Dua bulan kemudian, “Errghh.”Lea menggerang dalam tidurnya, merasakan posisinya tidak nyaman dan mencari posisi lain sampai akhirnya membuka mata dan melihat cahaya matahari di luar sudah meninggi melalui celah tirai. Lea hanya diam,merasakan napas hangat Valen membelai belakang tengkuknya dengan tangan yang melingkari perutnya yang sudah besar karena memasuki usia kandungan sembilan bulan hanya menunggu hari lahirnya.Lea mengambil telapak tangan Valen dan menggenggam jemarinya lalu membawa tautan tangan mereka ke bibir seraya perlahan bergeser agar bisa melihat wajah suaminya yang masih tidur.“Aku beruntung memilikimu,” lirih Lea dengan senyuman bahagia.“Aku juga sayang.” Lea terkejut mendengar Valen menjawab ucapannya dan perlahan membuka matanya. “Selamat pagi, My lady.”“Kamu sudah bangun?”“Kamu bergerak dan aku otomatis langsung terjaga tapi memilih diam supaya kamu tidak terganggu jika ingin tidur lagi. Aku tahu kalau kamu sering gelisah dan tidur kurang nyenyak. Apa ada y
“Holly Sh*t!!” Umpatan itu menggema dari arah samping kanannya di mana Ricko, asistennya berada. “Kenapa dari banyaknya hari, kita harus bertemu dengan mereka malam ini?” Oh percayalah, Lea juga mempertanyakan hal yang sama di dalam kepalanya. “Laki-laki itu tidak tahu caranya memilih wanita! Lihat saja paha dan belahan dadanya yang sengaja dipertontonkan. Bangga sekali melihat wanitanya jadi konsumsi publik!”Lea menggenggam gelas kaca berisi red wine-nya dengan erat. Dari lantai dua club malam, mereka bisa melihat pasangan itu clubbing dengan gerakan erotis di bawah sana. “Seharusnya dulu kamu menendang kemaluan laki-laki itu supaya tahu rasa!” geram Ricko yang terlihat lebih emosi dari dirinya meskipun nyatanya, Lea hanya pintar menahan luapan emosi itu hingga membuat dadanya terasa sesak. Rasa perih akibat sakit hati kembali mencuat ke permukaan hingga mengingatkannya pada masa lalu saat dia dicampakkan dengan kerasnya. Ditahannya mati-matian air mata yang mendesak keluar. Se
Enam Bulan kemudian,“Kamu tahu apa yang paling mengenaskan dari malam minggu kelabu kita ini?” Natasky Louise Brown— sahabatnya yang memiliki banyak restoran mewah— mendekat ke arahnya. Gaun merah ketatnya menempel cantik di tubuhnya yang bagaikan gitar spanyol. Lea tersenyum sembari menyesap redwine miliknya dengan gaya santai. Duduk menyilangkan kaki di sofa mahal merah maroon yang kontras dengan ruang kerja milik Sky.Sky bisa begitu emosional dan seperti penyeimbang, Lea hadir dengan pembawaannya yang tenang.“Apa?” balasnya.Sky duduk di sebelahnya, “Restoran berbintang milikku ini telah di sewa semalam oleh lelaki yang katanya seorang vokalis band terkenal. Kamu tahu tidak sih band apa yang saat ini sedang naik daun?”Lea tertawa sesaat menanggapi rasa penasaran sahabatnya, ”Mana aku tahu. Aku jarang mengikuti berita gosip karena kebanyakan semua akun dan berita di televisi menayangkan berita tentang kita.”Sky mengangguk setuju, menghadap ke arahnya dengan tatapan serius membu
Lea berdecak dan siaga saat melihat si cowok nampak kaget karena tidak menyangka acara makan malamnya berakhir berantakan di tangan Sky yang jelas-jelas tidak di kenalnya. Cowok itu langsung berdiri, menyerahkan beberapa tisu untuk wanitanya kemudian berputar mendekati Sky.Lea bergegas mendekati Sky yang terlihat sudah naik darah bersamaan dengan seseorang yang juga mendekat dari arah berlawanan. Lea mengeryit heran melihat cowok berondong lainnya yang entah datang dari mana. Yang juga tengah menatapnya sambil berjalan. Wajahnya terasa familiar. Di mana mereka pernah bertemu sebelum ini?“Berani-beraninya kamu menghancurkan makan malam romantisku!” cengkramannya semakin erat. ”PANGGIL PEMILIK RESTORAN INI KEMARI!!” teriaknya.Sky tertawa keras mendengarnya, ”Aku akan mengembalikan semua uang milikmu karena aku tidak sudi restoran milikku ini di cemari wanita jalang seperti dia!!” “APA KAMU BILANG?!!!” Lelaki itu semakin marah.“AKU PEMILIK RESTORAN INI. LEBIH BAIK KALIAN KELUAR SEKA
