Helena Rose, Ceo berusia 35 tahun berparas sangat cantik dan memiliki tubuh indah. Memulai karir sebagai penjual parfum sejak lulus kuliah, dia akhirnya meraih kesuksesan di usia 30 tahun. Dengan ketekunan dan kerja kerasnya, dia bisa membangun perusahaan sendiri meski skalanya tidak terlalu besar. Helena menciptakan produknya sendiri yaitu Rose Gold parfum, produk yang selalu menjadi andalan perusahaannya. Pendapatan dari penjualan parfum kualitas premium itu pun bukan main, Helena bisa meraup untung bersih hingga 1 miliar dallant setiap bulannya.Hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk menjadikan Helena sebagai seorang miliarder di kota Noxus. Sehingga dia sudah sangat terkenal di kalangan para pebisnis.Hanya saja ada rumor buruk tentang Helena yang tersebar di mana-mana. Konon wanita itu masih menjaga segel perawannya hingga sekarang. Dengan alasan, karena dia tidak pernah tertarik kepada pria dan lebih menyukai wanita.Entah siapa yang pertama kali menyebar rumor buruk itu, pa
Di luar restoran El Pinto. "Cepat lari, bodoh. Kenapa kau malah diam saja?!" tegur Edward kala melihat Derick termenung di depan pintu restoran. Dia malah melihat Shopie yang ingin menerkamnya dari sisi lain. "Ed, aku ingin merasakannya lagi. Bibir Shopie sangat manis menurutku," ujar Derick hendak berjalan menuju Shopie. Pletak! Edward sontak menjitak kepala Derick, jelas tidak bisa membiarkan sahabatnya masuk kembali ke dalam restoran El Pinto, karena semua wanita di dalam sana sudah menggila. Dia takut Derick akan menjadi korban pelecehan oleh wanita-wanita yang sudah kehilangan akal sehat itu. Dap! Dap! Dap! Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari segala arah, banyak sekali wanita yang datang menyerbu Edward dan Derick. "Sial ... dari mana datangnya wanita-wanita itu?!" pekik Edward, benar-benar kebingungan dan terkejut."Mereka berdatangan kesini setelah mencium wangi dari parfum cinta Dewi Lexia," sahut Irene lewat earphone kasat mata. Edward mengerutkan kening sambi
“Me-Menikah?” Ulang Edward, matanya terbelalak lebar tak percaya.Helena hanya mengangguk kecil dengan rona merah terpancar kuat dari wajah cantiknya, tampak malu-malu seperti seorang gadis baru gede atau ABG.Edward sontak memperhatikan setiap gelagat wanita cantik berusia 35 tahun itu, mulai dari ekspresi hingga gestur tubuhnya. Tapi, dia tidak menemukan kebohongan apa pun dari Helena, tawaran barusan mungkin benar adanya.Jika seperti ini, artinya Helena adalah wanita pertama di luar Sistem Harem yang berani mengajak Edward melangkah ke jenjang sangat serius. Karena yang namanya pernikahan sudah pasti harus siap dalam segala aspek, baik sandang, pangan dan papan.Berdasarkan tiga hal tersebut, Edward jelas belum siap menikah. Dia masih muda dan masih ingin menikmati hidupnya. Terlebih, ada Sistem Harem yang sudah mengikatnya untuk berhubungan dengan banyak wanita.Dengan kata lain, pernikahan secara normal tidak mungkin Edward lakukan. Setidaknya dia juga perlu melibatkan wanita-wa
Pukul 16.50. Kantin belakang kampus Roxane. Tampak ada yang berbeda di tempat itu sore ini, penyebabnya karena kehadiran seorang wanita sangat cantik berpakaian formal yang sedang makan di sana. Wanita itu tidak peduli dengan tatapan tajam dari mahasiswa atau mahasiswi yang sedang asik nongkrong, dia sibuk menyantap makanannya sambil bermain ponsel. Ya, Helena Rose memutuskan datang ke kampus Roxane karena ingin menjemput Edward secara langsung. Dia takut Edward akan ingkar janji, atau berubah pikiran, makanya ia berani mengambil langkah tersebut supaya tidak terjadi kesalahan sekecil apa pun. “Sial, Edward menghindariku lagi hari ini. Benar-benar bajingan menyebalkan.” Sebuah suara sumbang tiba-tiba terdengar di kursi belakang, sontak menarik perhatian Helena. Dia pun mempertajam indera pendengaran dan berusaha menguping dengan baik. “Aku beneran heran sama kamu, Lena. Dulu kamu menganggap Edward sebagai anjing peliharaan. Tapi, kenapa kamu sangat mendambakan Edward sekarang?
