[“Dewi Cinta Lexia memberimu Sistem Harem untuk menaklukan dunia. Bersediakah kamu menerimanya?”]
Sebuah pesan aneh tiba-tiba masuk ke ponsel seorang pemuda bernama Edward Lewis. Pemuda yang sedang duduk di kursi taman itu langsung terkejut setelah membaca pesan tersebut.“Apa maksudnya?” Gumam Edward bertanya-tanya di dalam benaknya.“Ah, pasti pesan penipuan atau pesan dari orang tidak punya kerjaan,” lanjutnya menerka-nerka.Dia lalu mengabaikan pesan itu dan kembali fokus mengejarkan tugas kuliahnya.[“Dewi Cinta Lexia telah memilihmu untuk menjadi Raja Harem. Apakah kamu ingin menerimanya?”] pesan itu masuk lagi ke ponsel Edward.[“Silakan balas pesan ini jika kamu ingin menerima tawaran Dewi Lexia. Kesempatan ini hanya datang satu kali. Jangan sampai kamu melewatkannya.”] pesan tambahan menyusul kemudian.Edward menggeleng pelan usai membaca pesan-pesan tersebut. Tidak peduli sama sekali dan masih fokus mengerjakan tugas kuliahnya.Lagi pula, dia sudah kehabisan waktu untuk mengerjakan tugas tersebut, karena mata kuliah berikutnya akan dimulai sepuluh menit lagi.Sebagai mahasiswa biasa-biasa saja dengan kemampuan otak yang tidak terlalu pintar, Edward jelas akan berusaha keras untuk mengikuti setiap mata kuliah.Terlepas dari alasan apa pun, dia harus lulus dari universitas ini dengan nilai baik supaya mudah mendapatkan pekerjaan. Terlebih, tahun ini merupakan tahun terkahirnya, atau lebih tepatnya dia sudah memasuki semester kelima.Oleh karena itu, Edward ingin fokus belajar hingga benar-benar lulus nanti. Minimal sampai dia bisa mengumpulkan banyak uang untuk diberikan kepada keluarganya.“Edward,” panggil seseorang dari kejauhan.Edward spontan melirik ke arah suara. Ternyata yang datang sahabat baiknya, Derick.“Kau harus lihat ini,” ujar Derick sambil mengeluarkan ponselnya. Kemudian membuka gallery foto untuk menunjukan sesuatu kepada Edward.“Ada apa sih?” Ketus Edward, tapi matanya segera melihat ponsel Derick.“Le-Lena … Pacarmu sudah selingkuh,” ungkap Derick agak takut-takut.“Selingkuh?” Ulang Edward, matanya membulat sempurna dalam sekejap.Derick buru-buru duduk di sebelah Edward, lalu menjelaskan kejadian yang sudah terekam oleh ponselnya.“Kemarin malam aku tidak sengaja melihat Lena di depan sebuah hotel. Karena penasaran, aku sengaja mengintipnya dari kejauhan. Siapa sangka, Tomy datang menghampiri Lena tak lama setelahnya. Kemudian mereka masuk bersama ke dalam hotel itu.”“Rasa penasaranku semakin menjadi usai melihat mereka masuk ke dalam hotel. Aku ikuti saja mereka secara diam-diam hingga tiba di depan sebuah kamar. Setelah itu ….”Penjelasan Derick terhenti, raut wajahnya tampak rumit sekali.“Setelah itu?” Tanya Edward, perasaannya jadi tak karuan usai mendengar penjelasan Derick.“Kau lihat saja sendiri. Aku tidak berani menyimpulkannya.” Derick menujukan rekaman video kali ini.Isi video itu memang hanya rekaman tembok kamar hotel, tetapi suara yang keluar dari dalam video bisa membuat jantung Edward hampir copot.“Brengsek! Tidak mungkin! Ini pasti salah paham,” umpat Edward menggertakan giginya.“Aku juga ingin berpikir seperti itu. Tapi, bukti berkata lain,” ujar Derick, menujukan rekaman video terkahir kepada Edward.Kali ini sosok Lena dan Tomy terlihat jelas di dalam video. Mereka berjalan dengan begitu mesra ketika melewati Derick, yang sedang bersembunyi di balik sebuah pilar.