Perlakukan Dirimu, seperti Kamu mencintai "seorang yang Kamu Cintai."
Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Negeri Matsya menjadi buah bibir bagi Raja-raja hebat. Lantaran, Negeri tertentu seperti harta Karun yang memiliki banyak mutiara dan berlian, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk Kerajaan lainnya. Mereka yang awalnya tidak tahu Negeri tersebut lalu, beramai-ramai datang ke sana.
Lama-lama keserakahan menguasai hati Mereka sehingga, menyebabkan pertarungan untuk memutuskan siapa yang lebih kuat dan berhak atas Negeri tersebut. Mereka terpecah satu sama lain, hanya untuk menjaga penguasa. Berbagai cara dilakukan hingga, suatu hari peperangan tidak terelakkan.
Mereka terpecah menjadi dua kelompok dan sebelum perang terjadi, Seseorang berjubah hitam muncul dari langit. Dia menyegel Pemimpin dua kelompok tersebut, sehingga Anak-anak buahnya takut dan memilihnya menjadi Raja Mereka.
"Aku ingin membuat suatu Kerajaan yang sangat besar! Yang akan dikenal sebagai Kerajaan Rana," ucapnya.
"Kami siap untuk mendirikan Kerajaan bersamamu Yang Mulia," ucap Mereka.
"Perkenalkan Dia adalah Istri dan Putriku yang kelak akan menjadi Putri Mahkota." Dengan bangga Raja memperkenalkan Istri dan Putrinya yang masih bayi.
Mereka bersorak gembira untuk menyambut kedatangan Mereka hingga, berdirilah Kerajaan Rana. Kehebatan Raja Rana membuat Raja dari Negeri lain gentar, namun banyak juga yang merasa penasaran akan kehebatannya.
Mereka yang takut Kekuasaannya diambil kemudian, mengirimkan surat sebagai tanda persahabatan. Sedangkan, Mereka yang tidak takut mengumumkan perang. Selama hampir dua tahun, barulah Kerajaan Rana memperluas Kekuasaan setelah, sebelumnya mempertahankan Tahtanya.
"Serahkan Putriku," ucap Ratu Kosala.
"Tidak! Dia Putriku," tolaknya.
"Kau akan menyesal!" ancam Ratu Kosala.
"Aku akan melindunginya," ucapnya.
"Tolong! Dia menculik Putriku!" teriaknya.
Suara itu di dengar oleh Raja Rana kemudian, Raja beserta Prajurit menghampirinya. Mereka melihat dua Wanita yang memiliki wajah sama memperebutkan Putri Rasi, hal itu membuat Prajurit kebingungan.
"Kembalikan Putri Kami," ucap Raja Rana.
"Dia bukan Putri Kalian." Wanita tersebut memeluk Rasi yang baru berusia dua tahun, sambil membawa pisau untuk mencegah Mereka mengambilnya.
"Dia pasti sengaja menculik Putriku, karena memiliki wajah yang sama denganku." Ratu menangis sambil memohon supaya, Rasi dikembalikan padanya.
"Apakah Dia kembarannya Ratu Kosala?" tanya Prajurit.
"Iya. Tapi, kembarannya itu sudah tidak waras," jawab Raja Rana.
"Raja, tega sekali Kau berkata seperti itu. Kau adalah Suamiku," ucapnya.
"Apa?! Tadi, Kau mengatakan Putriku adalah Putrimu dan sekarang Kau juga mengakui Suamiku," ucap Ratu Kosala.
"Prajurit bawa Wanita itu dan berikan hukuman gantung padanya!" perintah Raja Rana.
"Jangan Yang Mulia! Bagaimana pun Kara adalah saudara kandungku," ucap Ratu Kosala.
" Tapi, Dia hampir melukai Rasi," ucap Raja Rana.
"Tidak! Aku hanya ingin melindungi Rasi dari Kalian. Kalian yang memiliki niat untuk melenyapkannya!" teriak Kara.
"Kau memang sudah tidak waras! Untuk apa Kami akan melenyapkannya? Rasi adalah Putri Kami, cepat bawa Dia!" perintah Raja sekali lagi.
Prajurit menangkap Kara meski, Dia telah menjelaskannya. Kemudian, Rasi dikembalikan pada Ratu Kosala dan Raja Rana. Rasi dibesarkan dengan segala kemewahana hal itu, justru membuatnya menjadi Putri yang manja, arogan, dan tidak memiliki hati.