“Ed … Tunggu sebentar, Ed. Aku mohon ….”Lena akhirnya berhasil mengejar Edward di parkiran depan, mencoba menghentikan langkahnya dengan suara keras.Namun, Edward masih mengabaikan mantan pacaranya itu. Dia terus berjalan bersama Helena hingga tiba di depan mobilnya.“EDWARD!!!” suara Lena semakin keras, bahkan menarik perhatian orang-orang yang di sekitar parkiran. “BERHENTI SEBENTAR, EDWARD. AKU MAU BICARA SERIUS!”Edward terpaksa merespon jika seperti ini urusannya, tak mau keributan semakin meluas.“Ada apa?” Tanya Edward sambil membalikan tubuhnya, menatap wajah Lena yang tampak kusut itu.Lena melirik Helena sekilas. “Bisakah kita bicara berdua saja?” Pintanya.“Bicara saja di sini, tak nyaman jika hanya berdua. Aku takut calon istriku akan salah paham,” ujar Edward, sekalian saja manfaatkan momen ini untuk menarik garis dengan Lena sepenuhnya. “Ca-Calon istri?!” Pekik Lena dan Helena serempak, jelas terkejut akan pengakuan Edward barusan.“Kamu serius, Ed?!” Lena memastikan,
“Tidak masalah nih, aku cuma bawa ini buat hadiah?” Tanya Edward setelah memarkirkan mobilnya di parkiran rumah keluarga Rose. Menunjukan bingkisan yang berisi sebotol pil warna biru dan sebuah salep cinta.Kedua benda tersebut Edward pilih dari Sitem Harem sebagai hadiah pertemuan dengan orang tua Helena. Tentu saja dia melakukan itu setelah menimbang-nimbang kegunaan dan khasiatnya.Sama seperti yang sudah diketahui, pil biru bisa menambah keperkasaan pria ketika berhubungan dengan pasangan di atas ranjang. Sementara salep guna mempercantik wajah wanita dan bisa memberikan efek awet muda. Wanita mana pun akan terlihat sepuluh tahun lebih muda dari usia aslinya.Helena melirik bingkisan itu sekilas, lalu tersenyum manis kepada Edward. “Tidak masalah kok, justru aku senang karena kamu masih memikirkan hadiah untuk orang tuaku. Terima kasih ya, Ed,” ucapnya.“Jangan sungkan, Helena. Bukankah memberikan hadiah sudah menjadi kewajiban jika kita ingin berkunjung ke rumah orang lain?” Tang
Edward tidak hanya kebingungan kala menghadapi tiga syarat dari Nyonya Rose, bahkan mulutnya sampai tidak sanggup mengeluarkan kata-kata. Dia jelas tidak bisa langsung memberikan jawaban karena masalah tersebut sudah bersangkutan dengan pernikahan sungguhan. Meskipun Helena bisa dibilang sebagai wanita yang sempurna dalam segala hal, Edward masih belum siap jika harus menikahinya sekarang, apalagi ada aturan Sistem Harem yang akan mengikatnya dengan banyak wanita. Entah Dewi Lexia akan mengizinkan atau tidak, pastinya pernikahan sungguhan akan merepotkan bagi Edward atau Helena, terutama Helena yang mungkin saja akan merasa sakit hati begitu tahu Edward punya banyak wanita. Namun, merasa Edward tidak tega jika harus menghancurkan harapan Helena yang ingin membahagiakan keluarganya. Terlebih, respon ibu Helena tampak sangat baik seolah sudah menantikan kedatangan menantunya untuk waktu yang sangat lama. Bimbang? Tentu saja Edward sangat bimbang pada saat ini. Dia tidak bisa mengamb
Di ruang makan keluarga Rose.“Begitu ya? Ternyata kamu masih kuliah, pantas saja kamu terlihat masih muda,” ucap ayah Helena bernama George Heart.“Meski masih kuliah, Edward sudah memiliki jiwa kepemimpinan seperti seorang bos besar. Aku pikir tak akan jadi masalah,” timpa ibu Helena, Liana Rose.“Ibu setuju sama kamu, Liana. Selama kita bisa melatih Edward dengan benar, ibu yakin Edward akan menjadi pendamping luar biasa bagi Helena. Selain itu, ibu merasa Edward lebih pintar dari pria seusianya,” ujar Nyonya Rose.“Hmm … kamu memang pandai memilih pria, sangat layak menjadi pewaris keluarga kita.” Kemudian melontarkan senyum puas kepada Helena.Ketika acara makan malam barusan, Edward menceritakan asal usulnya kepada keluarga Helena dengan jujur. Dia tidak menutupi apa pun termasuk statusnya yang berasal dari keluarga biasa-biasa dan masih duduk di bangku kuliah.Meskipun Edward sempat khawatir pada awalnya, tapi sekarang dia bisa merasa lega karena respon keluarga Helena teramat