7
"Jika kau terus seperti ini, aku akan koit dengan perlahan. Mengapa kau menempel padaku seperti itu?"
"APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP"
Ani tetap saja menempelkan pipinya ke pipiku.
Wangi permen stroberi menyeruak ke hidungku.
Dia beralih ke dadaku secara cepat, aku bergidik ngeri.
"Jantungmu sangat berdebar sekali Rhoma. Apakah ini berdebar untukku?"
"iihh percaya diri sekali kamu"
"Tidak bisakah kau berbohong untuk membuat hatiku senang" Ucap Ani lesu dengan menatap wajah Rhoma yang meringis di dekati Ani. Ani jadi berpikir kalau Rhoma jijik di dekati Ani.
Padahal Rhoma sedang dag dig dug dug der didekati Ani.
Ani beralih duduk di karpet bulu halus warna abu-abu.
Dia meneggelamkan pikirannya sendiri. Dia kembali ke kamar untuk tidur dan meninggalkan Rhoma Sendiri.
Beberapa menit kemudian Rhoma menyusul.
"Anii... Apa kau sudah tidur?"
"Air minumnya ada disampingmu, ku taruh botol" Ucap Ani sambil menarik selimut dan menatap ke jendela yang gordennya terbuka, sehingga menampakkan gemerlap lampu di keheningan malam.
"EHEEEMMM.."
"Apa lagi nih si buta dari goa hantu" Batin Ani kesal.
"A-aku hatiku.."
"Tadi memang berdebar untukmu. Sampai menimbulkan getaran dalam gejolak jiwa"
"NGOMONG APA KUMUR-KUMUR?" kesal Ani
"Sudahlah, tidak usah dipaksakan. Kau menikahiku hanya untuk tameng!" Ucap Ani sambil memejamkan matanya.
"Ya memang begitu kenyataannya" Dingin Rhoma. Dia jadi sangat kesal karena Ani tidak menyambut ungkapan jujurnya.
***
Ani sudah membuat sarapan, ini weekend. Ani ingin menikmati taman di komplek ini.
Ani sudah berdandan sebiasa mungkin, secasual mungkin.
"Yuhuui semprot sana semprot sini hihihi" Ucap Ani di depan cermin.
Rhoma yang habis sarapan dan masuk kamar.
"uwahhh aroma apa ini? Kenapa pengharum ruangan berganti jadi bau sayuran kubis begini?" Tanya Rhoma dengan mengendus-ngendus ruangan sambil memonyongkan bibirnya dengan hidung yang mekar.
"Apa-apaan kau ini! Ini parfumku lah. Bisa-bisanya kau samakan dengan bau kubis" Kesal Ani sambil menyemprotkan parfum ke badan Rhoma.
"Hah cium ini, apakah sama dengan bau kubis?"
Semprot , semprot, semprot, semprot, semprot, semprot.
"HENTIKAN!!!" Teriak Rhoma dengan tangan mengibas-ngibaskan ke arah semprotan parfum.
Semprot, semprot, semprot, semprot, semprot.
Rhoma meraih tangan Ani dengan genggaman tingkat tinggi.
"Aku bilang hentikan ya hentikan!!"
"Sudahlah, lepaskan aku. Nanti keburu kesiangan"
Rhoma malah mendekatkan wajahnya.
"Mau kemana?"
"bersepeda"
"kau tidak mengajakku?"
"apa kau bisa naik sepeda? Aku akan bersama Hanggara saja. Tidak usah khawatir"
"BISA TENTU SAJA BISA!!"
"NAIK MOTOR SAJA TIDAK BISA, APALAGI SEPEDA"
Ani berpikir keras, bagaimana bisa dia naik sepeda. Wong dibonceng naik motor saja kayak nenek-nenek.
"a-aku hanya ingin ikut!! Kenapa kau malah ngajak Hanggara bukan aku" Lesu Rhoma.
Ani tak bergeming.
"biarkan aku ikut, aku juga ingin bersepeda"
15 menit kemudian, Rhoma sudah berada di boncengan sepeda dan Ani tentu saja kesal. Bagaimana bisa seorang perempuan membonceng pria.
Ani masih saja dengan wajah flatnya.
"huh dengan percaya diri dia bilang bisa naik sepeda. Tapi lihatlah.." batin Ani sambil melihat wajah Rhoma dengan kesal.
Ani mulai mengayuh sepeda mahal itu. Rhoma tentu saja pegangan perut Ani dengan erat.
Ani mengayuh dengan cepat dan dibelok-belokan seperti Valentino Rossi.
