Gebbie sedang bekerja di sebuah restoran pizza yang letaknya di tengah kota.
"Gebbie, tolong antar pesanan pizza ini ke universitas depan walikota itu, ya?" Kata bosnya."Ah, iya baik bos." Jawab Gebbie penuh semangat.Gebbie tanpa menunda-nunda waktu lagi, ia segera mengantarkan pesanan pizza itu ke universitas yang di katakan oleh bosnya."Wah, pemandangannya bagus sekali, tunggu saja ya, aku akan segera menjadi mahasiswa." Gumam Gebbie.Gebbie segera turun dari motornya dan berteriak memanggil para anak muda yang sedang bermain basket di lapangan basket."Kakak-kakak.... Pizza pesanannya sudah datang!" Panggil Gebbie.Parah anak muda itu segera berhenti bermain basket dan melambaikan tangan pada Gebbie memberi tanda kalau merekalah yang telah memesan pizza itu."Adik kecil disini." Panggil mereka.Gebbie segera menghampiri mereka dan memberikan pesanan itu pada mereka dan langsung pulang setelah itu."Ini pesanannya kakak-kakak." Ucap Gebbie sembari tersenyum manis.Di perjalanannya kembali, tiba-tiba ia melihat ada seorang laki-laki dengan wajah tertutup helm full face merebut sebuah tas dari tangan empat orang pria. Perkelahian pun terjadi dan Gebbie memperhatikannya tidak jauh dari mereka.Gebbie mengira bahwa ia adalah seorang penjahat."Anak itu, beraninya dia! Mati kau ya!" Ucap Gebbie.Gebbie pun berusaha mengejarnya."Astaga, dia cepat sekali, aku harus lebih cepat lagi jangan sampai aku kehilangan dia." Kata Gebbie sambil menarik gas motornya.Belakangan ia baru tahu bahwa justru empat pria pria tersebut telah menjambret tas tersebut dari seorang wanita dan si pria berhelm itu mengambilnya kembali lantas menyerahkannya pada si wanita tanpa mau memberitahukan identitasnya."Ini tasmu!" Kata pria itu."Terima kasih banyak. Aku ingin mentraktir mu minum kopi, boleh aku minta informasi kontakmu?" Ucap wanita itu.Namun pria itu menolak dan langsung pergi."Eh, aku sungguh ingin membalas Budi baikmu." Kata wanita itu lagi.Tapi pria itu telah pergi menjauh dari wanita itu, segera Gebbie menghampiri wanita itu."Kenapa dengan pria tadi itu?" Tanya Gebbie pada si wanita."Aku merasa seperti aku telah menemukan pangeranku tadi, dia bahkan baru saja mengembalikan tasku." Jawab wanita itu sambil terus menatap pria itu yang semakin menjauh pergi."Oh, jadi ini tasmu?" Ucap Gebbie sedikit terkejut."Tas ini bagaikan sepatu kacaku." Kata wanita itu.Gebbie mengerutkan keningnya dan wanita itu juga pergi setelah melihat jam tangannya."Sepatu kaca? Apanya! Tapi setidaknya masih ada pria baik di luar sana." Kata Gebbie sambil tersenyum kecil.Tiba-tiba ponsel Gebbie berdering dan itu adalah panggilan telepon dari bosnya."Astaga! Halo bos, aku barusan selesai mengirim pizzanya dan aku sekarang dalam perjalanan kembali ke sana." Kata Gebbie dan segera menghidupkan motornya dan pergi.Sekembalinya di toko tempat ia bekerja, Gebbie mengambil semua makanan yang hampir kadaluarsa yang sudah siap dibuang oleh bossnya."Astaga, menjijikan!" Kata bosnya.Dengan jijik si boss memperbolehkan ia melakukannya."Apa? Ini kan belum kadaluarsa sampai hari ini berakhir! Lagipula nanti kau akan membuangnya, jadi akan aku makan semua ini." Kata Gebbie."Terserahlah! Ambil! Ambil saja semuanya." Kata bosnya."Kau memang yang terbaik bos! Kau baik sekali." Ucap Gebbie."Astaga." Kata bosnya lagi."Sampai jumpa bos." Ucap Gebbie sambil melambaikan tangannya."Sana, pergilah!" Kata bosnya. Dalam perjalanan pulang Gebbie bertemu dengan segerombolan berjas putih sedang mencoba menarik seorang wanita muda masuk ke dalam mobil, melihat wanita itu berusaha kabur