"Rasi apa yang akan Kau lakukan jika, ada yang menghina Ibumu?" tanya Ratu Kosala.
"Memberikan Dia hukuman cambuk," jawab Rasi.
"Bagus! Kau harus selalu mengingatnya karena, Aku adalah Ibumu dan Kau harus melindungiku," ucap Ratu Kosala.
Apapun yang diinginkan Rasi pasti Dia dapatkan, terlebih Raja dan Ratu Kosala sangat menyayanginya. Rasi memiliki wajah seperti emas cair, sangat cantik. Tapi, sayang sekali sifatnya membuat dirinya dibenci. Hanya saja Mereka tidak berani untuk mengungkapkannya, karena siapapun yang menyakiti Rasi akan diberikan hukum yang sangat berat oleh Raja Rana.
"Siapa yang Ayah bawa?" tanya Rasi.
"Entahlah, mari Kita lihat." Rasi mengikuti Ratu Kosala ke aula istana.
"Kalian pasti bertanya-tanya siapa Anak yang Aku bawa? Namanya Agra, Dia berumur 17 tahun lebih muda 2 tahun dari Rasi. Dia adalah Anak Tabib yang telah mengobati lukaku tapi, kedua orang tuanya tewas. Karena itu, Aku akan mengangkat Dia sebagai Putraku," tutur Raja Rana.
"Yang Mulia." Ratu Kosala mendekati Raja.
"Jangan khawatir Kosala, selamanya Dia tidak akan menggantikan posisi Rasi. Agra akan selalu melindungi Rasi," ucap Raja Rana.
"Yang Mulia Ratu, Aku akan menjaga Tuan Putri Rasi seperti Adikku sendiri," ucap Agra.
"Rasi, ayo pergi." Ratu Kosala menarik tangan Rasi dari aula istana.
"Tidak apa, Nak. Ayo ikut," ucap Raja.
Raja Rana membawa Agra ke ruang makan kemudian, meminta Pelayan untuk memperlakukan Agra layaknya Pangeran. Rasi makan bersama Ratu Kosala, Mereka sedikit menjaga jarak dari Raja dan Agra.
"Rasi, makan yang banyak." Ratu Kosala juga menyuapi Rasi.
"Kau mau juga?" tanya Raja.
"Tidak Yang Mulia, Aku sudah besar." Raja tertawa mendengar ucapan Agra.
"Jangan panggil Yang Mulia sekarang, Aku dan Kosala adalah Ayah dan Ibumu," ucap Raja Rana.
"Uhuk-uhuk." Ratu Kosala dengan cepat mengambilkan air untuk Rasi.
"Ibu, Aku sudah selesai makan." Rasi meninggalkan ruang makan lalu, di susul oleh Ratu Kosala.
"Rasi, tunggu." Ratu Kosala menghentikan Rasi.
"Sekarang Ayah lebih menyayangi Anak itu dan sebentar lagi, Ibu juga akan melakukan hal yang sama." Rasi pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Agra yang mendengar itu semua kemudian, mengikuti Rasi. Ketika, akan menghampirinya terlebih dahulu Seorang Gadis yang seumuran dengan Rasi mendekat. Dia duduk di sebelah Rasi, tapi Rasi mendorongnya.
"Kenapa duduk di sampingku? Sudah kubilang, Aku tidak mau menjadi Temanmu!" bentak Rasi.
"Tapi, Aku mau menjadi Temanmu. Mari berteman," ucapnya.
"Kau berteman denganku karena, Aku Putri Raja. Kau tidak bisa menjadi temanku," kata Rasi.
"Aku mau menjadi Temanmu bukan karena, Kau adalah Putri Raja. Akan kukatakan sekali lagi, namaku Laksmi. Ayahku dan Ayahmu berteman," ucapnya.
"Bukankah itu Putri Rasi dan sebelahnya Anak dari Penasihat Seta," ucap seseorang.
"Ini yang namanya uang, ayo Kita tangkap Mereka." Agra yang berada di balik pohon tempat telaga tersebut, mendengar ucapan dua orang yang tidak dikenal itu.
"Tuan Putri, Raja dan Ratu memanggil Kalian," ucap Mereka.
