SUAMI AROGAN KENA BATUNYA

SUAMI AROGAN KENA BATUNYA

last updateLast Updated : 2025-01-31
By:  VincaFlowerOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
0 ratings. 0 reviews
28Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Mahendra bersedia menikahi Larasati semata-mata hanya untuk menyenangkan hati Ayahnya yang tengah sakit parah. Namun dibalik itu, mahendra telah menyiapkan sebuah rencana untuk memanipulasi Larasati yang terlihat lugu.

View More

Chapter 1

Malam Pertama....

Satu

"Jangan sok ke-PD an dulu kamu, tidak perlu tidur di lantai begitu. Aku juga tidak tertarik untuk menyentuhmu."

Larasati menghentikan kegiatannya yang sedang membentangkan selimut di lantai, ketika mendengar ucapan lelaki yang siang tadi telah men-sahkannya menjadi seorang istri.

Wanita berwajah sendu itu tertegun sejenak. Lalu sontak wajahnya memerah.

"A-apa?"

Mahendra terkekeh mencemooh, melihat reaksi Larasati.

"Kamu pikir apa? Aku berpuluh-puluh kali tidak sudi menikahimu. Aku hanya mengalah demi kelangsungan hidup papaku," dengus Mahendra angkuh.

Larasati mengerjap.

"Sekarang hentikan drama yang ingin kau pentaskan ini. Tidak perlu tidur terpisah, aku tidak mau jika ada orang rumah yang tahu kalau kita tidak tidur seranjang maka aku akan dapat masalah. Satu yang pasti, aku tidak akan pernah menyentuhmu."

Kelu lidah Larasati mendengar ucapan tegas dari lelaki rupawan dengan tubuh proposional di depannya ini.

Ah, seharusnya Larasati senang bukan? Toh bukan ia saja yang merasa terpaksa untuk menikah, Mahendra ternyata juga sama tidak maunya, bahkan terlihat lebih.

Namun rasanya kok begitu lain, ada ngilu di sudut terdalam hati Larasati.

"Sudahlah. Tadinya aku berpikir akan sedikit sungkan untuk menjelaskan padamu. Tapi melihat apa yang barusan kamu lakukan aku jadi lega. Sekarang kita jalani kehidupan masing-masing.

Tentu saja kita harus bersandiwara menjadi suami istri yang bahagia dalam beberapa bulan ke depan. Setelah segalanya normal kembali, kita akan berpisah.

Kita pasti akan menjadi tim yang solid."

Mulut Larasati akan membuka untuk menanggapi ucapan Mahendra, tapi Mahendra mengangkat tangannya, pertanda Larasati tidak harus bicara apa-apa lagi.

"Aku rasa cukup. Semuanya sudah jelas."

Lalu Mahendra bergerak ke kamar mandi yang  menyatu dengan kamar mewah tersebut. 

Tinggal Larasati yang terbengong, ia butuh beberapa saat untuk menenangkan perasaannya yang bergejolak.

Ia tidak percaya dengan yang barusan ia dengar.

Larasati pikir hanya dia yang tidak menginginkan pernikahan ini. Tidak sebenarnya bukan begitu, Larasati hanya tidak menginginkan pernikahan di usia yang masih terbilang muda, tapi saat ia melihat Mahendra untuk pertama kali di acara pernikahannya tadi, sebagian hatinya mulai berubah haluan.

Mahendra membuat ia terpesona dalam pandangan pertama.

Tanpa disadarinya, alam bawah sadarnya diam-diam bersujud syukur mendapatkan Mahendra sebagai suaminya.

Tetapi sebagai seorang wanita modern yang memiliki ego dan harga diri yang tinggi, Larasati merasa harus jual mahal dulu. Ia tidak akan terang-terangan memperlihatkan rasa tertarik pada seseorang yang baru sekali bertemu. Ya, walaupun Mahendra sudah sah menjadi suaminya.

Makanya Larasati berinisiatif untuk membentang selimut di lantai.  Ia akan berpura-pura tidak menyukai Mahendra, lalu Lelaki itu akan merayunya dengan penuh cinta agar Larasati mau menerimanya.

(Oh, pikiran yang naif ya ...)

