Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Rasi, ini sudah hampir malam. Sebaiknya Aku pulang saja," ucap Laksmi.
"Laksmi, sebaiknya Kau di sini saja. Jangan pulang!" larang Rasi.
"Baiklah, kalau begitu Aku akan minta ijin dulu pada Ayah." Rasi mengantar Laksmi menemui Penasihat Seta.
Mereka berdua memasuki ruangan Raja tetapi, tidak ada siapapun selain Pelayan dan Prajurit. Salah seorang Pelayan memberitahu kalau, Raja dan penasihat Seta sedang ada di taman belakang istana sedang bermain catur.
Rasi dan Laksmi pergi ke taman belakang istana untuk mencari Ayahnya Laksmi, ternyata hal itu benar. Mereka melihat Ayah Mereka sedang bermain catur dan sesekali bercanda.
Sebelum Rasi dan Laksmi datang.
"Sepertinya Pangeran Afni menyukai Tuan Putri," ucap Penasihat Seta.
"Entahlah bagaimana dengan Rasi," ucap Raja Rana.
"Tuan Putri sudah berumur 19 tahun bahkan, Dia tidak tahu tentang jodohnya," ucap Penasihat Seta.
"Iya, Aku rasa juga seperti itu. Sebenarnya sangat disayangkan, kenapa kejadian buruk itu terjadi. Tapi, untung saja Rasi belum dinikahkan dengan Putra dari Raja Akas." Raja memajukan menterinya.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada malam itu, sepertinya ada yang merencanakan pem**han itu. Yang Mulia, apakah pelakunya musuh Kerajaan Rana?" tanya Penasihat Seta.
"Iya, kemungkinan musuh Kita adalah pelakunya. Aku berniat menjodohkan Rasi dengannya, tapi seluruh keluarga itu justru meninggal begitu saja. Kau tidak boleh beritahu ini pada siapapun, terutama Rasi, Agra dan Laksmi." Raja meminta Penasihat Seta untuk merahasiakan hal itu.
"Lalu, bagaimana dengan Pangeran Afni putra dari Raja Lotusha?" tanya Penasihat Seta.
"Ya, Aku berencana menjodohkan Rasi dengannya. Semoga Rasi setuju," ucap Raja Rana.
"Iya. Setelah Tuan Putri selanjutnya Laksmi akan dijodohkan juga," ucap Penasihat Seta.
Raja melihat Rasi dan Laksmi, Mereka merubah topik pembicaraan. Mereka seolah sibuk dengan permainan catur sehingga, tidak menyadari kedatangan Rasi dan Laksmi dengan sengaja.
Rasi dan Laksmi duduk mengamati permainan catur tersebut, dari kelihatannya Penasihat Seta yang akan menang. Tapi, di detik-detik akhir justru Raja Rana yang menang. Posisi Raja di kurung oleh kuda dan benteng, Rasi takjub melihat hal itu. Padahal benteng, menteri dan pion Penasihat Seta masih banyak.
"Wow Ayahku hebat," puji Rasi.
"Kalian di sini?" tanya Raja Rana.
"Dari tadi Kami di sini, tapi Ayah dan Paman terlalu asik dan tidak menyadari kedatangan Kami," jawab Rasi.
"Raja Rana memang luar biasa, bukan hanya permainan catur. Raja Rana juga sangat disegani, karena Dia begitu hebat dalam pertempuran. Tuan Putri, Aku sangat beruntung menjadi Penasihat Raja," puji Penasihat Seta.
"Tidak paman, Aku yang lebih beruntung. Dia Ayahku, Aku juga akan selalu menjadi pemenang. Benarkan, Laksmi?" tanya Rasi meminta persetujuan Laksmi.
"Iya, itu benar. Tuan Putri sudah memenangkan banyak tantangan dari Grita," jawab Laksmi memuji Rasi.
"Kalian berdua sangat hebat, tidak ada yang seakrab Kalian. Seperti langit dan awan," puji Raja Rana.
"Ayah, apa boleh Aku di sini?" tanya Laksmi pada Ayahnya.
"Ijinkan ya Paman, Aku ingin memiliki teman untuk diajak bicara." Rasi juga ikut membujuk Penasihat Seta.
