3
Ceo buta
"TUTUP MULUTMU ITU!!!
"cih, jadi kau tidur disini? Sungguh level rendahan, aku kira kau dihotel"
"untuk tidur pun aku tidak peduli dimana tempatnya, asalkan bisa tidur"
"pulanglah, membuat malu saja!"
"jika kau malu, tidak usah anggap aku. Pergilah dari sini, kau hanya akan membuat mereka berkerumun. CEO tampan di tempat rendahan seperti ini"
Dan yang terjadi, CEO itu pun kesal lalu menggendong istrinya untuk pulang ke apartemen.
"TURUNKAN AKU RHOMA"
"lawan lah, selagi kau bisa melawan"
Mereka berdua sama-sama kesal juga marah. Sungguh terlalu!
Didalam apartemen suasanan begitu dingin, berhasil membuat semua sudut ruaangan menjadi horor.
"aku tidak mau tidur dibekasnya painem"
"hay hay hay itu semua sudah ku ganti, kau pikir aku mau bekas orang"
"halah doyan bilang"
Mereka berdua akhirnya tidur bersama walaupun saling membelakangi satu sama lain.
"dasar Ani sialan, kenapa kakinya berada di dadaku" kesal Rhoma dengan menyingkirkan kaki Ani dengan kasar. Bukannya menyingkir, Ani malah memeluk Rhoma dan menjilati dahinya Rhoma.
"Aniiii sadarlah, dasar wanita bodoh. Berani sekali kau lakukan ini padaku" ucap Rhoma dengan nada penekanan.
"kau ini selalu bising" setelah sadar apa yang dia lakukan "aaaaaaa, mengapa kau disitu, di pelukanku?"
Rhoma hanya mendengus dan menarik selimut kembali.
***
"Rhoma, aku ingin mengajakmu reuni SMA ku"
"Tidak mau!! Aku tidak suka acara seperti itu"
"memang dasar kau jelek"
Ani menggerutu dan mengutuk Rhoma, hatinya kecewa.
Ani menatap Rhoma, dia merasa kalau Rhoma tidak menyukainya.
Sedangkan Rhoma hanya diam mematung sambil makan kentang rebus. Ani dengan remuk berjalan sendiri, dia harus terima jika nanti di olok-olok.
*
"wah Nyonya akan reuni? Pasti akan ada cinta bersemi lagi ,eheem" ucap Hanggara memanasi.
"apa kau sedang mengompori ku? Aku bahkan tidak peduli"
"tidak tuan maaf! Saya kembali kedepan"
Apa dia memiliki mantan pacar di kelasnya. Sungguh menyebalkan, aku bahkan selalu memikirkannya. Bagaimana jika dia kesemsem lagi dengan mantannya.
Tidak, aku tidak peduli. Terserah saja!
*
Dia bilang tidak peduli, tapi lihatlah dia sekarang.
"saya akan mengantar tuan secepat gledek"
"....."
Dia memintaku mengantarnya ke tempat istrinya. Setelan jas terbaik, dan mobil terbaik.
Itu sudah membuatnya puas dan akan memamerkan ke semua teman Nyonya Ani.
Penyakit narsistik ini tidak akan hilang. Dia sangat tampan, dan berkharisma.
***
Aku memasuki ruangan reuni. Mereka berhamburan melihatku datang, kulihat mereka membawa pasangan masing-masing, aku hanya bisa gigit jari.
"suami lu mana?"
"oh dia lagi sibuk" ucapku dengan tegas.
"ih ini kan malam minggu, kenapa masih kerja aja sih"
Aku hanya senyum saja.
"hey hey lihat, siapa yang datang?"
Semua berkerumun, aku pun penasaran. Dan itu Hanggara beserta pengawalnya lima orang.
"ah Rhoma.."
Aku sampai ingin meneteskan air mata, dia mau datang.
Dia langsung menuju ke arahku dengan arahan Hanggara. Dia terlihat mempesona, sungguh bukan pria buta, dia berjalan dengan tegasnya.
"Anii..."
"aahhhh dia suami mu Ani?"
"iya, teman-teman ini suami ku" ucap ku canggung.
Celetuk teman laki-laki ku "suami mu buta Ani? Hahahaha"
Tawa meledak di seluruh ruangan
Darah ku panas dan mendidih, aku tidak rela suamiku diledek dan diremehkan.
Aku yang hendak memukul temanku itu langsung di tarik kembali oleh Rhoma.
"HANGGARA!!" perintah Rhoma.
Dan Hanggara pun menganggukan kepalanya.
"Rahmad Winarko, seorang lajang, bekerja di anak perusahaan Aslan sebagai ketua marketing, ayah bekerja di pusat perusahaan Aslan sebagai manager. Untuk besok kau tidak lagi bekerja disana, dan ayahmu juga dipecat"
"a-apa siiapa kau berani bicara begitu" gugup Rahmad. Dia orang paling nyebelin dan sok. Wajahnya pucat seketika.
