Share

Teriakan Di Tengah Malam

Penulis: Rwi Alviani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 11:34:07

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

"Dia sama sekali tidak menyerangku Laksmi," sangkal Rasi.

"Tapi, semua orang saat itu mengatakannya seperti itu." Laksmi meminum air yang masih tersisa saat Dia makan tadi.

"Begitukah?" tanya Rasi.

"Iya," jawab Laksmi.

"Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya terjadi? Laksmi Aku sudah putuskan akan mencari tahu tentang hal ini," ucap Rasi.

"Aku dan Agra akan menolongmu," ucap Laksmi.

Pintu kamar Rasi diketuk oleh pelayan, Dia membawakan minuman. Susu untuk Rasi dan Laksmi, tengah malam seperti itu membawakan Mereka minuman?

"Tuan Putri ini susu untukmu, Ratu meminta supaya Kau benar-benar meminumnya." Pelayan itu hendak pergi.

"Iya, Aku akan meminumnya." Rasi menutup pintu.

"Rasi, apa Kau sungguh minum susu?" tanya Laksmi.

"Tentu saja, setiap malam Ibu akan membuatkan susu untukku." Rasi mengambil susu itu untuk diminum.

"Tunggu dulu, apa Kau merasa seperti anak kecil?" tanya Laksmi, Dia bermaksud mencegah Rasi untuk meminum susu.

"Anak kecil?" tanya Rasi.

"Iya, hanya anak kecil yang minum susu." Laksmi membuangnya ke tanaman mawar yang sudah kering itu.

"Laksmi, kenapa Kau membuangnya?" tanya Rasi terkejut.

"Aku tidak suka minum susu, Aku bukan bayi. Teman-temanku akan mengejekku nanti," ucap Laksmi mencari alasan.

"Benar juga, harusnya Aku tidak minum susu seperti yang Agra katakan," batin Rasi. Dia juga membuang susu tersebut.

Mereka sepakat akan merahasiakan hal itu dari semua orang setidaknya, malam itu Laksmi berhasil mencegah Rasi untuk minum susu. 

Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur karena, hari sudah semakin larut. Rasi tidur begitu nyenyak, tapi Laksmi tidak bisa tidur. Dia merubah posisinya beberapa kali, tetap saja Dia belum bisa tidur. 

Sampai menjelang pagi Laksmi belum juga bisa tidur padahal, sudah mengantuk. Namun, matanya belum bisa dipejamkan. 

"Aaaa! huu...lepaskan!" teriakan Seseorang membuat bulu kuduk Laksmi berdiri.

"Apa Aku tidak salah dengar?" tanya Laksmi dalam hatinya.

"Rasi," bisik Laksmi.

Tidur Rasi begitu nyenyak sehingga, tidak bisa dibangunkan. Tubuh Laksmi bergetar hebat, karena tangisan itu begitu menyedihkan. Laksmi merasa takut, sekaligus penasaran.

Glek... Laksmi menelan salivanya, dengan hati-hati Laksmi turun dari ranjang. Rasa penasaran membuat kakinya melangkah ke arah sumber suara, para Prajurit telah tertidur. 

"Kenapa sumber suaranya dari singgasana Raja Rana?" tanda tanya memenuhi pikiran Laksmi.

Laksmi menutup mulutnya lalu, bersembunyi di balik pot besar yang ada di samping singgasana. Seseorang datang ke sana, Laksmi melihat pelayan Ratu Kosala yang bernama Grita. 

"Diam!" bentaknya. Dia memukul lantai di samping singgasana Raja dengan besi.

"Apa yang sebenarnya ada di sana?" tanya Laksmi dalam hatinya.

"Grita... lepaskan Aku! Ijinkan Aku bertemu Putriku!" teriakan dari bawah yang Laksmi dengar sangat jelas.

Tubuh Laksmi berkeringat dingin, apa yang baru saja Dia lihat dan dengar bukan sebuah mimpi. Kerongkongan Laksmi tercekat, rahasia besar itu bisa saja menjadi bumerang jika Grita mengetahui keberadaannya.

