di pinggir jalan. Itu adalah mobil miliknya. Ia segera menghentikan mobil dan berlari menuju ke tubuh Pak Sammy yang tergeletak di samping kendaraan.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   212. Target

    Aidan menghela napas panjang, matanya terfokus pada pemandangan kota yang redup di bawahnya. Keadaan semakin pelik, dan setiap langkah harus diambil dengan sangat hati-hati. Jika tidak, semuanya bisa berantakan dalam sekejap. "Jangan biarkan mereka tahu tentang keberadaan kita," perintahnya sekali lagi, suara keras dan tegas, menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk kesalahan. "Akan segera diselesaikan, Pak Aidan," jawabnya dengan suara penuh ketakutan. Aidan mengakhiri percakapan itu dengan sebuah ketukan cepat pada layar ponselnya. Ia berbalik dan menatap ruangannya, lalu menyeringai pelan. ***Damay tersentak dari lamunannya ketika mobil van berhenti mendadak. Salah satu pria membuka pintu dan menarik Damay keluar. "Ayo turun! Jangan bikin ribut, atau anakmu jadi korban!" Damay memeluk Baby Rain erat, tubuhnya menegang. Ia digiring ke sebuah bangunan tua yang terlihat seperti gudang terbengkal

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   211. Van Hitam

    Mobil van hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak debu di jalanan sepi. Damay terjepit di sudut kursi, napasnya memburu, tubuhnya gemetar. Di pelukannya, Baby Rain menangis tersedu-sedu, tangannya kecilnya mencengkeram kuat baju ibunya seolah tak mau terpisah. Damay mencoba mengatur napas, berusaha berpikir jernih. Tapi bagaimana bisa? Tangannya masih terasa sakit akibat genggaman kasar pria tadi. Lututnya lemas, tapi insting keibuannya membuatnya tetap bertahan. "DIAAMM!" suara berat pria di sampingnya menghardik. Bau rokok dari tubuhnya menusuk hidung, sementara wajahnya yang dipenuhi luka lama terlihat dingin dan tak berperasaan. Baby Rain menangis lebih keras. Damay hanya bisa memeluk Baby Rain yang terus menangis di pelukannya. Air mata membasahi wajahnya. Di tengah ketakutannya, ia terus berharap. 'Mas Saga, tolong kami,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status