"Rosa Amelia bekerja di bidang keuangan, ayah bekerja sebagai ternak lele. Kau dipecat mulai sekarang"
"ti-tidak!!"
Dan masih banyak lagi, sebagian dari mereka bekerja untuk suamiku. Namun mereka tidak pernah tau siapa pemilik perusahaan itu. Karena Rhoma hanya bekerja di pusat.
"perkenalkan, ini CEO perusahaan Aslan. Suami dari Nyonya Ani"
Semua menganga dan terheran-heran. Dan langsung meminta maaf pada Rhoma.
Namun Rahmad tetap saja sombong.
"hey kawan tidak usah risau, MANA MUNGKIN DIA CEO KITA, WONG DIA AJA BUTA HAHAHAHA. DAN INI ANI, WANITA JELEK MISKIN INI MANA MUNGKIN MENIKAHI CEO HAHAHAHAHA" ucapnya dengan sombong dan pengikutnya pun juga ikut tertawa, namun sebagian lagi hanya diam dan sibuk meminta maaf pada Rhoma dan juga padaku.
"lanjutkan saja apa maumu. Pengawal ambil kunci mobilnya"
Drap..
Drap..
"eh eh eh apa-apaan kalian. Pencuri! Berhenti kalian hey.. Akan aku tuntut kalian"
"rumah mu juga akan disita dan akan ditempati karyawan baru" ucap Hanggara.
Semua yang dipecat, fasilitasnya ditarik semua. Seperti mobil, motor dan rumah.
"Rhomaa" ucapku pelan.
Dia malah mengajakku pulang, dan wajahnya seperti koala nemplok di pohon, menyebalkan. Mengapa dia memaksa datang jika tidak ingin.
"terimakasih kau tidak malu mengakui aku sebagai suamimu"
"bahkan jika kau miskin dan tidak punya kaki tangan, aku tidak malu. Ketika mencintai seseorang tidak perlu malu dengan keadaanya" ucapku santai dengan nada meliuk-liuk.
"kenapa nada bicaramu aneh? Apa kau sudah tidak waras setelah melihat pesonaku. Ap-apa yang kau katakan mencintai. Apa kau sudah mencintaiku?" tanya nya dengan narsis.
"MANA MUNGKIN, AKU MASIH MEMBENCIMU"
"MENGAPA KAU HARUS MELEDAK-LEDAK, RASAKAN INI"
Dia menyenggolku dengan keras, sampai aku terantuk jendela mobil. Lalu kutendang kakinya dengan keras, dia mengaduh. Dia meremas bahuku lalu kubalas menjambak rambutnya.
"aaaa DASAR WANITA KURANG AJAR, BERANI-BERANINYA KAU MENYENTUH KEPALAKU HEY" ucapnya dengan marah. Namun aku tidak melepasnya.
sopir pun hanya diam, dan tidak peduli dengan pergelutan kami.
"rasakan ini Rhomaa" aku kembali memukul perutnya. Dan dia semakin marah, lalu didorongnya aku sampai mepet ke jendela, hidungnya mendekat ke pipiku.
"aa-ppa yang mau kau lak-ukan" ucapku sembari meneguk saliva. Dia masih diam saja.
Apa dia mau menciumku, aaa disini kan ada sopir. Dasar gila!!
Dahiku didorongnya dengan jari telunjuknya.
"jangan geer, kau kira aku akan mencium mu"
Haa dia tahu isi hatiku, wah gawat!
"siapa juga yang geer, kau yang begitu dekat denganku. Jangan-jangan kau ingin melecehkan aku"
"untuk apa aku melecehkan wanita yang tidak waras sepertimu"
"APA KAU BILANG?" aku mendengus kesal.
"memangnya ada istri yang melakukan kekerasan terhadap suaminya, padahal suaminya itu buta"
"engg... Aku benci padamu"
"aku juga membencimu, sangat membencimu"
Mereka berdua saling membelakangi lagi. Dan menata tempo jantung mereka masing-masing.
Sesampainya di apartemen pun, mereka masih saling diam. Yang satunya masuk kamar, yang satunya lagi masuk kamar mandi. Dan mereka bertemu di ruang televisi. Ani yang melihat Rhoma sudah tertidur di kursi panjangnya, berhenti sejenak memandang wajah bersih dan tampan itu.
Lagi enak-enaknya memandang dan terpesona,ehhh malah.
"jika kau terus memandangiku seperti itu, kau akan jatuh cinta padaku dalam waktu dekat"
"sial" gerutu Ani.
"bagaimana dia bisa mengetahui itu, aku harus waspada terhadapnya" lirih Ani.
"tidak usah waspada! Santai saja" ucap Rhoma sambil memulas senyum dalam tidurnya.
"lebih baik aku pergi dari sini, jika tidak...hiiii dia pasti akan menguliti otak ku" ucap Ani dalam hati dan bergegas masuk kamar.
