Chapter: Season 2( 7) "Aku tahu apa aku pikirkan dan apa yang akan kau lakukan, Mala?" Ia berujar tenang, matanya masih tidak lepas mengawasiku.Aku membuang tatapan dari wajah penuh kebohongan ini, sungguh hal buruk tentangnya yang selama ini hanya menjadi prasangka rasa cemburuku benar-benar nyata."Oh ya?" suaraku terdengar seret, dada berdebar kesal, kesal karena tadi lupa membawa ponsel, kalau benda itu ada di sini sudah kupastikan akan merekam segala ucapannya."Silahkan saja, kau katakan pada G sekarang juga, toh ia tidak akan percaya padamu bukan? Ia akan menganggap kau hanya mengada-ada, karena rasa cemburu yang berlebihan."Bahkan ia sudah menebaknya, bagaimana reaksi Suamiku jika aku langsung mengatakan yang kulihat sekarang, jika tanpa adanya bukti.Ia tertawa kecil, seolah ia telah m
Last Updated: 2024-03-19
Chapter: Season 2 (11) Pov narator ( Bagian akhir) "Kalau kau terus saja melakukan ini, bisa-bisa bayi kita lahir prematur...." Lirih ucapan Nirmala di sela helaan nafas memburu, seluruh tubuhnya tidak lagi memiliki tenaga, pasrah ketika sang suami mengangkat dirinya untuk menyingkirkan seprey yang telah basah oleh cairan cinta yang berasal darinya. Giantara terkekeh senang, setelah kain putih itu teronggok di lantai sepenuhnya, ia kembali meraup tubuh polos istrinya ke dalam pelukan, mengecup pucuk kepala dan dibagian manapun ia suka, jemarinya pun membelai perut buncit yang terasa masih menegang akibat pelepasan beruntun yang di alami wanita itu. "Nggak lah sayang, justru bayi kita akan semakin kuat dan lincah, lagipula kan dokter menyarankan jika di trimester terakhir ini kita harus sering melakukannya," Giantara mengusap sisa-sisa keringat yang masih menempel di sekitar wajah Nirmala, merapikan rambut panjang yang lembab, menyatukan ke belakang hingga dada dan leher seputih pualam dan sehalus sutera
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Season 2 (10) Tidak dapat kuhindari, lengan kekar itu telah meraup tubuhku ke dalam dekapan dadanya, dan dapat terdengar jelas gemuruh hebat dari dalam sana, helaan nafasnya pun begitu berat begitu sesak terhempas di pucuk kepala. Ia mengecup berkali-kali di ubun-ubun, memeluk begitu erat seakan kami tidak berjumpa bertahun-tahun. "Pergilah Joana, aku mohon bawa putrimu, biarkan dia hidup dengan tenang di sisiku ... aku siap menerima hukuman apapun karena telah mengusir anakku tapi sungguh aku tidak bisa ditinggalkan oleh wanita ini," Ia bicara putus-putus di tengah helaan nafasnya yang memburu.Aku terbungkam, yang tadi hendak membebaskan diri dari pelukannya yang memabukkan menjadi tidak bisa lagi menggerakkan otot-otot tangan. Ia tengah menyeruak pada ceruk leherku, begitu terasa nafas berat terhempas membelai, seiring pelukannya yang kian mengetat, lalu kulitku menemukan rasa hangat yang lain tersebab tetesan air matanya. Aku termenung, tidak lagi mampu bicara atau melakukan sesuatu, seme
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Season 2 (9) Seperempat jam sejak panggilan di ponsel itu, suara kedatangan mobil telah terdengar menderu. Aku yang memang sengaja menanti kedatangannya di balkon melihat kendaraan tersebut diparkir asal di perkarangan. sekejap kemudian lelaki itu telah mengeluarkan diri dari sana, menghempas pintu mobil dengan kekuatan penuh lalu langkah panjang setengah berlari membawa tubuhnya dengan cepat memasuki rumah.Hitungan menit dia sudah muncul di kamar yang begitu kacau, barang-barang Joanna berserakan dan barang-barangku masih belum selesai mereka kemas. Raut pria itu begitu mengeras, denyut di rahangnya nampak begitu kentara, sesaat matanya menyapu seluruh ruangan beserta isinya membuat mereka yang masih berusaha nampak mengkerut ketakutan dan menegang, setelahnya tatapan tajamnya itu hanya tertuju padaku meminta penjelasan."Sayang ...." Suaranya berat dan tercekat, aku tahu dia tengah menahan amarah yang amat sangat.Sekejap dia telah merengkuhku, membawa tubuhku tenggelam dalam pelukannya, gemur
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Season 2 (8) "Mari kita buktikan, Kak. Apa memang yang kau katakan itu benar. Jika iya, dengan suka rela aku akan pergi dari kehidupan Giantaramu itu!"Aku benar-benar tidak tahan hingga melenyapkan segala kesabaran dalam jiwa ini. Aku menyambar lengannya, ingin segera menyeretnya ke dalam kamarku.Tentu saja dia sangat terkejut dengan reaksiku, itu bisa dilihat dari ekspresinya, tatapannya yang tadinya begitu percaya diri menghujaniku kini telah berubah menjadi sorot penuh cemas."Mala, apa-apaan?" Ia menepis cengkramanku di saat langkah kaki kami sudah hampir keluar dari area taman."Kenapa, Kak? Takutkah? Aku hanya ingin membuktikan kebenaran kata-katamu tadi!" jelasku berusaha mempertahankan cengkraman di lenganku."Jangan macam-macam, Mala. Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri!""Oh ya? Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku tidak akan lagi bisa berada di dalam rumah ini sebelum sebuah kejelasan!" tegasku membuat matanya begitu membola."Apa maksudmu?""Seperti yang kau inginkan, Kak.
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Season 2 (7) Bukan Hasrat Suamiku 66"Aku tahu apa aku pikirkan dan apa yang akan kau lakukan, Mala?" Ia berujar tenang, matanya masih tidak lepas mengawasiku.Aku membuang tatapan dari wajah penuh kebohongan ini, sungguh hal buruk tentangnya yang selama ini hanya menjadi prasangka rasa cemburuku benar-benar nyata."Oh ya?" suaraku terdengar seret, dada berdebar kesal, kesal karena tadi lupa membawa ponsel, kalau benda itu ada di sini sudah kupastikan akan merekam segala ucapannya."Silahkan saja, kau katakan pada G sekarang juga, toh ia tidak akan percaya padamu bukan? Ia akan menganggap kau hanya mengada-ada, karena rasa cemburu yang berlebihan."Bahkan ia sudah menebaknya, bagaimana reaksi Suamiku jika aku langsung mengatakan yang kulihat sekarang, jika tanpa adanya bukti.Ia tertawa kecil, seolah ia telah merengkuh kemenangan, mungkin karena membaca kepasrahan di ekspresi wajahku yang kesal."Seharusnya kau berterimakasih padaku, Mala. Kalau tidak Glarissa akan membuat G menyingkirkanmu dari p
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Hasil Dari Kejadian Semalam 2Part 24 Mahendra seperti biasa_walau keterlambatannya sempat membuat para bawahanya begitu khawatir_ ia tetap menguasai rapat dengan begitu lancar, dan berakhir dengan tepuk kagum para investor yang berasal dari berbagai Negara. Mahendra menghirup nafas lega, ia kemudian memasuki ruangannya sembari melonggarkan dasi, membuka jas,. menaruh di sandaran kursi, lantas mendudukkan diri, merilekskan punggung. "Pak, jadwal dengan calon klien dari Arcanda Group satu jam lagi." Angga sang asisten menyusulnya masuk. "Batalkan semua itu. Aku ingin mengajak istriku makan siang." Mahendra menjawab sekenanya, tanpa melirik asistennya yang melebar mata. "Pak anda menikah? Kapan?" Mahendra tertawa pelan menyadari bahwa bahkan sang asistennya pun tidak tahu kalau ia telah menikah. Sebegitu inginnya ia menyembunyikan pernikahannya dari khalayak, tetapi sekarang entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada istrinya itu. "Seminggu yang lalu." Angga hanya ternganga sesaat, matanya yang masih m
Last Updated: 2024-11-25
Chapter: Hasil dari kejadian semalampart 23Larasati pura-pura masih belum terjaga ketika sekitar jam 7,30 Mahendra yang masih saja mendekapnya dengan posesif, tiba-tiba saja terbangun.Pria itu segera bangkit diiringi gumamam tidak jelas."Sial ..." hanya itu kata yang dimengerti Larasati, lalu didengarmya pria itu sudah buru-buru ke kamar mandi.Tidak lama setelah itu lengkingan ponsel Mahendra terdengar bertubi-tubi dan hanya berakhir ketika dia sudah selesai membersihkan diri."Ya, hallo ..." "Pak, kenapa anda belum muncul juga?" Mahendra mengehela nafas dalam ketika mendengar nada panik asistennya dari seberang sana."Aku segera berangkat Angga." Mahendra membuka lemari."Cepatlah Pak. Anda sudah begitu terlambat, semua orang sudah menunggu di sini.""Kau alihkan perhatian mereka dulu, aku kesiangan. Tapi aku usahakan sekitar 15 menit aku akan sampai." Mahendra tidak menunggu lagi jawaban dari seberang. Ia memencet tombol merah menaruh ponsel di meja rias lantas berpakaian dengan tergesa.Sembari membereskan dir
Last Updated: 2024-11-25
Chapter: Penolakan Larasatipart 22"Aku mohon Mahendra. Jangan begini, jangan lakukan ini ..." Demi mendengar perkiraan nalurinya, Larasati kembali membuka suara.Kali ini ia meraup rahang Mahendra yang hampir melewati segala batasan, membawanya untuk saling bertatapan mata.Manik mata mereka saling beradu, membuat kata-kata yang akan menjadi pemungkas dari segala hal yang akan terjadi itu tertahan di ujung lidah.Iris mata tajam itu menggelap kemerahan, menruntuhkan segala kekuatan yang tersisa pada Larasati, menatap penuh damba, menghantarkan sengat menggetarkan ke relung terdalam hati Larasati."Kita boleh melakukannya, sayang ....kita diharuskan melakukan ini, ini kewajiban suami istri...." Mahendra mengecup dagu Larasati, kembali menatap kedalaman mata yang tiada henti mengeluarkan bulir bening."Aku anggap airmatamu ini adalah penyerahan dirimu, karena sedari tadi tidak kutemukan reaksi tubuhmu menolak diriku. Kau begitu siap menerimaku."Mahendra kembali mengecup wajah itu seluruh bagian wajah istrinya
Last Updated: 2024-11-24
Chapter: Mahendra Menggilabab 21Malam semakin merangkak dengan segala misteri yang ada di dalamnya, mengantar jiwa-jiwa lelah ke peraduan ternyaman, untuk melupakan sejenak letihnya kehidupan.Tetapi tidak begitu yang terjadi di sebuah kamar mewah yang di tempati oleh sepasang jiwa yang membara. Mereka terlihat larut dalam indahnya gelora. Bersiap menuju puncak asmara.Tetapi di saat kain terakhir penutup tubuh sang wanita akan terenggut, tiba-tiba tubuh sang pria terdorong kuat, punggungnya yang liat terhempas pada kasur empuk, tapi menciptakan rasa sakit yang luar biasa dalam setiap denyut nadinya.Larasati dengan panik bergegas meraup selimut yang hampir sebagian terjurai ke lantai, lalu meraupkan cepat pada bagian dirinya yang telah begitu terekspos.Terekspos dengan sangat jelas di mata Mahendra, di bawah penerangan lampu kamar berdaya 25 watt. Mahendra yang telah begitu tersulut hasrat kelelakiannya, tidak dapat lagi menahan segala deraan yang melanda diri, lantas secepat kilat ia meraih jemari yang s
Last Updated: 2024-11-24
Chapter: Kepemilikan Mahendra20"Mahendra ..."Mahendra tidak jua memperlihatkan tanda-tanda ia akan mengubah posisi mereka, hingga seperempat jam telah berlalu.Larasati tidak tahu lagi akan berbuat apa, meronta pun percuma, karena sedikit saja ia bergerak, maka dekapan Mahendra akan terasa semakin mengerat.Dan akhirnya, Larasati hanya bisa terisak, entah karena apa, ia pun tak mengerti.Karena kesal dan marah atau karena sesuatu yang seakan meledak-ledak dalam dadanya."Mahendra, Papa sudah menunggu kita. Ayolah ..."Larasati berusaha lagi membujuk pria yang menurutnya telah berubah menjadi sangat aneh itu, isakan Mahendra memang tidak terdengar lagi, juga tetesan-tetesan hangat pun sudah tiada terasa. Namun jantung Larasati seakan berhenti bekerja ketika ia merasakan sesuatu yang begitu lain di sekitar lehernya.Larasati gelisah dan cemas. Tetapi ia hanya bisa menahan napas saat semua itu terjadi. "Mahendra, apa yang kau lakukan. Sadarlah, aku bukan kekasihmu!" Larasati tidak tahan lagi, ia berteriak hister
Last Updated: 2024-09-21
Chapter: Gila 19"Suatu saat nanti, tanpa aku paksa atau ancam pun, akan ada saatnya kau akan bersimpuh di kakiku dengan segala kesungguhan hatimu."Agaknya kalimat yang pernah dilontarkan Larasati tersebut, telah berlaku dengan sangat cepat.Mahendra tanpa ada pilihan, antara menghawatirkan Papanya juga karena dorongan batin yang tidak bisa dikuasainya. Saat ini, Mahendra terlihat begitu menyedihkan dengan harapan yang setinggi langit, bersimpuh di kaki Larasati yang bersiap akan pergi dengan orang yang menghargai lagi mencintainya."Kau sadar apa yang kau lakukan, Mahendra? Kau tengah bersimpuh pada seseorang yang hanyalah debu, samlaht dan kotoran." Larasati mendesis getir. Ia pun tidak menyangka Mahendra akan melakukan itu. Orang yang selalu dibalur kesombongan dan keangkuhan, apakah mungkin akan melakukan hal seperti ini? Dada Larasati bergemuruh, mengeratkan tautan jemarinya pada Ruhan."Mari kita pulang Larasati." Mahendra sadar dengan apa yang ia lakukan, ia telah memperlihatkan keredaha
Last Updated: 2024-09-19