dan meminta tolong, segera Gebbie menghubungi taxi. Kemudian ia berjalan ke arah mereka setelah mengetahui sopir taxi telah menunggu di tempat yang Gebbie katakan, dengan santai ia berjalan seolah-olah tak tau apapun, dan dengan cepat ia menarik tangan wanita itu lalu mereka kabur.Karena Gebbie mengetahui area itu ia bisa bersembunyi dari para pria berjas putih itu dan membawah wanita itu segera pergi ke sopir taksi yang telah menunggu."Terima kasih, nona aku akan membalas kebaikanmu, siapa namamu?" Ucap si wanita."Tidak ada waktu, pergilah." Kata Gebbie.Gebbie merasa lega merasa telah menolong wanita itu, namun kini ia menjadi target dari para pria berjas putih itu."Dia disana!" Teriak salah satu pria berjas putih.Gebbie segera berlari dengan cepat. Jelas terlihat Gebbie berlari-lari dengan tergesa-gesa saat melarikan diri dari beberapa pria berjas putih yang tengah mengejarnya. Dia baru berhenti setelah ia merasa cukup aman dari mereka dan dengan napas ngos-ngosan dan wajah coreng moreng."Ya ampun, mereka sangat cepat, mereka bahkan tidak membiarkan aku mengatur nafas walau hanya sebentar." Kata Gebbie.Di depannya, dia melihat seseorang yang memakai rok panjang dan berambut berambut panjang, sedang ganti baju di depan umum. Yah, walaupun tempat itu sepi. Wanita itu sungguh tak percaya melihatnya."Apa wanita di daerah ini berjiwa sebebas itu?" Kata Gebbie tak percaya dengan apa yang ia lihat.Tapi kemudian wanita itu berbalik... dan membanting wignya di depan Gebbie."Wkwkwk! Cowok ternyata, tapi cantik euy." Gebbie tertawa kecil.Awalnya Gebbie jelas melongo saking kagetnya. Tapi dia tak punya waktu memikirkannya lebih jauh karena tepat saat itu juga, terdengar suara orang-orang yang mengejarnya semakin mendekat."Sepertinya nona itu lari ke arah sana!" Kata orang-orang yang sedang mengejar Gebbie.Panik luar biasa, Gebby sontak berlari ke arah pria itu dan meminta pria itu untuk meminjamkan tubuhnya."Biarkan aku meminjam mu sebentar saja." Kata Gebbie sambil melepas jaketnya.Gebbie lalu melingkarkan tangan pria itu ke pinggangnya seolah-olah mereka lagi bermesraan dan hal itu sukses mengecoh para rombongan yang mengejarnya."Akhirnya mereka pergi juga, terima kasih." Ucap Gebbie.Begitu para pria berjas putih itu pergi, mendadak muncul sekumpulan pria berjas hitam dan sepertinya mereka tengah mengejar si pria muda itu."Sepertinya tuan muda lari ke arah sana!" Kata orang-orang itu.karena mendadak pria muda itu panik lalu menyudutkan Gebbie ke tembok."Biarkan aku meminjam mu sebentar saja!" Kata pria muda itu kembali."Bagaimana hal semacam ini bisa give and take?" Kata Gebbie protes.Saat wanita itu protes, si pria sontak mengancam akan menciumnya kalau dia protes terus."Bergerak sekali lagi, aku akan benar-benar menciummu!" Kata pria muda itu.Tapi saat sekumpulan pria berjas hitam itu lewat, seseorang di antara mereka tak sengaja menyenggol si pria muda itu dan chu~~~ bibirnya mendarat tepat di bibir Gebbie dan kontan membuat mereka berdua sama-sama melotot kaget.Bersambung...👉Namaku adalah Gebbie dan ciuman pertamaku dicuri oleh si bedebah ini!." Batin Gebbie."Ini...ini...di luar kendaliku. Orang-orang aku tidak akan menyelidikinya tapi kau tidak bisa memberitahu siapapun tentang hal ini." Kata pria muda dan dan berjalan meninggalkan Gebbie yang masih terdiam membisu itu.Sontak saja Gebbie menghentikan pria muda itu pergi. Pria muda itu berbalik dan berkata, "Apa kau ingin minta tanda tanganku?" Kata pria muda itu."Apa?!!" Gebbie kesal dan wajahnya memerah."Bagaimana jika aku memberikanmu tanda tanganku?" Kata pria muda itu sambil mengeluarkan buku kecil dan sebuah pena lalu menulis sesuatu dan di berikan pada Gebbie.Gebbie tampak binggung dengan apa yang di lakukan oleh pria muda itu. Pria muda itu dengan santainya berjalan hendak meninggalkan Gebbie, nanum lagi-lagi ia di hentikan oleh Gebbie.Dengan santainya pria itu berkata pada Gebbie, "Jika kau ingin berfoto bersama, aku khawatir hari ini bukanlah hari yang baik." Katanya.Gebbie menjadi semaki
