Pesta ulang Tahun Steph sangat meriah. Gadis remajanya begitu cantik dalam balutan gaun ocean blue rancangannya lengkap dengan topeng di wajah. Bahagia karena semua teman-temannya datang dan juga ada Rey yang selalu menemaninya. Cowok itu begitu tampan dalam balutan jas malam slim fit dan topeng hitam emasnya. Lea seakan melihat Valen versi lebih muda saat melihat Rey memandangi pacarnya dengan senyuman di wajahnya.Lea mendesah saat menyadari Valen tidak terlihat sama sekali. Bukannya Lea sangat berharap dengan kedatangan cowok itu, hanya saja Steph pasti kecewa saat ternyata idolanya tidak datang dan itu semua karena Tantenya sendiri."Mau dansa denganku?" Seruan itu terdengar lembut di telinganya. Lea menoleh dan menemukan Efraim berdiri gagah di sebelahnya."Aku belum memaafkanmu Pak Konsultan!" Dengus Lea sambil menatap Abang keduanya. Efraim nyengir, "Sampai kapan kamu mau menyiksa abang seperti ini, sayang. Selama ini Abang mengharapkan telepon darimu tapi tidak ada sama sek
Lea kesal setengah mati sama Abangnya yang sok-sok akrab dengan Valen dan memilih melepaskan rangkulannya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua diwarnai dengan tawa terbahak Efraim di sana.Lea masuk dan melihat acara dansa sudah selesai dan semua tamu undangan sedang menikmati makan malam dengan jamuan yang serba lezat. Lea berjalan seraya mengedarkan pandangan mencari Stephie dan Rey yang ternyata berada di meja bundar tepat di tengah ruangan bersama dengan semua keluarganya. Lea menghentikan langkahnya dan menggerang dalam hati karena sebentar lagi Valen akan bertemu dengan seluruh keluarga besarnya. Lea takut melihat reaksi Mamanya."Jangan takut gitu, Mama pasti bisa menerima Valen dengan baik selayaknya tamu." Efraim tiba-tiba berbisik dari arah belakang mengagetkan dan berlalu meninggalkannya lebih dulu. Lea mengerjapkan matanya dan menarik napasnya mencoba meredakan getaran jantungnya."Aku sudah tidak sabar bertemu dengan semua keluargamu. Selain u
Sorotan lampu blitz dan bunyi jepretan kamera milik fotografer Fashion kenamaan, Genta Arzura, menggema dari ruangan khusus photoshoot di dalam butik milik Azalea yang sudah di sulap sedemikian rupa mengikuti tema.Di samping Genta, Lea berdiri anggun memperhatikan para model yang silih berganti berpose mengenakan gaun pengantin rancangannya yang akan dia release dalam bentuk katalog fashion dengan lini miliknya sendiri, Azalea Bridal Collection yang akan menampilkan gaun pengantin, gaun malam dan juga koleksi SpringDay terbarunya. Rencananya, dua minggu lagi dia akan memasarkan gaunnya dengan mengadakan peragaan busana menggunakan model dari agensi milik Kenalia. Semua persiapan dan vendor sudah selesai hanya tinggal menunggu harinya saja.Beberapa gaun terbarunya bahkan sudah ada yang memesannya lebih dulu karena setiap gaun buatannya memiliki label eklusive karena kesemuanya hanya di buat dalam satu desain. "Ah, wait Genta," katanya ke sang fotografer tampan yang langsung menegak
Spesial Valen AckermanWanita itu cantik, anggun dan mempesona.Namanya saja sudah menggambarkan bagaimana kecantikan wajahnya yang seperti bunga. Bedanya, Valen akan terus menatapnya meskipun kelopak bunga itu berguguran bahkan rela menjadi satu-satunya tempat yang bersedia memeluk setiap gugurannya.Azalea.Nama itu sudah sejak dulu berada di pikirannya. Jauh sebelum mereka bertemu di club malam itu. Sejak pemberitaannya ramai di media terkait putusnya jalinan kasihnya dengan pemilik agensi model dan pengusaha, Jordan.Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dan mendekatinya.Malam itu adalah keajaiban yang sama sekali tidak di duganya.Valen bersyukur ada di sana untuk memeluk Azaleanya yang rapuh."Valen, one take again. Tolong fokus dulu dan menyatulah dengan hentakan drummu." Zian mendengkus dan menggelengkan kepala melihat betapa lembeknya Valen siang ini saat mengambil aksi solonya bermain drum untuk bonus track album baru mereka."Dia belum men