"Jangan mendekati Tuan Putri!" bentak Laksmi. Dia melindungi Rasi dengan menghadang Mereka.
"Dia mau melindungi Tuan Putri. Hahahaha." Mereka tertawa sementara, Rasi terus mundur dan menyebabkannya jatuh ke telaga.
"Rasi." Agra keluar dari balik pohon dan menyelamatkan Rasi.
"Siapa Anak Laki-laki itu?" tanyanya.
"Entahlah. Kau serahkan Putri Rasi dan Anak Penasihat Seta!" perintahnya pada Agra.
"Rasi adalah Adikku dan Aku tidak mau menyerahkan Mereka pada Kalian," tolak Agra.
"Kau masih kecil tapi, berani melawan Kami?" tanyanya.
"Anak kecil dan dewasa tidak terhitung dari umur dan ukuran. Bahkan, Anak kecil sepertiku saja tahu kalau Kalian adalah penjahat. Yang Kalian lakukan untuk menculik Rasi salah. Sementara, Kalian yang orang dewasa malah melakukan kejahatan," balas Agra.
"Jaga mulutmu!" bentaknya.
"Kau yang harus menjaga sikapmu maka, Aku akan menjaga mulutku," balas Agra.
"Kalau Kalian berani melukai Kami akan, kuberitahu pada Ayahku!" gerak Rasi.
"Raja pasti akan menghukum Kalian," tambah Laksmi.
"Banyak omong." Mereka mendekat untuk menangkap ketiganya.
Agra tidak membawa senjata apapun sedang, Mereka membawa belati. Dengan cepat Agra mengambil debu dan melemparnya pada Mereka.
"Akh mataku," ucap Mereka.
Agra membawa Rasi dan Laksmi pergi sejauh mungkin, Mereka kembali ke istana dan menceritakan semuanya pada Raja Rana.
"Cari orang itu sampai ketemu dan hukum Mereka!" perintahnya.
"Terima kasih," ucap Rasi.
"Iya. Sama-sama, mari Kita bertiga berteman. Terkecuali, Aku dan Rasi. Kami adalah saudara dan Aku akan menjaga Kalian," ucap Agra.
Rasi dan Laksmi saling memandang kemudian, Mereka saling berjabat tangan. Semenjak hari itu Mereka selalu bersama, namun Agra sudah dikirim ke Asrama untuk mendapatkan pelatihan sebagai Pangeran.
Setelah 3 tahun lamanya, barulah Agra kembali. Namun, semuanya berubah. Rasi melakukan apapun yang Dia inginkan sehingga, menimbulkan kecurigaan pada benak Agra.
"Laksmi, kenapa tidak hentikan Rasi untuk menghukum Mereka?" tanya Agra.
"Maaf Agra, Aku juga tidak mengerti. Rasi mengatakan tidak mau menghukum orang, namun Dia tiba-tiba datang dan mencambuk Mereka," tutur Laksmi.
"Rasi hentikan!" cegah Agra.
Agra memegang tangan Rasi sehingga, mata Mereka saling menatap. Agra mundur beberapa langkah sehingga, Rasi pingsan saat itu juga.
"Ada apa Agra?" tanya Laksmi.
"Sepertinya Aku salah lihat," jawab Agra.
"Ada apa sebenarnya pada Rasi?" batin Agra.
Agra mengangkat tubuh Rasi lalu, membawanya ke kamarnya. Laksmi diminta untuk menjaga Rasi sementara, Agra memanggil Pelayan yang biasanya bersama Rasi.
"Kenapa Rasi bisa bersikap seperti itu?" tanya Agra.
"Kami juga tidak tahu. Satu tahu belakangan, Tuan Putri seolah tidak sadar dengan yang Dia lakukan. Tuan Putri juga cepat sekali marah, setelahnya seolah tidak terjadi apa-apa," tutur Mereka.
"Kalian beritahu apa saja yang mencurigakan! Jangan khawatir Aku akan melindungi Kalian," ucap Agra.
Melihat Agra sudah pergi, Mereka langsung teriak histeris saking senangnya. Pelayan yang masih muda itu memang mengidamankan Agra.
"Dia akan melindungiku," ucapnya.
"Tidak, Dia akan melindungiku." Mereka tidak mau mengalah.
"Aku," jawabnya.
"Ada apa ini?" tanya Ratu Kosala.
"Tidak ada apa-apa Ratu," jawabnya.
