“Apa itu berondongmu,Lea?"Lea berjengit kaget ketika menyadari kalau abangnya, Erza, sudah duduk di sebelahnya di sofa ruang keluarga terlihat memperhatikan ekspresi Lea dengan seksama. Sejak setengah jam yang lalu, Lea hanya duduk diam di depan televisi yang saat ini tengah menampilkan siaran ulang konser mini TheHasky sebelum mereka rehat untuk pembuatan album baru."Abang bikin kaget aja tiba-tiba muncul."Erza menghela napas, "Dari tadi Abang sudah manggil tapi kamu seperti berada di alam lain. Kamu ngelamunin apa? Valen Ackerman?" Lea mendengus dan menoleh sebal, "Lea hanya lagi fokus nonton aja.""Ya terserah lah kalau kamu belum mau mengakui juga." Lea memperhatikan seksama keempat personil yang berdiri di bagian depan panggung dekat penonton dengan pose senyuman lebar dan lambaian tangan menutup manis konser mini mereka di Semarang. Valen Ackerman berdiri di tengah-tengah temannya dengan pose menawan. Tangannya memegang kedua stik drum seakan tidak terpisahkan. Auranya mis
Valen hanya diam memandangi Lea bahkan saat Shawn sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Valen bergerak perlahan mendekat tapi Lea langsung mundur menciptakan jarak di antara mereka dan raut kecewa di wajah Valen."Kamu tidur di sebelahku semalam?" nada suara Lea naik. Valen menarik napas lelah. "Lea dengarkan dulu. Aku tidur di tempat tidur tapi tidak bersamamu walaupun aku ingin.""Jadi?" Lea menuntut penjelasan. Valen menunjuk sebuah pintu coklat di sudur lain ruangan."Aku menyuruh Shawn memesan kamar yang saling terhubung. Aku tidur di sebelah karena takut kalau seandainya kamu menjerit atau terbangun saat malam dan aku bisa langsung masuk ke sini memastikan. Aku bisa saja tidur di sofa tapi aku tahu kalau kamu pasti akan marah karena aku melewati batas. Apa kamu pikir, aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak?"Lea memijit pelipisnya, "Bisa saja. Maka dari itu aku bertanya Valen Ackerman. Seharusnya kamu langsung membawaku pulang ke apartemenku atau menelpon asistenku Ricko untu
Pesta ulang Tahun Steph sangat meriah. Gadis remajanya begitu cantik dalam balutan gaun ocean blue rancangannya lengkap dengan topeng di wajah. Bahagia karena semua teman-temannya datang dan juga ada Rey yang selalu menemaninya. Cowok itu begitu tampan dalam balutan jas malam slim fit dan topeng hitam emasnya. Lea seakan melihat Valen versi lebih muda saat melihat Rey memandangi pacarnya dengan senyuman di wajahnya.Lea mendesah saat menyadari Valen tidak terlihat sama sekali. Bukannya Lea sangat berharap dengan kedatangan cowok itu, hanya saja Steph pasti kecewa saat ternyata idolanya tidak datang dan itu semua karena Tantenya sendiri."Mau dansa denganku?" Seruan itu terdengar lembut di telinganya. Lea menoleh dan menemukan Efraim berdiri gagah di sebelahnya."Aku belum memaafkanmu Pak Konsultan!" Dengus Lea sambil menatap Abang keduanya. Efraim nyengir, "Sampai kapan kamu mau menyiksa abang seperti ini, sayang. Selama ini Abang mengharapkan telepon darimu tapi tidak ada sama sek
Lea kesal setengah mati sama Abangnya yang sok-sok akrab dengan Valen dan memilih melepaskan rangkulannya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua diwarnai dengan tawa terbahak Efraim di sana.Lea masuk dan melihat acara dansa sudah selesai dan semua tamu undangan sedang menikmati makan malam dengan jamuan yang serba lezat. Lea berjalan seraya mengedarkan pandangan mencari Stephie dan Rey yang ternyata berada di meja bundar tepat di tengah ruangan bersama dengan semua keluarganya. Lea menghentikan langkahnya dan menggerang dalam hati karena sebentar lagi Valen akan bertemu dengan seluruh keluarga besarnya. Lea takut melihat reaksi Mamanya."Jangan takut gitu, Mama pasti bisa menerima Valen dengan baik selayaknya tamu." Efraim tiba-tiba berbisik dari arah belakang mengagetkan dan berlalu meninggalkannya lebih dulu. Lea mengerjapkan matanya dan menarik napasnya mencoba meredakan getaran jantungnya."Aku sudah tidak sabar bertemu dengan semua keluargamu. Selain u
