“Ini dikirim tepat 1 bulan sebelum aku bertemu dengan Dante, dan saat acara pertemuan keluarga aku juga menerima ancaman ini.” Serena berucap sambil melihat kertas-kertas yang berisi isi pesan dari orang yang selalu menguntitnya dari dulu itu sambil berpikir keras.Serena sengaja mengeprint seluruh isi pesan itu beserta tanggalnya dan menempelnya di sebuah papan di ruang kerjanya yang sangat rahasia itu.Setelah kabur dari mansion Dante malam itu, pria itu mengatakan kalau dia ada perjalanan bisnis untuk beberapa hari sehingga Serena memiliki waktu untuk memikirkan rencana selanjutnya tentang pernikahannya ini.“Ini sangat aneh, semenjak aku bertemu dengan Dante, orang ini mengirim pesan ancaman semain sering, apa ini ada hubungannya?” tanya Serena pada dirinya sendiri.Kertas-kertas itu sudah dicoret-coret dengan spidol merah agar Serena bisa memperhatikan polanya. “Nico tidak boleh tau tentang ini dulu sebelum aku mendapatkan beberapa bukti.” Serena sengaja tidak memberitahu siapapu
“Euh, kepalaku,” lenguh Serena sambil meminggirkan rambutnya yang hampir menutupi seluruh wajahnya itu.Serena meregangkan tubuhnya sambil mengumpulkan kesadarannya. “Ah, kenapa dingin sekali di kamarku tiba-tiba,” ucapnya kepada dirinya sendiri tapi matanya masih setengah terbuka.Ketika sedang menarik selimut untuk menghilangkan rasa dingin yang dia rasakan, Serena merasakan ada yang aneh pada dirinya.Dengan gerakan cepat, Serena meraba-raba tubuhnya dan langsung membelalakkan matanya terkejut. “HAH! KENAPA AKU TELANJANG?” teriak Serena langsung bangun dari tidurnya dan duduk di kasur yang berantakan itu.Serena celingak celinguk memperhatikan sekitarnya. “Dimana ini?” tanyanya masih dengan nada terkejut. Serena memukul kepalanya untuk mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.Serena memang sering melupakan kejadian penting di hidupnya, tapi ini sangat aneh. “Sepertinya kemarin aku mabuk,” ucapnya masih mengacak-acak kepalanya karena pening yang Serena rasakan.“Benar! Nico, aku
“Selamat datang Nyonya!”Seluruh bodyguard yang ada di jalan paving menuju ke pintu utama mansion milik Jack itu seketika menunduk ketika melihat Serena datang.Gadis itu memakai lipstik merah yang sangat menyala, rok span yang sangat ketat dan stoking hitam yang menutupi paha mulusnya.Bunyi heels yang bersentuhan dengan paving itu membuat suasana hening karena Serena kali ini hanya ingin menemui papanya.Serena langsung melengos saja masuk tanpa mengetuk pintu dan berjalan menuju ke ruangan kerja papanya yang ada di lantai 3 mansion yang megah ini.Serena sengaja memilih lift untuk menghemat waktunya yang sangat berharga itu. Kali ini Serena sengaja datang untuk pertama kalinya mengunjungi papanya itu karena Serena sudah tidak tahan ingin menanyakan tentang fakta yang Dante katakan waktu itu.Serena hanya ingin memastikan apa ucapan pria itu dapat dipercaya?Serena melepas kaca hitam yang dia pakai ketika sudah mau sampai di ruang kerja papanya itu. Tapi, suara aneh yang muncul dari
“HAH! Hampir saja!” Serena kini tengah berada di ruangan kerja papanya untuk bersembunyi dari kedua orang itu.Napasnya terengah-engah karena gadis itu berlari di lorong hingga bersembunyi di sini. “Apa itu tadi?” tanya Serena masih belum bisa memproses keadaan yang terjadi saat ini.Itu sangat jelas suara dari Diego, tangan kanan papanya yang sekaligus menjadi suami pertamanya. Serena sangat yakin. Apalagi tadi gadis yang diajak berhubungan dengan pria itu mengatakan kalau dia sudah menikah.“Diego mengatakan dia memiliki kontrak dengan papa?” Serena sangat kebingungan dengan seluruh keadaan ini.Karena, jika Diego terlibat kontrak untuk menikahinya, berarti seluruh suaminya juga terlibat kontrak dengan papanya kan?Kecurigaan Serena ternyata benar selama ini, pasti ada sesuatu yang membuat seluruh pria ini mau dinikahkan dengan Serena.Tapi pertanyaan besarnya adalah apa tujuan papanya sebenarnya? Apa rumor cucu perempuan itu benar?“Ahhh ini sangat rumit!” Serena memijit jidatnya y
