“Kamu kelihatan lelah Lea."Ricko tersenyum prihatin lalu kembali fokus menyetir mobil menuju ke agensi model yang akan mengenakan rancangan gaun Lea dalam pagelaran fashion amal beberapa bulan lagi. Lea yang sejak tadi duduk diam akhirnya tertawa, "Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.""Drummer kece itu?" Ricko mencoba menebak."Tidak. Aku tidak mau memikirkannya. Hubungan kami belum sampai sejauh itu.""Aku sudah mencari tahu tentang Valen. Searching sedikit lah. Dia lelaki yang tidak memiliki kelakuan minus di depan publik. Aku membaca semua review bandnya terutama untuk fans-fans Valen. Walaupun memang sih dia kelihatan cool, cuek dan juga terkesan sombong tapi dia anggota TheHasky yang paling ramah dengan fansnya. Jadi tidak heran kalau dia memiliki lebih banyak fans kalangan remaja dan juga wanita dewasa—" Ricko menekankan kata wanita dewasa seraya mengerling ke arah Lea yang mendengus sebal dan memilih diam saja mendengarkan. "Ternyata dia pernah juga kena gosip dekat dengan s
“Silahkan, Beautifull Lady.”Lea tersenyum ke arah Keenan yang membukakan pintu mobil mewahnya tepat di depan restoran bintang lima. Keenan membalas senyumannya dan mengulurkan tangan nampak memandangi Lea dengan penuh binar."Kamu memang cantik," pujinya. "Terima kasih pujiannya."Keenan memeluk pinggangnya membuat Lea mengerjap kaget karena kedekatan mereka. "Siap untuk makan malam denganku?""Tentu saja."Keenan menggenggam tangan Lea dan mengecup punggung tangannya. Benar-benar lelaki yang tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan anggun. Mereka langsung masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang sudah dipesan oleh Keenan."Jadi, bagaimana kabarmu hari ini?" Lea tertawa, "Tentu saja baik. Tadi sore aku bertemu dengan Jenna.""Aku senang sekali melihat kalian akrab." Sebelah lengan Keenan dia letakkan dengan gaya santai di atas meja, "Syukurlah. Aku pikir gosip tidak jelas kemarin akan mempengaruhimu."Lea tersenyum, tahu dengan pasti cepat atau lambat lelaki itu
"Jadi--"Ricko mencoba berbicara di sela konsentrasinya bermain skuas di samping Azalea yang sudah melakukannya dengan brutal. Sebentuk pelampiasan rasa kesal. Semalam, Lea datang ke apartemennya dan mengusirnya hingga Ricko terpaksa menginap di apartemen pacarnya. Seharian ini Lea tidak ke butik dan selepas makan siang malah menyeret paksa Ricko adu Skuas."Bisa tolong ceritakan bagaimana makan malammu dengan Keenan sampai aku terusir dari apartemenku sendiri demi memuluskan jalanmu menghindari duda itu?"Lea melirik sekilas lalu memukul bola itu dengan keras, "Kacau. Aku bertemu dengan Jordan di sana.""WHAT!!!" Ricko terdiam kaget, "AWWW!!!" Dia mengaduh keras saat bola yang memantul itu mengenai perutnya.Lea tertawa, "Perhatikan bolam,Sayang.""Jadi mereka saling berhadapan?"Lea mengangguk. Lalu dia menceritakan kejadian semalam sambil tetap memukul bolanya dengan sekua tenaga. Ricko mendengarkan lalu berdecak.Lea menghela napas, "Aku tidak suka dengan cara mereka berdua salin
“Lea, you're so stupid!!!" Gumamnya pada diri sendiri di depan cermin di dalam ruangan wardrobe-nya. Di luar apartemannya sedang ramai dengan sekumpulan para pemburu berita yang berusaha mencecarnya dengan pertanyaan terkait berita tadi pagi di seluruh saluran gosip yang ada. Lea menghela napasnya lalu keluar dari kamar dan menemukan Ricko duduk santai di sofa ruang tamunya. "Gaun pesanan khusus milik Keenan Smith sudah selesai. Apa kamu sudah berani menghubunginya atau orang lain yang akan mengantarkan gaun itu?" Lea duduk di depan Ricko dan memijit pelipisnya. "Coba kamu hubungi saja dia. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.""Kenapa mukamu kusut? Belum puas bersama dengan si berondong semalaman." "SHUT UP!!!" Geram Lea.Ricko terkekeh, "Aku tidak tahu kenapa kamu malah terjebak dengan seorang Valen alih-alih si duda tampan kaya raya itu?""Ini tidak di sengaja dan aku juga geram kenapa Valen malah membawaku ke kamar hotelnya.""Jadi kalian sudah tidur bersama?" "Kalau a
