Home / Pernikahan / STATUS GALAU SUAMIKU / Part 20–Keputusan Nurma

Share

Part 20–Keputusan Nurma

last update Last Updated: 2022-09-18 09:02:00

Aku menoleh. Ibu, Bapak, Mama dan Papa masuk ke ruangan ini.

"Jangan diganggu dulu. Nanti malah tambah parah gimana?" larang Ibu.

"Enggak, Bu. Mas Aldi keadaannya enggak parah, kok," kataku.

"Maksudnya, Nur?" tanya Bapak dengan kening berkerut.

"Maaf sebelumnya, ya, Pak, Bu. Kamu juga Nur. Mama enggak bermaksud buat kalian panik dengan membuat kebohongan. Mama cuma mau kalian kembali baikkan. Siapa tahu cara itu berhasil. Eh, ternyata benar." Mama tersenyum senang, begitu juga dengan Papa.

Aku menatap Bapak. Jangankan senyum, raut wajah tak bersahabatnya malah kembali diperlihatkan.

"Pak," panggilku, tapi Bapak tak menoleh.

"Maksud Ibu apa? Bohong gimana?" desak Bapak. Ada nada kekesalan pada ucapannya.

"Itu, Pak. Soal keadaan Aldi yang kritis. Sebenarnya, Aldi hanya mendapat luka ringan di kepala dan kak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 21–Tak Sengaja Bertemu

    Dikarenakan luka yang tidak terlalu parah, Mas Aldi pun diperbolehkan pulang. Begitu juga dengan teman kerjanya. Semua biaya rumah sakit ditanggung pihak perusahaan. Dokter kembali mengingatkan kalau dia tak boleh mengangkat yang berat-berat dulu ataupun berlari.Luka di pergelangan kakinya membuat Mas Aldi harus berjalan perlahan dan terpincang-pincang. Dia berjalan menuju parkiran dipapah oleh Papa. Sementara, Mama berjalan sambil berbincang dengan Ibu. Aku sendiri berada di barisan paling belakang bersama Bapak yang sedari tadi diam. Saat kutanya ada apa, Bapak hanya menjawab dengan senyuman.Sesampainya di rumah, kami berkumpul di ruang keluarga. Papa dan Mama mengobrol serius dengan kedua orangtuaku. Mereka juga meminta maaf kembali atas semua kejadian yang diakibatkan keluarganya, terutama Mas Aldi.Hubungan kedua keluarga kembali membaik walau Bapak masih terlihat belum sepenuhnya akrab seperti dulu. Di hadapan kedua keluarga, Mas Aldi kembali mengatakan permohonan maafnya atas

    Last Updated : 2022-09-19
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 22–Kesal

    "Eh, Mas Aldi?"Lidya, sosok sang mantan yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam rumah tangga kami ada di sini. Sosok yang menjadi batu sandungan untuk keharmonisan rumah tangga ini.Kulirik Mas Aldi. Hati memanas melihatnya tertegun menatap wanita itu tanpa kedip. Membuat kedua tanganku spontan mencengkeram erat lengan sofa ini."Kebetulan, ya, kita ketemu di sini," ujar Lidya dengan melempar senyum ramahnya padaku dan Mas Aldi.Hening. Pria yang belum lama berbaikan denganku itu hanya diam terpaku di tempat."Iya. Kebetulan yang sangat enggak terduga." Aku menyahut santai walau ada yang bergejolak di dalam dada. Terpaksa menanggapi perkataan Lidya karena Mas Aldi seolah kehilangan jiwa walau raganya di sini."Lagi cari keperluan bayi, ya?" tanya Lidya ramah. Dia beralih menatapku setelah tak mendapatkan respon dari Mas Aldi."Iya." Aku tersenyum tipis."Udah berapa bulan?" Lidya menatap ke arah perutku."Udah masuk bulannya." Aku tetap menjawab ramah walau rasanya ingin segera p

    Last Updated : 2022-09-20
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 23–Bermuka Dua

