Share

SIAPA NAMAMU?

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2024-08-18 20:18:23

266

“Ham, bagaimana kondisi Heru?” tanya Samudra saat mereka dalam perjalanan menuju komplek pemakaman. Selama seminggu ini hampir setiap hari ia menyempatkan diri mengunjungi tempat peristirahatan terakhir sang ibu. Rasa rindu sedikit terobati jika sudah menyambangi tempat itu.

“Sudah lebih baik, Bos. Luka-luka di wajahnya sudah mengering.”

“Aku tidak tahu jika Heru memiliki saudara.” Ada nada penyesalan dalam suara Samudra.

“Wajar Bos salah sangka. Siapa pun akan melakukan hal yang sama dalam keadaan panik seprti itu, Bos. Istri hilang dan tangkapan kamera terakhir menunjukkan ia bersama orang yang kita kenal. Tentu saja tuduhan akan mengarah padanya.”

“Apa aku terlalu cepat mengambil kesimpulan?”

“Saya sudah katakan siapa pun akan melakukan hal yang sama dalam keadaan panik. Jika berada di posisi Bos, saya pun akan melakukan hal yang sama. Mungkin lebih buruk.”

Sebuah tarikan napas panjang terdengar dari mulut Samudra. “Bagaimana saudaranya Heru sekarang?”

“Kalau itu, Bos nanti tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (26)
goodnovel comment avatar
Nurlela Aritonang
mau di nikahkan sama Bastian kali si Nuri.
goodnovel comment avatar
Sri Fitriany
untuk sebastian kayakni..
goodnovel comment avatar
Preicy
utk apa samudera bertanya pd nuri apakah sdh siap menikah?? jangan sampai jd seperti Ratri yg akhirnya menuntut janji utk dinikahi samudera, tapi kalau dinikahi dgn bastian itu lebih baik agar bastian ada yg mengurus dan menemani
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEPUTUSAN SAMUDRA

    267Samudra berjalan tergesa menuju sebuah ruangan di rumah sakit, setelah sebelumnya membuat janji dengan seseorang di dalam sana. Hamish dan pengawal ia minta menunggu di depan ruangan itu. Sekembalinya dari makam sang ibu, sebuah ide melintas begitu saja.“Sudah tidak ada jawdal, dok?” tanyanya setelah menutup pintu dan melihat dokter Rena sudah melepas jasnya. Baginya sekarang, dokter Rena sudah seperti pengganti sang ibu. Padahal usia mereka tidak terpaut jauh, karena sang dokter seusia dengan Benny.“Aku baru akan pulang. Ada apa?” dokter senior itu memicingkan matanya.“Aku sudah menemukan gadis itu, dok.”“Gadis?” Kening Rena berlipat. Sang dokter kembali duduk saat melihat tamunya juga duduk di depannya.“Ya, aku yakin ia bersedia menikah.”Kening Rena semakin berlipat-lipat.“Kamu mau menikah lagi, Dek? Kamu baru saja rujuk sama Mentari, lho. Dan ingat betapa perjuanganmu untuk mendapatkannya lagi.” Dokter Rena melipat tangannya di dada.Samudra memejam. “Kenapa jadi aku?” Sa

    Last Updated : 2024-08-19
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KARMA DAN HUTANG BUDI

    268“Ta-ri, kamu di sini?” Bastian terkejut.Mentari yang tak kalah terkejut, mengatupkan bibirnya. Ia tak dapat berkata-kata. Bukan ibu mertua yang ia dapatkan di sana seperti sangkaannya, tetapi ….“Nya-ri Om Sam, ya?” Lagi, Bastian bertanya meski gagap. “Dia baru saja per-gi.” Dengan lirikan mata, laki-laki itu menunjuk pintu.Mentari tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia masih mematung. Kenekatannya mencari tahu malah membuatnya mendapati kenyataan berbeda.Entah berapa lama sang wanita mematung. Pandangannya menyapu kondisi tubuh Bastian ari ujung kepala hingga kakinya yang tak ubahnya mummi hidup. Penuh perban, penuh bebatan kain putih.Setelahnya, wanita itu gegas berbalik sambil menguasi dirinya, lalu berjalan kembali menuju pintu ruangan tanpa berkata-kata.“Tari!” Panggilan Bastian meski tidak keras, cukup membuat wanita yang meraih gagang pintu menghentikan gerakkannya.“Apa kamu sudah sembuh?” lanjut Bastian meski tidak mendapat sambutan. “Aku senang akhirnya bisa mel