"Tentu saja, Aku tidak berani menolak permintaan Tuan Putri Rasi." Penasihat Seta mencakupkan tangannya pada Rasi.
"Hahaha." Mereka bertiga tertawa melihat tingkah Penasihat Seta.
Rasi dan Laksmi kembali ke kamarnya, Mereka merebahkan diri di ranjang yang empuk. Rasi mengingat sesuatu, kemudian Dia duduk sembari berpikir.
"Apa yang Kau pikirkan?" tanya Laksmi, penasaran.
"Aku teringat akan Naira, kira-kira bagaimana keadaannya?" tanya Rasi.
"Entah," jawab Laksmi.
"Laksmi, ayo Kita bertemu dengan Agra." Rasi menutup pintu kamarnya dan memasang tali menuju tangga, karena tempatnya yang sedikit tinggi.
"Jangan Rasi, besok saja Kita menemuinya." Laksmi tidak mengijinkan Rasi pergi.
"Laksmi, apa Aku begitu jahat? Apa Aku sungguh tidak memiliki hati?" tanya Rasi tiba-tiba.
"Tidak Rasi! Jangan bicara seperti itu," kata Laksmi.
"Kenapa Mereka membenciku?" tanya Rasi. Dia terlihat bimbang.
"Rasi, Mereka hanya tidak mengenalmu dengan baik. Jangan dengarkan Mereka," ucap Laksmi menenangkan Rasi.
"Benar, Mereka hanya tidak mengenalku dengan baik." Rasi menghapus air matanya.
"Sepertinya memang ada yang salah dengan Rasi, apa mungkin ini ada hubungannya dengan susu yang Rasi minum. Pertama Rasi menjadi lebih pemarah, lalu bunga itu mati. Katanya Agra menyuruh Rasi untuk membuang susu itu, tidak mungkin Rasi membuangnya sembarangan. Aku harus cari tahu," batin Laksmi.
"Rasi, omong-omong kenapa bunga mawar mu menjadi kering ya? Apa Kau tidak pernah menyiramnya?" tanya Laksmi menyelidiki.
"Aku menyiramnya setiap pagi, tunggu dulu. Aku ingat, Aku membuang susu yang dibuatkan oleh Ibu di tanaman itu." Rasi menghampiri tanaman bunganya.
"Apa tanaman mawar ini tidak cocok dengan susu ya?" tanya Rasi.
"Mungkin saja," jawab Laksmi dengan cepat.
"Masa iya?" tanyanya.
"Sudah Rasi, jangan dipikirkan lagi." Laksmi mengambil tempat duduk.
Deg...deg...deg...deg
Laksmi terlihat pucat setelah, mendengar pengakuan Rasi. Kecurigaan Agra semakin menemukan titik terang. Apakah mungkin ada seseorang yang berniat mencelakai Rasi?
Laksmi ikut melihat tanaman bunga mawar itu, tetapi Laksmi juga melihat tanaman yang masih hidup padahal ada dalam satu pot dengan bunga tersebut.
"Rasi, ini tanaman apa?" tanya Laksmi, menunjuk tanaman yang tidak Dia ketahui.
"Ini tanaman obat, namanya tanaman Potian. Kata Wanita itu, tanaman ini akan menjagaku. Jangan katakan ini pada siapapun, sebenarnya Aku mendapatkan ini dari salah satu tahanan." Rasi tersenyum menyentuh tanaman itu.
"Tahanan?!" tanya Laksmi kaget.
"Jangan keras-keras, nanti didengar yang lain!" bisik Rasi, menutup mulut Laksmi.
"Apa Kau tidak takut?" tanya Laksmi.
"Tidak, Dia orang yang baik. Wanita itu ditempatkan di tahanan khusus, Aku tidak tahu kenapa Dia ditahan. Sepertinya Dia membuat kesalahan yang begitu besar," ucap Rasi.
"Bagaimana Kau bisa bertemu dengannya? Bukankah Kau sama sekali tidak diijinkan masuk ke tempat para tahanan?" tanya Laksmi.