"Aniiiii aku takut. Apa kau sudah tidak waras, bagaimana bisa kau naik sepeda seperti ini?" Teriak Rhoma dengan tangan menekan perut rata Ani dan menempelkan wajahnya kepunggung Ani lekat.
"DIAMLAH...INI SANGAT SERUUUU"
"BODOH WANITA BODOH HUWAAA..RHOMOOO MAAFKAN ANAKMU YANG TIDAK MENDENGARKANMU KALAU NAIK SEPEDA BERBAHAYA HUWAAA"
Ani tetap saja mengayuh dengan kencang, tiba-tiba Ani hilang keseimbangan. Stang sepedanya goyang-goyang dan kakinya gemetar.
"Hua hua hua aaaaaaa" Teriak Ani.
Rhoma pun ikut berteriak mengetahui hal buruk akan terjadi.
"ANIII AWAS KAU YAA AAAAAAA"
"waaaaa"
Brakkk
Brughh
Krit
Krit
Gedebhuk..
Rhoma tergeletak dengan sepeda ada diatasnya. Dan Ani terlempar sejauh dua meter. Ban sepeda peyok karena menabrak portal dengan keras. Lutut Ani terluka dan Rhoma hanya diam saja dengan ban sepeda masih berputar di atas tubuhnya.
Ani menghampiri Rhoma dengan perlahan.
"Rhoma kau tidak apa?"
Mendengar suara Ani, Rhoma pun langsung bangkit dan sepeda itu disingkirkannya dengan kasar.
Brakk
Klotak..
Rhoma menjewer kuping Ani.
"Dasar kau ya"
"aduduh.."
"Apa kau ini pembalap?"
"SIAPA SURUH IKUT!!"
"MEMANG BEBAL!!"
"Lepaskan tangan mu itu, telingaku sakit!"
Tiba-tiba ada Anita naik mobil mewahnya.
" Rhomaa apa yang terjadi?"
"hanya sedikit kecelakaan!!"
Anita menunjuk Ani "Pasti wanita bar-bar ini yang membuatmu begini?"
"Mari kuantar pulang Rhoma"
"Ikutlah dia pulang Rhoma, kau terluka. Lagi pula kita gak bawa HP dan gak bisa hubungi Hanggara" Ucap Ani.
Rhoma ikut Anita tanpa kata menjawab perkataan Ani. Ani hanya meringis kesakitan dan mencoba mengangkat sepeda.
***
"Rhoma, kita makan dulu yuk" Ajak Anita.
"Tidak, cepat antar aku pulang. Aku ingin menghubungi Hanggara dan menjemput Ani, dia terluka disana"
"kau juga terluka karna kebodohannya"
"Yang kau sebut bodoh itu, dia adalah istriku yang sangat kucintai" Ketus Rhoma.
Rhoma langsung menghubungi Hanggara dan menyuruhnya untuk menjemput Ani.
Ani, apakah kau terluka parah? Kenapa kau malah mengkhawatirkan aku.
Anita yang kesal langsung pulang, namun dia bertemu Ani di tengah jalan sedang menuntun sepeda yang bannya sudah penyok.
"Hay suamimu meninggalkanmu ya? Duh enaknya naena sama suami orang cup ah"
"Huwahahaha wanita gak punya otak. Rhoma itu jijik denganmu, mulutmu saja bau seledri"
"Apa katamu? Apa kau tidak percaya?" Ucap Anita dengan marah. Dia tidak terima mulutnya dikatai bau seledri. Makannya dia mulai memanasi Ani.
"jika kau benar naena dengan Rhoma, kenapa kau ada disini sekarang. Padahal permainan Rhoma kuat tiga jam lho uuhhh ssshhh ahhh"
Ucap Ani dengan sengaja mendesah dan mata terpejam.
Membuat Anita semakin kesal dibuat olehnya.
Niat hati ingin mengompori Ani, malah dia sendiri yang panas.
" Tidakk!! Hentikan, diam kau. Dasar tidak punya malu"
"Yeee dasar wanita jelek huu"
"kau tidak akan bisa merebutnya dariku" Ucap Ani dengan joget ala Chikaku dan menyenggol Anita dengan geolannya.
"tidakkk tahuu malu aargghhh"
Ani melewatinya, dia tahu kalo Anita berbohong. Mudah baginya untuk memanasi Anita sombong itu.
"Nyonya Ani silahkan masuk mobil" Ucap Hanggara.
Ani merintih kesakitan, luka dilututnya sangat dalam.