"Jangan berisik! Kalau Kau terus berteriak semua orang akan mengetahui keberadaanmu. Kalau itu sampai terjadi, nyawa Putrimu dalam bahaya. Kau mau itu terjadi?!" geram Grita.

Laksmi hampir pingsan di tempat itu, Dia sangat ketakutan apalagi melihat Grita yang begitu marah. Grita yang Dia temui sebelumnya adalah seseorang yang sangat baik, Dia melayani Ratu Kosala dan sangat menyayangi Rasi. Grita selalu melindungi Rasi jika, Rasi membuat kesalahan.

Grita rela dihukum bila Rasi yang salah, Dia berkorban di depan Rasi. Grita yang merupakan seseorang yang sangat Rasi percaya setelah kedua orang tuanya, Laksmi dan Agra. Bagaimana jika Rasi yang melihat Grita saat ini? Masihkah Rasi akan mempercayainya?

Ruangan itu kini hening karena, suara tangis dan teriakan itu sudah tidak terdengar lagi. Grita pergi dari sana tapi, sebelum Laksmi keluar Grita kembali dengan membawa makanan, buah-buahan dan pakaian Wanita. Beberapa Pelayan juga menolongnya.

Laksmi masih terjebak di sana, sementara hari sebentar lagi pagi. Laksmi sudah pasrah dengan keadaan tapi, yang Laksmi lihat hari ini adalah sesuatu yang tidak akan bisa Dia lihat kembali. Singgasana Raja bisa diputar, dari yang Laksmi lihat. Ada sebuah tempat rahasia karena, Raja tidak pernah mengatakan tentang hal itu. Apa Raja dan Ratu tahu?

"Cepat, Kau harus makan!" perintah Grita yang terdengar, meski samar-samar.

Laksmi secara diam-diam melangkah tanpa sengaja, Laksmi menjatuhkan sesuatu yang ada di samping pintu. Salah satu Pelayan memeriksa ke luar tapi, tidak menemukan apapun. Laksmi sudah sampai di kamar Rasi dengan bercucuran keringat.

Tangan dan kakinya bergetar, terlebih jantungnya yang naik turun tidak menentu. Bahkan, untuk membangunkan Rasi saja Dia tidak mampu. Laksmi menangis tapi, tidak keluar suara sedikitpun. 

Rasi yang masih tidur mendengar sesuatu yang ribut di luar kemudian, Rasi bangun dan menemukan Laksmi tersengal-sengal. Rasi panik dan membawa air untuk Laksmi minum.

"Laksmi apa yang terjadi?" tanya Rasi, Dia memijat tangan Laksmi yang sedingin es.

"Ra..Rasi hik...hik." Laksmi hanya menangis, Dia tidak sanggup untuk bicara.

Sementara, ada seorang Pelayan yang mengetuk pintu. Saat Rasi berdiri, Laksmi menahannya dan menggeleng. Laksmi terlihat ketakutan, dari sanalah Rasi merasa kalau ada yang tau beres telah terjadi.

"Kau tenang saja, Kau hadap ke sana." Rasi menyelimuti Laksmi yang posisinya membelakangi pintu kamar. Lalu, Rasi membuka pintu dan mendapati seorang Pelayan.

"Tuan Putri, ini kue untukmu." Pelayan membawakan kue untuk Rasi.

"Apa ini?" tanya Rasi.

"Ini kue Tuan Putri," jawabnya.

"Aku tahu ini kue, tapi kenapa Kau membawa kue menjelang pagi seperti ini? Kau sangat tidak sopan, sejak kapan Kau seperti ini?!" tanya Rasi yang kelihatannya sangat marah.

"Maaf Tuan Putri," ucapnya ketakutan.

"Dengar, Kau katakan pada seluruh Pelayan. Tidak perlu membawa makanan menjelang pagi seperti ini dan membawa susu saat malam hari, Aku tidak suka. Kalau ini perintah Ibu, Kau saja yang makan kuenya dan minum susunya! Sudah pergi saja." Rasi menutup pintu dengan keras, apalagi Dia sangat cemas terhadap keadaan Laksmi.