"Iya, Ibu melarangku. Tapi, Wanita itu mendatangiku malam hari, sebelum Dia ditahan kembali. Dia memberikan tanaman itu dan mengatakannya, Aku sebenarnya tidak percaya. Tapi, Dia tidak menyakiti ku. Bukankah itu aneh? Bisa saja Dia mencekikku saat itu," tutur Rasi, Dia mengenang kejadian itu saat Dirinya bertemu dengan wanita yang tidak dikenalnya.
"Kau tidak ingin mencari tahu tentang siapa Wanita itu?" tanya Laksmi.
"Mana berani Aku mencarinya, Ayah dan Ibu pasti akan menghukumku. Saat Aku melihatnya, Dia menangis. Mungkin Dia mengira Aku adalah anaknya, karena Dia memelukku. Dia memanggilku Freya," ucap Rasi.
"Freya? Sepertinya Aku pernah mendengar nama itu," batin Laksmi.
"Kau ingat wajah dari Wanita itu?" tanya Laksmi, sepertinya Dia begitu penasaran setelah mendengar cerita dari Rasi.
"Tidak, saat itu semua lilin dimatikan. Saat Aku terbangun, semuanya gelap. Aku tahu Dia tahanan karena, Prajurit mencarinya ke sini. Saat itu Aku sangat takut tapi, Wanita itu justru memelukku. Dia menenangkanku, kudengar Dia ditahan dari para Prajurit." Rasi merebahkan dirinya.
"Apa Wanita itu yang dibilang menyerangmu?" tanya Laksmi.
To be continue
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia sama sekali tidak menyerangku Laksmi," sangkal Rasi."Tapi, semua orang saat itu mengatakannya seperti itu." Laksmi meminum air yang masih tersisa saat Dia makan tadi."Begitukah?" tanya Rasi."Iya," jawab Laksmi."Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya terjadi? Laksmi Aku sudah putuskan akan mencari tahu tentang hal ini," ucap Rasi."Aku dan Agra akan menolongmu," ucap Laksmi.Pintu kamar Rasi diketuk oleh pelayan, Dia membawakan minuman. Susu untuk Rasi dan Laksmi, tengah malam seperti itu membawakan Mereka minuman?"Tuan Putri ini susu untukmu, Ratu meminta supaya Kau benar-benar meminumnya." Pelayan itu hendak pergi."Iya, Aku akan meminumnya." Rasi menutup pintu."Rasi, apa Kau sungguh minum susu?" tanya Laksmi."Tentu saja, setiap malam Ibu akan membuatkan susu untukku." Rasi mengambil susu itu untuk diminum."Tunggu dulu, apa Kau merasa seperti anak kecil?" tanya Laksmi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain."Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi."Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit menc
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," bisik Rasi."Iya, Tuan Putri?" tanyanya."Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya."Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta."Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik."Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba."Apa?!" tanya Rasi tidak percaya."Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi."Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang.Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.Rasi tidak bisa m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku sangat mengagumimu bahkan, semua Putri Kerajaan sepertinya selalu membicarakanmu. Semua orang ingin menjadi Dirimu dan semua orang ingin dekat denganmu," ucap Fatma dengan jujur.Rasi tercengang mendengar ucapan Fatma, setahunya banyak yang membencinya. Bahkan, ketika Dia berkeliling untuk melihat dunia luar di Kerajaannya sendiri Dirinya dikatakan arogan, sombong, tidak punya hati. Termasuk Naira, di mata Gadis itu Rasi melihat kebencian mendalam.Di Kepalanya, semua memori buruk itu terus berputar. Fatma yang bahkan seperti bicara omong kosong bagi Rasi karena, yang Dia dengar justru sebaliknya. Apakah hanya orang Kerajaannya yang membencinya?"Kak Rasi, itu Kakakku. Dia sangat tampan, kan?" tanya Fatma pada Rasi yang masih termenung."Kak Rasi," ucap Fatma mengangetkan Rasi dari lamunannya."Oh, iya. Apa tadi?" tanya Rasi, Dia sudah kembali dari