Setidaknya begitulah yang dipikirkan oleh otak Larasati, karena instingnya sebagai wanita mengatakan kalau Mahendra juga terpesona melihatnya, Larasati merasa sepanjang acara tadi ia merasa Mahendra terus menatapnya.

Namun ternyata apa yang barusan Mahendra katakan telah membuat Larasati jatuh mental.

Tidak ada lagi wajah ramah yang menghiasi raut tampan itu, hanya kesan dingin dan arogan.

Pintu kamar mandi terbuka. Mahendra keluar dari sana dengan handuk yang hanya melilit pinggang.

Mata Larasati melebar melihat pemandangan itu. Ia ingin segera membuang pandangan tapi sepertinya bola matanya mendadak kram.

Tubuh liat dengan kotak-kotak di perut, bulu halus di d4d4 yang bidang, bahu kokoh, lengan berotot. Bulir-bulir bekas guyuran air masih menempel di kulit sawo matang itu membuat Larasati tanpa sadar menelan ludah.

"Jaga pandanganmu, Laras."

Oh, Larasati sungguh malu. Dengan susah payah ia  akhirnya bisa mengalihkan pandangan.

Mahendra meraih kaos dan celana pendek dari dalam lemari. Berbekal pintu lemari yang terbuka ia tanpa sungkan memakai pakaiannya di sana tanpa menghiraukan menghiraukan Larasati yang ketar-ketir melihatnya.

Setelahnya Mahendra menyugar rambut basahnya dengan kedua telapak tangan, meraih ponsel yang dari tadi nada deringnya disilent.

Begitu banyak notif chat serta panggilan tidak terjawab.

Sementara Larasati sudah beranjak naik ke atas r4nj4ng sambil matanya terus mengawasi suaminya yang terlihat sangat serius menscroll layar ponsel  di depan meja rias.

Ah, sepertinya sosok Mahendra adalah lelaki idaman Larasati selama ini. 

Terlihat Mahendra mendekatkan ponsel ke telinganya. Ia akan menelpon seseorang.

Larasati  terus mengawasi ...

"Hallo sayang ... tenanglah semuanya akan baik-baik saja. Aku dan dia telah sepakat. Oh ya? sepertinya kamu harus berbicara dengannya."

Larasati mendengar suara prihatin dari Mahendra untuk seseorang di seberang sana. Lalu tanpa Larasati duga Mahendra telah berjalan menujunya.

Mendekap ponsel dengan telapak tangannya, Mahendra mendekat ke Larasati.

"Aku butuh bantuanmu. Zara adalah kekasihku, ia sangat terpukul dengan pernikahan kita ini. Jadi tolong kamu katakan pada kalau kita hanya bersandiwara." 

Mahendra kemudian menyodorkan ponsel ke Larasati.

Larasati diam sesaat, tapi kemudian ia meraih juga ponsel itu.

Membawa ponsel ke telinga, lalu menyapa seseorang di sana. Hati Larasati memanas mendengar suara mengandung tang!s.

Larasati menatap Mahendra sejenak, wajah tegas dan angkuh tapi sayangnya sangat tampan ini ternyata telah dimiliki seseorang. 

"Ayolah, katakan ..." Mahendra tidak sabar.

Larasati menarik nafas.

"Hai, aku Larasati. Seperti yang kamu tahu aku dan Mahendra sudah menikah.

Kamu tidak perlu sedih begitu ... tangismu seperti mengandung penderit44n yang sangat berat.

Tenanglah, hanya itu yang bisa kamu lakukan sekarang supaya hatimu tidak semakin terp*ruk. Aku sungguh mengerti perasaanmu."

Mahendra tersenyum miring mendengar kata-kata Larasati yang terdengar begitu lembut dan pastinya menenangkan kekasihnya di seberang sana.

"Namun, aku ingin memberimu satu saran ... cobalah untuk melepaskan Mahendra dengan ikhlas, itu akan membantumu sedikit rasa sak!tmu itu.

Sekarang Mahendra sudah menjadi suamiku, dan kami akan memulai hidup baru. Kamu sekarang hanyalah masa lalu suamiku, aku harap kamu mengerti...."

"Larasati!" Mahendra terkejut mendengar kata-kata Larasati yang di luar dugaannya.