“Apa itu berondongmu,Lea?"Lea berjengit kaget ketika menyadari kalau abangnya, Erza, sudah duduk di sebelahnya di sofa ruang keluarga terlihat memperhatikan ekspresi Lea dengan seksama. Sejak setengah jam yang lalu, Lea hanya duduk diam di depan televisi yang saat ini tengah menampilkan siaran ulang konser mini TheHasky sebelum mereka rehat untuk pembuatan album baru."Abang bikin kaget aja tiba-tiba muncul."Erza menghela napas, "Dari tadi Abang sudah manggil tapi kamu seperti berada di alam lain. Kamu ngelamunin apa? Valen Ackerman?" Lea mendengus dan menoleh sebal, "Lea hanya lagi fokus nonton aja.""Ya terserah lah kalau kamu belum mau mengakui juga." Lea memperhatikan seksama keempat personil yang berdiri di bagian depan panggung dekat penonton dengan pose senyuman lebar dan lambaian tangan menutup manis konser mini mereka di Semarang. Valen Ackerman berdiri di tengah-tengah temannya dengan pose menawan. Tangannya memegang kedua stik drum seakan tidak terpisahkan. Auranya mis
Valen hanya diam memandangi Lea bahkan saat Shawn sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Valen bergerak perlahan mendekat tapi Lea langsung mundur menciptakan jarak di antara mereka dan raut kecewa di wajah Valen."Kamu tidur di sebelahku semalam?" nada suara Lea naik. Valen menarik napas lelah. "Lea dengarkan dulu. Aku tidur di tempat tidur tapi tidak bersamamu walaupun aku ingin.""Jadi?" Lea menuntut penjelasan. Valen menunjuk sebuah pintu coklat di sudur lain ruangan."Aku menyuruh Shawn memesan kamar yang saling terhubung. Aku tidur di sebelah karena takut kalau seandainya kamu menjerit atau terbangun saat malam dan aku bisa langsung masuk ke sini memastikan. Aku bisa saja tidur di sofa tapi aku tahu kalau kamu pasti akan marah karena aku melewati batas. Apa kamu pikir, aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak?"Lea memijit pelipisnya, "Bisa saja. Maka dari itu aku bertanya Valen Ackerman. Seharusnya kamu langsung membawaku pulang ke apartemenku atau menelpon asistenku Ricko untu
Pesta ulang Tahun Steph sangat meriah. Gadis remajanya begitu cantik dalam balutan gaun ocean blue rancangannya lengkap dengan topeng di wajah. Bahagia karena semua teman-temannya datang dan juga ada Rey yang selalu menemaninya. Cowok itu begitu tampan dalam balutan jas malam slim fit dan topeng hitam emasnya. Lea seakan melihat Valen versi lebih muda saat melihat Rey memandangi pacarnya dengan senyuman di wajahnya.Lea mendesah saat menyadari Valen tidak terlihat sama sekali. Bukannya Lea sangat berharap dengan kedatangan cowok itu, hanya saja Steph pasti kecewa saat ternyata idolanya tidak datang dan itu semua karena Tantenya sendiri."Mau dansa denganku?" Seruan itu terdengar lembut di telinganya. Lea menoleh dan menemukan Efraim berdiri gagah di sebelahnya."Aku belum memaafkanmu Pak Konsultan!" Dengus Lea sambil menatap Abang keduanya. Efraim nyengir, "Sampai kapan kamu mau menyiksa abang seperti ini, sayang. Selama ini Abang mengharapkan telepon darimu tapi tidak ada sama sek
Lea kesal setengah mati sama Abangnya yang sok-sok akrab dengan Valen dan memilih melepaskan rangkulannya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua diwarnai dengan tawa terbahak Efraim di sana.Lea masuk dan melihat acara dansa sudah selesai dan semua tamu undangan sedang menikmati makan malam dengan jamuan yang serba lezat. Lea berjalan seraya mengedarkan pandangan mencari Stephie dan Rey yang ternyata berada di meja bundar tepat di tengah ruangan bersama dengan semua keluarganya. Lea menghentikan langkahnya dan menggerang dalam hati karena sebentar lagi Valen akan bertemu dengan seluruh keluarga besarnya. Lea takut melihat reaksi Mamanya."Jangan takut gitu, Mama pasti bisa menerima Valen dengan baik selayaknya tamu." Efraim tiba-tiba berbisik dari arah belakang mengagetkan dan berlalu meninggalkannya lebih dulu. Lea mengerjapkan matanya dan menarik napasnya mencoba meredakan getaran jantungnya."Aku sudah tidak sabar bertemu dengan semua keluargamu. Selain u
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan