Beranda / Romansa / SUAMIKU CEO BUTA / BAB 1 TERHERAN-HERAN

Share

SUAMIKU CEO BUTA
SUAMIKU CEO BUTA
Penulis: Dewi intan

BAB 1 TERHERAN-HERAN

CEO BUTA

Oke dimulai.

Tinggalkan like, komen, ulasan dan follow ya kawan online. Author akan sedih jika tidak ada jejak.

Ceritanya dewasa ya readers, uh kalau takut kamu terbayang-bayang diskip aja yah jangan di report, nanti author bisa nangis huhuhu  😭

CUMA MAU BILANG, BACA BAB 1 INI SAMPAI HABIS. KALIAN AKAN MENEMUKAN HARTA KARUN. NANTI PUTUSKAN UNTUK NEXT OR SKIP.

"Bagaimana sudah kau beli perusahaan ayam geprek itu?"

"Sudah tuan! Dan perempuan itu juga sudah ada di balik pintu"

"Apa kau sudah menjelaskan padanya?"

"Sudah tuan dan dia mau."

CEO buta itu bernama Rhoma smith william widyodiningrat. Ibu belanda dan ayah jawa, Rhoma bermata biru, berkulit putih, rambut blonde dan body yang perfect. Tetapi dia buta sejak mengalami kecelakaan februari tahun 2013. Ferarri yang ia kendarai terjun bebas ke jurang sedalam 8 meter. Saraf otot matanya lemah dan mengakibatkan buta. Bisa saja dia mendapatkan donor mata saat itu juga. Tapi dia membiarkannya buta selama 7 tahun lamanya.

Dunia indah sekarang gelap bagaikan jelaga di tengah rerimbunan hutan tropis.

Pendengarannya kini pengganti visualnya. Dia jadi lebih peka dan sensitif terhadap perubahan dan pergerakan. Memanah dengan keadaan buta sangatlah mustahil, tapi dia bisa melesatkan panahnya tepat pada board panah. Hanya mendengar sekali ketukan dari asistennya, tanpa pikir panjang lagi dia langsung memanah. Asistennya pun tidak gentar sama sekali berdiri disamping board panah. Dia percaya tuannya, sudah lebih dari 10 tahun di bekerja untuk Rhoma tuannya.

Hanggara berperawakan tinggi, kuning langsat, tampan, bulu-bulu halus yang menghiasi wajahnya menambah kesan jantan pada dirinya.

***

"Apa kau masih ingat padaku, aku laki-laki buta kemarin yang kau hardik!" Ucap ku dengan tekanan yang mendalam.

"Ma-masih tuan." Ucap pemilik ayam geprek dengan tergagap.

"Pelayan yang kau pecat karena telah membelaku. Bawa di ke hadapanku sekarang. Ku beri waktu satu jam."

"I-iya tuan."

"Kenapa kau masih disini, CEPAT!!"

"I-iiyaaa tuan."

"Dasar perempuan tua bodoh."

Kemarin siang bisa dibilang pengalaman paling menyesakkan dalam hidupku. Bagaimana tidak, dari kecil aku sudah mendapat perlakuan istimewa dari keluarga dan puluhan pelayan dirumahku, belum lagi jutaan karyawan Romo ku di perusahaan dan pabriknya.

Aku iseng ingin makan sendirian di outlet fenomenal itu. Aku memesan sekitar lima puluh ribu, tapi saat itu aku lupa membawa dompet. Karna, biasanya Hanggara lah yang selalu membawakannya untukku. Sopir pun aku suruh pulang, ah sial sekali.

"Maaf Bu, saya lupa bawa dompet. Saya akan menelpon assisten saya," Ucap ku sopan.

"Halah, buta lo ya? Hahaha sok-sokan pake asisten segala. Kere bilang aja, gue ikhlas! Makan kagak mau bayar, lu kira nih tempat makan punya bapak lo, ha?" Kata pemilik outlet ayam geprek itu.

Aku bisa merasakan semua orang melihatku.

"Ada apa sih Bu?" Ucap seorang wanita

"Nih belaga jadi orang kaya, tapi bayar makanan aja gak mampu."