“Kita akan bermain hingga puas malam ini. Punya kamu perkasa sekali soalnya,” ucap Lena di dalam video tersebut.“Pastinya. Punya kamu juga rasanya enak sekali, benar-benar berbeda dari wanita lain,” balas Tomy.“Kamu ini bisa saja. Punyaku tidak seenak itu tahu,” tukas Lena merendah.“Enak kok, enak banget malahan. Hmm, aku sangat puas sama punya kamu.” Tomy berujar, suaranya terdengar sangat jujur.“Jika enak, kamu harus menjadi pacarku mulai sekarang. Dan hanya aku saja yang boleh bercinta sama kamu. Gimana, apa kamu setuju?” Lena tiba-tiba memberikan tawaran.“Tidak masalah. Aku mau jadi pacar kamu selama kamu putus sama Edward,” sahut Tomy.“Baiklah. Aku akan …..”Suara dari video itu berhenti, ternyata durasinya sudah habis.“Aku akan apa? Mana lanjutannya?” Tanya Edward, menatap rumit kepada Derick.“Aku tidak bisa merekam lebih jauh. Keburu ada satpam hotel yang menegurku,” jelas Derick.“Sial,” umpat Edward, kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan ucapan yang akan lolos dari mulut Lena. Sejujurnya takut sang kekasih akan langsung membuangnya setelah mendapatkan pria baru.Pasalnya, Edward tidak bisa disandingkan dengan Tomy dalam hal apa pun. Tampang dan bentuk fisik jelas kalah telak. Belum lagi Tomy berasal dari keluarga kaya raya, sementara dirinya hanya berasal dari keluarga biasa.“Aku akan mencari Lena. Dia harusnya sudah keluar kelas sekarang.” Edward berlalu begitu saja sambil membawa ponsel Derick. Dia ingin membukitkan sendiri kebenaran dari setiap rekaman video itu.Dengan langkah cepat, Edward berjalan memasuki gedung kampus. Dan terus berjalan hingga tiba di depan kelas Lena.Namun, Edward langsung mematung di tempat begitu melihat Lena bersama pria lain. Keduanya terlihat sangat dekat dan mesra layaknya pasangan sungguhan.“Lena!” Teriak Edward memanggil nama sang kekasih.Lena reflek menoleh ke arah suara. Buru-buru menjauh dari pria di sebelahnya begitu tahu Edward sedang menatapnya.“K-Kamu kenapa datang kesini? Kelasmu harusnya di gedung sebelah, kan?” Tanya Lena gugup sendiri.“Apa salah jika aku ingin melihat wajah kekasihku sendiri?” Edward bertanya balik, perlahan berjalan menghampiri Lena.“Tidak salah sih, tapi ….” Lena mandek, berusaha memalingkan wajahnya dari Edward.Kini semuanya sudah jelas, Lena pasti sudah menyembunyikan sesuatu ketika memasang sikap seperti itu. Setidaknya Edward masih paham akan sikap kekasihnya sendiri.“Cepat jelaskan ini, aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu,” pinta Edward setibanya di depan Lena. Kemudian memutar kembali rekaman rekaman video pada ponsel Derick.Lena dan Pria itu langsung terkejut usai melihat rekaman video tersebut. Akan tetapi, keduanya masih berusaha bersikap tenang seolah tidak pernah terjadi sesuatu.“Apa yang harus dijelaskan dari rekaman video tidak jelas itu? Aku dan Tomy hanya teman sekelas. Jangan salah paham dulu, ok?” Lena buru-buru mengedipkan mata kepada pria di sebelahnya, yang tak lain adalah Tomy.“Ya. Kami hanya teman sekelas. Suara ambigu pada video itu pasti milik orang lain,” sambung Tomy, mau tak mau mengikuti permainan Lena.Kemarahan Edward semakin menderu di dalam hatinya. Padahal semua bukti sudah jelas, tetapi kedua orang itu masih berusaha mengelak. Parahnya, mereka berani memainkan sandiwara sebagai teman sekelas.