Mobil Mini Cooper milik Lea berhenti sempurna di area parkir apartemennya yang nampak lenggang. Meskipun masih jam tujuh malam, Lea sudah merasa lelah. Dari gedung majalah ELLE, dia memutuskan untuk pulang, berencana berendam di bathup dengan aroma terapi. Tapi masalahnya, ada seseorang lagi di dalam mobilnya yang sore tadi memaksa untuk mengantarnya pulang dengan dalih memastikan agar Lea sampai dengan selamat. Sedangkan Ricko, sebelum Lea pulang, dia sudah kabur duluan. Pasti tahu kalau dia akan berakhir seperti ini. Dasar asisten menyebalkan!!!"Lea." Panggilan itu lembut.Lea menoleh dan melihat Valen yang memeluk setir mobil menatapnya intens."Apa?!" Balasnya ketus.Valen terkekeh, "Galak amat.""Aku bisa pulang sendiri, tidak perlu sampai mengantarku seperti ini."Valen diam. Lea menangkap sorot putus asa di mata tajamnya. Dia menghela napas, duduk menyandar di jok memandang ke depan.Valen menolehkan kepalanya, "Aku hanya khawatir. Apa tidak boleh?"Lea menundukkan wajahnya m
Valen tersenyum. Jeremy, Mario dan Shawn tertawa. Zian diam memperhatikan. Lea merasakan wajahnya memanas lalu berdeham dan meletakkan kedua kertas itu dan menatap Valen seksama."Aku akan menyetujui ikut dalam satu proyek," katanya kemudian.Mereka semua menoleh ke Valen yang menampilkan ekspresi tidak suka."Kenapa?" Tanyanya. Ah, sepertinya ini akan jadi perdebatannya dengan Valen. "Are you kidding me,Valen Ackerman? Kedua lagu ini memiliki konsep yang sama. Intinya lagu cinta yang mengarah ke intim, penuh intensitas dan dalam.""Lalu di mana letak masalahnya?" Valen tidak mau kalah."Bermasalah. Apa penggemarmu tidak akan bertanya-tanya kenapa lagu ciptaan pujaan mereka di perankan oleh satu model yang sama. Itu akan membuat mereka—""Aku memang mengingingkan seperti itu. Apa kamu tidak mendengar perkataanku tadi malam." Valen mencondongkan tubuhnya ke depan dan menunjuk kertas di atas meja. "Aku menulis kedua lagu itu terinspirasi darimu. Lagu itu untukmu."Lea mengatupkan bibir
Untuk bisa mewujudkan impiannya memperkenalkan gaun rancangannya di ajang PFW, Lea tidak bisa berdiri sendiri. Selain model dari agensi berlisensi yang bersedia dia boyong ke sana, dia juga harus mencari investor untuk membiayai banyak hal. Persiapan dan biaya yang dikeluarkan untuk berada di sana tidak sedikit. Investor di perlukan agar dia memiliki pendukung kuat yang mensupport dan sudah memakai brand rancangannya. Untuk bisa berada di pasar Internasional, modalnya sangat besar.Lea sudah memiliki beberapa investor tetap yang sudah sejak lama memakai gaun-gaun rancangan Lea untuk keperluan mereka tapi itu belum cukup. Lea harus mencari investor utama yang akan membiayai kepergiannya ke Paris. Pihak IFF hanya sebagai perantara antara pihak PFW dengan desainer-desainer yang ditunjuk untuk mengikuti ajang bergengsi itu. Maka, ketika sorenya si barbie, Jenna menelepon kalau nanti malam, Kellan mengadakan makan malam dengan semua rekan bisnisnya yang berasal dari para pengusaha,Lea be
"Uhuk... uhuk!!" Seseorang menekan area dadanya dan sesuatu yang lunak itu menempel di bibirnya memberi tambahan oksigen untuk di hirup. Sampai, Lea tersedak air di dalam tenggorokannya, memiringkan tubuhnya untuk mengeluarkannya dan berusaha menetralkan napasnya yang tersendat. Rongga di dalam dadanya terasa sesaak. Perlahan tapi pasti Lea membuka matanya."Azalea," suara Jenna yang panik terdengar di dekatnya. Lea akhirnya bisa melihat jelas sekelilingnya. Wajah khawatir Jenna di sampingnya yang pertama kali dilihatnya, di sebelahnya Kellan juga terlihat sama khawatirnya."Lea, kamu bisa mendengarku?" Tanya Kellan.Lea hanya bisa mengangguk. Jenna merapikan rambut Lea dengan jemarinya, "Astaga Lea!!! kamu membuatku sangat ketakutan. Aku tidak tahu kenapa kamu bisa ada di dalam sana. Kami takut terlambat mengeluarkanmu, sayang.""A-ku tidak apa-apa. Te-rimaka-sih," katanya dengan susah payah."Syukurlah." Kellan yang menjawabnya seraya menghela napas. "Sebaiknya kita membawamu ke
Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
