10
Hatiku berdegub kencang. Aku takut operasi! Ani masih menggenggam tanganku. Dia pun tak kalah frustasi.
Aku diam seribu bahasa juga Ani. Operasi akan dilakukan besok. Perawat hilir mudik mengecek entah apa.
Suara derap langkah dokter kian membuatku takut setengah mati, maklum takut suntikan.
"Aku akan tidur disampingmu Rhoma"
"Ani aku takut!"
"Jangan takut, aku disini!" Ucap Ani sambil membelai rambutku.
"orang yang ingin kulihat pertama kali adalah kau Ani"
11"Mengapa semua menangis, padahal ku selalu tersenyum. Usap air matamu, aku tak ingin ada kesedihan""MAMIIIII....MENGAPA MAMI MALAH NYANYI??" kesal Rhoma. Sudah dua hari Ani belum ketemu.Semua dikerahkan untuk mencari Istri CEO itu. Polisi, TNI, dan Anak Pramuka.Dasa Dharma ke lima adalah rela menolong dan tabah. Gak percaya? Cek buku saku kalian!"Dimana, dimana, dimana. Ku harus mencari dimana. Kekasih tercinta, tak tahu dimana....""STOOPPP MIIH"Salah satu pengawal belari ke arah Romo.Dia berbisik dan Romo manggut-manggut kayak orang disko."Ada apa Romo, apa sudah ada titik terang?"Romo malah berpikir keras dan terlihat tidak percaya."Rhoma, pergilah ke villa X""Untuk apa?""turuti saja"Aku menuruti Romo, aku hanya membawa satu pengawal dan satu sopir.Pe
12"Ya ampun ini apartemen kaya bekas abis tawuran anak alay" Batin Ani dengan melihat sekitar tidak percaya."Kau bersihkan semua ini. Aku mau mandi""Dasar Rhoma bodoh, kesal sekali aku padanya. Lebih baik aku bersihkan ini cepat" Gumam Ani.Satu jam berlalu, semua tempat sudah bersih bersinar. Rhoma hanya manggut-manggut."HEH KENAPA KAU MANGGUT-MANGGUT""KURANG AJAR KAU YA. AKU INI BOSS MU, BISA-BISANYA BERTERIAK""Sudah selesai""Buatkan aku makan malam""Udah noh"Ani diam mematung menatap Rhoma.Rhoma pun salah tingkah. "Kenapa kau masih ada disini? Pulanglah" Ucap Rhoma sambil memonyongkan bibirnya kearah pintu.Ani sangat sesak, meski dia wanita aneh tapi hatinya normal dan bisa terlukai. Ani meneteskan air matanya, sesaat dia diam berdiri beberapa detik lalu dia pergi meninggalkan apart
13Kulihat Ani diam saja di mejanya. Hanggara pun tidak mengusiknya. Aku justru senang dia tampak bosan sendiri.[ Ambilkan aku soft drink di kulkas ][ hemm ]Astaga kenapa dia cuma jawab hemm. Aku menunggunya. Dia hanya meletakkan tanpa bicara apa-apa."Ani kau ikut aku melihat perkembangan hotel baru kita""Hemmm" ucapnya sambil menunduk.Ada apa dengannya? Biasanya dia akan senang.Dia mengikutiku ke parkiran, dia berjalan di belakangku.Aku menaiki mobil, dia duduk di belakang."Kenapa kau duduk disitu?"Ani menatapku aneh, dengan raut wajah yang pasrah. Dia keluar dan mengambil motor. Aku hanya melongo melihatnya sudah jalan duluan.Aku hanya ingin dia duduk didepan, bersamaku.Lihatlah, mengapa dia naik motor ngebut sekali.Sesampainya di hotel aku menyuruhnya mengikutiku. Aku memeriksa keseluruhan hotel dari administrasi, perlengkapan, kenyamanan dan hal baru apa lagi yang akan bisa membuat h
14Semalam baby doll ungu adalah hal terakhir kebersamaan kita.Rhoma mengalami kecelakaan tunggal, mungkin dia mengantuk karena tidak nyaman tidur memakai baby doll atau mungkin tidak ada ac atau mungkin banyak nyamuk.Jangan ditanya lagi, aku sangat ketakutan dan terpukul. Tiga hari lamanya dia koma di rumah sakit, selama itu juga aku tetap disana bersama Hanggara.Ada seorang suster cantik yang selalu mengurusnya."Dia mengalami amnesia kategori sedang ke berat. Dia mungkin akan melupakan beberapa hal dan beberapa orang," kata Dokter itu dengan wajah dinginnya.Aku masuk ke ruangan dan dia sudah sadar."RHOMA"Dia hanya mengernyitkan dahi. Tidak mungkin dia melupakan aku. Aku kan istrinya!"Hanggara siapa dia? Kenapa dia berteriak?""Dia Istrimu, Ani""Mana mungkin aku menikah dengan wanita seperti ini," katanya dengan wajah mencibir."HEH.."kupukuli kakinya dengan majalah."Aduh