"JAGA MULUTMU!!" BENTAKKU

"HEH!!"

Pendiri outlet itu menyiramku dengan saus sambal yang ada dimeja, aku bisa merasakan semua orang berbisik dan menyayangkan kejadian itu. Aku memanglah buta tapi aku tahu semua yang ada disini. Bahkan semut berjalan di bawah meja pun aku tahu.

"YA ALLAH BUU," teriak wanita itu lagi, sekarang dia membersihkan kaos ku dengan tisu dan sedikit air.

"Biar saya yang bayar."

"ANI!! BERANI-BERANINYA KAMU,DASAR. KAMU SAYA PECAT!"

sungguh tidak waras wanita tua ini.

Ternyata namanya Ani, aku terenyuh dengan kesigapannya pada pelanggan. Harusnya dia yang memiliki outlet ini bukan wanita jahat itu.

"Berhentilah, kamu dipecat gara-gara aku."

"Biarkan tuan, apakah tuan baik-baik saja? Mari saya antar pulang. Rumah tuan dimana? Makanan tuan sudah saya bayar."

Aku menelpon asisten dan sopirku agar tidak menjemputku, aku ingin agar Ani yang mengantarku.

Tingginya sekitar dibawah telingaku, aku bisa merasakan dia berambut panjang.

"Saya tinggal di duta G."

"Oh disitu, dekat rumahku."

Aku heran seorang pelayan bisa menempati rumah dikawasan kaum genset, apa dia candy seseorang?

"Iyakah?"

"Tidak! Saya dibelakang komplek itu tuan, dibalik pagar beton itu adalah perkampungan yang ramai penduduk. Disitulah saya tinggal."

"Oohhh.."

"Mari tuan saya bonceng naik motor."

"Jangan panggil aku tuan, panggil saja Rhoma"

"Iya Rhoma"

Aku memeluknya, sejujurnya aku baru pertama naik motor. Aku takut, bahkan aku belum bisa mengendarainya. Aku selalu memakai mobil dari kecil. Kata Romo, motor itu berbahaya. Jadi, aku tidak mau mengendarainya. Bahkan Mami selalu berselisih tentang motor ini dengan Romo.

Dia sedikit terperanjat ketika aku memeluknya.

"Ini baru pertama kali saya naik motor Ani. Saya takut"

Aku bisa merasakan senyum simpul manis tergambar diwajahnya.

"Iya Rhoma kamu tenang saja"

Dia memakaikanku helem dan jaket, mungkin ini jaket hadiah motor. Bisa kurasakan gesekan parasit murahnya.

Aku diam saja, dia memperlakukanku seperti aku ini sudah lama ia kenal.

Kita jalan, aku memeluk Ani erat. Jangan salahkan aku jika aku akan membawamu ke kehidupanku.

"Rhoma, yang mana rumah kamu?"

"Rumahku paling besar lantai 3."

"Ah iya warna krem itu kah?"

"Iya Ani."

"Rumahmu besar, kenapa kamu tidak melawan ibu Erna tadi"

"Biarkanlah. Aku akan membayarmu karna sudah mengantarku"

"Tidak usah, aku senang mengantarmu"

"Aku akan membayarmu dengan memberikan outlet itu beserta pegawainya padamu."

"Tidak usah Rhoma, aku balik dulu."

"Tung-gu Aniii!!"

Dia langsung gas motornya dengan kencang. Aku bahkan belum meminta nomor teleponnya.

*

Aku menunggu wanita tua itu dengan resah, takutnya dia tidak bisa menemukan Ani.

Aku suruh Hanggara untuk mengikuti wanita tua itu.

Ani, aku tidak tahu bagaimana keluargamu. Yang aku tahu, kamu itu orang baik.

Jangan mengalahkan takdir.

"Tuan, Nona Ani sudah saya kirim ke apartemen milik Tuan Rhoma."

"Bagus sekali!"