"Yaelah jadi borokan dah" umpat Ani.
Rhoma berdiam diri disofa lembut, Ani yang mengetahui suaminya baik-baik saja, merasa lega.
"Anii sini aku obati"
"kau mana bisa? Aku sungguh mengkhawatirkan diriku sendiri jika kau obati"
Krik, krik, krik..
Ani duduk di sofa setelah mendapat tatapan gelap dari Rhoma.
"Yang mana?" tanya Rhoma.
"Awwwww kau menekannya dengan kasar. Gimana sih, kalo gak bisa yaudah!"
Ani merebut kapas dan obat merah dari Rhoma.
Rhoma hanya terdiam.
"Aw, aw,aw,aw,aw, aw, aw,aw,aw,aw"
"Tutup mulutmu itu!" omel Rhoma.
"HEH MENGAPA KAU MALAH NGOMEL? DIAM KAU"
"Aku merinding mendengar suara aw aw aw"
"Apa kau teringat sesuatu" Goda Ani dengan suara manja dan meniup telinga kiri Rhoma. Lantas dengan Rhoma, wajah Ani ditangkap masih dalam posisi meniup.
"Hentikan tiupan mu itu, ludahmu mengenai wajahku"
Ani tidak menggubris Rhoma, dia tetap meniup.
Tiup, terus tiup, tiup, tiup, terus meniup, tiup, tiup. Semakin lama semakin muncrat.
"ANIIIIII......" Teriak Rhoma panjang.
Saat Rhoma berteriak, Ani sudah menempatkan lidahnya di dalam mulut Rhoma.
Rhoma terdiam sejenak, merasakan apa yang masuk kedalam mulutnya.
"Apa dia kira, lidahku ini permen? Hihhi" Batin Ani.
"apa ini? Seperti stroberi! Anggg..."
Rhoma menggigit dengan kerasnya.
Ani mendorong Rhoma "uwaaaaaa sakiittt... Suami bangke, sialan, kutu kupret. Lidahku, kau gigit hua hua huhuhu"
"Jadi itu tadi lidahmu? Ehmm boleh juga!"
Rhoma mendekat pada Ani.
"hey hey hey mengapa kau mendekati ku"
Dengan wajah mode mesum Rhoma bilang
"Aniiii...."
"wey wey weyyyy mau ngapain waa?.."
Rhoma mencium bibir Ani dengan posisi Rhoma berada di atas.
Ani melingkarkan tangannya ke punggung Rhoma lalu di usapnya.
Membuat keduanya kalang kabut oleh perlakuan mereka sendiri.
"Dan Awww" Ucap Author.
***
[ Hanggara, kau kuperintahkan untuk memberi obat kuat dan perangsang buat Ani dan Rhoma. Aku sudah tua, aku ingin segera memiliki cucu]
[Enggeh Romo]
Dasar orang tua ini, waktu itu lingerie sekarang obat sange. Oh astaga, apa tidak ada yang mengerti aku, aku ini masih jomblo. Mereka sungguh tega melibatkanku dalam hal ini.
"AKUU PENGEENN KAWIIIN MAKKK"
***
Sebel deh sama Ani dan Hanggara. Mereka kompak menjauhkan aku dari Rhoma. Hiihh kudu tak pites mereka berdua. Hanggara dasar kau laki-laki tidak modal. Padahal kan kau dapat gaji $40.000 dari Rhoma. Tapi untuk makan yang hanya menghabiskan 200 Ribu Rupiah, kau tidak rela kehilangan uangmu.
"Hiiih sebel, sebel, sebeeelll"
Aku akan membuat Ani salah paham dengan sebuah foto atau video. Ahaa!!!
***
"bagaimana pagimu?" Tanya Rhoma.
"Apa maksudmu? Aku sedang membuat telur ceplok dan tempe orek"
"Oh maksudmu semalam? Skidipapap naena? Saya suka, saya suka!"
Rhoma menepuk jidat, bagaimana bisa dia mempunyai istri yang polos dan mesum.
"Bodoh!! Aku hanya tanya bagaimana pagimu. Bukan membahas yang semalam"
"ooohhh hahahaha aku baik-baik saja. Ingat ya Rhoma, aku tidak mau berbagi juniormu dengan siapapun. Ingat itu!"
"Kau kira aku ini apa? Ha? Bisa-bisanya kau bicara seperti itu"
"YA POKOKNYA AKU TIDAK MENTOLERIR ITU, TITIK"
Rhoma mengelus dada dan geleng-geleng.
"Aku akan setia kepadamu. HANYA KAU SATU DIHATIKU SAMPAI KU MENUTUP MATA" Ucap Rhoma dengan semangat.
Ani bahagia dengan perkataan alay dari Rhoma. Dia tersenyum lebar dan berlari menjatuhkan diri ke pangkuan Rhoma.
"cepat taruh piring di nasiku"
"Ha? Taruh nasi dipiringkU Rhoma harusnya. Dasar kau ini, bagaimana bisa kau jadi CEO? Ngomomu saja kebolak-balik"
"Itu karena kau ada di pangkuanku. Kau ini selalu membuyatkan konsentrasiku. Pergilah!!"
Rhoma mendorong Ani.
"Hishh awas ku ya, aku tidak mau naena nanti malam"
"HEY kita ini sedang sarapan, kenapa kau selalu bahas naena. Makannya jangan kebanyakan nonton film bokep!"
"KAU!!! itu memang hobi ku"
"Ya Tuhan, kau ini sangat berdosa"
Suara piring dan sendok seperti sedang perang.
"Anii makanlah dengan pelan dan sopan. Apa kau ini dikejar belanda?"
"Halah.."
***
"Bagaimana TOL kita?"
"Tinggal pemasangan rambu Tuan!"
"Tuan minumlah ini"
"Tidak Mau"
"Tapi ini dari Nyonya Ani eng..eh" Ucap Hanggara bohong dengan gugup.
Rhoma tersenyum dan dia meminumnya sampai habis.
Ketika akan pulang kerumah, Anita dan Ayahnya datang ke kantor. Membahas perihal kelola hotel yang mereka kerjakan. Ayahnya Anita ingin agar anaknya bisa kerja di hotel yang ia kelola dan Rhoma. Rhoma pemilik hotel tersebut dan Ayahnya Anita hanya investor kecil yang ikut menanam saham di perusahaan milik Rhoma.
Ayahnya Anita memaksa agar Rhoma memberitahukan dimana tempat ia akan bekerja dan mengantarnya sekali ini saja. Rhoma yang menghormati orang tua, tentu saja ajakan ini diterimanya. Lagipula posisi marketing sedang kosong.
"Anita, Ayah pulang dulu ya. Nanti kau akan diantar Rhoma"
"oke Yah"
Ayahnya Anita memang licik seperti anaknya. Dia berusaha mendekatkan Rhoma dengan anaknya.
Rhoma merasa pusing.
"Kau kenapa Rhoma?"
"Panas, pusing sekali!"
"Ayo kita ke kamar, istirahatlah sebentar"
"tidak tidak aaaduhh"
"Jangan ngeyel Rhoma!"
Anita menyuruh Hanggara pulang dengan memakai handphone Rhoma tapi lewat sms. Hanggara mencurigai, karena ini bukanlah Rhoma yang biasanya! Dia buta, tidak mungkin berkirim pesan. Dia selalu menelpon dengan memencet tombol angka.
Hanggara berlari ke hotel.
"CEO KITA DIMANA?"
"Tadi dia bersama seorang wanita disana, setelah itu tidak tahu lagi" ucap resepsionis itu.
Hanggara baru ingat, kalo tadi dia memberikan obat perangsang dan obat kuat.
"Pasti obatnya sedang bekerja saat ini. Matii aku"
"GAWAT GAWAT CEPAT CARI DIA"
Petugas hotel berhamburan keluar dan mencari Rhoma dengan berlari kencang kesana kemari. Petugas data juga ikut mencari lewat komputer. Ada satu kamar yang ia curigai.
"Bos Hanggara.. Kamar ini tidak dibooking tapi terkunci dari dalam"
"GOOOO KITA KESANA WUWUWUWU" Ucap Hanggara seperti orang Indian.
"WU WU WU WU"
Hanggara memberi aba-aba pada pengurus hotel, ala satpol pp.
"TUAAANNNN" Teriak Hanggara.
Rhoma bertelanjang dada dengan celana resleting yang terbuka, memperlihatkan kolor ijonya.
Dan Anita ada disampingnya, menutupi tubuhnya dengan selimut.
Rhoma langsung di bopong pengawalnya dan Hanggara memberi perhitungan pada Anita.
"Anita, apa yang kau rencanakan?"
"Aku hanya menginginkannya"
"Dasar kau yah, menikahlah denganku. Jangan ganggu Rhoma"
"...apa kau sedang melamarku?"
"Iya.. Ku hitung sampai tiga jika tidak kau jawab berarti hangus. Satu .. Dua"
"eehhh tunggu dulu"
"tiga.. Hangus!!"