    Semakin malam, keadaan mal ini malah semakin ramai oleh pengunjung. Mas Aldi pamit ke toilet dulu. Aku menolak ikut dan memilih duduk menunggunya di tembok pembatas parkiran."Nurma?"Aku menoleh. Spontan menghela napas berat mendapati wanita yang sangat tidak ingin kutemui malah mendekat lagi.Sesempit ini ternyata dunia, eh? Mal."Kirain udah pulang." Dengan santainya dia ikut duduk di sampingku yang sebenarnya merasa risih harus kembali bertemu."Mas Aldi lagi ke toilet dulu," jawabku tanpa menatapnya."Oh, gitu. Kalian ke sini naik apa? Enggak mungkin 'kan kamu lagi hamil besar begini diajak naik motor." Dia tertawa kecil."Naik taksi, kok," sahutku cuek."Mau kuantar pulang sekalian enggak? Aku enggak tega lihat kamu. Aku ke sini bawa mobil sendiri, lho. Yuk!" ajaknya ramah, tapi justru terd

    Last Updated : 2022-09-21
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 24–Cemburu

    Aku menoleh. Mas Aldi berdiri tak jauh dari kami. Dia sempat melirik pada Lidya, lalu bergegas menghampiriku yang tengah merasakan kepala dan hati ini panas seperti hendak meledak."Ada apa?" tanyanya lembut. Ada kekhawatiran yang tergambar jelas di wajah dan nada bicaranya."Enggak ada apa-apa, kok, Mas. Aku cuma say hai aja sekalian ngobrol sebentar. Tadi di dalam toko 'kan enggak sempat. Iya 'kan, Nur?" Lidya menyahuti pertanyaan Mas Aldi. Menatapku dengan senyuman.Aku diam dengan tatapan datar mengarah padanya."Istri kamu memang cantik, Mas. Dia juga baik. Kamu beruntung punya istri sebaik Nurma. Jaga dia baik-baik, ya. Jangan sampai kamu menyesal setelah kehilangannya," ujar Lidya dengan suara dan senyuman lembut.Aku menggeram dalam hati seiring kedua tangan yang mengepal kuat di pangkuan."Iya," Jawab Mas Aldi singkat.Dia hanya menatap wanita itu sekilas, lalu segera membuang mukanya lagi menatapku. Dia tersenyum, tapi tak berhasil menyembunyikan kegelisahan yang tergambar j

    Last Updated : 2022-09-22
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 25–Gengsi?

    Kutinggalkan Mas Aldi yang melanjutkan makan sendirian. Sementara, aku memilih menemui Ibu di kamarnya."Masuk, Nur!" sahut Ibu saat aku memanggil seraya mengetuk pintu."Ibu belum tidur?" tanyaku setelah masuk dan menutup pintunya kembali."Belum. Sini." Ibu menepuk-nepuk pahanya.Aku tersenyum, lalu mempercepat langkah. Naik ke ranjang dan berbaring dengan kepalaku yang berada di pangkuannya."Kalian berantem lagi? Suara Aldi yang manggilin kamu sampai kedengeran ke sini, lho," kata Ibu seraya mengusap-usap rambutku."Enggak, Bu. Tapi barusan Mas Aldi udah bikin aku kesel.""Memangnya Aldi ngapain kamu?""Tadi 'kan Bapak telepon, Bu. Tapi pakai hapenya Dokter Widi. Kata Bapak, hape jadulnya itu lagi diservis dulu. Terus, aku disuruh kabarin ke nomornya Dokter Widi aja kalau ada apa-apa untuk sementara w

    Last Updated : 2022-09-23
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 26–Murung