"Hay wanita tua enyahlah kau. Aku bisa meruntuhkan usahamu dalam semalam. Jika aku mendengar kau berlaku semena-mena lagi, habislah kau"

"Baik tuan, tidak akan." Aku tahu wanita tua itu sedang gemetaran, peluh membasahi sekujur tubuhnya.

"Hanggara, cepat antar aku ke apartemen."

"Baik tuan"

*

Aku melangkahkan kakiku masuk ke apartemen mewahku. Bisa dibilang aku memang menculiknya.

"Rhoma apa kau menculikku? Untuk apa?" ucapnya penuh kemarahan.

"Aku hanya ingin menemuimu. Mulai sekarang kau tinggal disini."

"Tidak!! Aku akan menikah sebulan lagi."

"Putuskan dia, dan menikahlah denganku"

"AKU TIDAK MENCINTAIMU!!"

Hatiku hancur, dia dengan mudahnya melempar kata-kata itu padaku.

"Aku mencintaimu!"

"AKU JADI MENYESAL TELAH MEMBANTUMU WAKTU ITU. HARUSNYA AKU BIARKAN SAJA ENGKAU"

Aku merasa dia sedang tidak menginginkanku, hatiku terlanjur marah dan membencinya namun aku mencintainya.

"DIAM!! KAU TIDAK BOLEH KEMANA-MANA. BESOK KITA MENIKAH."

BRAKK

Kubanting pintu dan ku kunci dari luar.

Tidakkah kalian heran padaku? Mengapa dengan mudahnya aku bisa mencintai seseorang meski aku tidak bisa melihat wajahnya.

Jika mencintai seseorang perlu tahu fisiknya lalu bagaimana caranya kau mencintai penciptamu?

"Hanggara segera siapkan semuanya."

"Antar aku kerumah Romo."

"Baik Tuan"

*

Rumah kaum genset dengan penjagaan dimana-mana dan cctv yang selalu mengintai.

Romo bukanlah orang yang keras, dia seorang yang arif dan bijaksana. Beda dengan Mami ku, yang selalu mengkritik orang sesuka hatinya.

Tidak lupa aku sungkem pada Romo dan Mami.

"Besok Rhoma akan menikah Romo"

"Apaa? Dengan siapa?"

"Dengan gadis biasa pilihanku sendiri Mami. Aku harap kalian merestui"

"Jika sudah engkau kehendaki, apa yang bisa kami lakukan. Terserah padamu saja."

"Huh tahu begitu, Mami tidak usah repot-repot cari cewe buat kamu"

"cantik gak?"

"Apa mami sedang menyindirku?"

"hishh sensitif banget sih"

*

Semua telah selesai segala persiapan. Aku suruh Hanggara untuk menjemput orang tua dan keluarga besarnya Ani, untuk menginap di hotel kami. Semua sudah kupersiapkan juga untuk keluarganya mulai dari baju, saserahan, tempat tinggal dan segalanya.

Aku akan menemui mereka, sebelum itu aku ingin mengetahui keadaan Ani.

Aku Membenci Ani, kenapa dengan teganya dia bilang menyesal telah menolongku, padahal aku sudah sangat mencintainya pada kesan pertama.

"Ani.."

"Apalagi yang kau inginkan"

"aku tidak menginginkan apapun. Besok kita menikah dan keluarga besarmu juga sudah berada disini. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa aku sangat membenci mu tapi tidak akan kulepaskan kau"

"DASAR TIDAK WARAS"

"Nikamatilah malam ini"

aku menutup dan mengunci pintunya dan dia menangis meraung-raung didalam.

Aku tidak peduli!

Aku tahu Ani adalah wanita yang tulus dan baik. Hanya memang caraku lah yang sangat keterlaluan. Aku memaksanya dan menculiknya, tapi aku tidak menyiksanya bahkan aku tidak menyentuhnya.

Itu jadi membuatnya sekarang begitu membenciku.

Aku akan memperkenalkan diriku kepada keluarga Ani. Aku sudah menyuruh Hanggara untuk menceritakan latar belakang keluargaku dan bisnis yang bisa memperkaya 7 turunan. Pun juga kusuruh dia menceritakan keadaanku. Jadi, mereka tidak akan kaget bertemu denganku, dan menghormatiku dengan segala kekuranganku.

