Share

BAB 47B

Adzan subuh berkumandang dengan perkasa. Kubuka mata perlahan. Mas Eros sudah tak ada di sampingku. Aku yakin dia sudah berangkat ke masjid seperti biasanya. Mas Eros memang rajin shalat berjamaah ke masjid.

Gegas mandi lalu menjalankan kewajiban untuk shalat subuh. Setelahnya aku beranjak dari kamar untuk membantu ibu memasak seperti biasanya. Keluar dari kamar, ibu sudah duduk santai di kursi makan sembari memotong-motong kentang.

"Ibu sudah bangun? Memangnya nggak capek kemarin sibuk seharian?" Aku ikut duduk di samping ibu. Wanita yang sudah melahirkanku 26 tahun lalu itu pun tersenyum tipis lalu menatap wajahku beberapa saat.

"Kenapa sih, Bu? Ada yang aneh?" tanyaku sembari meneliti pakaian yang kupakai.

"Kenapa rambutnya masih kering?" Ibu kembali tersenyum sedikit menggoda.

"Ih ibu ...." Ibu tertawa geli melihat wajahku yang mungkin sudah memerah.

"Ibu pengin cucu. Jangan ditunda ya, Nin. Sekarang kan suami pilihan sendiri. Jadi, nggak ada yang perlu khawatir atau takut
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status