Share

BAB 47B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2023-08-03 23:23:43

Adzan subuh berkumandang dengan perkasa. Kubuka mata perlahan. Mas Eros sudah tak ada di sampingku. Aku yakin dia sudah berangkat ke masjid seperti biasanya. Mas Eros memang rajin shalat berjamaah ke masjid.

Gegas mandi lalu menjalankan kewajiban untuk shalat subuh. Setelahnya aku beranjak dari kamar untuk membantu ibu memasak seperti biasanya. Keluar dari kamar, ibu sudah duduk santai di kursi makan sembari memotong-motong kentang.

"Ibu sudah bangun? Memangnya nggak capek kemarin sibuk seharian?" Aku ikut duduk di samping ibu. Wanita yang sudah melahirkanku 26 tahun lalu itu pun tersenyum tipis lalu menatap wajahku beberapa saat.

"Kenapa sih, Bu? Ada yang aneh?" tanyaku sembari meneliti pakaian yang kupakai.

"Kenapa rambutnya masih kering?" Ibu kembali tersenyum sedikit menggoda.

"Ih ibu ...." Ibu tertawa geli melihat wajahku yang mungkin sudah memerah.

"Ibu pengin cucu. Jangan ditunda ya, Nin. Sekarang kan suami pilihan sendiri. Jadi, nggak ada yang perlu khawatir atau takut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 48A

    "Sial! Eros memang sengaja membuatku cemburu. Bisa-bisanya mengirimiku foto seperti itu!" Eris melempar handphonenya begitu saja di atas kasur. Wajahnya memerah menahan amarah bercampur kesal saat melihat foto Hanin sedang mencium Eros di layar handphonenya. "Bisa-bisanya dia sebahagia itu, sementara aku masih saja cekcok dengan Fika. Perempuan itu benar-benar keterlaluan. Sudah kuberi kesempatan kedua, tapi tak jua dimanfaatkan dengan baik. Sejak dulu tak jua berubah, masih seenaknya seolah tak memiliki keluarga!" Lagi-lagi Eris mengomel sembari menatap foto istri dan anaknya di dinding kamar. "Sejak ngantor lagi sebulan lalu, sikapnya makin keterlaluan. Didiamkan bukannya sadar malah kebablasan!" Eris keluar kamar lalu menutup pintu rapat. "Fika! Weekend begini mau kemana lagi? Aku izinkan kamu kerja karena kamu selalu merasa nggak cukup dengan gajiku gara-gara cicilan mobil dan rumah, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya pulang dan pergi. Semalam aku masih bisa memaklumi kalau

    Last Updated : 2023-08-04
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 48B

    "Jaga marwahmu sebagai seorang istri. Jika kamu lembur di hari biasa, seharusnya kamu nggak mengambil lembur saat weekend. Gunakan waktumu bersama Edo agar dia tak selalu kesepian. Dia sangat membutuhkan sosok seorang ibu di usianya saat ini. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari karena egomu sendiri!" "Kamu menyumpahi aku, Mas? Kamu menuduhku berbuat macam-macam di luar sana dengan alasan lembur, begitu maksudmu kan?" tanya Fika sembari mendorong bahu suaminya dengan keras. "Aku nggak menuduh. Apa jangan-jangan justru kamu yang merasa tertuduh?" balas Eris dengan menghela napas kasar. Fika semakin meradang mendapatkan ceceran suaminya. Namun, dia tak menyahut. Buru-buru ke kamar untuk mengambil tas kerjanya lalu kembali menutup pintu dengan rapat. "Aku pergi naik taksi. Jadi, tak perlu kamu antar, Mas," ucap Fika cepat.Perempuan itu menghentikan langkah sejenak di samping ruang makan karena Eris masih duduk di sana. Tanpa menunggu jawaban sang suami, Fika pergi begitu saj

    Last Updated : 2023-08-04
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 49A

    Eros sedang sibuk menyusun kejutan untuk Hanin, istrinya. Di hari ketujuh pernikahan mereka, Eros masih santai menikmati hari-hari bahagianya bersama Hanin yang masih saja malu-malu meski mereka sudah sah menikah. Hanin bahkan belum memberikan nafkah batin untuk suaminya. Entah mengapa rasanya selalu canggung dan takut. Eros pun mengerti dan tak memaksa Hanin untuk melakukan sesuatu yang belum bisa dilakukannya. Eros ingin mereka menikmati malam pertama dengan penuh cinta dan sama-sama ikhlas meski entah kapan. Eros akan tetap menunggu keikhlasan Hanin untuk itu. "Wah Pak Eros mau kasih kejutan buat Mbak Hanin ya?" tanya Mala saat melihat atasannya itu menghias ruang kerjanya secantik mungkin. Tak lupa menyiapkan buket bunga mawar merah dan kado kecil di sampingnya. Di tengah ruangan, Eros menyiapkan meja dan dua kursi untuknya dan Hanin. Ada beberapa makanan kesukaan Hanin di meja dengan beberapa lilin kecil sebagai pelitanya. Meja yang sengaja diletakkan berhadapan dengan jendela