"Silahkan Tuan, mereka sudah menunggumu"

"...."

Dengan setelan jas pres body aku melangkah masuk kedalam kamar mereka.

Kuberikan suite room paling atas dan favorit untuk para kaum elite.

"Selamat malam"

Ku merasakan semua terdiam, dan sedang menatapku. Dibelakangku ada Hanggara dan juga 5 pengawal lain dengan memakai jas yang serasi dan memakai earphone untuk selalu siap siaga dengan satu kali perintah.

"Malam Tuan Rhoma, saya adalah Ibunya Ani" dia menggamit tanganku dan meremasnya, aku bisa merasakan kehangatan yang ia berikan.

Aku membalasnya dengan senyuman.

"Saya akan menjadi menantu kalian dan keluarga kalian mulai besok"

"Aku harap kalian bisa menikmati pelayanan yang saya berikan, ini hotel kami"

"Tuan, apakah Ani baik-baik saja" ucap seorang lelaki parubaya

"Saya Ayahnya"

Aku menoleh dimana suara itu berasal

"Dia baik-baik saja, kalian berdua ikutlah dengan saya untuk menemui Ani"

"Bilang padanya kalo Saya membelinya"

"Kenapa seperti itu tuan?"

"Aku akan mengangkat derajat kalian, outlet ayam geprek di seberang sana milik kalian, kelola lah dengan baik. Agar kehidupan kalian lebih baik"

"Agar dia semakin membenciku, tambahkan aku akan mengahabisi kalian jika dia berani kabur dariku"

"Tidak tuan! Anda begitu baik. Mana mungkin saya berani memfitnah tuan didepan calon istri tuan! Saya rasa tidak bagus!" ucap Ayah Ani

"Iya tuan, bagaimana mungkin pernikahan dilandasi kebencian." Ucap ibunya.

"Aku mencintai putri kalian, dan putri kalian membenciku. Bagiku tidak apa, aku dibenci olehnya. Itu berarti ada diriku di titik kecil hatinya. Yang penting aku masih berada di hatinya walaupun itu hanya rasa benci."

"Jika kalian berkata baik tentangku, nantinya dia akan malah muak. Karna seseorang yang membenci kita itu tidak akan pernah percaya ketika orang yang dibencinya melakukan kebaikan."

"Tolonglah saya."

Seraya menundukan kepalaku.

"Eee i-iya tuan baiklah."

Aku menunggu pagi dikamar hotel, aku tidur dengan mimpi indah.

Persiapan begitu megah dan mewah kata Hanggara. Aku percaya padanya, karna dia adalah orang kepercayaanku.

Aku ingin menemui Ani, ku bilang pada Hanggara, dan pengawal mengikutiku dari belakang.

Drap..

Drap..

Drap..

Suara sepatu mereka.

"Keluarlah kalian semua."

Hanggara mengusir MUA.

"Ani, apa kau sudah siap?"

"Su-sudah."

"Kenapa kau gagap, apa kau terpesona olehku?"

"Hanggara tinggalkan kami"

"Baik tuan"

Aku berjalan kearah Ani, dan kurasakan tangan Ani memapahku.

"Banyak barang Rhoma, hati-hati"

"Ani apa kau sudah mendengar dari orang tuamu kemarin malam"

"Apa maksudnya dengan kau akan membunuh mereka tapi mereka bilang kau orang baik yang harus kuhormati dan kucintai."

"Ani, apa kau masih membenciku?"

"TENTU SAJA MASIH" bentaknya

"AKU JUGA SAMA" aku pun ikut membentaknya.

Aku bergegas keluar, lagi-lagi dia memapahku dan malah memarahiku.

"KALAU JALAN JANGAN CEPET-CEPET"

"AKU BISA SENDIRI" Hardikku

Walau ku hardik dia tetap saja menggandengku dan tidak melepaskan tanganku sebelum aku bertemu dengan Hanggara.

