"Seriusan Lea? Valen anak band yang berondong itu?"Lea menggeram dan memijit pelipisnya, duduk bersandar pada kepala ranjang di sebelah Stephie yang sudah terlelap. Sejak berita itu ditayangkan, Lea sudah menerima banyak telepon yang menanyakan hal serupa. Pertama Mamanya yang shock lebay dan meminta konfirmasi jadi Lea ceritakan saja bahwa mereka memang tidak memiliki hubungan khusus dan Lea merasa beruntung bahwa Mamanya adalah sosok yang tidak akan terpengaruh dengan gosipan di luaran sana jika memang Lea mengatakan tidak memiliki hubungan apapun tapi sebagai gantinya Mamanya akan ceramah panjang lebar."Ingat ya Lea. Kalau memang kamu tidak memiliki perasaan sama anak band itu jangan pernah beri dia kesempatan untuk mendekat. Lebih baik kalian bersikap dewasa supaya gosip di luaran sana mereda. Mama hanya ingin mengingatkan , mereka tentu tahu dengan masa lalumu dan menurut Mama kurang bijak kalau kamu malah dekat dengan seseorang yang bisa saja masih labil dan tidak ada apa-apan
“Kamu kelihatan lelah Lea."Ricko tersenyum prihatin lalu kembali fokus menyetir mobil menuju ke agensi model yang akan mengenakan rancangan gaun Lea dalam pagelaran fashion amal beberapa bulan lagi. Lea yang sejak tadi duduk diam akhirnya tertawa, "Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.""Drummer kece itu?" Ricko mencoba menebak."Tidak. Aku tidak mau memikirkannya. Hubungan kami belum sampai sejauh itu.""Aku sudah mencari tahu tentang Valen. Searching sedikit lah. Dia lelaki yang tidak memiliki kelakuan minus di depan publik. Aku membaca semua review bandnya terutama untuk fans-fans Valen. Walaupun memang sih dia kelihatan cool, cuek dan juga terkesan sombong tapi dia anggota TheHasky yang paling ramah dengan fansnya. Jadi tidak heran kalau dia memiliki lebih banyak fans kalangan remaja dan juga wanita dewasa—" Ricko menekankan kata wanita dewasa seraya mengerling ke arah Lea yang mendengus sebal dan memilih diam saja mendengarkan. "Ternyata dia pernah juga kena gosip dekat dengan s
“Silahkan, Beautifull Lady.”Lea tersenyum ke arah Keenan yang membukakan pintu mobil mewahnya tepat di depan restoran bintang lima. Keenan membalas senyumannya dan mengulurkan tangan nampak memandangi Lea dengan penuh binar."Kamu memang cantik," pujinya. "Terima kasih pujiannya."Keenan memeluk pinggangnya membuat Lea mengerjap kaget karena kedekatan mereka. "Siap untuk makan malam denganku?""Tentu saja."Keenan menggenggam tangan Lea dan mengecup punggung tangannya. Benar-benar lelaki yang tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan anggun. Mereka langsung masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang sudah dipesan oleh Keenan."Jadi, bagaimana kabarmu hari ini?" Lea tertawa, "Tentu saja baik. Tadi sore aku bertemu dengan Jenna.""Aku senang sekali melihat kalian akrab." Sebelah lengan Keenan dia letakkan dengan gaya santai di atas meja, "Syukurlah. Aku pikir gosip tidak jelas kemarin akan mempengaruhimu."Lea tersenyum, tahu dengan pasti cepat atau lambat lelaki itu
"Jadi--"Ricko mencoba berbicara di sela konsentrasinya bermain skuas di samping Azalea yang sudah melakukannya dengan brutal. Sebentuk pelampiasan rasa kesal. Semalam, Lea datang ke apartemennya dan mengusirnya hingga Ricko terpaksa menginap di apartemen pacarnya. Seharian ini Lea tidak ke butik dan selepas makan siang malah menyeret paksa Ricko adu Skuas."Bisa tolong ceritakan bagaimana makan malammu dengan Keenan sampai aku terusir dari apartemenku sendiri demi memuluskan jalanmu menghindari duda itu?"Lea melirik sekilas lalu memukul bola itu dengan keras, "Kacau. Aku bertemu dengan Jordan di sana.""WHAT!!!" Ricko terdiam kaget, "AWWW!!!" Dia mengaduh keras saat bola yang memantul itu mengenai perutnya.Lea tertawa, "Perhatikan bolam,Sayang.""Jadi mereka saling berhadapan?"Lea mengangguk. Lalu dia menceritakan kejadian semalam sambil tetap memukul bolanya dengan sekua tenaga. Ricko mendengarkan lalu berdecak.Lea menghela napas, "Aku tidak suka dengan cara mereka berdua salin