"Apa kau mau menunjukkan kalau kau itu benci cuci piring?" Sambung saudara tirinya."Maaf! Lain kali akan ku pastikan, aku cuci piring dengan benar." Kata Gebbie."Tau begini aku tidak akan kembali!" Batin Gebbie."Oh ya, apa kau sudah mengambil pakaianku dari laundry?" Tanya Lilis saudara tirinya."Oh aku lupa! Besok akan aku ambilkan, maaf kakak." Ucap Gebbie."Ah, kenapa kau memanggil aku kakak lagi! Menyebalkan!!!" Kata Lilis.Mereka lalu melanjutkan makan ayam goreng di depan Gebbie."Kau itu tak bisa apa-apa, aku penasaran kau itu mirip siapa, tak berguna sekali." Kata Lisa.Mendengar itu Gebbie segera berbalik hendak ke kamarnya."Mirip siapa lagi, pasti mirip mendiang ibunya lah!" Kata Lilis.Gebbie menghela nafas panjang dan tersenyum manis lalu masuk ke kamarnya.Sembari makan makanan yang hampir kadaluarsa tadi, di kamar Gebbie mengamati dana di buku tabungannya sembari mengamati lowongan pekerjaan yang ada di koran."Hmmm... Aku akan menghubungimu yang ini Minggu depan, ak
"Jadi tidak ada satupun dari mereka yang memahami perasaanku? Aku tidak bisa melakukan ini terus sendirian lebih lama lagi. Aku harus mencari pengganti diriku yang akan memimpin Hokkaido Group." Kata tuan Jackson kecewa."Mereka semua masih sangat muda, pak." Kata tuan Warren."Tapi aku yakin aku bisa melihat mana dari mereka yang pantas mengantikan diriku dengan melihat mereka hidup bersama dan saling membutuhkan." Kata tuan Jackson."Baik pak." Jawab tuan Warren."Pastikan kau bujuk mereka supaya datang ke pernikahanku, akan ada banyak orang yang mengawasi kita pada hari itu." Kata tuan Jackson.Ia sendiri sedang mencari penerus bagi kerajaan bisnisnya, Hokkaido Group, dan meski mereka masih muda, ia yakin ada salah satu yang bisa melakukannya. CEO Jackson lantas berpesan pada tuan Warren untuk bisa memastikan mereka datang di acara pernikahannya itu.Demi menjatuhkan Hokkaido Group, kompetitor mereka memang melakukan segala cara. Termasuk menyebarkan gosip buruk tentang ketiga cucu
"Membawamu untuk mengambil beberapa makanan lezat." Kata Mike sambil menatap ke arah ayahnya dan gadis muda yang tengah bersiap untuk menjadi istri baru ayahnya itu.Ayah Mike mulai merasakan sesuatu yang tidak beres, ia lalu berdiri menghampiri putranya itu."Semuanya, permisi sebentar." Kata tuan Alexander pada semua tamu-tamunya.Segera tuan Alexander menghampiri anaknya Mike dengan marah."Bukankah kau tidak mau datang?" Katanya."Apakah yang kau lakukan itu adil untuk ibuku?" Ucap Mike."Ini tidak berarti aku tidak mencintainya." Kata tuan Alexander."Cintamu benar-benar sangat murah!" Kata Mike."Mike kau datang? Bukankah kau bilang kau ada pertunjukan siaran langsung jadi kau tidak bisa datang?" Sapa calon istri tuan Alexander yang tiba-tiba datang menghampiri ayah dan anak itu."Ini adalah hari perayaan ayahku, tidak peduli betapa sibuknya aku, aku harus datang, belum lagi aku juga punya hadiah besar untukmu." Ucap Mike dengan tatapan mata tajam pada ayahnya."Oh, apa itu?" Ta
