Share

BAB 44B

Aku memeluk dan mengusap punggung ibu setelah kembali duduk di sampingku. Tak menyangka jika masa lalu ibu sepahit itu. Selama ini ibu memang tak pernah bercerita apapun soal kepahitan hidupnya padaku. Ibu hanya menceritakan soal bapak dengan segala cinta, kesetiaan dan perjuangannya untuk membahagiakan keluarga.

Kini kutahu alasan ibu menutupi kenangan pahitnya. Jika memang ceritanya seperti itu, wajar ibu tak mau mengungkitnya atau mungkin sudah mengubur semuanya dalam-dalam. Lagipula buat apa terus diingat. Bukankah masa lalu yang terlalu menyakitkan hati cukup menjadi bagian kenangan usang yang tak harus diingat lagi? Teringat kembali nasehat ibu saat aku memikirkan pernikahan seumur jagungku dengan Mas Eris.

"Kalau Allah memanjangkan umurmu, masa depanmu masih panjang ke depan, Hanin. Kamu nggak boleh terus terbelenggu pada masa lalu. Semua yang telah terlewat cukup dijadikan pembelajaran untuk memperbaiki diri dan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Fokus menata masa kini d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status