lamunannya."Itu namanya Pang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Mereka lebih suka mengikuti Rasi," jawab Agra enteng."Rasi sangat cantik," puji Jiwon. Dia setuju dengan Agra, kalau para Putri itu lebih suka ikut dengan Rasi."Ayo Kita juga ke dalam," ucap Agra.Mereka seolah terbagi menjadi dua blok, satunya bersama Agra dan Pangeran Afni. Di sisi lain ada Rasi dan Fatma, saat Rasi melewati istana semua tertunduk. Utamanya pelayan dan prajurit, jelas bagi putri lainnya itu adalah sebuah kehormatan yang luar biasa."Kalian nikmati saja semua hidangan dan pemandangan di sini, sementara Aku akan pergi sebentar," ucap Rasi pada yang lainnya."Iya, tapi cepatlah kembali. Nanti, Kita akan bersenang-senang. Dengan begini Kita bisa berteman," ucapnya."Iya, akan ku usahakan untuk segera datang kembang." Rasi meninggalkan ruangan yang dikhususkan untuk para putri kerajaan."Kak, Aku ikut." Fatma mengikuti Rasi dan berusaha mensejajarkan la
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau tidak apa?" tanya Agra."Tidak," jawab Laksmi. Mereka terlihat tegang ketika, Laksmi hampir jatuh. Karena, posisi Mereka yang jauh dari Laksmi secara hanya Agra yang dekat tapi, membelakangi."Agra sangat hebat, kupikir Dia akan jatuh. Untung saja," ucap Pangeran Afni."Iya, Aku sampai tidak bisa bergerak. Namamu Laksmi, kan?" tanya Pangeran Jiwon."Iya," jawab Laksmi."Tolong maafkan Kami tidak bisa bergerak cepat tadi, kakiku tidak bisa bergerak melihatmu hampir jatuh," ucap Pangeran Jiwon."Sini, biar Kami yang membantu." Para Putri membantu Laksmi untuk duduk, Mereka mengajak Laksmi berkenalan dan mengobrol."Putri Fatma, Kau sudah minum air?" tanya Laksmi karena, Fatma masih mematung di tempat."Ah, iya. Ini...Aku mau ambil," ucapnya gugup."Tunggu Tuan Putri Fatma!" suara Rasi melengking.Fatma menghentikan langkahnya, bulu kuduknya merin
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau menyebutku Putri Es?" tanya Rasi pada Laki-laki menyebalkan itu."Iya, memangnya kenapa?" tanyanya menantang."Kau Beruang kutub!" tegas Rasi."Hahahaha Beruang kutub." teman Laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal."Diam!" geramnya."Kau tidak asing, tunggu dulu....Ya Aku ingat! Kau pasti temannya Naira," ucap Rasi."Naira?" tanyanya terlihat sedikit bingung."Tidak perlu pura-pura tidak kenal, Kau menolongnya waktu itu. Asal Kau tahu, Dia yang salah." Rasi mengambil sendiri buah anggur di keranjang Laki-laki itu.Laki-laki itu memegang tangan Rasi, hingga keduanya saling bertatapan. Tanpa ada reaksi dari keduanya, bahkan dunia seolah berhenti."Lepaskan tanganmu," ucap Rasi, sedikit menekan kata-katanya.Dari kejauhan Pangeran Afni dan Pangeran Jiwon memperhatikan interaksi di antara Rasi dan Laki-laki tersebut."Ekhem, Tuan Putri ing
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGadis kecil itu bernama Divi, Dia mengikuti Rasi memasuki istana. Rasi memperlakukan Divi seperti seorang Adik karena, Anak itu hanya berumur 7 tahun. Divi Gadis yang ceria, Dia membuat Rasi selalu tersenyum dengan ucapannya yang apa adanya."Grita, tolong suruh semua Pelayan untuk berkumpul. Jangan ada yang terlambat," ucap Rasi pada Grita, pimpinan para Pelayan."Iya, sesuai perintahmu." Grita pergi dengan cepat kemudian, mengumpulkan semua Pelayan.Rasi memasuki ruangannya yang memang dikhususkan hanya untuknya, kini Laksmi dan Divi juga dapat ikut masuk. Grita sudah mendengar berita tersebut, jadi Dia hanya melakukan seperti apa yang Rasi perintahkan."Mulai saat ini sampai besok Divi akan menjadi seperti ku. Kalian harus memperlakukannya seperti memperlakukan Aku," ucap Rasi mengumumkan."Tapi, Tuan Putri. Apakah Tuan Putri sudah mendapatkan ijin dari Raja dan Ratu?" tanya Grita memberanikan diri.