Share

Kenapa Aku Harus Lari?!

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

Agra dan Laksmi diam dari tadi, Mereka tidak mengatakan apapun selama perjalanan, begitu pun dengan Rasi. Perjalanan di hiasi dengan kesunyian, tidak ada lagi canda tawa.

"Rasi, sudah sampai. Aku akan pulang," ucap Laksmi. Rasi hanya mengangguk, Dia tidak berniat untuk kembali ke kamarnya.

"Apa yang harus Aku lakukan? Kenapa Aku berjanji padanya? Apa Aku bisa menepati janjiku?" tanda tanya menghantui pikiran Rasi.

"Aku akan tidur di istana utamaku," ucap Agra.

"Iya," balas Rasi.

Ratu Kosala pergi ke kamar Rasi, Dia melihat Rasi tidur. Ratu hanya tersenyum melihat Rasi yang tidur dengan kebiasaan lama, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Ratu Kosala keluar dari sana dan pergi ke dapur istana, saat Ratu sudah pergi Rasi masuk ke kamarnya. Dia berbaring di tempat tidur, Dia berusaha memejamkan matanya. Tapi, pikirannya selalu pergi ke tempat tadi. 

"Aku merasa tidak berguna, kenapa Aku harus lari?" tanya Rasi pada dirinya sendiri.

Rasi beberapa kali merubah posisi tidurnya, Dia merasa semua posisi terasa salah dan tidak nyaman. Rasi bangun dari ranjang.

"Rasi, Kau sudah bangun?" tanya Ratu Kosala. Dia datang kembali dengan membawa makanan yang lengkap dengan susu.

"Iya," jawab Rasi singkat.

"Ayo makan," ucap Ratu Kosala.

"Tinggalkan saja, nanti Aku makan." Rasi kembali berbaring di tempat tidur.

"Apa Kau sakit?" tanya Ratu Kosala, Dia menyentuh kening Rasi.

"Tidak, Aku tidak sakit. Ibu Aku hanya ingin sendirian," ucap Rasi.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu?" tanya Ratu Kosala, mencoba mencerna tahu.

"Tidak terjadi apa-apa, Aku baik-baik saja. Aku bukan anak kecil lagi," jawab Rasi. Dia memeluk Ratu Kosala, hal itu membuat Ratu Kosala sedikit tenang.

"Baiklah, tapi Kau adalah Putriku. Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dariku, okay." Ratu Kosala mencubit pipi Rasi gemas.

"Iya Aku sangat menyayangimu Bu," ucap Rasi.

"Ibu juga, sangat menyayangimu. Ingat makan ya," ucap Ratu Kosala.

"Iya," jawab Rasi sumringah.

Ratu Kosala meninggalkan Rasi sendirian seperti yang Rasi inginkan, kini hanya ada makanan yang mulai dingin di atas meja. Rasi berdiri melihat pemandangan istana dari kamarnya, tanpa sengaja, Rasi melihat tanaman yang ada di kamarnya kering.

"Eh, ini tanamanku kenapa kering ya?" tanya Rasi sendiri.

Rasi memang meletakkan dua tanaman di kamarnya, satu adalah tanaman obat dan satu tanaman bunga mawar. Padahal sebentar lagi bunganya akan mekar, tapi justru pupus sudah harapan Rasi.

"Pelayan," panggil Rasi.

"Iya Tuan Putri," jawab Pelayannya.

"Tadi, saat Aku tidur siapa saja yang masuk ke kamarku?" tanya Rasi.

"Hanya Ratu Kosala, Kami tidak berani masuk saat Kau tertidur Tuan Putri." Pelayan menunduk ketakutan.

"Begitukah?" tanya Rasi.

"Iya," jawab Mereka serempak.

"Baiklah, Aku percaya. Kau panggil Laksmi untuk datang ke sini," ucap Rasi.

"Baik Tuan Putri," jawabnya.

"Kalian boleh pergi," kata Rasi pada Pelayannya.

Rasi kembali melihat tanaman mawarnya yang sudah kering kerontang, Dia tidak tahu kenapa hal itu terjadi. Rasi terlihat sedih, karena tanaman itu adalah pemberian dari Agra. 

Pintunya di ketuk, lalu Rasi mempersilahkannya masuk. Laksmi datang dengan membawa nampan yang berisi nasi yang lengkap dengan lauknya, serta buah-buahan segar.