Sorotan lampu blitz dan bunyi jepretan kamera milik fotografer Fashion kenamaan, Genta Arzura, menggema dari ruangan khusus photoshoot di dalam butik milik Azalea yang sudah di sulap sedemikian rupa mengikuti tema.Di samping Genta, Lea berdiri anggun memperhatikan para model yang silih berganti berpose mengenakan gaun pengantin rancangannya yang akan dia release dalam bentuk katalog fashion dengan lini miliknya sendiri, Azalea Bridal Collection yang akan menampilkan gaun pengantin, gaun malam dan juga koleksi SpringDay terbarunya. Rencananya, dua minggu lagi dia akan memasarkan gaunnya dengan mengadakan peragaan busana menggunakan model dari agensi milik Kenalia. Semua persiapan dan vendor sudah selesai hanya tinggal menunggu harinya saja.Beberapa gaun terbarunya bahkan sudah ada yang memesannya lebih dulu karena setiap gaun buatannya memiliki label eklusive karena kesemuanya hanya di buat dalam satu desain. "Ah, wait Genta," katanya ke sang fotografer tampan yang langsung menegak
Spesial Valen AckermanWanita itu cantik, anggun dan mempesona.Namanya saja sudah menggambarkan bagaimana kecantikan wajahnya yang seperti bunga. Bedanya, Valen akan terus menatapnya meskipun kelopak bunga itu berguguran bahkan rela menjadi satu-satunya tempat yang bersedia memeluk setiap gugurannya.Azalea.Nama itu sudah sejak dulu berada di pikirannya. Jauh sebelum mereka bertemu di club malam itu. Sejak pemberitaannya ramai di media terkait putusnya jalinan kasihnya dengan pemilik agensi model dan pengusaha, Jordan.Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dan mendekatinya.Malam itu adalah keajaiban yang sama sekali tidak di duganya.Valen bersyukur ada di sana untuk memeluk Azaleanya yang rapuh."Valen, one take again. Tolong fokus dulu dan menyatulah dengan hentakan drummu." Zian mendengkus dan menggelengkan kepala melihat betapa lembeknya Valen siang ini saat mengambil aksi solonya bermain drum untuk bonus track album baru mereka."Dia belum men
Mobil Mini Cooper milik Lea berhenti sempurna di area parkir apartemennya yang nampak lenggang. Meskipun masih jam tujuh malam, Lea sudah merasa lelah. Dari gedung majalah ELLE, dia memutuskan untuk pulang, berencana berendam di bathup dengan aroma terapi. Tapi masalahnya, ada seseorang lagi di dalam mobilnya yang sore tadi memaksa untuk mengantarnya pulang dengan dalih memastikan agar Lea sampai dengan selamat. Sedangkan Ricko, sebelum Lea pulang, dia sudah kabur duluan. Pasti tahu kalau dia akan berakhir seperti ini. Dasar asisten menyebalkan!!!"Lea." Panggilan itu lembut.Lea menoleh dan melihat Valen yang memeluk setir mobil menatapnya intens."Apa?!" Balasnya ketus.Valen terkekeh, "Galak amat.""Aku bisa pulang sendiri, tidak perlu sampai mengantarku seperti ini."Valen diam. Lea menangkap sorot putus asa di mata tajamnya. Dia menghela napas, duduk menyandar di jok memandang ke depan.Valen menolehkan kepalanya, "Aku hanya khawatir. Apa tidak boleh?"Lea menundukkan wajahnya m
Valen tersenyum. Jeremy, Mario dan Shawn tertawa. Zian diam memperhatikan. Lea merasakan wajahnya memanas lalu berdeham dan meletakkan kedua kertas itu dan menatap Valen seksama."Aku akan menyetujui ikut dalam satu proyek," katanya kemudian.Mereka semua menoleh ke Valen yang menampilkan ekspresi tidak suka."Kenapa?" Tanyanya. Ah, sepertinya ini akan jadi perdebatannya dengan Valen. "Are you kidding me,Valen Ackerman? Kedua lagu ini memiliki konsep yang sama. Intinya lagu cinta yang mengarah ke intim, penuh intensitas dan dalam.""Lalu di mana letak masalahnya?" Valen tidak mau kalah."Bermasalah. Apa penggemarmu tidak akan bertanya-tanya kenapa lagu ciptaan pujaan mereka di perankan oleh satu model yang sama. Itu akan membuat mereka—""Aku memang mengingingkan seperti itu. Apa kamu tidak mendengar perkataanku tadi malam." Valen mencondongkan tubuhnya ke depan dan menunjuk kertas di atas meja. "Aku menulis kedua lagu itu terinspirasi darimu. Lagu itu untukmu."Lea mengatupkan bibir