    Last Updated : 2023-08-05
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 49B

    "Hanin kemana kalau di apotek nggak ada?" tanya Ibu mulai tak tenang. Wanita itu benar-benar cemas dan takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada anak perempuannya."Ibu jangan khawatir. Eros akan cari Hanin dulu. Boleh jadi dia sudah sampai di cafe sekarang kan? Nanti kalau sudah ketemu Hanin, Eros telepon ibu lagi ya?" Ibu mengiyakan lalu keduanya sama-sama mengucap salam dan menutup obrolan. Ibu bergeming di tempat setelah panggilan dimatikan. Bapak yang memperhatikannya sejak tadi pun mulai mendekat dan duduk di samping istrinya. "Kenapa cemas begitu, Bu?" Bapak mengusap punggung ibu perlahan. Wanita paruh baya itu pun menoleh dengan mata berkaca. "Hanin nggak ada, Pak. Entah kemana dia. Eros bilang handphonenya mati dan dia belum sampai cafe sejak tadi, padahal bilang sama ibu cuma mau mampir ke toko kue sama ke apotek. Seharusnya kan sudah sampai sejak tadi." Ibu mulai terisak. Wanita itu benar-benar takut jika terjadi sesuatu tak menyenangkan pada menantunya. "Tenang, B

    Last Updated : 2023-08-05
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 50A

    [Hanin. Cantik juga istrimu, Ros. Bagaimana jika aku mengambilnya? Sepertinya dia istri yang shalihah dan idaman banyak pria. Rasanya ingin ikut mencicipi perempuan secantik dan semulus dia] Pesan dari nomor tak dikenal itu membuat Eros meradang. Dia semakin khawatir dan takut jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada istrinya. Pesan yang dibacanya detik ini benar-benar mengkhawatirkan dan menakutkan. Eros semakin tak tenang. Dia terus berpikir kemana istrinya pergi."Mungkinkah Hanin dibawa ke rumah sakit Elisabeth? Bagaimana jika dia diculik atau dibawa ke tempat lain yang tak kutahu? Apa kecelakaan Hanin kali ini berkaitan dengan pesan ancaman itu? Siapa sebenarnya yang mengirimkannya? Mengapa harus Hanin yang dia jadikan sasaran? Kenapa nggak aku saja jika memang dia dendam padaku?" Eros bergumam lirih. Berbagai pertanyaan menyesaki benaknya. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu tak diinginkan pada istrinya.Beberapa kali Eros mengepalkan jari-jari tangan kanannya dengan seg

    Last Updated : 2023-08-06
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 50B

    Kini Eris mulai menyesal kenapa dulu begitu mengabaikan Hanin dan memilih Fika sebagai pendamping hidupnya. Fika yang tak pernah berubah hingga kembali membuatnya kecewa untuk ke sekian kalinya. Kesempatan kedua yang diberikan Eris pada Fika nyatanya tak dimanfaatkan dengan baik. Perempuan itu kembali melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih fatal dibandingkan sebelumnya. [Dia mantan istriku, Ros. Jikalaupun aku mencintainya wajar bukan? Delapan bulan bersama dalam satu ranjang, nggak mungkin jika aku terus membencinya. Jadi, kamu tak perlu cemburu dan berpikir aneh-aneh] Eris kembali membalas pesan Eris. Setidaknya dia sudah mengungkapkan apa yang dirasakannya meski tak akan mungkin terbalaskan. Eris tahu jika Hanin terlalu setia dan patuh pada suami, nggak mungkin berpaling pada Eros apalagi demi dia yang dulu selalu mengecewakan dan menyakiti hatinya. [Bukan aku yang cemburu, tapi kamu yang terlalu ketara dengan perasaanmu. Kenapa baru sekarang kamu memiliki rasa itu pada is

    Last Updated : 2023-08-06
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 51A

