Share

Bab 44b

Ternyata mereka berdua juga ingin menonton film. Kenapa bisa kebetulan seperti ini?

"Ayah," ucap Ilham saat menyadari ayahnya duduk di depannya.

Mas Hilman menoleh seiring lampu yang dimatikan dan pemutaran film dimulai.

"Ilham?" Mas Hilman nampak terkejut saat melihat keberadaan putranya itu bersama denganku.

"Suuttt. Filmnya udah mulai." Anita memutar kepala Mas Hilman hingga kembali menatap ke depan.

"Sayang, filmnya sudah dimulai. Gak boleh berisik. Nanti dimarahin orang." Aku berbisik lirih di telinga Ilham.

"Tapi itu ayah, Bun," timpal Ilham sendu. Kentara sekali Ilham memang sangat merindukan sosok ayah yang beberapa bulan terakhir jarang ditemuinya.

"Iya. Nanti kalau filmnya sudah selesai, kita samperin ayah." Aku berusaha membujuk Ilham.

Anak itu mengangguk meski nampak lesu.

"Kenapa bisa barengan sama Bang Hilman, sih?" Hanan berbisik pelan.

"Mana aku tahu. Kan kamu yang beli tiketnya juga," timpalku tak kalah pelan.

Hanan tak lagi menanggapi. Aku pun fokus menikmati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
bisa dibuat sedikit berani dan tegas g si zaranya njing. g punya otak banget sih bikin cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status