Perut Ani sangat lapar, di reuni tadi tidak sempat makan karena ada chaos.
"hish.. Ini semua gara-gara Rahmad dan Rhoma"
Dan Rhoma masih pada tempatnya. Ani berjalan pelan dan melewatinya.
"seperti maling saja aku ini, pakai mindik-mindik segala"
"ah untung saja, kemarin aku beli mie instan. Wahhh lama sekali aku tidak makan mie"
Ani mulai merebus air, lima menit berlalu dan akhirnya siap. Ani membuat tiga bungkus mie instan sekaligus. Keranjingan pada mie instan. Wangi aroma menggugah selera dengan cabe rawit sepuluh, sawi pokcoy dan empat telur. Aromanya menyebar dengan cepat keseluruh ruangan, hingga membangunkan orang yang sedang tidur.
*kalo author sih yes cuma telur satu. Berhubung Ani istri ningrat, sudah pasti telurnya buanyak banget, jadi ya begitu deh serakah.
"Ani sedang apa kau?"
Ani yang sedang menyeruput kuah panas mie instan langsung keselek.
"uhuk uhuk uhuk uhuk"
"kau makan apa?"
"aku makan ,makanan sampah"
"apa? Itu mie instan? Kenapa kau tidak membaginya padaku? Beri aku makanan sampah itu"
"iya nih aku kasih semangkuk untukmu hehe"
"wanita yang sudah menikah, tidak boleh makan makanan sampah seperti ini?"
"kenapa tidak boleh?"
"kau akan sulit hamil"
"jika tidak kau sentuh bagaimana aku bisa hamil"
Ani yang menyadari langsung membengkap mulutnya.
"baiklah habis makan mie pedas ini, aku akan menyentuhmu"
Ani dan Rhoma teringat pertama kali saat bermain squish, squish, squish, sentuh, sentuh, sentuh secara tidak sengaja. Itu membuat mereka berdua tersipu malu.
"mengapa punyamu lebih banyak dari pada punyaku, Ani. Bagi aku sedikit lagi" komplain Rhoma.
"tidak mau!! Ini punyaku, masih mending kau ku bagi semangkuk"
"apa kau sudah tidak waras, aku ini suamimu. Mengapa kau begitu serakah, apa kau akan membiarkanku kelaparan semalaman"
Ani dengan berat hati memberikan mienya pada Rhoma. Terlihat senyum tersungging di bibir Rhoma, Ani malah sebaliknya.
*
Mereka berdua saling terdiam di kasur yang empuk itu. Saling meneguk saliva masing-masing. Setelah makan mie instan pedas, mata mereka terjaga semalaman.
"Ani"
"Rhoma"
Ucap mereka bebarengan, dan membuat suasana kian canggung.
"kau dulu" ucap Rhoma.
"kau duluan saja" ucap Ani.
Dan mereka berdua terdiam lagi.
Rhoma merasakan darahnya mengalir dengan cepat. Irama Dadanya semakin bisa dibuat dangdutan. Rhoma menoleh pada Ani.
"Ani, jika aku operasi mata apa kau akan senang?"
"tidak!"
"kenapa?"
"aku jelek!
Kau akan kecewa ketika melihatku"
Rhoma terdiam, dia merasakan istrinya sedang menangis.
"apa aku peduli dengan hal itu? Tidak!"
"lama kelamaan kau akan peduli dan malu. Mengingat saat ini kau buta sekalipun banyak yang menggodamu, apalagi kalau kau normal, sudah tentu banyak yang mengejar dan minta kau nikahi. Dan akhirnya aku tersingkir"
"apa kau takut akan seperti itu?"
"tentu aku takut, ini akan jadi patah hati ku yang pertama jika semua itu benar terjadi"
"pertama?"
"yaa.. Aku tidak pernah pacaran dengan siapapun. Pria yang pernah menjalani hubungan denganku ya cuma kamu Rhoma. Makan bareng, naik mobil bareng, ke pesta bareng meski rusak gara-gara kamu sama Rahmad. Itu semua hal pertama yang kulakukan bersama pria"
"apa kau senang?"
"aku sangat senang melakukan itu denganmu"
Rhoma didalam hatinya menghangat dia merasa sangat diistimewakan oleh Ani. Tanpa di sadarinya dia nyengir kayak kuda.
"lalu, yang kau bilang akan menikah sebulan lagi, apa itu betul"
"dasar bodoh, ya tentu tidak. Mana ada yang mau denganku. Aku miskin dan memiliki adik banyak"
"Rhoma, jika kau ingin mencampakkan aku, bilang dari awal atau jauh-jauh hari. Jadi, aku bisa mempersiapkan hatiku.
"bagiku, menikah itu sekali seumur hidup. Buanglah jauh-jauh pikiranmu itu. Tidurlah, tidak usah menangisi hal yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu"
"Rhoma, apa kau memikirkan apa yang diinginkan mami mu?"
"yaa.." ucap Rhoma berharap lebih pada Ani.
"tidak usah dipikirkan, bagaimana bisa kau melakukan itu pada orang yang kau benci, ya kan? Sudahlah aku tidur dulu"
"taa-pii...."
***
"Hanggara itu siapa?"
"emm dia itu wanita yang di kejar tuan, tapi itu dulu. Tidak berlaku untuk sekarang"
"mengapa dia disana bersama Rhoma"
"mereka sedang berbisnis Nyonya, jika Nyonya ingin masuk dan memberikan makan siang, mari saya antar"
"ah aku rasa tidak usah, cukup kau saja yang mengantar. Aku takut membuatnya malu, aku pulang dulu"
"baik Nyonya"
Banyak sekali wanita di sekelilingnya, dan yang ini malah wanita yang di sukainya. Sangat cantik dan kelihatan pintar.
Aku percaya pada Rhoma, namun aku tetap membawa pulang hati yang retak.
Melihat suamiku bersenda gurau dengan wanita yang dulu ada di hidupnya. Aku tidak mengerti bisnis, aku hanya kaum pekerja.
Aku melenggang ke toko roti dan kue. Besok adalah hari ulang tahunku, aku akan membeli kue kecil untukku sendiri nanti malam. Aku tidak mengharapkan Rhoma ingat ulang tahunku, mengingat bisnisnya butuh banyak perhatiannya. Aku sebagai istrinya hanya memasak untuknya dan menemaninya saat dia butuh ditemani.
"bu, aku beli kue kecil coklat ini ya"
Sungguh imut kuenya, dan aku suka.
Aku memasak makanan istimewa, jam 12 malam lewat.
"tiup lilinnya..tiup lilinnya.."
Fiiuhhh
"yeeee" sorak pengawal, sopir dan satpam apartemen.
Aku merayakan bersama mereka, diruang satpam.
Aku memasak, nasi kuning lengkap beserta lauknya dan juga minuman ringan. Sederhana saja, yang penting berkah.
"wahh ayo pada makan, makasih ya. Ini hari ulang tahun pertama di apartemen"
"Nyonya, apakah tuan tidak tahu?"
"dia lagi sibuk, sudah biarkan"
Semua makan dengan lahapnya, dan mereka sangat senang begitupun aku.
"bukankah itu mobil tuan?" ucap salah satu pengawalku.
Iya, itu mobil suamiku. Hanggara yang menyetir. Aku tidak berkedip melihat mobilnya.
Jantungku serasa diremas, mataku berkabut. Rhoma semobil dengan wanita masa lalunya.
"dia orang baru, juga tinggal di lantai yang sama dengan tuan" ucap satpam.
Mengapa aku tidak tahu, mereka semua yang menyadariku sedang bersusah hati. Mencoba mengalihkan pembicaraan. Namun hati sudah terlanjur gundah.
Hanggara tahu kalau kami sedang kumpul. Dia mencoba memberi tahu Rhoma.
Jelas saja dia langsung menghampiriku dengan diikuti wanita itu.
"sedang apa kau disini?" tanya Rhoma dingin.
"Mereka sedang merayakan ulang tahun Rhoma" ucap lembut wanita itu.
"siapa yang ulang tahun?" tanya Rhoma.
"Ny-onya Ani" ucap satpam gemetar.
"selamat ulang tahun ya Ani" ucap wanita itu.
"buat malu saja, kenapa kau merayakannya di ruangan parkir"
"Rhoma kenapa kau marah di hari ulang tahunnya? Dia siapa? Sampai menyita perhatianmu?"
Aku hanya diam saja, Rhoma tidak menjawab pertanyaan wanita itu. Malah langsung pergi dengan diikuti Hanggara.
Hatiku sesak sekali. Dia tidak mengakuiku di depan mantannya.
Aku cukup tahu diri.
***
Mengapa dia merayakan dengan laki-laki lain? Aku ini suaminya, apa tidak bisa dia merayakan denganku saja. Aku tidak suka, aku termakan cemburu.
Ani pulang kudengar derap langkahnya.
"Ani, mengapa kau tidak masuk ke ruanganku siang tadi?"
"aku mana berani" dinginnya
"lagi pula itu hal terakhir"
"terakhir? Tidak tidak, kau harus tetap mengantarnya"
"aku tidak mau!!"
"istri macam apa kau ini"
Tok..
Tok..
Ternyata Rosmayah datang membawa makanan. Ini sudah jam satu dini hari.
"oh kamu? Jadi.. Kamu istrinya Rhoma"
"iya.."
"Rhoma mari makan bersama, kita kan tadi belum makan. Sibuk mengurus berkas berdua di kantormu. Maaf ya di apartku masih belum punya alat makan, aku boleh kan pinjam dulu"
Ani akan salah paham jika begini, dan dia sudah menuju kamar. Auranya sangat gelap padahal ini hari ulang tahunnya.