    Last Updated : 2024-08-20
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   AKU TIDAK LAGI MENGENALMU

    269“Ka-mu bilang apa, Mas?” tanya Mentari dengan menelengkan kepala. Keterkejutan tampak jelas di sana.Samudra memejamkan matanya sejenak. Sebenarnya ini bukan waktu yang tepat untuk megatakannya, tapi sikap Mentari yang terus membenci membuatnya takut sang istri terlalu lama memendam penyakit hati.“Apa pendengaranku bermasalah?” tanya Mentari lirih seolah untuk dirinya sendiri. Sangat kentara ia menyangkal apa yang tertangkap telinganya.“Sayang.” Samudra meraih tangan sang istri, kemudian digenggamnya erat.“Bisa Mas ulangi kalimat yang tadi? Sepertinya pendengaranku sedang bermasalah.”Samudra menggelengkan kepalanya. “Sayang, maaf Mas tidak mengatakan ini dari awal. Mas takut kamu ….”“Mas, jangan berbelit-belit. Aku mau kamu mengulang kalimat yang tadi. Kenapa keponakan palsu kamu itu berada di sana?”Samudra menatap lekat sang istri untuk beberapa waktu tanpa kata. Kedipan berkali-kali mengakhiri aksinya.“Mas ….”“Iya, Sayang … Bastian yang menolong kamu malam itu. Bastian y

    Last Updated : 2024-08-20
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   ISTRI MUDA ATAU ISTRI BARU?

    270Samudra dan Mentari saling menjauhkan tubuh mereka saat terdengar suara pintu dibuka, terlebih saat celoteh dua bayi memenuhi ruangan.“Maaf, Pak, Bu, Mbak nggak tahu kalau ….”Nada suara dari kalimat yang menggantung dan raut bersalah memenuhi wajah wanita berkerudung instan tak lama setelah sepasang suami istri itu saling memisahkan diri.Kecanggungan tercipta seketika. Semburat merah sudah pasti menghiasi wajah wanita di atas ranjang.“Tidak apa-apa, Mbak. Kami sedang ngapa-ngapain, kok.” Samudra gegas menguasi diri dengan berjalan menghampiri pengasuh itu. Sementara Mentari sibuk menetralkan hatinya. Semburat merah masih menghiasi wajahnya.“Abang Barra sama Adek Bulan dari mana?” Samudra langsung mengambil alih kedua anaknya dari pangkuan Rumi. Diciuminya dua bayi yang kegelian itu bergantian. Kemudian dibawa menuju ibunya yang masih sibuk menguasai diri.Kedua bayi yang merindukan Mentari itu langsung merentangkan tangannya. Meminta untuk digendong. Samudra meletakkan keduan

    Last Updated : 2024-08-21
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEBOHONGANMU

    271Keheningan memerangkap untuk beberapa lama. Samudra menyesali ucapannya. Karena terbawa suasana, ia keceplosan, padahal belum waktunya menyampaikan berita ini. Ingin meralat, tapi tidak mungkin, Mentari sudah menyadarinya.“Mas, apa maksud kamu di alam sana? Alam mana?” Pertanyaan itu meluncur lagi, walaupun tidak dengan suara keras karena takut menganggau kenyamanan anak-anaknya, tetapi cukup jelas di telinga Samudra. Terlebih diucapkan dengan penuh penekanan.“Sayang … hmmm, bagaimana kalau kamu tidurkan dulu si kembar. Nanti baru kita bicara.”“Kamu mau mengalihkan perhatianku, Mas?” tanya Mentari kesal.“Tidak sama sekali, Sayang.” Samudra membelai kepala yang tertutup kerudung itu.“Atau kamu ingin membuatku mati penasaran dengan kebohongan-kebohonganmu?”“Tari … kamu bicara apa?” Samudra menggeleng. “Ok, memang ada banyak rahasia yang Mas sembunyikan dari kamu, tapi Mas punya alasan kenapa menyimpannya. Mas hanya menunda untuk menyampakikannya sama kamu, menunggu waktu yang

    Last Updated : 2024-08-21
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   SAH

    272“Sah.”Seruan beberapa orang di dalam ruangan itu, sesaat setelah Bastian mengucap ijab qabul pernikahan, menggema. Keharuan langsung menyelimuti, bahkan saat penghulu melantunkan doa, Bastian tidak bisa menahan air matanya. Tangisnya langsung pecah meski hanya air mata tanpa suara yang mengalir.Ia tidak pernah menyangka perjalanan hidupnya akan sampai di titik ini. Menikah di rumah sakit dalam kondisi hidup pun setengah mati. Nyawa masih bersarang di raga, tetapi raga sendiri tak lagi berfungsi.Ia terharu sekaligus heran, kenapa di saat kondisinya seperti ini, masih ada wanita yang mau ia nikahi. Padahal jangankan memberikan afkah lahir berupa materi, bahkan nafkah bathin saja ia tidak akan sanggup memberikan.Ia huga terharu sekaligus heran, kenapa Samudra yang sudah ia recoki hidupnya masih saja berbaik hati menikahkan dirinya. Bukan hanya itu, Samudra juga bertanggung jawab atas semua biaya pernikahan, perawatan, dan juga hidupnya ke depannya.Dan entah berapa banyak hal lag

    Last Updated : 2024-08-22
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TIDAK TERPAKSA

    273“Maafkan aku ya, Tari.” Entah untuk ke berapa kalinya kalimat itu terdengar.Sungguh, Mentari tidak nyaman dengan situasi ini. Namun, mau sampai kapan menghindar? Cepat atau lambat akan ada interaksi lagi antara dirinya dengan Bastian. Samudra tetap menganggap Bastian bagian dari keluarga Hanggara, tidak akan pernah membuang laki-laki itu. Jadi, sekuat apa pun ia ingin menghindar, rasanya Bastian akan tetap berada di sekitar dirinya dan Samudra.Dan yang terpenting dari semua itu, Bastian sudah mengorbankan dirinya agar ia selamat. Sepertinya tidak punya hati jika ia masih juga membenci laki-laki itu karena kesalahan masa lalunya.Mentari mengerjap dan memandang ke arah lain. Tidak tega sebenarnya melihat kondisi Bastian yang sangat mengenaskan itu, tapi lagi-lagi kebenciannya belum sepenuhnya hilang. Sebenarnya ia ingin segera pergi dari sana, tetapi tatapan penuh harap sang suami yang membuatnya masih bertahan di sini.Samudra meremas telapak tangan Mentari dengan lembut sebagai

    Last Updated : 2024-08-23
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PENUH MISTERI

    274“Sudah dulu.” Bastian menahan Nuri yang mau menyuapkan lagi potongan buah mangga ke mulutnya. “Aku sudah kenyang,” lanjutnya.Nuri hanya mengangguk sebelum bangkit dan berjalan menuju lemari pendingin di sudut ruangan. Memasukkan kotak berisi irisan buah-buahan ke dalamnya agar tidak basi. Setelahnya gadis itu kembali menghampiri Bastian lagi. Mengusap pinggiran bibir sang lelaki dengan tisu. Lalu menyodorkan air dalam botol di mana sudah terdapat sedotan di dalamnya. Kondisi leher Bastian yang belum bisa digerakkan membuatnya sulit untuk menenggak air dalam gelas.Setelah selesai, lagi Nuri mengelap pinggiran bibir Bastian dengan lembut. Semua ia lakukan dengan lihai, walaupun sedikit canggung dan selalu menjaga jarak.Tidak heran bagi Bastian kenapa gadis semuda Nuri sudah bisa melalukan semua itu, karena sebelumnya ia asisten Widya. Asisten yang lebih seperti seorang suster karena kondisi Widya yang memburuk sebelum kepergiannya.Nuri tidak seperti Ratri yang membersamai Widya s