"LEPASKAN AKU ANI"

"Hey kau ini tidak bisa diam, tutup mulutmu itu Rhoma. Aku tidak akan melepaskan sebelum Hanggara kesini. Kau ini ceroboh"

Sesaat sebelum Hanggara datang, Ani berkata padaku yang membuatku heran.

"Rhoma, apa butamu ini nyata?"

"Kenapa?"

"Jika nanti kau bisa melihat lagi, engkau akan kecewa telah menikahiku, aku jelek Rhoma terlebih aku orang miskin dan aku hanya lulusan SMA."

" Aku tampan, mapan ,keren, kaya, dan jenius. Aku sudah memiliki semuanya, kau hanya perlu disampingku, itu sudah cukup bagiku." Narsisku, penyakit ini memang sudah melekat.

"........."

Dia terdiam, lalu Hanggara datang bersama MUA. Kami berdua digiring memasuki aula hotel yang sudah didesain khusus dan pasti hanya satu-satunya di dunia, karna habis ini semua peralatan aku museumkan.

Aku tidak ingin pernikahan ku ada duanya apalagi ada tiganya, apalagi sampai berkali-kali.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA............"

"ALHAMDULILAH SAH." semua orang mengucap itu.

*

Malam ini aku masih harus mengurus beberapa hal untuk mega proyek pembuatan jalan tol. Tol yang ada di daerah perdesaan melewati 25 kabupaten, adalah sudah menjadi milikku. Hanya tinggal proses pembuatannya. Dan yang lainnya milik pemerintah juga pengusaha Elite yang gila harta dan kuasa.

Banyak proposal yang masuk untuk mengajukan permintaan menggarap jalan tol. Aku memilih perusahaan yang sudah berpengalaman saja, dan arsiteknya ku suruh mereka ambil dari jerman, korea, belanda dan china. Kalau china ini untuk mencari pekerja kecil yang menangani pekerjaan kasar, etos kerja yang mereka miliki sangat bagus, giat, rapi, cepat dan kerjaanya sesuai melebihi target. Aku bukan tidak percaya pada orang dalam negeriku sendiri, tetapi orang-orang kita tidak disertai dengan akal.

Bukannya tidak ada orang dalam negeri yang tidak ku pekerjakan, mereka kukerjakan hanya untuk menggelar terpal untuk lapisan tanah dan memotong papan untuk alas.

Waktu itu aku suruh pekerja dalam negeri untuk mengeram besi baja, yaa memang mereka mengeramnya. Ternyata kerjaan mereka di kerjakan ulang oleh pekerja dari China. Arsitek dari jerman marah dan kesal, kerjaan orang kami sangat buruk katanya, bisa-bisa roboh ucapnya.

Besi itu bukan 1 truk atau 2 truk, besi-besi itu sampai puluhan truk yang mengangkutnya.

Sebab itu, aku tidak mengerjakan orang kami untuk hal yang fundamental.

"Hanggara, kau siapkan semua kontrak untuk para pekerja dan kontraktor. Kau awasi mereka, biar kutanda tangani dulu"

"Aish, ini sudah diluar jam kerja"

Jika diluar jam kerja, Hanggara memang bebas bicara santai padaku, tidak dingin seperti saat jam kerja. Dia pengawalku, sekertarisku, saudaraku, sahabatku, juga orang kepercayaanku.

"Apa menurutmu Ani cantik?"

"Dia jelek!"

Wah gawat! Hanggara tidak pernah berbohong!

***

Aku pulang larut malam, mungkin Ani juga sudah tidur. Kutempatkan dia di apartemen mewah milikku.

Ceklek..

Sangat sunyi sekali, aku pelan-pelan saat berjalan. Agar tidak menimbulkan suara gaduh dan membuat Ani terbangun.

"WAAAAA... bagaimana ini" teriak Ani.

Aku langsung menghampirinya ke kamar mandi karena suara itu dari sana.

"ADA APA ANI?"

"WAAAA RHOMAAA, kenapa kau masuk? Aku lagi telanjang"

"Dasar bodoh, aku tidak bisa melihatmu"

"Ohhh iya ya, airnya tidak mau keluar, mataku sampai perih"

"Dasar! Caranya seperti ini, malem-malem bikin ribut aja"

Aku melepaskan pakaianku dan ganti baju, tidak perlu Ani siapkan, aku sudah tau tempatnya.