    Hening. Laki-laki bernama Mamat itu masih fokus memeriksa rekaman cctv yang menyorot ke teras dan jalan utama di depan bengkel. "Mas, coba mendekat. Itu mobil yang menabrak motor istri Mas Eros," ucap Pak Mamat sembari menunjuk layar laptopnya. Eros pun buru-buru mendekat lalu ikut fokus menatap layar persegi panjang di depannya. "Itu memang motor istri saya, Pak. Motor yang di depan tadi, cuma yang makai bukan istri saya." Eros berpikir sejenak, mengapa motor itu dipakai orang lain yang bahkan tak dikenalnya. Itupun bukan Hana, karena Eros tahu bagaimana sosok sahabat istrinya itu meski hanya bertemu sekali saat pernikahannya kemarin. "Mas Eros kenal siapa dia?" Laki-laki itu menggeleng. "Pantas saja istri Mas Eros nggak ada di rumah sakit Elisabeth karena yang tertabrak memang gadis itu, bukan istri Mas Eros." "Jadi, kemungkinan besar istri saya memang benar-benar diculik, Pak?" Eros mendadak kalut dan takut. Ekspresinya berubah seketika. Beragam pertanyaan dan pernyataan lalu

    Last Updated : 2023-08-06
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 51B

    Eros mendelik kaget mendengar pengakuan spontan dari Eris, sementara laki-laki yang keceplosan itu menautkan gigi atas dan bawahnya lalu membuang muka.Seolah kehabisan kata, Eros mendadak diam. Begitu pula Eris yang hanya menghela napas panjang. Dia bahkan tak berani menatap saudara kembarnya itu setelah pengakuan mendadaknya. "Kenapa ngomong seperti itu? Sekarang kamu menyesal sudah mengabaikan Hanin?" tanya Eros saat menatap kembarannya sekilas. Dia tersenyum tipis. Senyum sedikit mengejek karena sikap plin-plan Eris itu. "Sebelumnya aku sudah memberimu peringatan bahkan berulang kali menanyakan hal ini, tapi kamu tak percaya. Kamu selalu memandang Hanin sebelah mata sampai membuatnya patah dan menyerah. Sekarang setelah semua terjadi, kamu baru sadar jika Hanin tak seperti yang kamu bayangkan," lirih Eros. Mendengar kalimat itu, Eris kembali menyandarkan punggungnya ke kursi teras, sedangkan Eros yang sejak tadi berdiri di samping motor Eris kini ikut duduk di kursi. "Kamu ba

    Last Updated : 2023-08-07

Latest chapter

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 68 [TAMAT]

    "Mas, boleh minta sesuatu?" tanya Hanin setelah terdiam beberapa saat. Eros begitu setia dan bersabar menunggu Hanin bicara. "Minta apapun boleh, Sayang. Apaa yang nggak buat kamu. Asalkan tak menyalahi aturanNya, InsyaAllah aku berusaha mewujudkan." Eros membingkai wajah istrinya lalu tersenyum tipis."Kita kembali ke makam Tania sebentar saja, boleh? Mumpung masih di sini," tanya Hanin dengan mengedipkan mata seolah memohon agar permintaannya dikabulkan. "Boleh." Eros membalas singkat dengan seulas senyum di kedua sudut bibirnya. "Makasih, Mas." Eros mengangguk lagi. Setelahnya membuka sabuk pengaman Hanin dan mengajaknya turun dari mobil. Sepasang suami istri itu kembali ke tempat semula. Mereka berdiri di depan sebuah makam yang telah berwarna-warni dengan taburan bunga. Hanin dan Eros jongkok di depan makam itu seperti yang dilakukannya beberapa menit lalu. Bulir-bulir bening menetes di kedua pipinya saat mengusap nisan putih itu. Tania Putri Salsabila binti Danang Saputro.

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 67

    "Hanin, Eros, kalian di sini?" tanya Delima saat melihat Hanin dan Eros di depan makam Tania. Hanin yang masih memejamkan mata sembari merapalkan doa pun mendongak. Dia menatap Delima yang sudah berdiri di sampingnya."Tante Delima ...." Hanin beranjak dari tempatnya berjongkok lalu menyalami Delima, sementara Eros sedikit membungkuk sebagai pengganti jabat tangan. Eros belajar banyak dari Hanin yang tak mau bersentuhan dengan non mahram. "Maafkan saya yang baru datang ke pemakaman Tania, Tante," lirih Hanin setelah kedua perempuan itu mengurai pelukan. Delima mengusap lengan Hanin pelan lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, Nin. Tante tahu kamu baru saja melahirkan. Pamali kalau datang ke pemakaman sebelum masa nifas usai. Hanin mengangguk sembari tersenyum tipis menatap Delima yang berkaca. "Om Danang nggak ikut, Tante?" tanya Hanin setelah menyadari jika Delima datang sendirian ke pemakaman ini. "Papanya Tania ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kebetulan T