"Rosmayah, ambilah piring satu set dan pulanglah. Aku ingin istirahat"
"keluarlah"
"baiklah Rhoma"
Aku menuju ke kamar dengan pelan, aku tidak mendengar apapun. Mungkin dia sudah tidur, aku meraba bantalnya. Ya, dia sudah tidur dengan dengkuran tipisnya.
Aku mencoba memegang wajahnnya, dan ahh apa ini? Apa dia menangis? Bulir bening ini keluar dengan sunyi.
Apa dia sudah salah paham?
Aku tidak tahan jika begini, aku sudah membuatnya kecewa berulang kali.
"ANIII..AMBILKAN AKU MINUM"
Dia tidak menjawab, namun langsung dilaksanakan.
"nih"
"Ani, selamat ulang tahun"
"iya"
"maaf aku terlalu sibuk, tidak ada waktu buatmu, aku sungguh tidak ada hubungan apa-apa dengan Rosmayah"
"mengapa kau selalu menjelaskan, tapi tetap saja kau ulangi. Sudahlah aku tidak apa"
"TIDAK!! JANGAN BERBALIK, KITA AKAN MELAKUKAN AGENDA YANG TIDAK JADI" ucapku berapi-api.
"halah basi!!"
Aku langsung membentangkan tangannya.
"HEH, KAU MAU MEMPERKOSAKU" tanyanya.
"lalu bagaimana melakukannya?" ucapku.
"bagaimana kalau kita nonton bokep dulu. Kau nanti akan kuceritakan, hah bagaimana? Aku punya beberapa video"
"DASAR SINTING KAU ANI, aku tidak mau"
"halah kau hanya mendengarnya saja"
"yasudah!"
Ya Tuhan selamatkan akhlak istriku, dia mempunyai kebiasaan menonton film bokep.
"wah Rhoma, bisa kau dengar desahan perempuannya? Sangat menggairahkan bukan? Prianya menyentuh bagian lunak dengan lembutnya dan dia menghisapnya"
"perempuannya menggelinjang, di sentuhnya perutnya dengan sensual, dan ahh dia sudah berada di bawah situ Rhoma aaaaaaa"
"dasar bodoh, kenapa kau berteriak?"
"aku hanya mengikuti wanitanya, apa kau sudah bergairah?"
"belum" ucapku berbohong.
"ahh dasar kau ini, aku saja sudah berada dititik paling hot. Ayo kita lakukan sekarang, aku yang akan membimbingmu"
Gluk
Aku meneguk saliva. Penyakitku yang narsistik ternyata ada yang lebih parah.
Ani menabrakku dan menciumku, aku sekarang berada di bawahnya.
"Rhoma peganglah!"
"aku tidak mau!!"
"hiss sulit sekali kau ini"
Tanganku yang suci di arahkannya ke bagian lunak, ahh dan dia sudah telanjang. Dasar sinting.
"hey mengapa kau membuka semua pakaianku"
"biarkan aku melihat tubuhmu Rhoma mwehehehe"
"Rhoma, aku tidak berani melakukan itu. Katanya sangat sakit. Sudah ya, aku tidur dulu"
"lalu kau membiarkanku dalam keadaan begini?"
Dia tidak menjawabnya, sungguh menyebalkan.
Kuraih pinggangnya, dan ku arahkan pelan.
Meski aku tidak tahu caranya, tapi naluri akan menuntunnya.
"HADOOHH SAKIT RHOMA"
Cerewet sekali wanita ini.
Kubungkamnya dengan mulutku.
Dia menancapkan kukunya ke punggungku. Tidak bisa kurasakan lagi, aku sudah hampir menuju kenikmatan.
Dan
Ahh...