"Lihat-lihat, ini hanya adalah sesuatu yang orang liar bisa lakukan, mereka mengatakan tidak dengan mulut mereka, tapi tubuh mereka tidak bisa mengendalikannya!" Kata Melisa tanpa menyadari apa yang sedang di lakukan oleh Gebbie.''kau akan menyesali apa yang kau lakukan padaku!" Batin Gebbie."Ambil cek itu, pergi dan menjauh dari Mike!" Melisa mengusir Gebbie.Gebby berdiri di tengah-tengah pesta dan membuat semua orang melihatnya, termasuk Mike dan ayahnya yang sedang adu mulut itu diam dan melihat ke arah Gebbie."Permisi semuanya? Untuk menginterupsi kalian semua, pertama aku ingin berterima kasih pada wanita muda ini untuk hadiah ucapan selamatnya pada perayaan pertunanganku dengan Mike. Jadi sekarang, aku ingin mengembalikan isyarat itu dan memberikan cek ini kembali padanya." Ucap Gebbie sambil melempar cek itu kembali ke wajah Melisa."Kau!" Melisa marah.Melisa melayangkan tangannya hendak menampar wajah Gebbie, namun s
Gebbie berpikir, Joshua sudah tau masalahnya."Apa masalahmu?" Tanya Joshua."Aku tidak semenawan para pria di bar ini?" Ucap Gebbie."Kau mendiskriminasi berdasarkan penampilan seseorang." Ucap Joshua."Seharusnya aku tidak mendengar itu darimu, lihat semua orang disini, semua orang disini tampan!" Teriak Gebbie marah."Lalu kenapa? Kita akan mencari orang yang lebih cantik dan lebih tampan lagi." Kata Joshua."Kenapa kau bilang aku mendiskriminasi berdasarkan penampilan orang?" Keluh Gebbie."Jika seorang pria tampan dia kasar, lalu jika seorang pria jelek dia baik, itu kau menilai seseorang dari penampilannya." Kata Joshua."Menurutmu ini salah siapa?" Kata Gebbie.Gebbie dalam keadaan mabuk menceritakan semuanya pada Joshua si pelayan Bar yang juga sudah menganggap Gebbie seperti adiknya sendiri."Kau tidak bisa menangis, bukan? Rasa alkoholnya juga enak, bukan? Lupakan saja si brengsek itu
"Baiklah, rencana kekacauan pernikahan kakek!". Rey mulai berpikir."Apa yang akan kau lakukan?" Tanya temannya."Aku akan mengajak wanita pertama yang jalan lewat pintu pertama itu ke pernikahan kakek." Kata Rey sambil memperhatikan pintu itu.Caranya adalah dengan membawa wanita yang pertama masuk ke ruangan pesta sebagai kencannya di acara pernikahan."Rasanya aku ingin membela kepalamu dan melihat isi otakmu." Kata temannya."Aku yakin wanita yang datang ke sini itu bukanlah target yang mudah." Sambung temannya yang lain."Aku tidak peduli dengan itu, malah akan lebih seru kalau dia adalah seorang psikopat." Kata Rey.Tanpa diduga-duga yang muncul pertama di pintu itu adalah Gebbie, yang sedang mengantarkan pizza."Pizzanya sudah datang!" Gebbie berteriak di pintu masuk.Kawan-kawan Rey pun tertawa terpingkal-pingkal melihatnya sekaligus menertawakan teman mereka Rey.Seseorang lalu mengang
Namun ia terlalu mungil untuk melawan kekuatan seorang pria penagih utang. Pria itu mendorong Gebbie hingga terjatuh kemudian ia masuk ke dalam rumah ibu tirinya.Gebbie, berdiri dan berusaha menghalang-halangi pria penagih utang itu dengan sekuat tenaganya, dan kesabaran pria itu habis, amarahnya tak terkendali lagi, ia mengangkat Gebbie dengan tangannya dan Gebbie berusaha melawan namun seketika ia hampir pingsan, pria itu menendangnya dan memberikan pukulan tepat di perut Gebbie, ia menghantam gadis itu seperti seorang yang sedang berada di ring pertandingan tinju."Apa yang mereka lakukan? Dimana mereka sekarang." Keluh Gebbie yang sudah tidak berdaya.Gebbie terkapar di lantai tak berdaya dengan sedikit darah muncrat keluar dari mulutnya."Hey, hidupmu sekarang sudah hancur, jalang! Wanita itu tidak akan pernah bisa menganti uangku dan aku rasa maupun tidak akan bisa membayarnya, dan kau hanya akan bisa terus membayar bunganya, selagi aku me