Enam bulan kemudian,Bandung, Indonesia “Wah, coba lihat dirimu Azalea.” Ricko berdecak dan menggelengkan kepala. “Terlihat sangat gendut.”Lea yang sedang menyantap sarapannya berupa spaghetti di meja makan rumah Mamanya memutar bola mata. Terlihat tidak berniat meladeni ucapan Ricko yang sejak awal dia datang berkunjung hanya duduk diam bertopang dagu.“Apa kamu bisa membuatkanku roti bakar dengan selai strawberry?” Tanya Lea dengan mulut penuh makanan. Ricko melongo. “Roti bakar?” Lea mengangguk. “Apa kamu lupa bentuknya roti bakar sampai terbelalak seperti itu?” “Kamu sudah menghabiskan satu piring omelet dan kentang goreng lalu lima belas menit kemudian makan spaghetti dan sekarang mau roti bakar lagi?” “Apa kamu mau anakku ileran, hah?” Lea nampak kesal.“Tidak.” Ricko berdiri dari duduknya. “Akan aku buatkan.” Lea tersenyum dan mengangguk lalu kembali sibuk menghabiskan makanannya seraya mendengar gerutuan Ricko yang ada di dapur. “Wahh, benar-benar tukang maka
“Azalea.”Panggilan dari balik punggungnya membuat Lea berbalik dengan sepiring kecil kue yang ada di tangannya dan terdiam sesaat ketika melihat siapa yang mendekat ke arahnya.“Aku tidak menyangka akan menemukanmu di pesta ini.”Lea mengangkat dagunya dan tersenyum miring. “Wah, kejutan yang sangat tidak menggenakan sekali ya Keenan Smith.”Malam ini Lea memang sedang menghadiri makan malam salah satu kenalannya di salah satu ballroom hotel mewah di Los Angeles dan tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya sampai kapanpun. Terlebih lagi saat ini dia datang sendirian.“Jangan seperti itu cantik. Kita pernah menjadi teman baik dulu.” Keenan mengerling, memperhatikan penampilan Lea dan tersenyum miring. “Aku tidak pernah lupa betapa cantiknya dirimu.”Lea memutar bola matanya, “Lebih baik kamu puji istrimu sendiri.”Lea berbalik, berniat pergi tapi terhenti saat mendengar perkataan Keenan.“Aku dengar, kamu keguguran dua bulan yang lalu. Lain kali
Pintu kamar hotel terbuka lebar. Valen dan Lea masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan tergesa, melepaskan jaket yang mereka kenakan begitu saja ke lantai dan Lea tanpa membuang waktu langsung loncat ke dalam pelukan Valen, melingkarkan kakinya di pinggangnya dan menciumnya penuh nafsu. "Hmmpp--" Lea mengerang lirih saat Valen menelusupkan tangannya masuk ke dalam bajunya seraya bergerak membawanya ke tempat tidur dan berdiri sesaat di pinggirnya. Valen melepas paksa baju Lea membuat kancing bajunya yang memang ada di belakang terlepas begitu saja tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Sebulan menahan rindu membuat keduanya tidak lagi bisa menahannya. Lea melepaskan ciumannya dan menarik bajunya yang sudah rusak itu dan melemparkannya ke belakang menyisakan bra-nya."Ohh cantiknya," gumam Valen. Lea tersenyum, menarik semua rambut panjangnya ke samping dan kembali mencium Valen yang perlahan meletakkannya di atas tempat tidur lalu tangannya bergarak membuka celana jeans Lea menyi
Tiga Bulan kemudian,Paris, PerancisParis Fashion Week menjadi bagian dari pekan mode "Big 4" global. Serangkaian acara presentasi desainer yang dimulai dari kota New York, London, Milan dan Paris yang diadakan setiap enam bulan sekali. Dari empat kota mode dunia, Paris mendapat kehormatan sebagai tuan rumah acara penutup Festival mode tersebut.Biasanya, acara akan diwarnai dengan 100 pertunjukan busana yang digelar di sepanjang kota yang diikuti oleh berbagai desainer, baik amatir maupun kelas atas. Undangannya terdiri dari ratusan editor mode, asisten, stylist, model dan kumpulan penikmat mode yang akan memadati ibu kota Perancis untuk melihat apa yang akan populer di tahun depan.Azalea termasuk dalam salah satu desainer yang akan menampilkan karyanya dalam kategori Prêt-à-Porter yaitu pakaian dengan ukuran standar dan siap pakai dan Lea bekerja keras untuk mempersembahkan karya musim panas terbaiknya yang bertajuk SummerLove Collection 2018.Akhirnya setelah beberapa bulan melak