4Kapan aku akan hamil ya, dududu. Rhoma masih tertidur. Aku akan membuatkan sarapan untuknya. Nasi goreng plus telur ceplok cinta, hiya hiya."Rhomaaa suamiikuuu bangunlah, sarapan sudah siap"Ternyata dia sudah mandi, huu dasar.Dia berteriak dari dalam kamar mandi."Ani ambilkan aku handuk, aku lupa""baiklah suamiiikuuuu""jangan memanggilku seperti itu" ketus Rhoma.Sangat tidak bisa romantis, mengapa pagi-pagi sudah memarahiku, memangnya aku melakukan kesalahan apa? Apa
5TANDA *** MOHON UNTUK SET OTAK PERPINDAHAN POV.Aku langkahkan kakiku seperti Raksasa. Kesal sekali aku dibuatnya pada kemarin malam. Padahal aku masih ingin disentuh."Mengapa kau berjalan seperti itu," tanya Rhoma."Hoh Hah.""Kau ini Raksasa atau apa?" tanya Rhoma semakin kesal."Huu haaa huu haa.""Ku pukul ya kau Ani!! Macam badak saja," cetus Rhoma."Kau mau memukulku? Heyy!" bentakku."Lalu mengapa kau berbicara seperti hewan?" tanya Rhoma."Huhh.""Heleh..Lagi lagi." Rhoma hanya menggelengkan kepalanya."Nih sarapannya!" ketus ku."Ani anu ... aku," kata Rhoma tertahanLangsung kusambar "Apa? Ona anu apa lagi? Hah?""Aku tidak mau makan sendiri! Temani aku!" Sangat teduh dia bicara seperti ituAku mengendur hatiku menghangat bagai disiram air teh.Aku duduk di sampingnya."Masak apa Ani?" tanyanya."Hanya Lele goreng sama sambel terasi,"
6MAAF, INI BELUM AKI EDIT. KEKURANGAN CERITA INI.1. BOCOR POV2. KAPITAL3. DIALOG TAG BELUM SEMPURNAJIKA ADA WAKTU AKAN KU PERBAIKI. YANG PENTING PEMBACA PAHAM.Seminggu sudah tanpa Ani, rasanya aku tidak punya perisai.Rosmaya,Anita dan wanita lain hilir mudik memuja ketampananku.Aku tidak merindukan Ani, aku selalu mensugesti diriku."HANGGARA ANTAR AKU MENEMUI ANI""Tidak usah berteriak Tuan, saya mendengarnya"Ups, mengapa sekarang aku seperti Ani?Aku tidak tahu, apa aku harus mengurus kasusnya atau ku biarkan saja seperti saat ini.Jantungku tak karuan, sepertinya aku nervous akan bertemu istriku sendiri.Hanggara menggandengku memasuki ruang temu."Tuan, Nyonya Ani sudah datang"Hanggara meninggalkan kami."Ani apa kabarmu?"
7"Jika kau terus seperti ini, aku akan koit dengan perlahan. Mengapa kau menempel padaku seperti itu?""APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP"Ani tetap saja menempelkan pipinya ke pipiku.Wangi permen stroberi menyeruak ke hidungku.Dia beralih ke dadaku secara cepat, aku bergidik ngeri."Jantungmu sangat berdebar sekali Rhoma. Apakah ini berdebar untukku?""iihh percaya diri sekali kamu""Tidak bisakah kau berbohong untuk membuat hatiku senang" Ucap Ani lesu dengan menatap wajah Rhoma
8Apa dia serius marah denganku? Kenapa aku didiamkannya? Aku ini kan suaminya, bagaimana bisa dia mengacuhkan aku."Hey kau!!" Dia masih diam saja."Hey, mengapa kau menangis terus. Sudah ku bilang aku tidak hohohihe sama Anita. Kau ini membuatku kesal saja""Yaa, aku memang menyebalkan" Ucapnya sedih."Hey hey jangan membuatku takut, ini bukan seperti dirimu""Ceraikan saja aku Rhoma. Aku bahkan malu untuk sekedar beli kacang rebus. Mereka akan membicarakan bahwa kau mencintai Anita, dan aku hanya pelarian"Sungguh wanita itu makhluk paling komplek pemikirannya, mana bisa pedagang kacang rebus mengetahui berita ini. Aku benar-benar sesak nafas jika Ani bersikap seperti ini terus.Kudengar dia membuka lemari, apa dia mau kabur.Aku langsung berlari menutup lemari, tidak sengaja malah menyenggolnya."Apa yang kau lakukan?" Ucap Ani d
9"huhuhuhuuu...." Ani menangis sesegukan."Diamlah, aku tidak jadi menyentuhmu" kesal Rhoma.Ani lari keluar kamar dan dia tidur di ruang TV.Kenapa dia jijik denganku gara-gara skandal itu. Padahal aku tidak melakukannya.Hatiku sungguh sakit Ani tidak mau kusentuh, biasanya dia yang selalu menempel padaku.Aku meraba sofa, ternyata dia tidur di sofa TV. Aku pun ikut tidur dengannya disitu.Dia sudah tertidur, tidak sengaja aku menyentuh kulitnya, dia belum memakai celananya.Sangat sempit, tapi aku suka karena dengan begitu, aku dan Ani saling berdesakan."RHOMAA.. KENAPA KAU DISINI""Aku ingin tidur bersamamu""Tidurlah dengan Anita sana!""Bagaimana bisa, aku sangat mencintai Istriku ini""Kau kira aku akan percaya dengan gombalanmu itu ha"Aku menarik tangan Ani ke dadaku."Jantung ini berdebar untukmu"J
