"Jadi--"Ricko mencoba berbicara di sela konsentrasinya bermain skuas di samping Azalea yang sudah melakukannya dengan brutal. Sebentuk pelampiasan rasa kesal. Semalam, Lea datang ke apartemennya dan mengusirnya hingga Ricko terpaksa menginap di apartemen pacarnya. Seharian ini Lea tidak ke butik dan selepas makan siang malah menyeret paksa Ricko adu Skuas."Bisa tolong ceritakan bagaimana makan malammu dengan Keenan sampai aku terusir dari apartemenku sendiri demi memuluskan jalanmu menghindari duda itu?"Lea melirik sekilas lalu memukul bola itu dengan keras, "Kacau. Aku bertemu dengan Jordan di sana.""WHAT!!!" Ricko terdiam kaget, "AWWW!!!" Dia mengaduh keras saat bola yang memantul itu mengenai perutnya.Lea tertawa, "Perhatikan bolam,Sayang.""Jadi mereka saling berhadapan?"Lea mengangguk. Lalu dia menceritakan kejadian semalam sambil tetap memukul bolanya dengan sekua tenaga. Ricko mendengarkan lalu berdecak.Lea menghela napas, "Aku tidak suka dengan cara mereka berdua salin
“Lea, you're so stupid!!!" Gumamnya pada diri sendiri di depan cermin di dalam ruangan wardrobe-nya. Di luar apartemannya sedang ramai dengan sekumpulan para pemburu berita yang berusaha mencecarnya dengan pertanyaan terkait berita tadi pagi di seluruh saluran gosip yang ada. Lea menghela napasnya lalu keluar dari kamar dan menemukan Ricko duduk santai di sofa ruang tamunya. "Gaun pesanan khusus milik Keenan Smith sudah selesai. Apa kamu sudah berani menghubunginya atau orang lain yang akan mengantarkan gaun itu?" Lea duduk di depan Ricko dan memijit pelipisnya. "Coba kamu hubungi saja dia. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.""Kenapa mukamu kusut? Belum puas bersama dengan si berondong semalaman." "SHUT UP!!!" Geram Lea.Ricko terkekeh, "Aku tidak tahu kenapa kamu malah terjebak dengan seorang Valen alih-alih si duda tampan kaya raya itu?""Ini tidak di sengaja dan aku juga geram kenapa Valen malah membawaku ke kamar hotelnya.""Jadi kalian sudah tidur bersama?" "Kalau a
“Apa itu berondongmu,Lea?"Lea berjengit kaget ketika menyadari kalau abangnya, Erza, sudah duduk di sebelahnya di sofa ruang keluarga terlihat memperhatikan ekspresi Lea dengan seksama. Sejak setengah jam yang lalu, Lea hanya duduk diam di depan televisi yang saat ini tengah menampilkan siaran ulang konser mini TheHasky sebelum mereka rehat untuk pembuatan album baru."Abang bikin kaget aja tiba-tiba muncul."Erza menghela napas, "Dari tadi Abang sudah manggil tapi kamu seperti berada di alam lain. Kamu ngelamunin apa? Valen Ackerman?" Lea mendengus dan menoleh sebal, "Lea hanya lagi fokus nonton aja.""Ya terserah lah kalau kamu belum mau mengakui juga." Lea memperhatikan seksama keempat personil yang berdiri di bagian depan panggung dekat penonton dengan pose senyuman lebar dan lambaian tangan menutup manis konser mini mereka di Semarang. Valen Ackerman berdiri di tengah-tengah temannya dengan pose menawan. Tangannya memegang kedua stik drum seakan tidak terpisahkan. Auranya mis
Valen hanya diam memandangi Lea bahkan saat Shawn sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Valen bergerak perlahan mendekat tapi Lea langsung mundur menciptakan jarak di antara mereka dan raut kecewa di wajah Valen."Kamu tidur di sebelahku semalam?" nada suara Lea naik. Valen menarik napas lelah. "Lea dengarkan dulu. Aku tidur di tempat tidur tapi tidak bersamamu walaupun aku ingin.""Jadi?" Lea menuntut penjelasan. Valen menunjuk sebuah pintu coklat di sudur lain ruangan."Aku menyuruh Shawn memesan kamar yang saling terhubung. Aku tidur di sebelah karena takut kalau seandainya kamu menjerit atau terbangun saat malam dan aku bisa langsung masuk ke sini memastikan. Aku bisa saja tidur di sofa tapi aku tahu kalau kamu pasti akan marah karena aku melewati batas. Apa kamu pikir, aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak?"Lea memijit pelipisnya, "Bisa saja. Maka dari itu aku bertanya Valen Ackerman. Seharusnya kamu langsung membawaku pulang ke apartemenku atau menelpon asistenku Ricko untu