“Kalian benar-benar menjijikan. Mengakui perbuatan yang sudah dilakukan saja kalian tidak berani, malah berusaha berbohong untuk menutupinya,” cibir Edward. Sadar akan sia-sia saja jika meminta secara baik-baik kepada Lena.Lena juga sadar bahwa semua perbuatannya sudah tidak bisa ditutupi lagi. Sebab, dia memang sudah bosan berpacaran dengan Edward. Dan lebih memilih Tomy sebagai gantinya.Karena itu, Lena segera merubah ekspresinya menjadi sangat galak. Tangannya tiba-tiba terulur ke depan untuk merebut ponsel di tangan Edward, lalu membuangnya begitu saja.“Aku tidak perlu menjelaskan apa pun, karena semuanya memang benar adanya. Terserah kamu akan membenciku nanti, pastinya aku sudah tidak ingin bersamamu lagi.”“Jadi, lebih baik kita sudahi semuanya di sini. Anggap saja hubungan kita selama ini hanya sebuah mimpi.”“Lagian, kamu harusnya sadar diri dengan keadaanmu saat ini. Jujur saja, aku sudah sangat muak pacaran sama pria miskin seperti kamu.”Lena langsung mengeluarkan semua isi hatinya tanpa ragu sama sekali. Dia tidak peduli perasaan Edward dan hanya ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin.Kepala Edward terlalu lambat untuk merespon kejadian barusan. Tanpa sadar ingin meraih tangan Lena untuk memastikan lebih jelas lagi.Bam!Namun, sebuah tinju kuat tiba-tiba mendarat di perut Edward tepat ketika tangannya hendak meraih tangan Lena.Tomy sepertinya sudah cukup jengah dengan drama percintaan melow ini, makanya langsung mengeluarkan sifat aslinya.“Kau sudah dengar, kan? Lena sudah tidak ingin bersamamu, yang artinya kau bukan pacarnya lagi mulai sekarang,” ujar Tomy, mencengkram kerah Edward kuat-kuat.“Ingat, aku bisa menghabisimu kapan saja selama kau berani mengusik Lena. Pecundang sepertimu tidak layak memiliki wanita cantik,” lanjutnya membisikan ancaman di samping telinga Edward.Bam!Dia lalu meninju wajah Edward sekuat tenaga hingga darah berucuran dari hidungnya. Bahkan hampir membuatnya pingsan di tempat.Lena sendiri hanya diam saat melihat Edward dihajar oleh Tomy. Tidak ada perasaan apa pun di dalam hatinya, malah menyalahkan Edward karena tidak bisa berbuat apa-apa.“Sungguh menyedihkan sekali. Ternyata kamu hanya seorang pecundang,” cibir Lena, melingkarkan lengannya pada lengan Tomy.Edward tidak bisa membalas apa pun, kesadarannya masih belum pulih setelah mendapatkan bogem mentah itu.“Ayo kita pergi. Emosiku bisa meledak jika terlalu lama tinggal di sini,” ajak Tomy, mengabaikan Edward dan langsung membawa pergi Lena.Tidak ada suara yang keluar lagi dari mulut mereka lagi. Sosok mereka juga menghilang dengan cepat dari garis pandang Edward.“ARGHHH!!!”Lolongan penuh kesedihan keluar sangat keras dari mulut Edward. Tidak peduli gelagatnya akan menarik perhatian orang lain, ia hanya ingin meluapkan isi hatinya saja.Edward pun beranjak pergi dari depan kelas itu dengan perasaan tidak berdaya. Pikirannya benar-benar kosong dan tidak menentu.Tanpa sadar, ia berjalan menuju toilet yang teramat sepi. Kemudian menangis sejadi-jadinya bagai anak kecil yang baru saja kehilangan permen.