Share

Bab 172

Valerio menatap wanita itu dengan mata tertunduk, tanpa sedikit pun rasa simpati atau kelembutan dalam tatapannya.

Dia mengaitkan jarinya ke arah Zayden dan memberi isyarat agar Zayden berdiri di depan wanita itu. "Karena ini masalah anak-anak, biarkan Zayden yang memutuskan."

Zayden menoleh dan memiringkan kepalanya untuk melihat Valerio. Dia tiba-tiba merasa tenang, rasanya seperti ada pelindung yang bisa melindunginya dari masalah apa pun dan menjadi sandarannya.

Ternyata Zayden juga punya orang yang bisa diandalkan.

Zayden menatap wanita yang berlutut di depannya, lalu kembali teringat tentang makian dan fitnah yang dilontarkan wanita itu padanya dan Mama barusan. Dia tidak ingin memberikan kesempatan kepadanya.

"Aku ingin dia berlutut juga." Zayden menunjuk ke arah Kiki. "Dialah yang selalu mengatakan hal-hal buruk tentang Mama di depan anak-anak lain. Aku nggak pernah merasa senang saat sekolah. Mereka semua mengatakan hal buruk tentang Mama. Jadi nggak ada yang mau berteman deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status