"Kita tidak bisa memilih takdir, teman. Kita juga tidak bisa menolak takdir yang telah diberikan Tuhan. Dan Mahendra adalah takdirku sekarang. Jadi kau harus melupakannya ..."

.

.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
28 Chapters
Malam Pertama....
Satu"Jangan sok ke-PD an dulu kamu, tidak perlu tidur di lantai begitu. Aku juga tidak tertarik untuk menyentuhmu."Larasati menghentikan kegiatannya yang sedang membentangkan selimut di lantai, ketika mendengar ucapan lelaki yang siang tadi telah men-sahkannya menjadi seorang istri.Wanita berwajah sendu itu tertegun sejenak. Lalu sontak wajahnya memerah."A-apa?"Mahendra terkekeh mencemooh, melihat reaksi Larasati."Kamu pikir apa? Aku berpuluh-puluh kali tidak sudi menikahimu. Aku hanya mengalah demi kelangsungan hidup papaku," dengus Mahendra angkuh.Larasati mengerjap."Sekarang hentikan drama yang ingin kau pentaskan ini. Tidak perlu tidur terpisah, aku tidak mau jika ada orang rumah yang tahu kalau kita tidak tidur seranjang maka aku akan dapat masalah. Satu yang pasti, aku tidak akan pernah menyentuhmu."Kelu lidah Larasati mendengar ucapan tegas dari lelaki rupawan dengan tubuh proposional di depannya ini.Ah, seharusnya Larasati senang bukan? Toh bukan ia saja yang merasa
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
Intimidasi
DuaMahendra menyentak kasar ponsel dari genggaman Larasati."Zara, hallo ... aku bisa jelaskan, semuanya tidak seperti yang kamu dengar ... hallo ..." "Aku tidak percaya ini Mahendra ... aku b3nci kamu!"Mahendra sungguh geram pada Larasati ketika mendengar suara diiringi isakan pilu dari seberang sana tersebut, tidak menunggu berapa lama, tepat saat Mahendra telah menemukan kata-kata untuk membujuk, sambungan telpon telah diputuskan sepihak."Larasati! Kamu benar-benar ya! Apa maksudmu bicara begitu pada kekasihku?" Mahendra menghardik Larasati tanpa ragu. Matanya menyorot nyalang.Ih, Larasati bergeridik melihatnya. Tetapi gadis manis ini seperti sudah paham akan situasi."Lha, emang gitu kenyataannya, kita sudah menikah, bukan?" Larasati tersenyum simpul, berhasil menyembunyikan kegugupannya."Apa? Jangan bertingkah seperti orang bod*h begitu Laras. Kita sama-sama tahu kalau tidak ada seorang di antara kita yang menginginkan pernikahan ini?" Sepertinya Mahendra akan mati kesal.
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
Hanya Sampah
Tiga"Larasati ...!"Sia-sia seruan Mahendra, toh Larasati tidak menghiraukan. Wanita itu terus berjalan dengan hati yang mantap menuju kamar mertuanya yang berada di lantai bawah.Mau tidak mau Mahendra harus mengejar Larasati, Istrinya itu sekarang sudah terlihat berada di lantai bawah, cepat sekali dia, apa ia terbang? Umpat Hati kecil Mahendra.Maka dengan secepat kilat juga, Mahendra tergesa menuruni anak-anak tangga, ia hampir saja terjerembab karena melangkahi beberapa anak tangga sekaligus, untung saja ia sigap berpegangan pada pagar besi."Si*lan!" Jantung Mahendra berdebar keras, ia harus cepat, sebelum Larasati mencapai pintu kamar orang tuanya."Hei Larasati, tunggu!" Dikeremangan ruangan yang hanya berpenerangan lampu-lampu neon lima Watt yang di pasang di sudut tangga Mahendra dapat melihat bayangan Larasati yang sempat menoleh pada nya."Baiklah, Larasati ... kemarilah, aku akan ikuti kemauanmu."Larasati yang sudah mengangkat tangan untuk mengetuk pintu mertua, meng
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
Satu Kesempatan
Empat"Beraninya kau!" Mahendra sungguh tidak akan pernah menduga kalau akan ada seseorang yang dengan sangat berani men*yor kepalanya tanpa rasa sungkan sedikitpun, dan tentu saja hal itu membuat pria yang seumur hidupnya hanya selalu mendapatkan rasa hormat dan kekaguman dari semua orang tersebut begitu terkejut, sehingga membuat tubuhnya limbung hampir terjerembab, untung saja tangannya masih sempat berpegangan pada kursi yang ada di sana.Dan Larasati hampir saja menyemburkan tawanya melihat hal itu."Ya, aku akan lebih sangat berani lagi Mahendra, kalau kau tidak menurut apa yang aku katakan." Aha, sepertinya Larasati belum usai dengan segala hal yang telah membuat Mahendra mati kesal itu."Jangan lagi, Laras! Sudah kubilang kau tidak akan bisa lagi!" Mahendra telah sepenuhnya menguasai diri, sekarang telunjuknya telah disejajarkan dengan wajah Larasati, sebagai sebuah isyarat agar wanita itu segera berhenti."Aku bisa Mahendra. Aku bisa, kau pikir tidak?" Dengan enteng Larasati
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
Kau Menyentuh Harga Diriku
LimaUntuk pertama kalinya dalam hidup seorang Mahendra Malik, ia merasa benar-benar tidak berdaya. Hanya satu alasan yang membuatnya begini, yaitu baktinya sebagai seorang anak, kalau tidak, entah apa yang akan ia lakukan ...Tentu dunia tidak akan percaya begitu saja jika seseorang yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang ar0gan penuh intimidasi itu telah takhluk begitu saja, tanpa melihatnya dengan mata kepala sendiri.Lihatlah sekarang, pria yang biasanya penuh aura kepemimpinan, kepala selalu terangkat dan dada yang membusung, kini hanya bisa tertunduk dengan bahu melorot. Kedua tangannya terkepal erat sehingga buku-buku jemarinya memutih, nafasnya terdengar berat dan memburu.Pria berusia 30 tahun itu, duduk di sofa empuk bernuansa putih gading di ujung ranjang, kedua tangannya yang terkepal itu tertumpu pada kedua lutut, mata itu yang semakin berkobar karena emosi terpendam terasa begitu panas seakan siap menghanguskan apa saja, tapi hanya berakhir tanpa daya pada karpet
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
Anggap Aku Ratumu
Enam"Bagaimana kau bisa tidur senyenyak itu setelah bertindak seenaknya?" Mahendra bergumam sambil menatap tubuh di atas ranjang yang terbungkus selimut dari ujung kaki ke ujung kepala. Sesekali pendengarannya terusik oleh bunyi dengkuran halus.Sementara Mahendra, ia tidak mengerti kenapa harus begitu patuh dengan semua ancaman wanita itu, kenapa bisa-bisanya ia tahkluk begitu saja? Padahal segalanya telah terencana dengan matang.Di tengah malam yang semakin merayap, mata pria itu masih belum jua terpejam, bukan karena tubuhnya yang tidak terbiasa dengan lantai tempat ia bergelung sekarang, tapi permintaan tak masuk akal dari Larasati terus berputar di kepalanya.Dan bukan itu saja, nyatanya Larasati telah me rong-rong segala pertahanannya sebagai seorang lelaki, gadis itu dengan mudahnya telah memanipulasinya, dari mengancam, menyita ponsel, dan gilanya lagi dia akan membatasi gerak Mahendra, akan ada GPS di mobil dan ponselnya akan disadap.Oh! Mahendra benar-benar tidak bisa me
last updateLast Updated : 2024-05-04
Read more
Intimidasi Terus Berlanjut
Tujuh"Kau wanita gila!" umpat Mahendra diantara nafas yang menyesak, dadanya turun naik menahan kesal.Larasati hanya tersenyum kecut, menoleh sekilas pada raut yang marah padam itu.Bukannya merasa simpati atau ciut nyali melihat bara api yang berpendar di mata tajam itu, Larasati malah memberi isyarat lewat gerakan dagunya agar Mahendra segera menjawab ponsel yang masih saja terus berdering.Mahendra benar-benar tidak punya pilihan, selain menuruti perintah dari wanita yang telah mengklaim diri sebagai Ratu itu, dan seenak jidatnya menjadikan Mahendra ajudan.Sungguh di luar nalar kelakuan wanita itu, tapi Mahendra bisa apa selain menurutinnya.Lalu Mahendra pun menggeser tombol hijau di layar, segera pendengaran mendengar isak parau dari sana, Mahendra memperkirakan kalau Zaranya telah melewati malam dengan tangisan tiada henti."Sttt ... lodspeakernya jangan lupa."Mahendra pun patuh dan segera menekan tombol yang di maksud sang Ratu."Mahendra ... apakah kau menikmati malammu