“Sialan! Aku benar-benar seorang pecundang! Mempertahankan hubungan dengan Lena saja aku tak mampu,” gumam Edward mengutuk dirinya sendiri. Rasa sakit seperti ini baru pertama kali dirasakannya.Bagaimanapun, Lena adalah pacar pertamanya, wanita yang sangat disayanginya setelah Ibu dan adiknya. Hubungan yang terjalin juga sudah cukup lama.Namun, hungannya dengan Lena harus berakhir begitu saja. Dan menyedihkan lagi, karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.Ding!Tepat seperti itu, suara pesan masuk tiba-tiba terdengar dari ponsel Edward. Membuat tangannya merogoh ke dalam saku celana secara tidak sadar.[“Kesemptan terakhir. Kamu harus putuskan secepatnya untuk menerima Sistem Harem dari Dewi Cinta Lexia. Jangan sampai kamu menyesal karena sudah membuang kesempatan emas ini.”] Pesan aneh itu masuk lagi ke ponsel Edward.[“Aku tidak punya waktu untuk meladeni seorang penipu.”] Edward membalasnya kali ini.[“Aku bukan seorang penipu. Aku adalah utusan yang sudah dipercaya Dewi Lexia untuk menyampaikan pesan kepada pria terpilih. Sekarang kamu harus putuskan, akan menerima Sistem Harem ini atau tidak?”] pesan balasan masuk lagi.Edward berpikir sejenak, jelas tidak percaya dengan hal di luar nalar semacam itu. Tapi, entah kenapa firasatnya malah berkata lain. Dia merasa akan ada hal baik jika menerima tawaran dari Sang Dewi.[“Ya sudah, aku akan menerimanya. Awas saja kalau kau berani menipuku!”] balas Edward sedikit mengancam.Sayangnya tidak ada pesan balasan dari orang yang mengaku sebagai utusan itu. Namun, ponsel Edward tiba-tiba bersinar sangat terang dan tampilan ponselnya langsung berubah total.“A-Apa yang terjadi? Kenapa ponselku berubah menjadi seperti ini?” Edward bingung sendiri. Sontak melihat setiap aplikasi pada layar ponselnya, dan langsung menemukan satu aplikasi baru dengan gambar berbentuk angka 69.Tanpa banyak berpikir, tangannya segera menekan aplikasi tersebut. Kemudian keluarlah suara seorang wanita yang terdengar begitu lembut di telinganya.[“Selamat datang di Sistem Harem versi 1.0. Saya adalah Irene, peri yang akan memandu Anda untuk menjalankan setiap misi pada sistem ini. Jadi, persiapkan diri Master sebaik mungkin. Karena kehidupan Master akan berubah mulai sekarang.]…Edward tersentak setelah mendengar suara Irene. ‘Bukankah sistem ini terlalu canggih untuk sebuah Smartphone? Dia sudah seperti gadis sungguhan, saja,’ batinnya.“Saya akan memberikan panduan singkat kepada Master. Pertama, silakan lihat menu profil untuk mengetahui status Master,” ujar Irene, membuka profil Edward pada Sistem tersebut.Seketika terpampang tampilan profil Edward secara lengkap.Nama : Edward LewisRas : Manusia (Pria)Usia : 24 tahunLevel : 1Status : Pemilik Sitstem Harem versi 1.0Jumlah wanita: 0Jumlah point : 0Saldo : 1000 Colt“Dewi Lexia juga memberikan saldo awal sebanyak 1000 Colt sebagai modal awal. 1 Colt setara dengan 100 ribu Dallant,” jelas Irene.Edward kembali tersentak, pasalnya modal yang diberikan sangatlah besar menurutnya. Dia sendiri biasanya akan menghabiskan satu juta Dallant dalam sebulan, sudah termasuk uang kost dan biaya hidupnya.Sedangkan sekarang Edward langsung menerima modal sebanyak 1000 Colt. Yang artinya ia memiliki seratus juta D
