Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.
Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi.
"Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi.
"Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana.
"Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan.
"Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Perlakukan Dirimu, seperti Kamu mencintai "seorang yang Kamu Cintai."Selamat MembacaHAVE A NICE DAYNegeri Matsya menjadi buah bibir bagi Raja-raja hebat. Lantaran, Negeri tertentu seperti harta Karun yang memiliki banyak mutiara dan berlian, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk Kerajaan lainnya. Mereka yang awalnya tidak tahu Negeri tersebut lalu, beramai-ramai datang ke sana.Lama-lama keserakahan menguasai hati Mereka sehingga, menyebabkan pertarungan untuk memutuskan siapa yang lebih kuat dan berhak atas Negeri tersebut. Mereka terpecah satu sama lain, hanya untuk menjaga penguasa. Berbagai cara dilakukan hingga, suatu hari peperangan tidak terelakkan.Mereka terpecah menjadi dua kelompok dan sebelum perang terjadi, Seseorang berjubah hitam muncul dari langit. Dia menyegel Pemimpin dua kelompok tersebut, sehingga Anak-anak buahnya takut dan memilihnya menjadi Raja Mereka."Aku ingin membuat suatu Kerajaan yang sangat besar!
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau tidak apa-apa?" tanya Laki-laki itu pada Gadis Desa."Ti-tidak," ucapnya gugup.Rasi berdiri, Dia mendekat ke arah Laki-laki itu dengan tatapan penuh intimidasi. Sebaliknya Laki-laki itu justru sama sekali tidak gentar, biasanya orang-orang akan ketakutan dengan tatapan devil milik Rasi. Yang Mereka kenal dengan tatapan neraka, karena di dalamnya ada kemarahan yang tidak dapat dibendung.Mereka selalu mengatakan, 'jangan sampai Tuan Putri Rasi marah' Itulah sebabnya Rasi begitu ditakuti. Mereka selalu tunduk, karena takut pada Rasi."Berani sekali Kau menggangguku," ucap Rasi penuh penekanan."Kapan Aku mengganggumu?" Pemuda itu malah bertanya balik pada Rasi."Dengan menyelamatkan Dia, Kau sudah mengganggu kesenanganku." Rasi menunjuk Gadis Desa itu dengan tatapan yang penuh amarah."Maaf Tuan Putri, kesenangan apa yang Kau maksud?" tanyanya kembali."Wah, bagus.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau sangat kejam!" teriak Gadis itu, terlebih Dia menangis."Kau yang membuat Aku kejam!" bentak Rasi."Aku tidak tahu siapa Dirimu, tapi ucapan mu memang sangat melukai Rasi. Kenapa Kau menyebutnya sombong? Kau bahkan, tidak tahu apa-apa tentangnya," ucap Laksmi, Dia dari tadi geram melihat Gadis itu terus menghina Rasi."Bagiku Dia itu sombong! Dia hidup dengan kemewahan, seenaknya makan gratis di tempat Ibuku bekerja. Kenapa Dia tidak membayar?" tanya Gadis itu."Ibumu? Tunggu, jadi Ibu itu-" ucapan Rasi dipotong."Jangan panggil Dia Ibu. Wanita itu Ibuku, bukan Ibumu! Kau hanya memanfaatkan kedudukanmu saja, kan? Kau hanya ingin disayangi dan diberikan belas kasih," ucap Gadis itu."Naira cukup!" ucap seorang Wanita paruh baya, Dia menangis di tempat itu."Agra, Kau bawa uang?" tanya Rasi."Iya." Agra memberikan Rasi uang."Ibu, terima kasih atas makanan le
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra dan Laksmi diam dari tadi, Mereka tidak mengatakan apapun selama perjalanan, begitu pun dengan Rasi. Perjalanan di hiasi dengan kesunyian, tidak ada lagi canda tawa."Rasi, sudah sampai. Aku akan pulang," ucap Laksmi. Rasi hanya mengangguk, Dia tidak berniat untuk kembali ke kamarnya."Apa yang harus Aku lakukan? Kenapa Aku berjanji padanya? Apa Aku bisa menepati janjiku?" tanda tanya menghantui pikiran Rasi."Aku akan tidur di istana utamaku," ucap Agra."Iya," balas Rasi.Ratu Kosala pergi ke kamar Rasi, Dia melihat Rasi tidur. Ratu hanya tersenyum melihat Rasi yang tidur dengan kebiasaan lama, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.Ratu Kosala keluar dari sana dan pergi ke dapur istana, saat Ratu sudah pergi Rasi masuk ke kamarnya. Dia berbaring di tempat tidur, Dia berusaha memejamkan matanya. Tapi, pikirannya selalu pergi ke tempat tadi."Aku merasa tidak berguna, kenapa Aku harus
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi, ini sudah hampir malam. Sebaiknya Aku pulang saja," ucap Laksmi."Laksmi, sebaiknya Kau di sini saja. Jangan pulang!" larang Rasi."Baiklah, kalau begitu Aku akan minta ijin dulu pada Ayah." Rasi mengantar Laksmi menemui Penasihat Seta.Mereka berdua memasuki ruangan Raja tetapi, tidak ada siapapun selain Pelayan dan Prajurit. Salah seorang Pelayan memberitahu kalau, Raja dan penasihat Seta sedang ada di taman belakang istana sedang bermain catur.Rasi dan Laksmi pergi ke taman belakang istana untuk mencari Ayahnya Laksmi, ternyata hal itu benar. Mereka melihat Ayah Mereka sedang bermain catur dan sesekali bercanda.Sebelum Rasi dan Laksmi datang."Sepertinya Pangeran Afni menyukai Tuan Putri," ucap Penasihat Seta."Entahlah bagaimana dengan Rasi," ucap Raja Rana."Tuan Putri sudah berumur 19 tahun bahkan, Dia tidak tahu tentang jodohnya," ucap Penas