    Last Updated : 2024-08-23

Latest chapter

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEJUTAN

    376Sore hari Nuri dikejutkan dengan kedatangan Rendra yang menjemputnya ke rumah baru mereka. Rendra meminta Nuri segera bersiap karena akan diantar ke suatu tempat. Katanya atas permintaan Bastian. Sementara Bastian sendiri tidak mengatakan apa pun, padahal waktu istirahat siang tadi mereka sempat bicara di telepon.Walaupun heran, tak ayal Nuri menurut karena sudah sangat mengenal orang kepercayaan Samudra yang dulu selalu melindungi dirinya dan Bastian itu.Rendra mengatakan ini kejutan, dan sebenarnya Bastian melarangnya untuk mengatakan lebih dulu, tapi terpaksa ia katakan karena awalnya Nuri menolak ikut. Dan benar saja, pengawal merangkap sopir itu pertama membawanya ke sebuah salon kecantikan. Di sana Nuri didandani sangat cantik. Gaun malam indah berwarna hitam membalut tubuh sintalnya. Nuri sampai pangling melihat bayangan dirinya sendiri di cermin.“Sebenarnya kita mau ke mana, Pak? Aa Bastian di mana?” tanya Nuri saat mereka sudah kembali berada di dalam mobil. Rendra memb

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KERESAHAN NURI

    375Kehidupan kembali berjalan normal setelah mereka pulang ke tanah air. Mereka melanjutkan hidup masing-masing dengan tetap membawa kehangatan keluarga yang semakin terjalin erat. Waktu seminggu liburan seolah menjadi isi ulang energi agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang sesungguhnya. Antusiasme efek isi ulang itu sangat berdampak dirasakan Mentari dan Samudra. Rasa cinta mereka pun bertambah berkali-kali lipat. Rasanya tidak ada lagi yang mereka inginkan dalam hidup selain tetap bersama.Pagi ini, seperti biasa Mentari mengantar suaminya yang akan berangkat ke kantor, hingga ke mobil yang menunggu di halaman. Tangannya yang mengait erat di lengan Samudra, juga kepalanya yang menyandarm anja selama berjalan hingga halaman, menandakan jika ikatan itu tak akan terpisahkan. Beberapa kecupan di wajah mentari menjadi salam perpisahan setiap kali Samudra akan berangkat ke kantor. Baginya, satu kecupan saja tidak cukup.Mentari melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak meni

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEHANGATAN KELUARGA

    374Keesokan paginya, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai, menerangi kamar hotel dengan cahaya keemasan. Mentari membuka matanya perlahan dan melihat Samudra masih tertidur lelap di sampingnya. Ia tersenyum kecil, merasa beruntung bisa menikmati momen ini.Perlahan, ia mengulurkan tangan, menyelipkan jemarinya di antara rambut Samudra yang acak-acakan, merasakan kelembutan helai-helainya yang sudah mulai memutih di beberapa bagian. Tanpa sadar, hatinya berdesir melihat wajah damai yang semakin hari semakin menambah kadar cintanya.Ia teringat perjalanan cinta mereka yang penuh liku—berawal dari nikah dadakan karena pergantian mempelai laki-laki, salah paham, kecurigaan, dipisahkan fitnah, hingga akhirnya berlabuh dalam cinta yang mendalam. Sekarang, mereka punya segalanya yang ia impikan: pernikahan yang harmonis, anak kembar yang lucu, dan waktu berharga berdua seperti pagi ini. Ia merasa amat bersyukur."Mas …" bisiknya penuh kelembutan, meski ia tahu suaminya belum benar-b