"Apa Rasi sudah tidur?" tanya Ratu Kosala.
"Sudah," jawabnya.
"Kau berikan susu ini untuk Rasi, barulah biarkan Dia tidur. Susu sangat baik untuk kesehatan," ucap Ratu Kosala.
"Baik Ratu." Pelayan yang diminta mengantar susu kemudian, pergi ke kamar Rasi.
"Apa itu?" tanya Laksmi.
"Susu untuk Tuan Putri. Ratu Kosala yang memberikan," jawabnya.
"Berikan padaku, nanti biar Rasi meminumnya." Pelayan tersebut memberikannya pada Laksmi.
"Apa Rasi sudah siuman?" tanya Agra.
Dia meloncat dari tangga yang ada di belakang kamar Rasi.
"Belum, bagaimana Aku bisa berikan susu ini untuknya?" tanya Laksmi.
"Dia masih minum susu?" tanya Agra.
"Sebelumnya Rasi tidak minum susu tapi, sudah setahun Dia selalu rutin dibuatkan susu," tutur Laksmi.
"Setahun?" tanya Agra.
"Iya, katanya susu sangat baik untuk kesehatan Rasi. Kau saja yang minum, kasihan kalau membangunkannya." Laksmi memberikan susu tersebut pada Agra.
"Kalau begitu Aku akan ke kamarku." Agra menerima susu tersebut setelahnya, pergi.
"Biasanya Dia tidak suka minum susu, katanya bukan Anak kecil. Mungkin Aku juga harus minum segelas susu," ucap Laksmi.
Esok paginya ketika, Rasi bangun Dia langsung membersihkan Dirinya. Makanan telah siap kemudian, Dia beserta anggota istana lainnya makan.
"Ayah apa boleh Aku jalan-jalan ke Desa Wana?" tanya Rasi.
"Boleh tapi, hanya sebentar." Raja mengijinkan Rasi pergi namun, ditemani oleh Pelayan.
"Kita naik kereta saja," ucap Rasi.
Mereka memanggil kusir, lalu berangkat ke Desa Wana. Setelah sampai, Mereka langsung menuju pasar Desa Wana. Penduduk Desa memandang Rasi bahkan, ada yang sampai menghampirinya untuk memberikan kue.
"Tidak terima kasih," tolak Rasi dengan sopan.
"Tolong terimalah Tuan Putri, Aku sangat senang kalau Tuan Putri mau menerimanya," ucapnya.
Tidak tega melihat Wanita itu, Rasi menerima kue pemberiannya. Rasi juga membaginya bersama Pelayanannya kemudian, Mereka lanjut berkeliling sembari membeli makanan lainnya.
"Mari Kita kembali," ucap Rasi.
"Lihat siapa yang datang bertamu," bisik seseorang.
Gadis Desa Wana sedang mengobrol, Mereka tidak hentinya memandangi Rasi. Ada salah seorang yang bahkan, sampai mendorong Pelayan dari belakang.
"Ada apa?" tanya Rasi.
"Tuan Putri sepertinya ada yang sengaja mendorong," bisik Pelayan Rasi.
"Jangan dihiraukan," ucap Rasi.
"Kudengar Tuan Putri Rasi telah berjodoh sejak kecil lalu, untuk apa berjodoh lagi?" bisiknya.
"Mengapa Kalian melihatku seperti itu?" tanya Rasi pada para Gadis Desa.
"Tuan Putri, jangan pikirkan Mereka. Mereka hanya iri padamu," ucap Pelayan Rasi dengan nada mengejek Gadis-gadis itu.
"Mereka pasti sudah mendengar kalau Kau akan dijodohkan dengan seorang Pangeran tampan," ucap Pelayan lainnya.
"Siapa yang dijodohkan denganku?" tanya Rasi.
"Soal itu Kami belum tahu tapi, Grita mengatakan Dia sangat tampan," jawab Pelayan.
"Kau!" gertak Rasi. Dia menunjuk pada salah seorang Gadis Desa.
"Kenapa?" tanyanya.
"Apa yang Kau lempar tadi? Jawab!" bentak Rasi.
"Dasar Putri Arogan!" bentaknya pada Rasi.
"Kau! Beraninya Kau!" geram Rasi. Dia turun dari tandu dan memukul wajah gadis itu.