10Hatiku berdegub kencang. Aku takut operasi! Ani masih menggenggam tanganku. Dia pun tak kalah frustasi.Aku diam seribu bahasa juga Ani. Operasi akan dilakukan besok. Perawat hilir mudik mengecek entah apa.Suara derap langkah dokter kian membuatku takut setengah mati, maklum takut suntikan."Aku akan tidur disampingmu Rhoma""Ani aku takut!""Jangan takut, aku disini!" Ucap Ani sambil membelai rambutku."orang yang ingin kulihat pertama kali adalah kau Ani"
11"Mengapa semua menangis, padahal ku selalu tersenyum. Usap air matamu, aku tak ingin ada kesedihan""MAMIIIII....MENGAPA MAMI MALAH NYANYI??" kesal Rhoma. Sudah dua hari Ani belum ketemu.Semua dikerahkan untuk mencari Istri CEO itu. Polisi, TNI, dan Anak Pramuka.Dasa Dharma ke lima adalah rela menolong dan tabah. Gak percaya? Cek buku saku kalian!"Dimana, dimana, dimana. Ku harus mencari dimana. Kekasih tercinta, tak tahu dimana....""STOOPPP MIIH"Salah satu pengawal belari ke arah Romo.Dia berbisik dan Romo manggut-manggut kayak orang disko."Ada apa Romo, apa sudah ada titik terang?"Romo malah berpikir keras dan terlihat tidak percaya."Rhoma, pergilah ke villa X""Untuk apa?""turuti saja"Aku menuruti Romo, aku hanya membawa satu pengawal dan satu sopir.Pe
23"Rhoma, kau menciumku? Wah mesum sekali kau? Jadi yang manis itu darah segar mu ya?""udah tau pake nanya! Aduh sakit sekali, aku tidak mau mencium mu lagi." Ucapnya kesal dengan masih memegang bibirnya dengan tisu."Cobalah ku lihat!" Ku singkirkan tangannya dengan paksa. Halah manja banget sih."JANGAN ANII KAU AKAN MENYAKITIKU LAGI!!" Tangannya menutupi wajahnya.Aku berusaha sekuat tenaga menyingkap tangannya. Ck, anak mami memang beda, manja!"LAILAH.. CUMA BEGINI DOANG NANGIS!" malah ku tekan dengan jempolku kuat-kuat.
22Rumor sudah beredar bahwa Anita akan segera menikah dalam waktu dekat. Namun Anita sendiri pun tidak tahu siapa jodohnya."Heh Hanggara, kenapa kau bilang kau menyukaiku?"Hanggara yang sedang makan mie goreng yang aku bawakan itu tiba-tiba berhenti makan dan menatapku. " Aku memang menyukai mu.""Heh dasar edan, itu si Anita mau nikah. Kok kau gak resah sih?""Kenapa aku harus resah? Yang aku sukai kan kau!""Apa kau serius?""Serius"
21"Cepatlah Ani, kau ini lelet sekali seperti bekicot!" Kesal ku karena dia masih saja bedakan dan memoles bibir jedirnya tapi bibir ku juga jedir."Tapi aku tidak bisa dansa Rhoma, nanti kalau aku terlihat bodoh gimana?" Ucap Ani dengan wajah tidak bisa di deskripsikan." Kau itu memang bodoh. Halah tingal kanan kiri maju mundur. Tenang saja." Kataku dengan meremehkan tarian dansa. Sejujurnya itu sangat sulit bagiku. Entahlah nanti apa jadinya.Aku mengulurkan tanganku padanya."Apa?" Tanyanya seperti manusia abis bertapa."Pegang tanganku. Jangan cerewet de
20"Hey Rhoma, Hanggara kok gak pulang-pulang sih?""Dia kerja," ucap Rhoma datar."Ya aku tahu, tapi mengapa lama sekali?""Romo akan menjodohkan Anita dengan Hanggara. Ini rahasia kita!" Ucap Rhoma mendekat Ani dengan mata menyipit."Apa? Nanti siapa yang akan memperhatikan aku lagi kalo dia nikah sama lampir itu."'Ada apa dengannya? Kenapa dia sedih mendengar perjodohan Hanggara. Aku ini kan suaminya, meskipun aku tidak ingat pernah menikahinya. Aku kan lebih tamvan dan tajir dari Hanggara, dasar otak wanita absurd ini memang terbalik' batin Rhoma."Aku yang akan memperhatikanmu. Kau dengar itu."Ani malah memonyongkan bibirnya."Besok malam ada pesta di kapal pesiar. Aku ingin kau ikut!""Tapi dulu kau malu saat aku ke pesta mu. Oh ya kau kan tidak ingat.""Pokoknya kamu harus ikut!"