Seminggu kemudian.Di sebuah jalan yang terletak di pinggiran sungai Marco, sungai terbesar di kota Noxus.“Tinggal sepuluh kali lagi,” ucap Edward sambil melakukan squat jump. Pemuda itu tampak lebih bersemangat ketika menjalankan misi harian hari ini.Pasalnya, Edward akan memperoleh 10 point setiap kali menyelesaikan misi harian. Point itu guna menambah status pada tubuhnya. Selain itu, ada juga hadiah Experience untuk menaikan levelnya.Secara konsep, Sistem Harem ini sudah seperti sistem pada game MMORPG, yang di mana karakter akan tumbuh semakin kuat setiap kali naik level dan mendapatkan point.Karena itu, Edward menjadi semakin giat menjalankan misi harian. Misi yang awalnya terasa sangat berat, perlahan berubah menjadi misi yang terasa sangat menyenangkan karena sudah terbiasa.“…. Sembilan puluh enam … Sembilan puluh tujuh … Sembilan puluh delapan … Sembilan puluh sembilan … Seratus. Huh, akhirnya selesai juga,” ucap Edward sambil membuang nafas, meregangkan tubuhnya kemudia
Keesokan harinya.Ting! Ting! Ting!“Cepat bangun, Master. Dewi Lecia sudah memberikan Misi utama dan misi tambahan!” Seru Irene bersamaan dengan suara alarm.“Benarkah? Dewi Lexia sudah memberikan misi padaku?” Edward segera membuka matanya dengan penuh semangat. Ia sudah menantikan misi-misi tersebut sejak tadi malam, bahkan sampai ketiduran.“Benar Master! Silakan Master lihat sendiri.” Irene langsung masuk ke menu misi, menampilkan dua misi baru untuk Edward.[“Misi utama, dapatkan perasaan dari wanita yang akan mewarisi kekayaan keluarga Lee di masa depan. Misi tambahan, rubah penampilanmu menjadi lebih tampan.”]Edward mengerutkan kening setelah membacanya. “Siapa keluarga Lee? Perasaan tidak ada nama keluarga itu di kota Noxus. Terus, apa maksudnya dengan misi menjadi lebih tampan? Memangnya aku masih kurang tampan sekarang?” Tanyanya.“Karena misinya tertulis seperti itu, keluarga Lee sudah pasti ada di kota Noxus. Dan mereka seharusnya bukan keluarga biasa-biasa,” ujar Irene.
Saat yang sama di dalam sebuah gudang kosong, gudang yang letaknya tidak jauh dari salon kecantikan milik pria berotot kekar itu.“Tolong jangan lakukan itu, Akira. A-Aku bisa berikan apa saja selama kamu mau melepaskan aku,” pinta seorang gadis cantik, yang kini sedang duduk terikat di sebuah kursi besi. Dia adalah Jesica Lee, salah satu bunga kampus yang terkenal sangat cantik, dingin dan angkuh. Namun semua itu terpaksa sirna ketika ia harus berhadapan dengan seorang pemuda gendut bernama Yoshiko Akira. “Cukup berikan saja keperawananmu, aku janji akan melepaskanmu setelahnya,” balas Akira, menyentuh rambut lurus Jesica dengan lembut. “Singkirkan tanganmu, bajingan. Jangan sampai kesabaranku habis,” ancam Jesica, merasa tak nyaman ketika Akira menyentuh rambutnya.Alih-alih menurut, Akira malah semakin menjadi. Dia tidak hanya menyentuh rambut Jesica kali ini, bahkan mulai berani menyentuh wajahnya, yang konon tidak pernah disentuh pria mana pun. “Dengar baik-baik, Jesica. Situa
“Siapa kau? Kenapa kau berani ikut campur?” Tanya Akira, sebenarnya agak heran ketika melihat Edward masih baik-baik saja setelah terkena tembakan.Tidak peduli apa, orang biasa pasti akan kesakitan jika terkena serangan langsung seperti itu. Minimal akan kesulitan bergerak atau hanya bisa diam di tempat.Namun, pemuda tampan itu tidak terlihat kesakitan sama sekali. Bahkan tidak peduli dengan lukanya sendiri.Akira pun merasa sedikit ketakutan dan memiliki firasat buruk di dalam hatinya.“Kau tidak perlu tahu siapa aku. Intinya, aku tidak pernah memaafkan bajingan yang ingin menyakiti wanitaku,” balas Edward, sengaja bicara seperti itu untuk menggertak Akira.“Wanitamu?” Ulang Akira, jelas tidak percaya.“Apa maksudmu, penipu? Siapa juga yang mau jadi wanitamu?” Sambung Jesica, heran akan gelagat Edward.Edward menghela nafas dalam. “Kamu akan menjadi wanitaku sebentar lagi. Jadi tidak masalah jika aku mengakuinya sekarang,” jelasnya menoleh sedikit dan tersenyum manis ke arah Jesica