"Dasar kau ya Aneh, kau mempermainkanku"
"Tidak, aku mencintaimu. Sudah ya, aku harus mengantar Rhoma pulang"
Anita melongo kayak wedhus etawa embeheee.
***
Rhoma disadarkan oleh hanggara dengan penawar.
Hanggara melihat Ani di tepi jalan sambil membawa tas.
Hanggara memberitahukan pada Tuannya.
Lantas dengan tergesa Rhoma menghampirinya dengan masih bertelanjang dada dan celana yang mlorot.
"Ani kau mau kemana malam-malam begini"
" lihatlah dirimu, kau menduakan aku! Kau bermain gila dengan Anita. Aku terlalu naif menganggapmu telah menyukaiku. Aku ingin menginap ke panti. Meski kau tidak mencintaaiku, kenapa kau tega melakukan itu dengan wanita lain?"
"Apa yang telah kulakukan dengan Anita? Aku hanya mengantarnya ke hotel"
"CUKUP HENTIKAN"
Ani menangis dengan menggenggam sedikit harap.
"Ani jangan menangis, aku mencintaimu. Ayo kita pulang. Aku akan membuktikan kalo aku tidak salah"
"Lepaskan aku Rhoma. Aku dan Anita memang tidak sebanding. Walaupun masih bahenolan aku, tapi dia lebih tinggi. Dan itu wanita tipe mu kan"
"Ck, astaga dia masih narsis" Batin Rhoma.
"Ayo kita pulang"
Rhoma mengedipkan mata pada pengawal. Pengawal mengerti dan langsung menggotong Ani.
"UWEEYY LEPASKAN TANGANMU DARI KETIAK KU"
KLIK..
CEKLIK..
Ani meraung-raung tidak jelas, itu membuat Rhoma kesal.
Rhoma memijat dahinya yang pusing karena kelakuan Ani.
"Diam lah, kau itu kenapa?"
Ani tetap saja maraung-raung dan berlarian di dalam apartemen.
"KAU BISA DIAM TIDAK?? HEY BERHENTILAH!! ASTAGA KAU SEPERTI ORANG PEDALAMAN JIKA SEPERTI ITU TERUS" Teriak Rhoma.
Ani tetap saja berlari sambil teriak.
Lari, lari, teriak, lari dan teriak heboh.
Rhoma yang pusing hanya bisa duduk mendengar Ani teriak-teriak.
"Nanti juga dia capek sendiri" Batin Rhoma.
Ani menatap Rhoma sedang duduk santai. Ani kesal karena Rhoma telah berselingkuh. Dia sudah selesai meluapkan emosinya tapi hatinya tetap saja masih remuk tatkala ingat foto dan video yang Anita kirim.
Ani mendekat ke Rhoma dengan hati-hati.
Ani mencakar-cakar tubuh Rhoma yang tertutup kaus putih.
"Hey apa yang kau lakukan?"
"Apa kau kira, kau bisa lolos begitu saja setelah berselingkuh uwaa"
Cakar, cakar,cakar.
"Astaga bodoh sekali, aku tidak selingkuh. Heyy hentikan, apa kau kira tidak sakit?"
Ani menangis tertunduk " tega sekali kau berbagi junior mu dengan Anita hua huhuhu"
"HEH DIAMLAH, AKU TIDAK SELINGKUH"
"TAPI VIDEO INI KAU SEDANG MELAKUKAN ITU"
"Tidak! Apa aku terlihat menggenjotnya hey?"
"iya juga sih, tapi Anita menindihi mu hua huhu. Kau menyukainya huwaa"
"A-apa? Tidak mungkin! Kau kan yang paling bahenol, aku hanya menyukai wanita sepertimu"
Ani mulai mengangkat wajahnya dan melihat Rhoma. Ani yang ada di pangkuannya Rhoma kini terlihat senang, hanya karena kata bahenol. Rhoma melingkarkan tangannya ke pinggang Ani.
"Aku mana doyan sama Anita, dia tidak ada bandingannya dengan geyolan mu. Paham kau! Sekarang diam lah!"
"Huwaaa..."
Cup, cup ,cup, cup Ani mencium seluruh wajah Rhoma.
Rhoma tersenyum akan tingkah istrinya, dia lega karena bisa membujuknya. Jika tidak, Ani akan meninggalkannya dan apartemen ini akan kehilangan nyawanya. Sesuungguhnya Rhoma sangat menyukai dan mncintai Ani yang konyol itu tapi terkadang tingkahnya juga membuat dia kesal setengah mati.