    Sudah satu hari Bapak tinggal bersama kami. Rencananya akan datang seminggu lagi, tapi nyatanya dipercepat karena khawatir tak bisa ikut menjadi saksi proses kelahiran cucunya."Wah, lihat masakan Ibu aku jadi tambah lapar," pujiku seraya mendekati Ibu dan Bapak yang sudah lebih dulu duduk di meja makan."Memang ibu sengaja masakin ini buat kamu. Ayo makan." Ibu tersenyum.Aku mengangguk, lalu menarik satu kursi dan duduk."Aldi pulang malam lagi, Nur?" tanya Ibu saat aku sedang menyendokkan lauk ke piring."Iya, Bu. Tadi sore udah ngabarin dulu. Kayak biasa. Paling jam delapan atau jam sembilanan pulangnya.""Akhir-akhir ini Aldi sering sekali lembur, Nur," ujar Ibu lagi.Aku hanya tersenyum, lalu mulai menikmati makan malam tanpa memberikan tanggapan atas perkataannya barusan.Hampir seminggu ini, Mas Aldi selalu sibuk dengan pekerjaannya. Hampir setiap hari juga pulang telat karena lembur yang dibebankan perusahaan. Dia memang tak pernah lupa memberikan perhatian melalui pesan yang

    Last Updated : 2022-09-25
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 27–Kontraksi

    "Mas sendiri kenapa belum tidur?" Aku balik bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari langit-langit kamar.Mas Aldi tak menjawab. Hanya semakin mengeratkan pelukan seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leherku."Mas kenapa?" Aku memberanikan diri bertanya lagi."Kenapa apanya?" Dia balik bertanya pelan."Mas lagi ada masalah apa? Kalau ada masalah itu cerita sama aku, Mas. Jangan dipendam sendiri. Siapa tahu dengan cerita, bisa buat hati Mas sedikit lega." Aku mengubah posisi tidur menghadapnya."Enggak ada. Cuma masalah kerjaan di kantor, Dek. Laporan banyak yang salah," jawabnya seraya mengusap kepalaku."Tapi ...." Aku diam, ragu untuk melanjutkan ucapan.Aku tersenyum menatap wajah lelah itu. Walau dia tak mengatakannya, tapi sorot mata itu menyiratkan ada beban dan rasa sakit. Senyuman manis tak berhasil menyembunyikan

    Last Updated : 2022-09-26
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 28–Caesar

    ~POV Author~"Bapak! Itu Aldi, Pak! Itu Aldi!""Mana?" tanyanya seraya spontan melihat ke luar jendela. "Anak kurang ajar!" Ayah Nurma hendak keluar dari mobil, tapi sepeda motor Aldi sudah lebih dulu melaju karena kemacetan mulai terurai."Sudah, Pak. Biarkan saja. Kita bisa urus anak itu belakangan. Sekarang kita harus secepatnya sampai di rumah sakit. Keselamatan Nurma dan bayinya lebih penting," ujar istrinya.Dengan amarah yang masih menyelimuti, ayahnya Nurma kembali menutup pintu, dan mobil pun melaju dengan cepat membelah jalanan. Menyalip setiap kendaraan yang menghalangi jalan. Bahkan tak jarang klakson dibunyikan berulang-ulang untuk memberikan peringatan bagi kendaraan yang menghambat."Ya Allah, Aldi," lirih ibunya Nurma seraya terus menenangkan anaknya yang menangis tergugu. "Tenang, Nur. Enggak usah pikirin apa-apa dulu, ya. Nanti tensi kamu bisa naik drastis.""Ibu, sih, dari dulu belain si Aldi terus! Sudah bapak bilang kalau anak itu enggak bener! Dari awal bapak eng