"RHOMA aaaaa ....kenapa sekarang kamu yang telanjang, dasar mesum. Aku malu melihatnya aawww"

".......??"

"Hisshh... Kenapa kau begitu heboh, harusnya kau bersyukur bisa melihatnya." Narsisku.

"Bersyukur apanya, ini namanya mataku ternodai, tahu."

Aku buru-buru memakai baju, aku malas mendengar ceramahnya, dia selalu saja ramai kaya pasar. Kenapa aku menikahi wanita cerewet seperti ini.

"Rhomaaaaaa" bisiknya.

"APALAGI!?"

"Kau ini kenapa ramai sekali, padahal aku hanya berbisik. Apa kita tidak melakukan malam pertama?" Tanyanya yang membuatku merinding.

"JANGAN ANEH-ANEH"

"Badan sebagus ini, rugi jika tidak aku cicipi. Apalagi ototnya uh, pasti yang bawah juga berotot ya?" godanya dengan mengusap-usap dadaku.

"JANGAN MENYENTUHKU SEPERTI ITU, a-apa berotot? Apa yang kau bicarakan?" ucapku sebal, ternyata mesum sekali dia. aku teringat perkataan Hanggara, jika Ani jelek, berjerawat seperti bisul dan berbulu, hiii"

Sentuh, sentuh, sentuh, sentuh ,sentuh, sentuh, aaaaaaa dia menyentuh semua tubuhku, dasar mesum.

"ANIIIIIII BERHENTIII!!!!!"

SENTUH...

"Rhoma?....."katanya.

Kenapa lembut sekali, katanya berjerawat kok tidak ada benjolannya?

Squish, squish, squish, sentuh, sentuh, sentuh.

Mengapa dia diam saja.

"RHOMMAAAAAA!!! APA YANG KAU LAKUKAN?"

masih squish.. Squish..squish..

"Hey dasar bodoh, kenapa kau bising sekali, aku hanya menyentuh wajahmu, katanya Hanggara kau jelek dan berjerawat, tapi ini sungguhlah mulus dan kenyal"

"KAU YANG BODOH, YANG KAU SENTUH ITU BUKAN WAJAHKU, TAPI BAGIAN LUNAKKU. DASAR ANEH, HIDUNG BELANG, KAMVRET"

Wait!! Lunak?? Masih Squish..squish..squish.

Deg..

Berhenti..

"Aaaaa dasar wanita aneh, kenapa kau membiarkan aku menyentuh itu, jauh-jauhlah dari ku." Ucapku beringsut mundur.

"Aku yang aneh? Justru kau yang aneh! Kau yang squish, squish, squish. Aku pula yang kena omelan, dasar pria hidung belang huh"

Malam itu pun tidak ada acara malam pertama. Kami saling memunggunggi satu sama lain. Aku bahkan belum pernah memegang bagian lunak, dia sudah menodai tanganku, wanita aneh.

*

Aku harus pergi ke kantor untuk menyelesaikan tanda tangan kontrak proyek yang kemarin.

"[Hanggara, segeralah siapkan mobil]"

"[Baik tuan]"

Hey, Ani dimana? Tidak ada suara dan juga tidak ada pergerakan.

"Rhoma, sarapan lah dulu, aku sudah memasak untukmu" ajak dia, dengan tanganku digandengnya.

"Tidak, aku tidak pernah sarapan!"

"Aku sudah masak untukmu, setidaknya kau cicipi sedikit. Aku tidak tahu makanan orang kaya ningrat seperti apa? Di sinetron bisanya kalo pagi, makannya nasi goreng atau roti. Tapi aku masak nasi goreng saja, biar kau kenyang......."

Bla bla bla bla masih banyak lagi, dia berbicara.

"BAIKLAH!!

Aku duduk dan mulai makan. Tiba-tiba dia merebut alat makanku.

"Heh, apa yang kau lakukan wanita aneh?"