***
Hanggara yang sedang mandi tiba-tiba ada bel bunyi. Untung saja dia sudah selesai mandi, namun belum berpakaian, dia masih memakai handuk di pinggangnya yang memperlihatkan ototnya yang menonjol.
"siapa sih malam-malam begini"
Ceklik..
"Anita.."
Anita terdiam mematung. Melihat pemandangan yang membuat naik turun.
"Astaga ternyata gagah dan tampan sekali dia"
Batin Anita dengan meneguk saliva berkali-kali.
"Hehh ada apa?"
"oh iya, bagaimana ini! Aku sudah menyebarkan video scandal Rhoma denganku. Apa ini akan mempengaruhu sahamnya.
Hanggara kaget luar biasa.
"Masuklah, mana linknya. Bodoh sekali kau, ku kira kau wanita berpendidikan. Lalu untuk apa gelar sarajana luar negerimu, kalo tidak kau pakai"
"Aku hanya ingin dinikahi Rhoma dengan menjeratnya"
"Sudah ku bilang, aku akan menikahimu. Jangan kau ganggu Rhoma dan Ani"
Anita berkaca-kaca sedangkan Hanggara sibuk memberikan virus pada l**k video itu.
"Apa kau serius Hanggara, aku ingin menikah di umur yang sudah tidak muda lagi seperti ini"
Hanggara mencebik kesal dan menatap Anita.
"Iya aku serius, lebih baik kau tidur sana. Merepotkan saja! Aku jadi lembur"
"Kau ini ingin menikahiku tapi seperti ingin ngajak gelud"
"Lalu aku harus bagaimana?"
Masih menatap layarnya.
"Lamarlah aku dengan manis"
"hadeh.. Yang penting kan menikah!"
Anita memanyunkan bibirnya sampai menyentuh hidungnya.
Kesal sekali dengan perlakuan Hanggara yang sangat acuh padanya.
Hanggara sudah selesai dan melihat Anita sedang menatapnya dengan penuh amarah.
Hanggara sempat kaget sebentar.
"aku tidak bisa menyelesaika semua. Sampai sahamnya turun itu semua gara-gara kau. Kita hanya menunggu pagi"
Anita diam tak bergeming, dia merasa bersalah. Ini juga akan imbas pada ayahnya.
***
Ani menyetel TV dan meninggalkan Rhoma di ruang TV. Ani membuat sarapan seperti biasa.
"Video scandal yang dilakukan CEO ternama dengan wanita yang dulu akan dijodohkannya. Apakah mereka sebenarnya saling menyukai satu sama lain. Apakah CEO itu main belakang, dia berselingkuh di belakang istrinya"
"usut punya usut. Istri CEO ini tidak memiliki latar belakang yang baik seperti wanita yang ada divideo. Jelas saja CEO itu lebih mencintai wanita itu dari pada istrinya. Apakah wanita itu akan dinikahinya dan menceraikan istrinya, kita tidak tahu"
"Apakah ini akan mempengaruhi sahamnya? Apakah investor akan mempercayainya? Para client ramai menarik dana mereka! Apakah akan bangkrut? Kita tunggu klarifikasi dari mereka berdua"
Rhoma membiru dan Ani menangis. Sungguh bukan saham atau client yang menjadi kekhawatirannya. Dia malah mengkhawatirkan istrinya yang mendengar berita itu.
Rhoma berjalan ke dapur.
"Anii..."
"cepat sarapan, nanti kau terlambat" ucap Ani dingin.
"Ani, jangan kau dengarkan berita itu. Itu semua tidak benar. Aku tidak menyukai Anita"
"Sudahlah Rhoma! Jika kau ingin menikahinya dan menceraikanku. Aku tidak mengapa!"
"AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU"
Ani terdiam di kursi makannya. Sedangkan Rhoma merasa cemas dengan Ani. Rhoma memutuskan tidak ke kantor hari ini.
Scandal ini setidaknya mempengaruhi Ani dan Rhoma.
Mereka kembali perang dingin. Rhoma jadi serba salah.
"Ani, aku akan operasi!"
"terserah kau saja, udah gak sabar ngeliat teteuy Anita ya"
Rhoma menahan emosinya, dia mencoba sabar tapi tidak bisa.
"Memang iya"
Bukannya senang suaminya akan operasi malah mencurigai suaminya dan hal itu membuat Rhoma kesal.
Ani berkaca-kaca menatap Rhoma, dan pergi ke balkon.
Dibawah banyak sekali wartawan dan Ani terkejut. Dia beringsut mundur dan lari ke kamar.
Ani berlari dan menabrak Rhoma.
"Apa kau sedang dikejar setan. Untuk apa berlarian di dalam rumah?"
Ani tidak menjawabnya lalu Rhoma menarik tangan Ani dan jatuhlah Ani kedalam pelukannya.
"Kau jangan berpikiran macam-macam Ani, percayalah padaku"
Dalam hati Ani berkecamuk, ingin pergi meninggalkan Rhoma.
<span;>bersambung..
see you ššš
jangan lupa ššš
untuk menghargai penulis š„š„
maaf ya lama, lagi dikasih rezeki sakit rekomen banget.
8Apa dia serius marah denganku? Kenapa aku didiamkannya? Aku ini kan suaminya, bagaimana bisa dia mengacuhkan aku."Hey kau!!" Dia masih diam saja."Hey, mengapa kau menangis terus. Sudah ku bilang aku tidak hohohihe sama Anita. Kau ini membuatku kesal saja""Yaa, aku memang menyebalkan" Ucapnya sedih."Hey hey jangan membuatku takut, ini bukan seperti dirimu""Ceraikan saja aku Rhoma. Aku bahkan malu untuk sekedar beli kacang rebus. Mereka akan membicarakan bahwa kau mencintai Anita, dan aku hanya pelarian"Sungguh wanita itu makhluk paling komplek pemikirannya, mana bisa pedagang kacang rebus mengetahui berita ini. Aku benar-benar sesak nafas jika Ani bersikap seperti ini terus.Kudengar dia membuka lemari, apa dia mau kabur.Aku langsung berlari menutup lemari, tidak sengaja malah menyenggolnya."Apa yang kau lakukan?" Ucap Ani d
9"huhuhuhuuu...." Ani menangis sesegukan."Diamlah, aku tidak jadi menyentuhmu" kesal Rhoma.Ani lari keluar kamar dan dia tidur di ruang TV.Kenapa dia jijik denganku gara-gara skandal itu. Padahal aku tidak melakukannya.Hatiku sungguh sakit Ani tidak mau kusentuh, biasanya dia yang selalu menempel padaku.Aku meraba sofa, ternyata dia tidur di sofa TV. Aku pun ikut tidur dengannya disitu.Dia sudah tertidur, tidak sengaja aku menyentuh kulitnya, dia belum memakai celananya.Sangat sempit, tapi aku suka karena dengan begitu, aku dan Ani saling berdesakan."RHOMAA.. KENAPA KAU DISINI""Aku ingin tidur bersamamu""Tidurlah dengan Anita sana!""Bagaimana bisa, aku sangat mencintai Istriku ini""Kau kira aku akan percaya dengan gombalanmu itu ha"Aku menarik tangan Ani ke dadaku."Jantung ini berdebar untukmu"J
10Hatiku berdegub kencang. Aku takut operasi! Ani masih menggenggam tanganku. Dia pun tak kalah frustasi.Aku diam seribu bahasa juga Ani. Operasi akan dilakukan besok. Perawat hilir mudik mengecek entah apa.Suara derap langkah dokter kian membuatku takut setengah mati, maklum takut suntikan."Aku akan tidur disampingmu Rhoma""Ani aku takut!""Jangan takut, aku disini!" Ucap Ani sambil membelai rambutku."orang yang ingin kulihat pertama kali adalah kau Ani"
11"Mengapa semua menangis, padahal ku selalu tersenyum. Usap air matamu, aku tak ingin ada kesedihan""MAMIIIII....MENGAPA MAMI MALAH NYANYI??" kesal Rhoma. Sudah dua hari Ani belum ketemu.Semua dikerahkan untuk mencari Istri CEO itu. Polisi, TNI, dan Anak Pramuka.Dasa Dharma ke lima adalah rela menolong dan tabah. Gak percaya? Cek buku saku kalian!"Dimana, dimana, dimana. Ku harus mencari dimana. Kekasih tercinta, tak tahu dimana....""STOOPPP MIIH"Salah satu pengawal belari ke arah Romo.Dia berbisik dan Romo manggut-manggut kayak orang disko."Ada apa Romo, apa sudah ada titik terang?"Romo malah berpikir keras dan terlihat tidak percaya."Rhoma, pergilah ke villa X""Untuk apa?""turuti saja"Aku menuruti Romo, aku hanya membawa satu pengawal dan satu sopir.Pe