Pesta ulang Tahun Steph sangat meriah. Gadis remajanya begitu cantik dalam balutan gaun ocean blue rancangannya lengkap dengan topeng di wajah. Bahagia karena semua teman-temannya datang dan juga ada Rey yang selalu menemaninya. Cowok itu begitu tampan dalam balutan jas malam slim fit dan topeng hitam emasnya. Lea seakan melihat Valen versi lebih muda saat melihat Rey memandangi pacarnya dengan senyuman di wajahnya.Lea mendesah saat menyadari Valen tidak terlihat sama sekali. Bukannya Lea sangat berharap dengan kedatangan cowok itu, hanya saja Steph pasti kecewa saat ternyata idolanya tidak datang dan itu semua karena Tantenya sendiri."Mau dansa denganku?" Seruan itu terdengar lembut di telinganya. Lea menoleh dan menemukan Efraim berdiri gagah di sebelahnya."Aku belum memaafkanmu Pak Konsultan!" Dengus Lea sambil menatap Abang keduanya. Efraim nyengir, "Sampai kapan kamu mau menyiksa abang seperti ini, sayang. Selama ini Abang mengharapkan telepon darimu tapi tidak ada sama sek
Lea kesal setengah mati sama Abangnya yang sok-sok akrab dengan Valen dan memilih melepaskan rangkulannya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua diwarnai dengan tawa terbahak Efraim di sana.Lea masuk dan melihat acara dansa sudah selesai dan semua tamu undangan sedang menikmati makan malam dengan jamuan yang serba lezat. Lea berjalan seraya mengedarkan pandangan mencari Stephie dan Rey yang ternyata berada di meja bundar tepat di tengah ruangan bersama dengan semua keluarganya. Lea menghentikan langkahnya dan menggerang dalam hati karena sebentar lagi Valen akan bertemu dengan seluruh keluarga besarnya. Lea takut melihat reaksi Mamanya."Jangan takut gitu, Mama pasti bisa menerima Valen dengan baik selayaknya tamu." Efraim tiba-tiba berbisik dari arah belakang mengagetkan dan berlalu meninggalkannya lebih dulu. Lea mengerjapkan matanya dan menarik napasnya mencoba meredakan getaran jantungnya."Aku sudah tidak sabar bertemu dengan semua keluargamu. Selain u
Sorotan lampu blitz dan bunyi jepretan kamera milik fotografer Fashion kenamaan, Genta Arzura, menggema dari ruangan khusus photoshoot di dalam butik milik Azalea yang sudah di sulap sedemikian rupa mengikuti tema.Di samping Genta, Lea berdiri anggun memperhatikan para model yang silih berganti berpose mengenakan gaun pengantin rancangannya yang akan dia release dalam bentuk katalog fashion dengan lini miliknya sendiri, Azalea Bridal Collection yang akan menampilkan gaun pengantin, gaun malam dan juga koleksi SpringDay terbarunya. Rencananya, dua minggu lagi dia akan memasarkan gaunnya dengan mengadakan peragaan busana menggunakan model dari agensi milik Kenalia. Semua persiapan dan vendor sudah selesai hanya tinggal menunggu harinya saja.Beberapa gaun terbarunya bahkan sudah ada yang memesannya lebih dulu karena setiap gaun buatannya memiliki label eklusive karena kesemuanya hanya di buat dalam satu desain. "Ah, wait Genta," katanya ke sang fotografer tampan yang langsung menegak
Spesial Valen AckermanWanita itu cantik, anggun dan mempesona.Namanya saja sudah menggambarkan bagaimana kecantikan wajahnya yang seperti bunga. Bedanya, Valen akan terus menatapnya meskipun kelopak bunga itu berguguran bahkan rela menjadi satu-satunya tempat yang bersedia memeluk setiap gugurannya.Azalea.Nama itu sudah sejak dulu berada di pikirannya. Jauh sebelum mereka bertemu di club malam itu. Sejak pemberitaannya ramai di media terkait putusnya jalinan kasihnya dengan pemilik agensi model dan pengusaha, Jordan.Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dan mendekatinya.Malam itu adalah keajaiban yang sama sekali tidak di duganya.Valen bersyukur ada di sana untuk memeluk Azaleanya yang rapuh."Valen, one take again. Tolong fokus dulu dan menyatulah dengan hentakan drummu." Zian mendengkus dan menggelengkan kepala melihat betapa lembeknya Valen siang ini saat mengambil aksi solonya bermain drum untuk bonus track album baru mereka."Dia belum men