    Last Updated : 2022-09-27

Latest chapter

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 84–Ending

    Aku dan Mas Widi sontak terdiam. Saling melempar pandang, lalu cekikikan bersama saat mendengar Mama berseru dari luar kamar. Memang selama tiga hari ke depan, Mama Papa akan menginap di sini. Baru siang tadi keduanya datang."Mas, sih!" Aku melepaskan diri, lalu mencubit pinggangnya dengan gemas hingga gantian dia yang menggeliat geli."Kamu duluan yang mulai," balasnya tak mau kalah. "Pokoknya kamu masih utang ciuman plus bonusnya. Ayo sini!" Dia menarikku menuju ranjang."Aduh-aduh ... aku kebelet, Mas. Mau ke kamar mandi dulu.""Kamu pikir mas percaya?" Dia malah tertawa dan terus menarikku. Hingga akhirnya, tubuh ini sudah berada dalam kendalinya tanpa bisa aku melawan.🌺🌺🌺Hari yang ditunggu pun tiba. Sebenarnya meminta jalan-jalan hanyalah alasan semata. Ada kejutan yang ingin kuberikan biarpun ini lebih cepat satu minggu dari hari ulan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 83–Sertifikat Tanah

    "Eungh." Aku bergumam pelan, menggeliat malas saat merasakan sentuhan lembut beberapa kali di pipi.Tanpa mengindahkan sentuhan itu, aku malah semakin merapatkan selimut dan memeluk guling erat. Cukup lama menghabiskan waktu bersama Mas Widi tadi, membuat mata ini enggan untuk terbuka.Namun, lagi-lagi tidurku terganggu dan bergidik geli ketika merasakan tiupan di dekat telinga."Bangun, Sayang," bisiknya lembut.Aku berbalik, mengucek mata yang masih terasa lengket dan mendapati Mas Widi sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum. Senyum manis dengan kedua tangannya memegang kue ulang tahun berukuran kecil tanpa lilin."Mas ...." Aku beranjak bangun, lalu duduk bersandar kepala ranjang."Memilikimu adalah hal terbaik yang enggak akan rela mas tukar dengan apa pun. Terima kasih sudah menjadi duniaku, Istriku Sayang. Selamat ulang tahun."

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 82–Hadiah Terbaik

    "Rumah ini 'kan kosong. Kok, rapi dan bersih, Mas?" tanyaku seraya duduk di tepi ranjang. Sementara, Mas Widi tengah berbaring miring sembari menepuk-nepuk pantat Alan yang sempat terbangun dari tidurnya."Kan, seminggu sekali ada yang bersihin, Sayang. Aku udah bayar orang untuk merawat rumah ini. Kalau enggak begitu, nanti lama-lama rumahnya bisa hancur dan rusak.""Ooh." Aku mengangguk paham."Kamu kalau mau buat sesuatu bisa langsung ke dapur, Sayang. Mas udah minta tolong sama yang merawat rumah ini supaya siapin kebutuhan dari dua hari yang lalu.""Iyakah?"

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 81–Suami Idaman

    "Papa, janais.""Apa katanya, Nur?" tanya Mama."Papa jangan nangis katanya, Ma," jelasku."Enggak. Papa ... papa enggak nangis, kok." Mas Aldi tersenyum, tapi air matanya masih belum bisa berhenti menetes di pipi."Alan sayang Papa?" tanya Mama seraya mengusap kepalanya."Cayang," jawabnya dengan riang. "Papa uwa," imbuhnya sembari mengangkat jari-jari mungilnya, lalu menatap Mas Widi yang berdiri di samping Mas Aldi."Iya, papa Alan ada dua," kataku seraya

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 80–Jangan Putus Asa

    "Masuklah," ucap Mama pelan.Aku mengangguk, lalu membuka pintu kamar Mas Aldi dengan hati-hati. Melihatnya duduk termenung di dekat jendela membuat tubuh ini meremang. Aku sungguh tak tega hingga harus berhenti melangkah lagi saat air mata ini tak mampu ditahan."Ma," panggil Mas Aldi. "Aku lupa simpan foto Alan di mana. Bisa Mama bantu aku cariin fotonya?"Ya Allah ....Aku membekap mulut, lalu kembali melangkah dengan Mas Widi yang merangkul bahu ini. Seolah paham, Alan pun hanya diam saja ketika kuisyaratkan agar tidak bersuara."Ma," panggilnya lagi.Aku mengangguk. Memberi isyarat pada Mas Widi agar mendekatkan Alan padanya."Ma, foto Al ...." Mas Aldi seketika membeku saat tangan mungil Alan menyentuh pipinya yang sudah ditumbuhi jambang. Begitu pun ketika Alan sudah didudukkan di pangkuan. Mas Aldi masih terpaku, tapi matanya berembun."Papa?" panggil Alan dengan suara khas anak kecil.Air mata Mas Aldi seketika bercucuran dengan tangannya yang bergerak perlahan menyusuri tubu