"Ada apa itu?" tanya yang lain. Mereka semua tertunduk. Tidak ada yang berani menatap hal itu.
"Kenapa Kalian berkumpul? Cepat pergi!" bentak Rasi pada Mereka.
Kerumunan itu langsung bubar, ada beberapa Laki-laki yang menatap dari kejauhan. Rasi sama sekali tidak menyadari ada yang memperhatikannya, Dia memberikan Gadis Desa itu pelajaran seperti yang diajarkan Ratu Kosala.
"Pelayan," ucap Rasi.
"Iya Tuan Putri," ucap Pelayan itu.
"Apa yang harus dilakukan terhadap Gadis yang berani menyakitiku?" tanya Rasi. Dia masih menatap tajam Gadis itu.
"Dia harus dipermalukan," jawab Pelayan dengan nada sinis.
"Kalau begitu permalukan Dia!" pinta Rasi.
Para Pelayan itu mengambil kendi yang sudah diisi lumpur lalu, beberapa di antaranya memegang tangan Gadis tersebut. Rasi duduk kembali di dekat tempat tersebut sembari melihat Pelayan yang hendak menyiram gadis itu, tapi seseorang mencegahnya.
Laki-laki itu merebut Kendi dari Pelayan dan membuangnya lalu, melindungi Gadis Desa tersebut. Beberapa saat Rasi dan Laki-laki itu saling menatap, seakan dunia berhenti berputar.
To be continue
Love Dhira Seviana
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau tidak apa-apa?" tanya Laki-laki itu pada Gadis Desa."Ti-tidak," ucapnya gugup.Rasi berdiri, Dia mendekat ke arah Laki-laki itu dengan tatapan penuh intimidasi. Sebaliknya Laki-laki itu justru sama sekali tidak gentar, biasanya orang-orang akan ketakutan dengan tatapan devil milik Rasi. Yang Mereka kenal dengan tatapan neraka, karena di dalamnya ada kemarahan yang tidak dapat dibendung.Mereka selalu mengatakan, 'jangan sampai Tuan Putri Rasi marah' Itulah sebabnya Rasi begitu ditakuti. Mereka selalu tunduk, karena takut pada Rasi."Berani sekali Kau menggangguku," ucap Rasi penuh penekanan."Kapan Aku mengganggumu?" Pemuda itu malah bertanya balik pada Rasi."Dengan menyelamatkan Dia, Kau sudah mengganggu kesenanganku." Rasi menunjuk Gadis Desa itu dengan tatapan yang penuh amarah."Maaf Tuan Putri, kesenangan apa yang Kau maksud?" tanyanya kembali."Wah, bagus.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau sangat kejam!" teriak Gadis itu, terlebih Dia menangis."Kau yang membuat Aku kejam!" bentak Rasi."Aku tidak tahu siapa Dirimu, tapi ucapan mu memang sangat melukai Rasi. Kenapa Kau menyebutnya sombong? Kau bahkan, tidak tahu apa-apa tentangnya," ucap Laksmi, Dia dari tadi geram melihat Gadis itu terus menghina Rasi."Bagiku Dia itu sombong! Dia hidup dengan kemewahan, seenaknya makan gratis di tempat Ibuku bekerja. Kenapa Dia tidak membayar?" tanya Gadis itu."Ibumu? Tunggu, jadi Ibu itu-" ucapan Rasi dipotong."Jangan panggil Dia Ibu. Wanita itu Ibuku, bukan Ibumu! Kau hanya memanfaatkan kedudukanmu saja, kan? Kau hanya ingin disayangi dan diberikan belas kasih," ucap Gadis itu."Naira cukup!" ucap seorang Wanita paruh baya, Dia menangis di tempat itu."Agra, Kau bawa uang?" tanya Rasi."Iya." Agra memberikan Rasi uang."Ibu, terima kasih atas makanan le
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra dan Laksmi diam dari tadi, Mereka tidak mengatakan apapun selama perjalanan, begitu pun dengan Rasi. Perjalanan di hiasi dengan kesunyian, tidak ada lagi canda tawa."Rasi, sudah sampai. Aku akan pulang," ucap Laksmi. Rasi hanya mengangguk, Dia tidak berniat untuk kembali ke kamarnya."Apa yang harus Aku lakukan? Kenapa Aku berjanji padanya? Apa Aku bisa menepati janjiku?" tanda tanya menghantui pikiran Rasi."Aku akan tidur di istana utamaku," ucap Agra."Iya," balas Rasi.Ratu Kosala pergi ke kamar Rasi, Dia melihat Rasi tidur. Ratu hanya tersenyum melihat Rasi yang tidur dengan kebiasaan lama, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.Ratu Kosala keluar dari sana dan pergi ke dapur istana, saat Ratu sudah pergi Rasi masuk ke kamarnya. Dia berbaring di tempat tidur, Dia berusaha memejamkan matanya. Tapi, pikirannya selalu pergi ke tempat tadi."Aku merasa tidak berguna, kenapa Aku harus