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   MENGENANG

    373“Akhirnya ….” Samudra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk berukuran besar di kamar hotelnya. Pria itu telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan kedua kaki menjuntai ke lantai. Entah ada keajaiban apa, tiba-tiba saja Bastian memaksa membawa si kembar ke kamarnya, katanya ingin mengajak mereka menginap di sana.Seperti mendapat durian runtuh, tentu saja Samudra merasa lega. Bagaimana tidak? Dua anaknya ingin bermain naik kuda-kudaan di punggungnya. Dua sekaligus.“Makanya, nikah jangan terlalu tua. Biar anak pas aktif-aktifnya, papanya masih strong ngajak mainnya,” ledek Mentari sambil melihat Samudra yang ngos-ngosan melayani kedua anaknya.“Kalau Mas nikah muda, pasti bukan sama kamu.”Mentari mengernyitkan keningnya.“Iya, kan? Kalau Mas nikah umur dua puluhan, pasti bukan sama kamu, karena saat itu kamu masih bau kencur. Mungkin masih ingusan. Belum bisa dinikahi.”Mentari memutar bola mata, tapi ucapan Samudra ada benarnya. Selisih usia mereka cukup jauh. Kalau Samudr

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEBAHAGIAAN SEMPURNA

    372Pagi itu, matahari Paris menyentuh lembut jendela kamar hotel tempat Nuri dan Bastian menginap. Begitu Nuri membuka jendela, aroma bunga musim semi menyeruak ke dalam kamar, membawa sensasi kebahagiaan yang sempurna.Paris di musim semi adalah lukisan hidup: pohon-pohon sakura bermekaran di taman-taman kota, bunga-bunga aneka warna menghiasi jalanan, dan angin yang sejuk membelai wajahnya, membuat wanita itu tersenyum.Nuri berbalik menghadap ranjang tempat Bastian masih terlelap. Pertarungan panas mereka tadi malam memang menyisakan kelelahan yang teramat. Pantas jika sang suami masih nyenyak. Namun, agenda hari ini padat, dan Nuri tidak mau melewatkannya.Terlebih, hari ini mereka akan menikmatinya bersama keluarga Samudra.Nuri berjalan menuju pintu, lalu keluar dan mendatangi kamar sebelah tempat Samudra dan keluarganya menginap.Ia langsung mengetuk pintu. Tidak menunggu lama, Mentari membukanya.“Hai, Nur. Sudah cantik aja, nih. Sepertinya kamu sudah siap ya, jalan-jalan.” M

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEINDAHAN

    371Panik, Bastian berjalan ke arah kios tempat terakhir kali ia melihat Nuri. Ia menanyakan pada beberapa orang di sekitarnya dengan menyebutkan ciri-ciri Nuri, namun tak seorang pun mengetahui istrinya.Aneh, dalam sekejap saja, Nuri hilang seolah ditelan bumi.Pikiran Bastian mulai dipenuhi kekhawatiran. Ini negara orang, dan Nuri baru ke sini. Tidak bisa bahasa Prancis maupun Inggris. Bagaimana kalau ia tersesat?Bastian memutuskan untuk menghubungi Nuri melalui ponsel, tapi panggilannya tak tersambung.“Nomornya tidak aktif,” gumamnya, merasakan kekhawatiran yang semakin besar. Ia terus mencoba, namun hasilnya tetap sama. Napasnya mulai tak beraturan, bayangan buruk terus menghantui pikirannya.Bagaimana jika Nuri diculik? Atau tersesat jauh? Ini Paris, negara yang asing bagi istrinya.Tanpa berpikir panjang, ia mulai menyusuri setiap sudut jalan, berharap bisa menemukan sosok Nuri yang entah kenapa bisa hilang secepat ini.Langkah Bastian semakin cepat, dadanya mulai terasa sesa