Sekitar satu jam kemudian.Di dalam sebuah restoran mewah bernama El Pinto, tempat makan yang terkenal akan kelezatan olahan dagingnya.***“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang? Sampai kapan kamu mau mengikutiku?” Jesica tampak kesal kepada Edward, yang terus mengikutinya hingga ke dalam restoran ini. Bahkan sampai duduk di meja yang sama.“Tolong jangan salah paham dulu. Sudah tidak ada lagi meja kosong di restoran ini, jadi aku terpaksa satu meja sama kamu karena kita datang bersama-sama. Selain itu, aku tidak berniat mengikutimu. Kebetulan saja kita punya tujuan yang sama,” bohong Edward, aslinya terpaksa mengikuti Jesica karena ada misi lanjutan dari misi utama.Faktanya, misi utama tentang Jesica merupakan misi yang harus diselesaikan secara bertahap. Ada empat tahap hingga misi itu benar-benar berakhir.Pertama, Edward harus mendapatkan perasaan Jesica lebih duu. Misi pun sudah berhasil diselesaikan setelah Edward mengalahkan Akira dan kelompoknya di gudang kosong.Sekara
"Terima kasih atas perhatianmu, tapi biarkan aku memastikan sendiri. Apa pun hasilnya, aku pasti akan terima dengan lapang hati," ucap Jesica, melepaskan diri dari pelukan Edward."Berjanjilah," cegah Edward menahan tangan Jesica lagi."Apa?" Jesica membalikan badannya. "Kamu ingin aku berjanji untuk apa?""Jangan menangis jika faktanya tidak sesuai dengan harapanmu," pinta Edward, berharap Jesica tidak terlalu bersedih setelah tahu kebusukan Tomy."Aku mengerti," tanggap Jesica, tersenyum kecil kepada Edward sebelum pergi meninggalkanya.Edward jelas tidak bisa diam begitu saja, mengendap-ngendap mengikut Jesica hingga tiba di balik sebuah pilar. Dia bersembunyi di sana dan memperhatikan setiap adegan yang akan terjadi berikutnya.Tak butuh waktu lama bagi Jesica untuk tiba di depan meja Tomy dan Lena. Dia pun menyapa Tomy dengan akrab layaknya teman biasa."Lama tak jumpa, Tomy. Siapa sangka kita bisa bertemu di tempat ini," ucap Jesica, tersenyum kepada Tomy."J-Jesica ...." Tomy t
Keesokan harinya. Tampak Edward sedang kebingungan ketika melihat tubuh polosnya di pantulan kaca. Terutama dia sangat bingung saat melihat ukuran burungnya yang semakin bertambah panjang dan besar. “Kok bisa jadi seperti ini sih? Kira-kira bisa masuk ke lubang wanita tidak ya? Aku takut mereka akan kesakitan jika burung ini memasuki sarangnya,” gumam Edward, menyentuh kepunyaannya yang sedang menggantung lemas itu. “Master jangan khawatir, justru wanita akan senang ketika lubang mereka merasakan senjata andalan Master. Saya jamin mereka akan ketagihan,” sahut Irene dari atas nakas. “Benarkah? Wanita akan puas jika ukurannya sebesar dan sepanjang ini?” Edward memastikan. “Tentu saja! Semua wanita di dunia ini menyukai burung yang besar dan panjang!” Seru Irene. “Oh ya, Master. Misi tambahan untuk hari ini sudah keluar. Apa Master ingin mendengarnya?” tambah Irene. “Boleh, tolong bacakan saja,” sahut Edward, kini sedang memakaian pakaian. Irene pun membacakan semua misi yang ter