"Aku suapi, kita kan pengantin baru, harus mesra dong!"

"Tidak usah, aku bisa sendiri!" ketusku

"HISHH.... Dasar Pria hidung belang. Kau makan saja sendiri sana"

Diam, senyap, sunyi seperti ini lah seharusnya. Pergi kemana dia, suami lagi sarapan bukannya di temani malah ditinggal pergi, memang dasar wanita aneh.

***

Bagaimana dia bisa sedingin itu pada istrinya, baiklah mulai sekarang aku tidak akan mengganggunya. Sangat bosan, disini! Aku akan keluar dan mencari bubur ayam.

"hey Ani, apa kabar? Aku dengar, kamu sudah menikah dengan ningrat darah biru tampan" ucap Adam.

Kami satu sekolah dulu, dia tukang bubur ayam keliling, sedangkan aku pelayan di outlet ayam geprek sebelum dinikahi Rhoma, nasib orang kampung ya seperti ini.

Kami bercengkrama sampai 2 jam lamanya, banyak juga yang beli buburnya Adam. Adam laki-laki biasa saja, tidak tampan juga tidak jelek, ada jerawat di dahinya.

*

"Tuan, Nyonya berbincang  sangat mesra dengan tukang bubur ayam."

"Biarkan dia, dasar wanita aneh!" ketusku

Aku cuekin malah berbincang dengan laki-laki lain.

"Saya akan mencari tahu, siapa laki-laki itu"

"SII-APA YANG MENYURUHMU MELAKUKAN ITU."

Hanggara berjalan cepat keluar.

"HEY..HEY.. SIAPA YANG MENYURUHMU"

Hanggara memang sangat tahu diriku, meski aku sedang berbohong atau menolak, dia tahu yang sebenarnya.

Kami berdua tumbuh bersama, dia layaknya seperti kakak. Bahkan dia rela tidak makan, hanya untuk memberikanku makan.

Aku disuruh puasa karena kenakalanku, Romo memang kejam padaku saat dulu, lalu Hanggara lah yang memberikanku makan diam-diam, dia memberikanku jatahnya, sedangkan dia hanya makan sedikit. Begitulah Hanggara, apa memang aku yang tidak tahu diri.

*

"[Tuan, ternyata dia mantan pacarnya]" ucapku.

Sengaja, aku mempermainkannya. Aku ingin tahu apa Rhoma mencintai Ani dengan serius.

"[ SUDAH KU BILANG, AKU TIDAK MENYURUHMU MENYELIDIKINYA]" Bentak Tuan Rhoma, hehehe aku terkekeh, hiburan buatku.

"[ Baiklah tuan, saya akan membuat mereka menjauh, agar tuan tidak cemburu]" Ucapku bernada menyebalkan, pasti dia sedang kesal saat ini, HEHHEHE.

"[ HANGGARA, KAUU!!! SIII-AAPA YANG CEMBURU, AKU TIDAK PEDULI]"

Langsung aku matikan ponselnya, ternyata dia mencintainya, memang benar-benar bedebah yang gengsinya sundul langit.

***

"Dudududu....."

Aku memasak untuk suamiku tercinta juga paling menyebalkan. Sambal ati pete, uh ah mantap sekali.

Jangan memakai micin, aku tidak suka. Tapi, kalo MSG boleh kali yaa, hahaha.

Sehabis masak aku mandi, dan memakai parfum biar wangi.

"Rhomaa kau sudah pulang"

"...."

"ada apa dengan wajahmu itu, terlihat seperti orang pengen buang air" tanya ku heran. Wajahnya ditekuk dan dia tidak membalas sapaanku. Padahal, aku sudah berjanji untuk tidak mengganggunya tapi apalah daya aku tidak tahan.

" BAU APA INI, SEPERTI KENTUT" bentaknya, sambil mencubit hidungnya yang mancung itu, aish membuat kesal saja.

"HEYYY ini masakanku, sambal ati pete! Makanlah"

"TIDAK!! Aku sudah makan bubur di restoran paling mahal, bahkan kau tidak akan bisa membayangkannya"

"Ohh aku juga tadi makan bubur...." ucapanku dipotongnya.

