Share

178. KENANGAN MALAM PANAS

Qi Yun melipat surat dengan hati-hati. Surat yang dikirimkan oleh Tetua Cheng dari Perbatasan Timur membawa berita yang membuat sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman licik. 

Ternyata para dewa lebih berpihak kepadanya daripada sang musuh bebuyutan, Yu Ping. Pikiran ini membuat dadanya dipenuhi rasa puas yang memabukkan, bagai arak terbaik yang pernah ia cicipi.

Pemilik Golok Pembunuh Naga itu bergegas menuju meja kerja yang terbuat dari kayu cendana, aromanya lembut memberi suasana hangat. Ia duduk dengan tegap, lalu mengambil kuas dan mulai menulis surat balasan kepada Tetua Cheng. Tinta hitam mengalir dengan mulus di atas kertas putih, membentuk karakter-karakter yang indah dan penuh makna.

Setelah menyelesaikan tulisannya, Qi Yun meniup permukaan surat dengan hati-hati, memastikan tinta telah ker

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Moch Yunus
seru-seru nih
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status