Share

Bab 168

Briella menunduk dan menoleh ke arah Zayden. "Sayang, mau es krim?"

Zayden memandang Nathan, kemudian tatapannya beralih pada Briella. Dia memahami situasi dan akhirnya mengangguk. "Mau! Mama, kalau begitu aku ke supermarket di rumah sakit dulu buat beli es krim. Setengah jam lagi aku pasti sudah di sini."

Briella menatap putranya dengan perasaan lega dan menggenggam tangan kecil Zayden. Memang hanya putranya yang memahaminya. Tidak sia-sia Briella menyayanginya selama ini.

Zayden turun dari pangkuan Nathan dan melambaikan tangan pada dua orang di bangsal. "Aku pergi dulu, ya. Telepon saja kalau terjadi sesuatu."

Di dalam bangsal hanya menyisakan Briella dan Nathan. Jadi, Briella tidak bertele-tele dan langsung berkata pada intinya, "Nathan, apa maksudmu?"

"Apanya yang maksudku?"

"Jangan main-main denganku." Briella menunjuk ke ponsel Nathan. "Kenapa kamu menunjukkan berita itu kepada Zayden?"

"Nggak ada alasan." Nathan melipat kakinya dan dengan malas bersandar pada kursi. "Kalian har
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status