"DIAM..ambilkan aku nasi dan berikan aku makanan bau kentut itu"

Dasar laki-laki abnormal, katanya sudah makan tapi minta makan juga akhirnya. Makanan ku di hina baunya, tapi sekarang lihatlah, hemmm dia makan dengan rakus. Apa ada laki-laki seperti dia, sukanya membentak, berteriak ,memotong pembicaraan, juga munafik.

"Ani, kenapa kau tidak makan"

"Aku sudah makan bubur!"

"TIDAK ENAK!"

TRIINGG dibantingnya garpu dan sendok di piring bekasnya yang kosong.

Bilang tidak enak tapi dihabiskan, arrghh.

Apa dia mempunyai gangguan bipolar? Sungguh aneh jika kalian ada diposisiku, huh.

"Apa kau mau bubur Rhoma?"

"TIDAK DOYAN, HUH"

astaga, lihatlah lagaknya! Dia bilang tidak doyan? Tadi dia bilang habis makan bubur di restoran mewah, dasar laki-laki menyebalkan.

Biarlah, aku tidak mau bicara padanya.

***

Wanita tidak tahu diri, bisa-bisanya dia memamerkan habis ketemu mantannya yang tukang bubur itu.

Lihatlah, aku tidak diurusnya. Lebih baik, aku ke ruang depan.

Aku bisa merasakan dia melewatiku, bahkan aku tidak digubrisnya.

"Aniii, ambilkan aku selimut dan air putih."

"Ini.. Untuk apa selimut?" Seraya memberikan selimut.

"Aku akan tidur disini malam ini."

"Kenapa?"

Dasar wanita bodoh, ayolah rayulah aku. Malah bertanya kenapa, apa dia tidak merasa kalau aku sedang marah.

"Baiklah, jika kau ingin tidur disini."

"Dasar wanita tidak PEKA!!"

aku meringkuk didalam selimut, hatiku terlukai oleh wanita bawel seperti dia.

***

" [Mohon maaf Nyonya, mengganggu malam-malam begini. Tuan kami sedang cemburu dengan laki-laki tukang bubur yang Nyonya temui hari ini. Maafkan saya, saya bilang ke tuan kalau Adam mantannya Nyonya]"

"[Apa?? Kau sungguh serangga beracun, pantas saja dia bahas bubur terus]"

Bagaimana ini, apakah dia marah tadi? Apa dia ingin ku rayu dan membujuknya untuk tidur dikamar.

"RHOMAA, dia bukan mantanku! Di cuma temanku, janganlah cemburu"

"SIAPA BIALANG AKU CEMBURU?"

"bialang? Bilang kali ! Ayo tidur didalam."

"TIDAK MAU!!"

Ku tarik kakinya yang panjang itu.

"ANIII, LEPASKAN AKU, SUNGGUH KURANG AJAR KAMU!"

Ribut again, ribut again ahhh..

Kucium mulutnya itu agar dia diam, astaga aku menciumnya.

Cup..

Seketika kulepaskan kepalanya, dan dia terjatuh.

"Aduhhh ANIII SIALAN!"

Kubopong dia dan kutidurkan di kasur, kakinya kuangkat ke ranjang dan kupijati kakinya itu, namun dia tidak bisa diam.

"Cukup, aku geli"

"Geli?"

"Aku tidak pernah dipijat."

"Kalau begitu buka baju dan celanamu."

"DASAR MESUMMMM."

PLAKK..

Ku tampar pahanya dengan keras.

"Siapa juga yang mesum, aku hanya memijatmu."

"Aw awa aw aw aw sakit  Ani."

"Sabar Rhoma."

***

Aku hanya salah paham ,dasar Hanggara dia memperdayaiku lagi. Lain kali kau rasakan  sendiri.

Sungguh aku ingin menyentuh wajahnya Ani, tapi aku takut kejadian kemarin terulang kembali.

"Rhoma, aku ingin kau raba aaaahhh"

kenapa dia mengigau seperti itu???

sungguh heran hatiku.

🙏


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status