Dari kejauhan Grita melihat Rasi memarahi Pelayan tadi karena, Grita curiga kalau Laksmi yang tadi dilihatnya. Tapi, nyatanya Dia melihat Laksmi sedang tidur. Jika itu Rasi mungkin, Dia pasti akan menghampirinya secara langsung. Grita sangat mengenal sifat Rasi.

"Siapa yang diam-diam sudah melihat ke singgasana Raja? Apa Dia adalah salah satu Pelayan lain?" tanyanya dalam hatinya.

Grita segera pergi dari tempat itu, Dia bergegas mengumpulkan seluruh Pelayan istana. Sedangkan, Rasi berusaha menyadarkan Laksmi yang hampir saja pingsan.Rasi menggosok tangan beserta kaki Laksmi, Dia sangat panik.

"Laksmi, tolong sadar! Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Rasi. Dia menepuk wajah Laksmi yang sudah pucat pasi.

To be continue

Bab terkait

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Laksmi Sakit

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain."Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi."Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit menc

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Tamu Kerajaan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," bisik Rasi."Iya, Tuan Putri?" tanyanya."Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya."Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta."Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik."Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba."Apa?!" tanya Rasi tidak percaya."Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi."Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang.Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.Rasi tidak bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Calon Istriku

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku sangat mengagumimu bahkan, semua Putri Kerajaan sepertinya selalu membicarakanmu. Semua orang ingin menjadi Dirimu dan semua orang ingin dekat denganmu," ucap Fatma dengan jujur.Rasi tercengang mendengar ucapan Fatma, setahunya banyak yang membencinya. Bahkan, ketika Dia berkeliling untuk melihat dunia luar di Kerajaannya sendiri Dirinya dikatakan arogan, sombong, tidak punya hati. Termasuk Naira, di mata Gadis itu Rasi melihat kebencian mendalam.Di Kepalanya, semua memori buruk itu terus berputar. Fatma yang bahkan seperti bicara omong kosong bagi Rasi karena, yang Dia dengar justru sebaliknya. Apakah hanya orang Kerajaannya yang membencinya?"Kak Rasi, itu Kakakku. Dia sangat tampan, kan?" tanya Fatma pada Rasi yang masih termenung."Kak Rasi," ucap Fatma mengangetkan Rasi dari lamunannya."Oh, iya. Apa tadi?" tanya Rasi, Dia sudah kembali dari lamunannya."Itu namanya Pang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kikuk Di Hadapan Ratu Kosala

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Mereka lebih suka mengikuti Rasi," jawab Agra enteng."Rasi sangat cantik," puji Jiwon. Dia setuju dengan Agra, kalau para Putri itu lebih suka ikut dengan Rasi."Ayo Kita juga ke dalam," ucap Agra.Mereka seolah terbagi menjadi dua blok, satunya bersama Agra dan Pangeran Afni. Di sisi lain ada Rasi dan Fatma, saat Rasi melewati istana semua tertunduk. Utamanya pelayan dan prajurit, jelas bagi putri lainnya itu adalah sebuah kehormatan yang luar biasa."Kalian nikmati saja semua hidangan dan pemandangan di sini, sementara Aku akan pergi sebentar," ucap Rasi pada yang lainnya."Iya, tapi cepatlah kembali. Nanti, Kita akan bersenang-senang. Dengan begini Kita bisa berteman," ucapnya."Iya, akan ku usahakan untuk segera datang kembang." Rasi meninggalkan ruangan yang dikhususkan untuk para putri kerajaan."Kak, Aku ikut." Fatma mengikuti Rasi dan berusaha mensejajarkan la

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Putri Es

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau tidak apa?" tanya Agra."Tidak," jawab Laksmi. Mereka terlihat tegang ketika, Laksmi hampir jatuh. Karena, posisi Mereka yang jauh dari Laksmi secara hanya Agra yang dekat tapi, membelakangi."Agra sangat hebat, kupikir Dia akan jatuh. Untung saja," ucap Pangeran Afni."Iya, Aku sampai tidak bisa bergerak. Namamu Laksmi, kan?" tanya Pangeran Jiwon."Iya," jawab Laksmi."Tolong maafkan Kami tidak bisa bergerak cepat tadi, kakiku tidak bisa bergerak melihatmu hampir jatuh," ucap Pangeran Jiwon."Sini, biar Kami yang membantu." Para Putri membantu Laksmi untuk duduk, Mereka mengajak Laksmi berkenalan dan mengobrol."Putri Fatma, Kau sudah minum air?" tanya Laksmi karena, Fatma masih mematung di tempat."Ah, iya. Ini...Aku mau ambil," ucapnya gugup."Tunggu Tuan Putri Fatma!" suara Rasi melengking.Fatma menghentikan langkahnya, bulu kuduknya merin