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 79–Merasa Berdosa

    Aku kembali terisak di pelukan Mas Widi ketika pintu kamar itu sudah tertutup rapat."Aku ... aku berdosa, Mas," lirihku dengan hati yang berdenyut nyeri. "Aku berdosa karena sudah berburuk sangka sama Mas Aldi. Aku ... aku ....""Ssstt." Mas Widi mengusap kepalaku dan mengeratkan dekapannya. "Kamu enggak sepenuhnya salah. Kalau saja Aldi jujur, kamu atau siapa pun juga pasti enggak akan berpikir negatif.""Aku harus tanya Mama. Aku mau tahu kenapa Mas Aldi bisa seperti itu," lirihku seraya mengurai pelukan.Mas Widi mengusap lembut air mataku dengan kedua ibu jarinya. "Kita akan tanyakan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 78–Syok

    Mama sehat, kan?" tanyaku seraya mengurai pelukan."Alhamdulillah mama sehat," jawabnya seraya menyeka air mata. "Maaf mama sama Papa enggak bisa datang ke pernikahan kalian," sesalnya seraya menatapku dan Mas Widi bergantian."Enggak apa-apa, Ma. Doa Mama dan Papa juga udah cukup."Mama tersenyum, lalu beralih menatap Alan di pangkuan Mas Widi."Alan ... cucu Nenek." Air matanya kembali menetes."Aaah." Alan merengek dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Mas Widi ketika Mama hendak menggendong

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 77–Pindah

    "Cari siapa?" tanyanya sedikit ketus."Maaf, kami mencari Aldi. Dia tinggal di sini," jawab Mas Widi."Aldi? Aldi siapa?" Wanita itu malah terlihat bingung mendengar nama itu disebutkan.Kami saling melempar pandang, lalu kembali menatap wanita berkulit sawo matang itu."Mas Aldi yang punya rumah ini, Mbak," kataku."Pemilik rumah ini? Enak saja kalau bicara. Rumah ini punya suamiku!" sergahnya tidak terima."Boleh kami bicara dengan suaminya, Mbak?" tanya Mas Widi tenang."Sebentar," sahutnya ketus. "Mas! Mas Fikri!" Wanita itu berteriak kencang dan tak lama kemudian, muncul pria paruh baya dengan perutnya yang sedikit buncit."Ada apa, sih, Ma, teriak-teriak segala?""Nih, ada yang mau ketemu. Katanya mereka ini nyariin Aldi pemilik rumah ini. Lha, kan ini rumah milik Mas Fikri.""Aldi?" Pria bernama Fikri itu terlihat berpikir sejenak, lalu kembali menatap kami. "Oh, Aldi pemilik rumah ini sebelum kami, ya?"Pemilik sebelumnya?"Maksudnya?" tanyaku bingung."Iya. Rumah ini sudah sa

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 76–Usul

    "Hari ini ke klinik atau masih gantiin teman Mas di rumah sakit?" tanyaku seraya menyendokkan nasi ke piringnya."Enggak dua-duanya," sahutnya, lalu meneguk sedikit air putih."Kok?""Iya, hari ini mas libur. Mas ambil cuti tiga hari ke depan.""Terus, yang tugas di klinik?" tanyaku seraya menarik satu kursi di sampingnya, lalu duduk."Ada teman yang gantiin jaga.""Ooh." Aku mengangguk paham, lalu menyendokkan nasi ke piring

DMCA.com Protection Status