Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
“Nyonya, saya ucapkan selamat kepada anda karena kartu merah baru saja dibuka.” Bagai disambar petir di siang bolong, seorang wanita seksi yang tengah berada di ruangan kerjanya itu mendadak tercengang. “APA?!” pekiknya memastikan apa yang barusaja dia dengar. “Benar nyonya … anda diminta untuk datang ke mansion utama hari ini pada pukul 7 malam,” lanjut pelayan itu dengan nada yang bergetar karena dia sedang berbicara dengan satu-satunya pewaris dari keluarga paling berpengaruh di Italia. Kartu merah ke-14 sudah dibuka dan dia barusaja menikah dengan suaminya yang ke-14 dua minggu lalu. Apa mereka sudah gila? Setiap kakeknya mengumumkan tentang orang yang akan menikah dengannya Serena selalu was-was. Sebab semua pria yang pergi dan masuk ke mansionnya bisa saja menjadi suaminya. “Siapa?” Serena—wanita yang tengah diajak berbicara oleh pelayan itu bertanya dengan pertanyaan yang sangat singkat namun mampu membuat pelayan itu gugup setengah mati. “Itu … Maafkan saya nyonya, saya
PRANG!!! Serena masih belum bisa memproses keadaan, ketika seorang pria memecahkan kaca mobilnya dengan paksa. Tangannya bergetar karena ketakutan. “HEY!! Kau bisa mendengar saya?” Serena tidak memedulikan pria di luar mobilnya yang terus berusaha membuka paksa pintu mobilnya itu. “HEY!!” Teriakan kedua dari pria itu mampu membuat lamunan Serena buyar. Namun, belum sempat Serena melihat pria itu. Dia langsung menarik Serena keluar tanpa aba-aba dan … DOAR!!!!!! Mobil bugatti merah yang dikendarai Serena meledak tepat sepersekian detik ketika pria itu mengangkat tubuhnya dan membawanya keluar dari mobil itu. Hari ini memang hari tersialnya! “Kau baik-baik saja?” Serena seketika mendongak melihat wajah pria itu. Tatapannya sangat dalam, dan dari jarak sedekat ini Serena bisa mencium aroma tubuhnya, garis rahangnya yang tegas dan mata mereka berdua bertemu. “Aku baik-baik saja,” ucap Serena berusaha berbicara dengan nada yang tenang, padahal jantungnya berdetak dengan sangat cepa
“Dante kau melupakanku? Setelah puas dengan tubuhku lalu kau bisa seenaknya mencampakkanku seperti ini?” Wanita itu berteriak sambil menangis histeri. Serena tidak bisa menyembunyikan senyumannya ketika melihat ekspresi Dante yang terkejut. Permainan ini cukup menarik bagi Serena. Sekarang dia akan punya alasan untuk membatalkan pertunangan bodoh ini. “Kau siapa? Saya tidak pernah melihatmu sebelumnya!” Dante berucap sambil menghentikan langkah wanita itu yang ingin mendekatinya hanya dengan mengangkat tangannya. Wanita itu benar-benar berhenti. ‘Apa Dante semenakutkan itu?’ tanya Serena dalam hatinya. “Jasper bawa wanita ini keluar!” Fredrick berucap dengan wajahnya yang sudah memerah menahan amarah. “Tunggu!” Serena menghentikan langkah Jasper—pimpinan bodyguard di mansion itu yang ingin meyeret wanita itu keluar. “Apa kau yakin ayah dari anakmu itu pria ini?” tanya Serena kepada wanita itu. “Iya! Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan siapapun kecuali aku, Dante!” ucap wa
Blitz! Kilatan cahaya dari kamera membuat fokus Dante yang sedang ditodong pistol itu sedikit buyar. Di depannya, gadis yang memakai kemeja yang kancingnya sudah terlepas entah kemana itu menodongkan sebuah pistol tepat ke arah kepalanya. Dante menyeringai, sepersekian detik kemudian, Dante melipat tangan Serena dan mengunci tubuh mungilnya yang tak seberapa itu ke arah tubuh kekar miliknya. “Hhh!!” Serena hanya bisa mengeluh ketika tangannya tak mampu bergerak karena ditekan oleh Dante. Sementara, pistol yang dia bawa sudah diambil dengan cepat oleh pria itu. “Menurutlah, atau kau akan mati!” Hanya satu kalimat itu mampu membuat Serena terdiam. “Mphh!!!” Bibir hangat dan basah milik Dante mendarat dengan cepat di bibir ranum milik Serena. Dia tidak bisa memproses informasi apapun selain mereka berdua dalam keadaan genting saat ini. “Foto itu cepat!!” Puluhan wartawan sudah menerobos masuk lewat pintu utama dan kini mereka langsung menyaksikan pemandangan yang sangat langka. Ser
“Apa maksudmu?” Serena mengernyitkan alisnya bingung dengan perkataan Dante. Pria itu langsung mengubah posisinya dan melanjutkan melajukan mobilnya. “Kau akan tinggal di mansion saya untuk sementara,” jawabnya mengalihkan topik pembicaraan. “Aku tidak mau!” “Saya tidak sedang meminta pendapat!” Serena mendelik tajam ke arah pria di sampingnya itu. Entah sudah berapa kali Serena ingin membunuh pria itu detik ini juga. “Aku tidak akan turun dari mobil ini jika kau tidak membawaku pulang!” jawab Serena dengan nada marah. “Saya bisa menarikmu untuk keluar dan menyeretmu masuk,” jawab Dante denga nada tenang. Tangannya sibuk memutar stir mobil dengan lengan kemeja yang sudah dilipat memperlihatkan otot-otot tangannya yang kekar. Serena diam. Bukan karena tidak mempunyai balasan untuk perkataan Dante, namun karena Serena takut jika pria itu benar-benar melakukannya. Pasalnya, dia tidak terlihat seperti pria yang akan bercanda dengan ucapannya. “Dengar!” Serena mendekatkan tubuhnya
“KEJAR MOBIL ITU!!!”Serena membanting stir mobil Rolls-royce milik Dante itu dengan gerakan cepat untuk mengubah arah. Dengan cepat Serena kabur membelah jalan perumahan yang sangat luas itu.Demi apapun, sekejam apapun rumor tentang Dante, Serena tau persis Nico tidak pernah main-main dengan ucapannya. Serena akan menjelaskan keadaan yang terjadi sekarang kepada Nico agar dia bisa mengerti posisi sulit Serena saat ini.“Hahh ini akan menjadi masalah,” desah Serena kesal ketika melihat beberapa mobil mengejarnya dari belakang.Tapi, Serena akan berusaha untuk pulang bagaimanapun caranya. Nico pasti sudah merencanakan hal-hal aneh yang bisa membahayakan mereka berdua. Enah Serena atau Nico sendiri.Beberapa menit kemudian, Serena sampai di mansion miliknya. Dengan cepat pintu gerbang yang sebesar gapura itu terbuka otomatis dan Serena masuk dengan kecepatan maksimal bahkan hampir menabrak pohon-pohon yang tumbuh di taman menuju mansion.KRITTT!!!Bunyi rem mobil yang dikendarai Serena