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PARIS

    370Paris menyambut dua keluarga itu dengan segala pesonanya yang melegenda. Bastian, Nuri, Samudra beserta Mentari dan juga si kembar, turun dari taksi di depan hotel bergaya klasik yang berada di jantung kota.Gedung hotel itu berarsitektur ala Eropa kuno dengan detail balkon berornamen besi tempa dan jendela besar berbingkai kayu putih. Setiap sudutnya tampak seperti lukisan, begitu indah dan romantis. Paris memang terkenal dengan pesona abadinya, dan hari itu, senyum tak pernah lepas dari bibir Nuri.Wanita mungil itu langsung membulatkan mulutnya. Tak henti-henti ia mengagumi kota mode itu semenjak menginjakkan kaki di bandara Charles de Gaulle tadi.“Aa….” Nuri memekik seraya menyatukan kedua tangannya yang terkepal di depan dada. Tubuhnya sedikit membungkuk. “Kita benar-benar di Paris, ya?” tanyanya polos tanpa melihat Bastian karena pandangannya terus menyapu seluruh sudut kota.Bastian tersenyum. Pun dengan Samudra dan Mentari yang ikut mendengar. Antara bahagia yang Bastian

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   RUMAH BARU

    369Bastian mengusap wajahnya setelah mengembuskan napas berkali-kali. Laki-laki itu duduk di sofa dengan wajah menunduk, kedua siku bertumpu di atas pahanya.Suara langkah ayah dan adiknya semakin memudar di kejauhan, membawa kelegaan sekaligus kepedihan yang menyatu dalam dadanya. Rasa lelah dan berat di dadanya mulai bergulir. Ia tahu, sejak saat ini, hubungan dengan keluarga tidak akan sama lagi.Ia yakin, meski tadi sudah menjabat tangannya karena paksaan sang ayah, Andra tidak akan begitu saja melupakan semua ini. Dan Richard? Bastian sangat yakin bahwa mulai saat ini pria itu akan membatasi diri dalam memberikan kasih sayang dan perhatian padanya karena khawatir menimbulkan kecemburuan dari anaknya yang lain.Padahal Bastian sudah sangat bahagia memiliki keluarga. Siapa sangka kebahagiaannya harus diwarnai dengan drama kecemburuan dari adiknya yang berlanjut dengan percobaan merebut istrinya.Sebuah tepukan mampir di pundak Bastian. Sentuhan itu seperti jangkar yang membawanya

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   DILEMA AYAH

    368Kedua tangan Bastian kembali mengepal kuat. Wajahnya yang sempat tenang kini kembali memerah dan tegang. Andai bukan karena gelengan Nuri yang menunjukkan ketakutan dan tatapan memohon dari Samudra agar ia tetap tenang, wajah Andra yang sudah babak-belur itu mungkin akan dibuatnya semakin tak berwujud.Bastian menahan napas, padahal dadanya sudah naik-turun dengan cepat."Aa..." Nuri mendekat. "Jangan dengarkan dia. Dia hanya mengada-ngada. Itu sama sekali tidak benar. Aa tahu saya hanya menyukai Aa." Wajah Nuri pucat, sorot ketakutan terpancar jelas. Tangannya meraih tangan Bastian."Saya hanya menganggapnya sebagai adik. Tidak lebih," lanjut Nuri mengiba. "Kalaupun tadi saya menemuinya, itu karena dia bilang mau pamitan sebelum ke Yogya. Kami tidak sempat bertemu sebelum kita kembali ke sini." Suara Nuri terdengar lirih dan bergetar."Sungguh, kalau saya tahu akan seperti ini, saya akan membangunkan Aa saat dia menelepon dari depan pintu. Aa, percayalah pada saya. Dia gila kalau

DMCA.com Protection Status