19Ani mual dan pusing, ini adalah kehamilannya yang ketiga bulan. Setiap kali mual, Ani lemas dan kepayahan. Rhoma hanya memperhatikannya dari jauh, dia merasa kasihan pada Ani. Setiap pagi selalu muntah-muntah, alhasil Ani tidak bisa memasak.Rhoma memasak sarapan untuk mereka berdua, dengan masih memakai piyama satin . Sedangkan Ani tergeletak di sofa tanpa suara."Ani sarapan dulu sana," ucap Rhoma pelan."Aku tidak bisa makan," lirih Ani."Kenapa? Kau harus sarapan, agar kuat seperti kemarin!" Lirih Rhoma di depan wajah Ani."WOY TUMBEN PADA AYEM BAE, KOK
18Jelas saja Hanggara datang dengan sumringah. Mengapa aku sungguh sebal dengan kedatangan Hanggara. Mereka makan martabak berdua meskipun aku juga di beri."Hey makan martabak telor aja sampe segitunya.""Biarlah Rhoma, dia kan sedang hamil." Ucap Hanggara dengan senyum pada Ani, padahal Ani tidak melihatnya."HEY ANI JANGAN KAYAK ZOMBIE KALO MAKAN!""Kau itu repot-repot mengurusi cara makanku, makan saja martabak mu itu, jika tidak kau makan akan ku habiskan! Dasar Rhoma aneh huh.""Aku tidak mau tanganku berminyak, suapi aku!"Hanggara mendekat padaku dan aku disuapinya. Jika sampai orang lain melihat, ini akan menjadi pemandangan aneh."Aku malu disuapi laki-laki!"Aku tahu Hanggara sangat sedih, dia tidak bisa menyembunyikan itu dariku."Apa kau sudah hilang akal, aku ini Kakak mu. Dulu juga kamu makan aku yang suapin. Mangap!"Aih, aku terpaksa membuka mulut. Ani terkikik melihat kami.
17"Kau jangan dekat-dekat dengan Hanggara," ucapku sembari makan buah dan memperhatikannya sedang menyisir rambut.Dia malah diam saja."HEH KAU DENGAR TIDAK?""Apaaan sih, bacot banget deh nih orang. Apa kau cemburu aku dekat dengan Hanggara?" Ucapnya santai dengan penuh percaya diri."Siapa bilang aku cemburu. Hanya saja Hanggara itu sudah melamar Anita. Kau nanti jadi pelakor diantara mereka."Plak!Plak!Dia memukul lenganku cepat."Sembarangan aja kalo ngomong. Mana mungkin Anita menyukai Hanggara. Dia itu menyukaimu!""Apa kau tidak khawatir banyak wanita menyukaiku. Katanya kan kau istriku.""Aku? Tidak akan! Kau kan sangat mencintaiku, sampai ulat mu saja bisa dalam perutku," ucapnya sembari makan telur rebus, kini wajahnya sudah seperti ikan buntal. Telur rebus dia lahap sekaligus."Aduh Rhoma, minum minum minum. Seret nih sereeett kuning telur.""Sukurin lo, rasain! Makan telor gak kira-k
16Dua hari Ani tidak kesini lagi, aku ditemani si suster itu. Hanggara pun tidak datang kesini. Mami Papi hanya siang hari kesini. Aku benar-benar diabaikan."Rhoma, biarkan aku memelukmu sekali ini saja." Ucap perawat itu menempelkan wajahnya ke dadaku."Oh ya ya." Ucapku canggung.Aku tidak bisa lagi membantahnya.Ani sialan itu, akal-akal jadi perawat malah pergi. Benci sekali aku padanya, benciiii ah.Tok..Tok..Aku pura-pura membaca buku.Ternyata Ani dan Hanggara, senangnya hatiku."AKU TIDAK MAU BERDEKATAN DENGAN DIA, LAKI-LAKI MURAHAN."Aku tersulut emosi, rasa tidak terima dibilang laki-laki murahan."APA KAU BILANG? AKU INI LAKI-LAKI NINGRAT. SUATU KEBODOHAN MENIKAHI WANITA SEPERTIMU, GILA.""Kalian kalo tidak bisa diam, kubunuh kalian berdua disini!" Ucap Hanggara membuatku takut. Dan kami
15"Hey jangan kemari kau, tidur disofa sana.""Jika kau tidak bisa diam, kucium disini tau rasa," Ucapku dengan tekanan. Bagaimana bisa dia melupakan aku.Dia diam."Apa kau takut aku cium?""Aku lebih ke ngeri, kau itu jelek tahu tidak.""Tidak!""Apa dirumahmu tidak ada cermin? Aku tampan, bagaimana bisa menikahi wanita sepertimu. Jelek, jelek, jelek.""Kurang ajar kau ya!"Aku mengambil wajahnya dan ku cium dengan sensual hehhe."Bagaimana?"Dia hanya mengerjapkan matanya berulang kali.Tiba-tiba dia marah."HEH WANITA GILA! SEMBARANGAN SAJA KAU YA MENCIUMKU. AKU INI ORANG PENTING, BAGAIMANA BISA AKU DICIUM OLEH WANITA JELEK SEPERTI MU"Entah hormon, tapi kata-kata itu sangat menusuk hatiku."Rhoma, aku memang jelek. Tapi aku juga punya harga diri. Kenapa kau selalu menginjak-injak harga diriku""Aku- a-aku, kau memang pantas diperlakukan seperti itu."Waktunya maka