last updateLast Updated : 2024-05-04
Read more
Kekasihku Sangat Cantik
DelapanSetelah Mahendra memasuki kamar mandi, Larasati bergerak menuju koper berisi pakaiannya yang belum sempat diberes ke dalam lemari.Koper itu tergeletak di sudut kamar berdekatan dengan pintu, tapi entah kenapa Larasati merasa begitu jauh, langkah terlihat limbung mungkin karena lututnya yang gemetaran, sehingga sesaat kakinya mencapai tempat yang dituju, tubuh itu pun luruh ke lantai.Larasati menekan dada sebelah kirinya dengan kuat, bukan hanya menekan, sesaat kemudian ia juga memukul bagian itu dengan kepalan tangannya ... entahlah, bahkan dia sendiri tidak bisa menjabarkan apa yang dirasakannya saat ini.Larasati hanya tersedu beberapa saat, lalu ia segera menyusup air mata dengan cepat, kemudian mulai memilah pakaiannya di dalam koper.Setelah menemukan sesuatu yang menurutnya cocok untuk dipakai hari ini, setidaknya menjelang ia membeli pakaian-pakaian baru. Sebuah gaun terusan sederhana hijau toska di bawah lutut dengan renda putih di bagian dada.Memakainya dengan
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more
Tidak Akan Berhasil
9"Akhirnya, pengantin baru kita keluar juga..."Mahendra dan Larasati langsung di sambut oleh suara riang bersahutan dari anggota keluarga ketika kaki mereka belum juga mencapai anak tangga paling bawah.Fabian Malik, Papanya Mahendra terlihat sumbringah sekali menadapati putra kebanggaannya merangkul mesra menantu pilihannya."Baguslah, Nak. Rasanya aku ingin hidup berpuluh-puluh tahun lagi setelah menyaksikan kebersamaan kalian ini." Pria setengah baya dengan wajah yang terlihat agak lelah dan pucat itu memegang bahu anak menantunya bersamaan.Larasati tersipu, sementara Mahendra , tentu saja ia sudah diwanti-wanti oleh istrinya itu, untuk bersikap sebaik mungkin."Tentu Pa, papa harus hidup sangat lama. Tugas kita masih panjang, tidak lama lagi, melihat dari kedekatan mereka yang lebih cepat dari perkiraan kita, tidak lama lagi semoga kita akan segera di berkahi cucu." Rieta Malik, Mama Mahendra juga terlihat bahagia, apalagi melihat wajah putranya yang terlihat begitu enjoy, tida
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more
Ruhan Pratama
10.Mahendra Malik dan Ruhan Pratama sejatinya selama ini mereka adalah lawan bisnis yang bersaing secara sehat, sesekali bisa juga menjadi partner yang saling menyokong satu sama lain.Mahendra dan Ruhan secara garis besar terlihat sebagai dua orang yang setara. Baik dari segi kekayaan, kepintaran, prestasi maupun ketampanan. Raut mereka yang sama-sama memiliki garis-garis yang telah ditakdirkan untuk memikat pandangan kaum hawa, tapi tentu dengan karakter wajah masing-masing. Ruhan berkulit coklat sementara Mahendra sawo matang. Begitupun postur tubuh, sama-sama tinggi, tegap dan berotot liat.Hanya saja yang membedakannya adalah, Ruhan dan segalanya kekayaannya itu adalah hasil kemandiriannya sendiri, bukan dari usaha keluarga seperti yang dilakukan Mahendra.Untuk itulah, seringkali Mahendra merasa kagum akan kemandirian Ruhan, bahkan cenderung segan pada pria yang sebenarnya sebaya dengannya itu, kadang tanpa malu ia sering meminta saran Ruhan bagaimana baiknya menjalankan
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status