"Kita akan bertemu di Paris minggu depan." Lea berdiri di depan kaca apartemennya memandangi ramainya kota LA saat malam yang terbentang di depannya menjawab panggilan Ricko yang menelepon tengah malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan LA. "Semuanya sudah siap. Nadine juga akan bertolak ke Paris dua minggu setelahnya. Dia harus melakukan banyak persiapan dengan model agensinya. Sudah tidak ada kendala dan masalah kan?""Hmm tidak," jawab Ricko. "Kecuali aku yang merindukanmu di sini dan juga beberapa pelanggan VIP-mu yang menanyakan kabar tentang pernikahan desainer idola mereka."Lea tertawa mendengarnya."Kamu bisa menjadi jubir yang aku andalkan Ricko."Risko mendengus, "Tentu saja kalau gajiku di naikkan dua kali lipat. Bukannya kerja rodi begini.""Jangan menggerutu terus nanti kamu cepat tua."Gantian Ricko yang tertawa di sana. Lea merapatkan gaun tidurnya yang tipis dan seksi. "Sempatkanlah untuk pulang ke Jakarta karena semua sahabat yang kemarin tidak bisa mengikuti
“Bagaimana kabarnya pengantin baru?”Pertanyaan itu membuat Lea tersenyum dengan tatapan mata berbinar memandangi kota Paris dari ketinggian. Gemerlap lampu di seluruh penjuru kota yang bisa dia saksikan meski rasa dingin mulai menyergap kulit tidak menyurutkan semangatnya sama sekali. Sudah lama sekali Lea ingin berada di tempat di mana dia berada saat ini, di puncak menara menjadi satu dengan keindahan Eiffel yang menjadi pusat dari kota Paris. “Dunia terlihat lebih menganggumkan. Sempurna.”“Oh Tuhan!!!” Sky memekik tertahan. “Kamu membuatku iri. Jangan lakukan itu padaku!”“Hei, aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi. Memangnya apa yang salah?”Sky terdengar menghembuskan napasnya frustasi. “Yang salah hanyalah, aku belum bisa melihat dunia seperti yang kamu katakan tadi.”Gantian Lea yang menghela napas. “Tunggu giliranmu sayang. Maybe, dia masih berada di belahan bumi lain dan sedang menuju ke arahmu. Bersiaplah.”“Andai dia bisa cepat sedikit,” kekeh Sky membuat Lea tertawa. “Ak
"Selamat malam semuanya."Efraim yang tampil gagah dalam balutan jas malamnya berdiri dari tempat duduknya di salah satu meja bundar di antara anggota keluarganya yang lain seraya memegang segelas sampanye di tangannya. Otomatis semua yang hadir di dalam restoran yang sudah di desain cantik dengan hiasan pernikahan terutama bunga-bungaan segar yang menjadi tempat makan malam keluarga setelah pemberkataan tadi sore langsung mendapat perhatian. Begitu juga Valen dan Lea yang menjadi raja dan ratu yang duduk berdua di area paling depan."Terimakasih banyak," katanya saat semua menatapnya. Efraim menatap adiknya -dan suaminya yang tersenyum melihatnya. "Sejujurnya, pernikahan adikku tercinta ini begitu membuatku terkejut. Saat sedang asik makan siang bersama calon pacar, Adik ipar tiba-tiba datang dan menodongku untuk membantunya membawa Lea ke depan Altar." Semua yang ada di sana tertawa mendengarnya. Valen yang menjadi oknum tersangkanya ikut tertawa seraya mengangkat gelas sampanye di
Flashback On"Tunggu sebentar. Biarkan aku menarik napas dulu."Valen tersenyum sopan saat melihat Fiola, Mama Lea yang duduk di depannya bersama dengan Tn. Chou terlihat seperti shock. Beliau mengelus dadanya dengan pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya."Kamu lebay banget." Fiola langsung memukul bahu Suaminya yang terkekeh."Bagaimana aku tidak kaget saat mendengar semua kebenaran tentang Azalea. Aku sama sekali tidak menyangka kalau lelaki itu begitu berbahaya. Pantas saja Lea penuh rahasia seperti itu." Fiola menggelengkan kepalanya seraya menepuk wajahnya dengan tangan. "Astaga, jangan sampai dia menjadi menantuku."Papa Lea tertawa mendengarnya sementara Valen hanya diam memperhatikan sambil tersenyum. Kedatangannya tadi memang sempat membuat kedua orang tua Lea kaget. kemunculan Valen Ackerman sendirian di depan pintu rumah mereka sontak saja membuat kehebohan terutama Fiola meski wanita paruh baya itu nampak lega saat melihatnya."Kami harus bersandiwara. Saya dan