15"Hey jangan kemari kau, tidur disofa sana.""Jika kau tidak bisa diam, kucium disini tau rasa," Ucapku dengan tekanan. Bagaimana bisa dia melupakan aku.Dia diam."Apa kau takut aku cium?""Aku lebih ke ngeri, kau itu jelek tahu tidak.""Tidak!""Apa dirumahmu tidak ada cermin? Aku tampan, bagaimana bisa menikahi wanita sepertimu. Jelek, jelek, jelek.""Kurang ajar kau ya!"Aku mengambil wajahnya dan ku cium dengan sensual hehhe."Bagaimana?"Dia hanya mengerjapkan matanya berulang kali.Tiba-tiba dia marah."HEH WANITA GILA! SEMBARANGAN SAJA KAU YA MENCIUMKU. AKU INI ORANG PENTING, BAGAIMANA BISA AKU DICIUM OLEH WANITA JELEK SEPERTI MU"Entah hormon, tapi kata-kata itu sangat menusuk hatiku."Rhoma, aku memang jelek. Tapi aku juga punya harga diri. Kenapa kau selalu menginjak-injak harga diriku""Aku- a-aku, kau memang pantas diperlakukan seperti itu."Waktunya maka
16Dua hari Ani tidak kesini lagi, aku ditemani si suster itu. Hanggara pun tidak datang kesini. Mami Papi hanya siang hari kesini. Aku benar-benar diabaikan."Rhoma, biarkan aku memelukmu sekali ini saja." Ucap perawat itu menempelkan wajahnya ke dadaku."Oh ya ya." Ucapku canggung.Aku tidak bisa lagi membantahnya.Ani sialan itu, akal-akal jadi perawat malah pergi. Benci sekali aku padanya, benciiii ah.Tok..Tok..Aku pura-pura membaca buku.Ternyata Ani dan Hanggara, senangnya hatiku."AKU TIDAK MAU BERDEKATAN DENGAN DIA, LAKI-LAKI MURAHAN."Aku tersulut emosi, rasa tidak terima dibilang laki-laki murahan."APA KAU BILANG? AKU INI LAKI-LAKI NINGRAT. SUATU KEBODOHAN MENIKAHI WANITA SEPERTIMU, GILA.""Kalian kalo tidak bisa diam, kubunuh kalian berdua disini!" Ucap Hanggara membuatku takut. Dan kami
17"Kau jangan dekat-dekat dengan Hanggara," ucapku sembari makan buah dan memperhatikannya sedang menyisir rambut.Dia malah diam saja."HEH KAU DENGAR TIDAK?""Apaaan sih, bacot banget deh nih orang. Apa kau cemburu aku dekat dengan Hanggara?" Ucapnya santai dengan penuh percaya diri."Siapa bilang aku cemburu. Hanya saja Hanggara itu sudah melamar Anita. Kau nanti jadi pelakor diantara mereka."Plak!Plak!Dia memukul lenganku cepat."Sembarangan aja kalo ngomong. Mana mungkin Anita menyukai Hanggara. Dia itu menyukaimu!""Apa kau tidak khawatir banyak wanita menyukaiku. Katanya kan kau istriku.""Aku? Tidak akan! Kau kan sangat mencintaiku, sampai ulat mu saja bisa dalam perutku," ucapnya sembari makan telur rebus, kini wajahnya sudah seperti ikan buntal. Telur rebus dia lahap sekaligus."Aduh Rhoma, minum minum minum. Seret nih sereeett kuning telur.""Sukurin lo, rasain! Makan telor gak kira-k
18Jelas saja Hanggara datang dengan sumringah. Mengapa aku sungguh sebal dengan kedatangan Hanggara. Mereka makan martabak berdua meskipun aku juga di beri."Hey makan martabak telor aja sampe segitunya.""Biarlah Rhoma, dia kan sedang hamil." Ucap Hanggara dengan senyum pada Ani, padahal Ani tidak melihatnya."HEY ANI JANGAN KAYAK ZOMBIE KALO MAKAN!""Kau itu repot-repot mengurusi cara makanku, makan saja martabak mu itu, jika tidak kau makan akan ku habiskan! Dasar Rhoma aneh huh.""Aku tidak mau tanganku berminyak, suapi aku!"Hanggara mendekat padaku dan aku disuapinya. Jika sampai orang lain melihat, ini akan menjadi pemandangan aneh."Aku malu disuapi laki-laki!"Aku tahu Hanggara sangat sedih, dia tidak bisa menyembunyikan itu dariku."Apa kau sudah hilang akal, aku ini Kakak mu. Dulu juga kamu makan aku yang suapin. Mangap!"Aih, aku terpaksa membuka mulut. Ani terkikik melihat kami.