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Putri Es vs Beruang Kutub

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau menyebutku Putri Es?" tanya Rasi pada Laki-laki menyebalkan itu."Iya, memangnya kenapa?" tanyanya menantang."Kau Beruang kutub!" tegas Rasi."Hahahaha Beruang kutub." teman Laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal."Diam!" geramnya."Kau tidak asing, tunggu dulu....Ya Aku ingat! Kau pasti temannya Naira," ucap Rasi."Naira?" tanyanya terlihat sedikit bingung."Tidak perlu pura-pura tidak kenal, Kau menolongnya waktu itu. Asal Kau tahu, Dia yang salah." Rasi mengambil sendiri buah anggur di keranjang Laki-laki itu.Laki-laki itu memegang tangan Rasi, hingga keduanya saling bertatapan. Tanpa ada reaksi dari keduanya, bahkan dunia seolah berhenti."Lepaskan tanganmu," ucap Rasi, sedikit menekan kata-katanya.Dari kejauhan Pangeran Afni dan Pangeran Jiwon memperhatikan interaksi di antara Rasi dan Laki-laki tersebut."Ekhem, Tuan Putri ing

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Bagai Di Neraka

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGadis kecil itu bernama Divi, Dia mengikuti Rasi memasuki istana. Rasi memperlakukan Divi seperti seorang Adik karena, Anak itu hanya berumur 7 tahun. Divi Gadis yang ceria, Dia membuat Rasi selalu tersenyum dengan ucapannya yang apa adanya."Grita, tolong suruh semua Pelayan untuk berkumpul. Jangan ada yang terlambat," ucap Rasi pada Grita, pimpinan para Pelayan."Iya, sesuai perintahmu." Grita pergi dengan cepat kemudian, mengumpulkan semua Pelayan.Rasi memasuki ruangannya yang memang dikhususkan hanya untuknya, kini Laksmi dan Divi juga dapat ikut masuk. Grita sudah mendengar berita tersebut, jadi Dia hanya melakukan seperti apa yang Rasi perintahkan."Mulai saat ini sampai besok Divi akan menjadi seperti ku. Kalian harus memperlakukannya seperti memperlakukan Aku," ucap Rasi mengumumkan."Tapi, Tuan Putri. Apakah Tuan Putri sudah mendapatkan ijin dari Raja dan Ratu?" tanya Grita memberanikan diri.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Adil Dalam Perang Dan Cinta

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGrita memanggil anak buahnya untuk memindahkan Wanita itu ke istana, di mana ruangan itu begitu gelap. Karena, tidak ada seorangpun yang memasuki tempat itu. Mereka membawanya melewati lorong kemudian, sebuah dinding di bawah tanah di buka."Lepaskan Aku, jika tidak Kalian juga akan mendapatkan ganjaran atas ini semua! Ini bukan sekedar peringatan," ucap Wanita tersebut."Sudah diam! Memangnya siapa yang akan membebaskanmu? Hahaha." Mereka tertawa mengejek."Sekarang masih belum terlambat jadi, kembalilah ke jalan yang benar! Saat hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang akan mampu menyelamatkan Kalian." Anak buah Grita sama sekali tidak mendengarkannya.Mereka mengikatnya di tempat itu, tanpa cahaya sedikitpun. Benar-benar gelap, meski Dia berteriak tak ada yang mampu mendengarkannya. Rantai besi itu terlalu kuat untuk mengikatnya, kegelapan itu terlalu pekat untuk melihatnya.Tidak ada bintang, tidak ada bul

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29

Bab terbaru

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Wajah Iblis

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Di Balik Duka

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Jatuh Ke Jurang

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p

DMCA.com Protection Status