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 66

    [Assalamualaikum, Bu. Gimana keadaan Tania sekarang?]Sudah tiga kali Hanin mengirimkan pesan yang sama pada ibunya, tapi sampai saat ini belum ada balasan apapun. Eros juga sudah menelepon Eris, tapi tak diangkat bahkan pesannya pun belum dibaca. Hanin dan Eros tak tenang. Mereka curiga ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada Tania, tapi tak mungkin pergi sekarang karena Arkana baru saja aqiqah dan masih ada beberapa tamu di rumah. "Gimana, Mas?" tanya Hanin pada Eros yang baru masuk ke kamar mereka. Eros menggeleng pelan lalu mengusap lengan istrinya. "Nggak apa-apa, Sayang. Mungkin ibu sama Eris masih menjaga orang tua Tania. Jadi, mereka nggak sempat membuka handphone. Nanti kalau sudah longgar pasti menghubungi kita," ucap Eros dengan senyum tipisnya. Dia berusaha menenangkan Hanin yang terus gelisah. "Eros benar, Nin. Kamu tenang saja. Nanti ibu juga telepon," ucap Desy, kakak iparnya yang masuk kamar sembari menggendong Arkana. Desy tersenyum lalu menidurkan Arkan di

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 65

    "Tania? Mana Tania, Del?" tanya Yuningsih mengikuti pandangan Delima ke area jalan raya. "Itu, Mbak. Dia tersenyum menatapku," balas Delima lagi. Salah satu jemarinya kembali menunjuk ke arah jalan. "Nggak ada, Del. Tania sudah pergi. Dia kembali ke pangkuanNya, Del. Ikhlaskan kepergiannya ya, supaya dia juga bisa tenang di sana." Yuningsih mengusap lengan Delima lalu kembali memeluknya. "Tania masih ada, Mbak. Dia bilang akan mengajakku dan Mas Danang jalan-jalan ke taman kota. Dia pasti sudah menunggu di rumah kan?" lirih Delima lagi. Air matanya masih bercucuran. Delima benar-benar belum bisa menerima kenyataan jika Tania telah tiada. Delima merasa jika anak angkatnya itu masih ada bersamanya bahkan kini menunggunya di rumah. Berulang kali Yuningsih menjelaskan, berulang kali pula Delima bersikukuh dengan ucapannya. "Tante, Tania sudah pergi. Om dan papa masih mengurus jenazahnya. Nanti kita makamkan bersama ya? Tak apa jika sekarang Tante belum bisa menerima ini semua, tapi k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 64

    Dokter Erwin keluar dari UGD. Dia mencari keluarga pasien yang ditanganinya saat ini. Danang dan Delima yang berada tak jauh dari ruangan itu pun saling tatap lalu buru-buru beranjak dari kursi. Mereka melangkah tergesa menghampiri sang dokter. Keduanya tak sabar ingin mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Tania saat ini. "Keluarga pasien Tania?" tanya Dokter Erwin saat Danang dan Delima sampai di dekatnya. Sepasang suami istri itu mengangguk bersamaan. "Benar dokter. Kami orang tua Tania. Bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya Delima sedikit terbata. Dokter Erwin menghela napas panjang lalu menatap Danang dan Delima dengan sorot mata berbeda. Ada mendung di kedua matanya. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Pak, Bu, tapi Allah berkehendak lain," ucap dokter lirih, tapi cukup jelas terdengar. Delima shock. Dia tak sanggup mendengarkan ucapan dokter selanjutnya. Wanita itu menangis histeris. Tubuhnya lemas dan luruh di lantai begitu saja. Danang yang berada di samping