12"Ya ampun ini apartemen kaya bekas abis tawuran anak alay" Batin Ani dengan melihat sekitar tidak percaya."Kau bersihkan semua ini. Aku mau mandi""Dasar Rhoma bodoh, kesal sekali aku padanya. Lebih baik aku bersihkan ini cepat" Gumam Ani.Satu jam berlalu, semua tempat sudah bersih bersinar. Rhoma hanya manggut-manggut."HEH KENAPA KAU MANGGUT-MANGGUT""KURANG AJAR KAU YA. AKU INI BOSS MU, BISA-BISANYA BERTERIAK""Sudah selesai""Buatkan aku makan malam""Udah noh"Ani diam mematung menatap Rhoma.Rhoma pun salah tingkah. "Kenapa kau masih ada disini? Pulanglah" Ucap Rhoma sambil memonyongkan bibirnya kearah pintu.Ani sangat sesak, meski dia wanita aneh tapi hatinya normal dan bisa terlukai. Ani meneteskan air matanya, sesaat dia diam berdiri beberapa detik lalu dia pergi meninggalkan apart
13Kulihat Ani diam saja di mejanya. Hanggara pun tidak mengusiknya. Aku justru senang dia tampak bosan sendiri.[ Ambilkan aku soft drink di kulkas ][ hemm ]Astaga kenapa dia cuma jawab hemm. Aku menunggunya. Dia hanya meletakkan tanpa bicara apa-apa."Ani kau ikut aku melihat perkembangan hotel baru kita""Hemmm" ucapnya sambil menunduk.Ada apa dengannya? Biasanya dia akan senang.Dia mengikutiku ke parkiran, dia berjalan di belakangku.Aku menaiki mobil, dia duduk di belakang."Kenapa kau duduk disitu?"Ani menatapku aneh, dengan raut wajah yang pasrah. Dia keluar dan mengambil motor. Aku hanya melongo melihatnya sudah jalan duluan.Aku hanya ingin dia duduk didepan, bersamaku.Lihatlah, mengapa dia naik motor ngebut sekali.Sesampainya di hotel aku menyuruhnya mengikutiku. Aku memeriksa keseluruhan hotel dari administrasi, perlengkapan, kenyamanan dan hal baru apa lagi yang akan bisa membuat h
14Semalam baby doll ungu adalah hal terakhir kebersamaan kita.Rhoma mengalami kecelakaan tunggal, mungkin dia mengantuk karena tidak nyaman tidur memakai baby doll atau mungkin tidak ada ac atau mungkin banyak nyamuk.Jangan ditanya lagi, aku sangat ketakutan dan terpukul. Tiga hari lamanya dia koma di rumah sakit, selama itu juga aku tetap disana bersama Hanggara.Ada seorang suster cantik yang selalu mengurusnya."Dia mengalami amnesia kategori sedang ke berat. Dia mungkin akan melupakan beberapa hal dan beberapa orang," kata Dokter itu dengan wajah dinginnya.Aku masuk ke ruangan dan dia sudah sadar."RHOMA"Dia hanya mengernyitkan dahi. Tidak mungkin dia melupakan aku. Aku kan istrinya!"Hanggara siapa dia? Kenapa dia berteriak?""Dia Istrimu, Ani""Mana mungkin aku menikah dengan wanita seperti ini," katanya dengan wajah mencibir."HEH.."kupukuli kakinya dengan majalah."Aduh
15"Hey jangan kemari kau, tidur disofa sana.""Jika kau tidak bisa diam, kucium disini tau rasa," Ucapku dengan tekanan. Bagaimana bisa dia melupakan aku.Dia diam."Apa kau takut aku cium?""Aku lebih ke ngeri, kau itu jelek tahu tidak.""Tidak!""Apa dirumahmu tidak ada cermin? Aku tampan, bagaimana bisa menikahi wanita sepertimu. Jelek, jelek, jelek.""Kurang ajar kau ya!"Aku mengambil wajahnya dan ku cium dengan sensual hehhe."Bagaimana?"Dia hanya mengerjapkan matanya berulang kali.Tiba-tiba dia marah."HEH WANITA GILA! SEMBARANGAN SAJA KAU YA MENCIUMKU. AKU INI ORANG PENTING, BAGAIMANA BISA AKU DICIUM OLEH WANITA JELEK SEPERTI MU"Entah hormon, tapi kata-kata itu sangat menusuk hatiku."Rhoma, aku memang jelek. Tapi aku juga punya harga diri. Kenapa kau selalu menginjak-injak harga diriku""Aku- a-aku, kau memang pantas diperlakukan seperti itu."Waktunya maka