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi, ini sudah hampir malam. Sebaiknya Aku pulang saja," ucap Laksmi."Laksmi, sebaiknya Kau di sini saja. Jangan pulang!" larang Rasi."Baiklah, kalau begitu Aku akan minta ijin dulu pada Ayah." Rasi mengantar Laksmi menemui Penasihat Seta.Mereka berdua memasuki ruangan Raja tetapi, tidak ada siapapun selain Pelayan dan Prajurit. Salah seorang Pelayan memberitahu kalau, Raja dan penasihat Seta sedang ada di taman belakang istana sedang bermain catur.Rasi dan Laksmi pergi ke taman belakang istana untuk mencari Ayahnya Laksmi, ternyata hal itu benar. Mereka melihat Ayah Mereka sedang bermain catur dan sesekali bercanda.Sebelum Rasi dan Laksmi datang."Sepertinya Pangeran Afni menyukai Tuan Putri," ucap Penasihat Seta."Entahlah bagaimana dengan Rasi," ucap Raja Rana."Tuan Putri sudah berumur 19 tahun bahkan, Dia tidak tahu tentang jodohnya," ucap Penas
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia sama sekali tidak menyerangku Laksmi," sangkal Rasi."Tapi, semua orang saat itu mengatakannya seperti itu." Laksmi meminum air yang masih tersisa saat Dia makan tadi."Begitukah?" tanya Rasi."Iya," jawab Laksmi."Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya terjadi? Laksmi Aku sudah putuskan akan mencari tahu tentang hal ini," ucap Rasi."Aku dan Agra akan menolongmu," ucap Laksmi.Pintu kamar Rasi diketuk oleh pelayan, Dia membawakan minuman. Susu untuk Rasi dan Laksmi, tengah malam seperti itu membawakan Mereka minuman?"Tuan Putri ini susu untukmu, Ratu meminta supaya Kau benar-benar meminumnya." Pelayan itu hendak pergi."Iya, Aku akan meminumnya." Rasi menutup pintu."Rasi, apa Kau sungguh minum susu?" tanya Laksmi."Tentu saja, setiap malam Ibu akan membuatkan susu untukku." Rasi mengambil susu itu untuk diminum."Tunggu dulu, apa Kau merasa seperti anak kecil?" tanya Laksmi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain."Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi."Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit menc
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," bisik Rasi."Iya, Tuan Putri?" tanyanya."Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya."Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta."Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik."Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba."Apa?!" tanya Rasi tidak percaya."Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi."Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang.Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.Rasi tidak bisa m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku sangat mengagumimu bahkan, semua Putri Kerajaan sepertinya selalu membicarakanmu. Semua orang ingin menjadi Dirimu dan semua orang ingin dekat denganmu," ucap Fatma dengan jujur.Rasi tercengang mendengar ucapan Fatma, setahunya banyak yang membencinya. Bahkan, ketika Dia berkeliling untuk melihat dunia luar di Kerajaannya sendiri Dirinya dikatakan arogan, sombong, tidak punya hati. Termasuk Naira, di mata Gadis itu Rasi melihat kebencian mendalam.Di Kepalanya, semua memori buruk itu terus berputar. Fatma yang bahkan seperti bicara omong kosong bagi Rasi karena, yang Dia dengar justru sebaliknya. Apakah hanya orang Kerajaannya yang membencinya?"Kak Rasi, itu Kakakku. Dia sangat tampan, kan?" tanya Fatma pada Rasi yang masih termenung."Kak Rasi," ucap Fatma mengangetkan Rasi dari lamunannya."Oh, iya. Apa tadi?" tanya Rasi, Dia sudah kembali dari lamunannya."Itu namanya Pang