Menjadi desainer adalah impian Azalea sejak kecil. Meskipun memulai kariernya dari agensi modelling tapi minatnya terhadap dunia fashion sama sekali tidak berkurang, bahkan semakin memberontak kala dia diberi kepercayaan mengenakan gaun rancangan desainer ternama di Paris Fashion Week, hingga membuatnya bermimpi agar gaun rancangannya bisa dikutsertakan dalam acara bergengsi dunia itu suatu hari nanti.Azalea Aprilia Chou, model Internasional yang sudah malang melintang di berbagai pagelaran mode dunia sekaligus desainer gaun pengantin kenamaan. Namanya sudah tidak asing lagi. Media, infotaimen, gosip, majalah bisnis sudah banyak membahas tentang dirinya.Darah Asia yang dimilikinya percampuran antara Korea-Sunda menjadikan Azalea sosok yang cantik, elegan dan anggun hingga membuatnya terlihat sempurna meski sampai saat ini dia masih betah melajang.Lea keluar dari mobil Range Rover miliknya sesaat setelah berhenti sempurna di depan rumah bergaya modern yang mengadopsi rumah cantik
Mereka makan malam sambil mengobrol. Atmosfir tidak menggenakan yang tadi sempat melandanya hilang tanpa bekas sampai pintu depan terbuka menampilkan sosok gadis cantik berambut coklat yang datang menggandeng cowok blasteran. Lea ternganga melihatnya dan saat tatapan mata mereka bertemu, jeritan gadis itulah yang bergema."TANTEEE APRILLLLLL!!!!" teriakannya, mengalahkan bunyi apapun di dalam rumah lalu menyeret cowok itu masuk dan berlari mendekati Lea untuk memeluknya sampai kewalahan."Oke sayang, pelan-pelan. Tante susah napas nih."Stephie melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar, "Aku sudah nungguin dari tadi pagi ternyata baru muncul sekarang.”"Macet. Itu pacar kamu gak di suruh duduk dulu." Lea menunjuk cowok yang berdiri dengan senyuman di wajahnya.Angel menggeleng dan menoleh ke cowok itu, "Rey, duduk dulu situ. Stephie suka lupa diri kalau ketemu Tantenya.""Iya Tan."Cowok itu mendekat dan menyalami mereka satu-satu. Sampai di depannya dan berjabat tangan, Lea serta me
Keesokan paginya, disaat Lea sedang asyik membuat sketsa rancangan gaun malam request spesial dari teman sosialitanya, Stephie yang baru saja selesai mandi masuk ke kamar dan duduk di sampingnya memperhatikan. Matanya membulat sempurna melihat apa yang sedang dia gambar.“Gaun-gaun yang Tante buat selalu spektakuler. Ah, aku sudah gak sabar untuk memakai gaun ulang tahunku sendiri.” Lea tersenyum melihat kebahagiaan keponakannya. “Apalagi saat pesta ulang tahunku minggu depan akan ada tamu istimewa yang hadir.”Lea menutup lembar sketsanya dan merubah duduknya menghadap ke Stephie dengan wajah serius, "Siapa? Kamu pakai event organizer yang tante rekomendasikan itu kan?"Stephie mengangguk, "Semuanya sudah beres kok. Hanya tinggal menunggu hari. Aku sudah tidak sabar.""Tidak sabar berumur tujuh belas tahun?""Ya itu juga tapi yang lebih kerennya lagi ya, salah satu personil band favorit aku bakalan datang."Lea menaikkan alisnya, "Band apa?""TheHasky."Lea berpikir sebentar, mencob
Lea masuk dengan tergesa ke dalam butik tiga lantai miliknya. Etalase depan menampilkan berbagai manekin yang mengenakan gaun malam dan gaun pengantin model terbaru hasil rancangannya di salah satu area pusat perbelanjaan di Jakarta.Pagi ini pegawainya di butik menelepon untuk segera datang karena salah seorang pecinta gaun malam langganannya sekaligus teman dekatnya, tiba-tiba saja meminta bertemu tanpa membuat janji terlebih dahulu. Walaupun lelah setelah malamnya baru saja kembali dari Bandung tapi Lea tidak bisa begitu saja mengabaikannya."Selamat pagi Jenna. Maaf aku datang terlambat. Traffic di Jakarta selalu padat saat jam-jam sibuk seperti ini."Jenna, anak pengusaha tambang yang berwajah tirus dan cantik seperti barbie duduk anggun di depan meja kerja Lea seraya tersenyum, "Tidak apa-apa Lea. Aku juga merasakannya setiap hari. Seharusnya aku yang minta maaf melakukan janji temu denganmu secara mendadak seperti ini. Semalam aku tidak bisa menghubungimu jadi aku memutuskan l