“Lea, you're so stupid!!!" Gumamnya pada diri sendiri di depan cermin di dalam ruangan wardrobe-nya. Di luar apartemannya sedang ramai dengan sekumpulan para pemburu berita yang berusaha mencecarnya dengan pertanyaan terkait berita tadi pagi di seluruh saluran gosip yang ada. Lea menghela napasnya lalu keluar dari kamar dan menemukan Ricko duduk santai di sofa ruang tamunya. "Gaun pesanan khusus milik Keenan Smith sudah selesai. Apa kamu sudah berani menghubunginya atau orang lain yang akan mengantarkan gaun itu?" Lea duduk di depan Ricko dan memijit pelipisnya. "Coba kamu hubungi saja dia. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.""Kenapa mukamu kusut? Belum puas bersama dengan si berondong semalaman." "SHUT UP!!!" Geram Lea.Ricko terkekeh, "Aku tidak tahu kenapa kamu malah terjebak dengan seorang Valen alih-alih si duda tampan kaya raya itu?""Ini tidak di sengaja dan aku juga geram kenapa Valen malah membawaku ke kamar hotelnya.""Jadi kalian sudah tidur bersama?" "Kalau a
“Apa itu berondongmu,Lea?"Lea berjengit kaget ketika menyadari kalau abangnya, Erza, sudah duduk di sebelahnya di sofa ruang keluarga terlihat memperhatikan ekspresi Lea dengan seksama. Sejak setengah jam yang lalu, Lea hanya duduk diam di depan televisi yang saat ini tengah menampilkan siaran ulang konser mini TheHasky sebelum mereka rehat untuk pembuatan album baru."Abang bikin kaget aja tiba-tiba muncul."Erza menghela napas, "Dari tadi Abang sudah manggil tapi kamu seperti berada di alam lain. Kamu ngelamunin apa? Valen Ackerman?" Lea mendengus dan menoleh sebal, "Lea hanya lagi fokus nonton aja.""Ya terserah lah kalau kamu belum mau mengakui juga." Lea memperhatikan seksama keempat personil yang berdiri di bagian depan panggung dekat penonton dengan pose senyuman lebar dan lambaian tangan menutup manis konser mini mereka di Semarang. Valen Ackerman berdiri di tengah-tengah temannya dengan pose menawan. Tangannya memegang kedua stik drum seakan tidak terpisahkan. Auranya mis
Valen hanya diam memandangi Lea bahkan saat Shawn sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Valen bergerak perlahan mendekat tapi Lea langsung mundur menciptakan jarak di antara mereka dan raut kecewa di wajah Valen."Kamu tidur di sebelahku semalam?" nada suara Lea naik. Valen menarik napas lelah. "Lea dengarkan dulu. Aku tidur di tempat tidur tapi tidak bersamamu walaupun aku ingin.""Jadi?" Lea menuntut penjelasan. Valen menunjuk sebuah pintu coklat di sudur lain ruangan."Aku menyuruh Shawn memesan kamar yang saling terhubung. Aku tidur di sebelah karena takut kalau seandainya kamu menjerit atau terbangun saat malam dan aku bisa langsung masuk ke sini memastikan. Aku bisa saja tidur di sofa tapi aku tahu kalau kamu pasti akan marah karena aku melewati batas. Apa kamu pikir, aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak?"Lea memijit pelipisnya, "Bisa saja. Maka dari itu aku bertanya Valen Ackerman. Seharusnya kamu langsung membawaku pulang ke apartemenku atau menelpon asistenku Ricko untu
Pesta ulang Tahun Steph sangat meriah. Gadis remajanya begitu cantik dalam balutan gaun ocean blue rancangannya lengkap dengan topeng di wajah. Bahagia karena semua teman-temannya datang dan juga ada Rey yang selalu menemaninya. Cowok itu begitu tampan dalam balutan jas malam slim fit dan topeng hitam emasnya. Lea seakan melihat Valen versi lebih muda saat melihat Rey memandangi pacarnya dengan senyuman di wajahnya.Lea mendesah saat menyadari Valen tidak terlihat sama sekali. Bukannya Lea sangat berharap dengan kedatangan cowok itu, hanya saja Steph pasti kecewa saat ternyata idolanya tidak datang dan itu semua karena Tantenya sendiri."Mau dansa denganku?" Seruan itu terdengar lembut di telinganya. Lea menoleh dan menemukan Efraim berdiri gagah di sebelahnya."Aku belum memaafkanmu Pak Konsultan!" Dengus Lea sambil menatap Abang keduanya. Efraim nyengir, "Sampai kapan kamu mau menyiksa abang seperti ini, sayang. Selama ini Abang mengharapkan telepon darimu tapi tidak ada sama sek