“Ya, aku akan segera membunuhnya!”“Kau hanya milikku, Serena.”“Kemana kau akan pergi hm?”“Aku akan membunuhmu.”“Kau hanya milikku Serena.”“AKHHH!!!” Serena tiba-tiba berteriak sambil terbangun dari mimpi buruknya itu. Gadis yang masih memakai piama berwarna merah itu mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat.“Ahh, mimpi itu lagi,” desah Serena sambil menutup matanya. Dia kesulitan tidur di malam hari tapi ketika dia bisa tidur malah disambut dengan mimpi buruk itu lagi.Serena langsung bangun dan mengambil ponselnya yang ada di meja samping kasurnya.“SIAL! Aku hampir terlambat bagaimana ini?” Serena hampir menjatuhkan ponselnya saat melihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 9 pagi.Hari ini sebagai manager di perusahaan milik keluarganya, Serena harus menghadiri wawancara ekslusif dengan sebuah siaran TV yang sangat terkenal di Italia.“Tidak, aku harus cepat-cepat!” ucapnya langsung berlarian mencari baju-baju yang cocok untuk dipakainya hari ini dan langsung cepat-cepat k
“Tapi sayangnya, kita sudah putus beberapa hari lalu. Benarkan, Serena?”Nico berucap sambil melihat ke arah Serena membuatnya membeku.Pembawa acara juga terlihat kebingungan. “Owhh, apa kau kenal dekat dengan Nyonya Serena?” tanyanya memastikan.Seluruh orang yang ada di sana mendadak terfokus pada kedua orang itu. Jumlah penonton siaran langsung yang awalnya mencapai 1,5 juta penonton karena kepopuleran Nico, sekarang mendadak hampir tembus 3 juta setelah pertanyaan tentang kehidupan pribadi Nico ditanyakan oleh pembawa acara.Nicholas Rodriguez, semua gadis akan menggila ketika melihat pria blesteran America-Eropa ini. Matanya berwarna biru laut, rambutnya cokelat legam, tubuhnya tinggi janggung bak pangeran dari Yunani.Tapi semua hal-hal menakjubkan tentang pria itu tidak berlaku lagi bagi Serena. Karena entah keberapa kalinya kali ini Nico menempatkannya di ujung jurang.Jika ada rumor yang tidak mengenakkan menyebar setelah siaran langsung ini maka saham perusahaannya akan ter
PRANG!!BRAK!!!“AKH!!! Aku bisa gila!”Serena menutup telinganya ketika Dante mengamuk sambil memecahkan seluruh barang-barang yang ada di ruangan tamu mansion baru miliknya.Dante mengamuk seperti seorang psikopat yang tidak berhasil membunuh targetnya. Tatapan matanya memerah menahan amarah.Pria itu tidak seperti Dante yang Serena kenal. Tatapannya seperti serigala yang siap menerkam kapan saja. Matanya memerah dan seluruh urat tanganya menegang saking marahnya.“Apa yang kau lakukan?”“HAH? APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PRIA ITU SERENA?” teriak Dante membuat Serena ketakutan setengah mati.Tidak ada siapapun di mansion ini. Jika Dante membunuhnya saat ini maka Serena hanya tinggal nama besok pagi. Karena, tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya dari kemarahan pria ini.“Dan-te dengarkan aku,” ucap Serena terbata-bata sambil memundurkan langkahnya takut didekati oleh Dante.“Dan-te, tolong tenangkan dirimu terlebih dahulu.”Darah terlihat keluar dari tangan pria itu yang dia gunak
“Ahh!! Dante, sadarlah!”Gadis itu mengamuk sambil memukul dada bidang Dante agar pria itu berhenti menindihnya sambil mejilati tubuhnya.Pria ini sangat berat dan kuat, tubuh Serena tidak mampu melawanya tapi dia berusaha sekuat tenaga. Karena, Serena tau tidak ada hal-hal yang dilakukan saat dalam pengaruh alkohol hanya akan menjadi penyesalan.“DANTE, AHH…” Serena mendorong Dante ketika pria itu berusaha untuk merobek kemeja kerjanya.“Lihat aku! LIHAT AKU!” Dante menduduki tubuh Serena dan menekan leher gadis itu hingga Serena hanya bisa melihat Dante yang sedang kalap dengan emosi dan juga sedang mabuk.Serena sangat penasaran apa yang membuat pria ini sampai semarah ini, dan darimana saja Dante sebelum dia datang ke kantornya dan mengamuk seperti orang gila seperti ini.“Apa kau punya mata untuk melihatku?” Mata merah Dante menatap nyalang ke arah Serena. “Apa yang pria itu miliki yang tidak aku miliki, katakan sekarang di depan wajahku,” ucapnya membuat Serena merinding sendiri