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63B

    "Ya Allah Tania kenapa, Tante? Padahal tadi tampak bersemangat dan ceria. Kenapa mendadak seperti ini?" Hanin kembali gugup dan terkejut melihat perubahan drastis perempuan di sampingnya. Tania benar-benar tampak lemas dan tak berdaya. "Tania memang begitu, Nin. Dia selalu berusaha kuat dan baik-baik saja makanya selama ini Tante dan Om juga nggak tahu kalau sakitnya sudah separah ini. Dia pintar menyembunyikan semuanya dan tak ingin melihat orang lain kerepotan." Delima mengoles minyak angin di kening Tania, tapi tak ada efek apapun karena Tania tetap terdiam."Maafkan kami, Nin. Kami harus bawa Tania ke rumah sakit," ujar Danang kemudian.Hanin mengiyakan dan mendoakan yang terbaik untuk Tania. Eros dan Eris pun ikut membantu Danang membawa Tania ke mobilnya. Ahmad, Yuningsih dan Eris ikut mengantar Tania ke rumah sakit. Sementara Rukmini dan Eros tetap di rumah menemani Hanin. Bahkan Hana pun ingin menginap di rumah sahabatnya itu."Semoga Tania baik-baik saja," lirih Hanin saat m

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63A

    Hari ini acara syukuran kelahiran Arkana Bima Atharrazka, anak pertama Hanin dan Eros. Bayi mungil itu tampan dan lucu. Dia begitu menggemaskan, membuat kedua orang tuanya semakin bahagia. Saat ini, dua keluarga berkumpul di rumah Eros, termasuk keluarga kakaknya Dani dari Semarang dan adiknya perempuannya, Ayu. Sejak pernikahan Eros dan Hanin, apalagi setelah Fika masuk penjara, Ayu tak kembali ikut campur masalah Hanin. Mungkin dia malu atau tak enak hati jika terus menghina kakak iparnya itu, apalagi setelah dia tahu jika ternyata kedua kakak kembarnya mencintai orang yang sama. Mereka sama-sama menyukai Hanin, perempuan yang selama ini dibenci dan selalu dihinanya. Bukan tanpa alasan Ayu selalu menyudutkan Hanin di setiap waktu dan kesempatan. Dia selalu berpikir jika Hanin tak pantas menjadi bagian dari keluarganya. "Selamat ya, Nin. Semoga jagoan kecil ini bisa menjadi anak yang shaleh dan sukses dunia akhirat. Mbak mendoakan yang terbaik buat kalian." Desy, istri Dani yang k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62B

    Waktu terus bergulir dan kini hari perkiraan lahir tinggal menghitung hari. Hanin mulai kewalahan dengan perutnya yang membesar dan cukup susah untuk digerakkan. Dia sering begadang tiap malam karena susah tidur. Entah mengapa mata susah diajak kompromi. Rasanya nggak nyaman. Miring susah, terlentang nggak enak dan nggak mungkin tengkurap juga kan?Sudah tiga hari belakangan Eros tak memeriksa cafe maupun bisnis ekspedisinya. Dia ingin fokus mengurus dan menemani Hanin jika melahirkan sewaktu-waktu. Eros tak ingin kehilangan momen penting dalam hidupnya. Dia benar-benar berharap bisa menemani dan memberi dukungan pada Hanin saat persalinan nanti. "Istrimu lama sekali di kamar mandi, Ros. Cek sana. Ibu takut dia kepleset atau kenapa-kenapa. Perutnya sudah segede itu soalnya." Rukmini baru saja memerintah. Tak selang lama, suara Hanin dari kamar mandi membuat menantu dan mertua itu shock seketika. "Hanin!" teriak keduanya bersamaan lalu buru-buru lari ke kamar mandi. Benar kata Rukmi

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62A

    "Hamil?" Hanin menggumam. "Mungkinkah aku hamil? Secepat itu?" lirihnya lagi seolah tak percaya jika dia bisa hamil secepat itu. Rasanya seperti tak mungkin, tapi jika iya, tentu dia sangat mensyukurinya. Hanin buru-buru mencuci muka lalu membuka pintu kamar mandi. Eros sudah menunggu di sana dengan ekspresi cemas. "Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Sayang?" ucapnya sembari membingkai wajah Hanin dengan kedua telapak tangan. Hanin tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Mas. Kamu tenang saja ya? Mungkin karena kebanyakan minum air putih saja tadi makanya mual begini." Lagi-lagi Hanin mengusap punggung tangan Eros yang masih menempel di pipinya. "Syukurlah kalau begitu. Kita ke dokter saja ya? Bisa jadi mual-mualmu ini bukan mual sembarangan." "Maksudnya?" Hanin mengernyit. "Iya, mual karena hamil. Coba kamu ingat-ingat, telat nggak datang bulannya?" Eros merangkul sang istri lalu mengajaknya duduk di sofa ruang tengah. Hanin pun berusaha mengingat tanggal haid bulan

DMCA.com Protection Status