"Rasi," sapa Laksmi ceria.

"Kau bahagia sekali," ucap Rasi yang melihat Laksmi tersenyum begitu manis.

Gadis yang memiliki tubuh anggling itu terlihat bahagia, sambil menari dengan membawa nampan. Dia menghampiri Rasi, kemudian duduk di bawah.

"Tentu saja Aku ceria, Kau tidak lihat apa yang Aku bawa ini?" tanya Laksmi. Dia membiarkan Rasi untuk mencium aromanya, sungguh lezat.

"Aku tahu, Kau tidak lihat? Ibuku juga membuatkan makanan dan susu yang lezat," ucap Rasi. Dia memperlihatkan makanan yang dibawakan oleh Ratu Kosala, sesaat Laksmi terdiam.

"Kau mau mencium aromanya?" tanya Rasi menggoda Laksmi, dengan membiarkan Laksmi menciumnya.

"Omong-omong kenapa Kau memanggilku?" tanya Laksmi, Dia mengalihkan pembicaraan.

"Oh itu, sebentar Aku perlihatkan sesuatu." Rasi membawa Laksmi menuju tempat diletakkannya pot bunga tersebut.

"Sepertinya mati, lihat kering sekali. Padahal sebentar lagi berbunga, apa Agra tahu soal ini?" tanya Laksmi blak-blakkan.

"Sstt!" ucap Rasi, Dia menutup mulut Laksmi yang sedikit ember.

"Sssttt, iya Aku diam." Laksmi ikut menutup mulutnya.

"Aku memanggilmu bukan untuk memberitahu ini pada Agra, tapi Kita harus cari tahu apa penyebab bunga mawar ini kering." Rasi memegang dagunya sembari berpikir.

"Rasi, perutku lapar. Kita makan dulu, Kau makan makanan ku dan Aku makan makananmu, bagaimana?" tanya Laksmi meminta persetujuan.

"Baiklah, tapi jangan beritahu Ibuku soal ini." Mereka menukar makanan.

"Rasi, apa Kau punya air putih?" tanya Laksmi.

"Iya, tentu saja. Kau bisa panggil Pelayan," ucap Rasi.

"Tidak, Aku sekarang tamu. Jadi, sebagai tamu Kau harus melayaniku. Kau yang harus ambilkan air putih untukku," ucap Laksmi yang sama sekali belum menyentuh makanan.

"Apa?!" tanya Rasi terkejut.

"Rasi, Aku adalah Temanmu. Hanya mengambil air putih saja, apa Kau keberatan?" tanya Laksmi sedikit tersenyum.

"Kau ini, sudah ada pelayan tapi memintaku." Rasi mau tidak mau, Dia bangun untuk mengambil air putih di dapur istana.

Saat Rasi keluar, Laksmi menuju tangga di kamar Rasi. Agra sudah menunggunya membawa nampan makanan, persis seperti yang ada di dalam nampan makanan Rasi sebelumya.

"Ini, cepat pergilah. Nanti Kita bicarakan," ucap Laksmi.

Agra pergi membawa nampan makanan yang dibawakan Ratu Kosala, sedangkan Laksmi sudah membawa makanan penukarnya. Dengan cepat Laksmi kembali ke kamar Rasi, sebelum Rasi kembali dari dapur.

Deg...deg...deg...deg

Jantung Laksmi naik turun, untuk pertama kalinya Dia melakukan misi berbahaya.

Flashback

Laksmi pulang sendirian melewati beberapa rumah warga, Dia merasa ada yang membuntutinya. Tanpa menoleh sedikitpun, Laksmi mempercepat langkahnya.

"Laksmi," panggil seseorang.

"Aaa!" teriak Laksmi.

Agra menutup mulut Laksmi, kemudian membawanya pergi dari tempat itu. Laksmi tidak bisa bicara tapi, Dia tidak takut. Agra adalah Seseorang yang Dia kenal jadi, Dia tidak merasa takut dengan apapun juga.

"Kau baik-baik saja?" tanya Agra, kemudian melepaskan tangannya dari mulut Laksmi.

"Tidak, kenapa Kau membawaku ke tempat ini?" tanya Laksmi, tempat itu sangat sepi.

"Hanya ini tempat yang aman untuk bicara," Agra menjawab pertanyaan Laksmi.

"Apa? Tidak, jangan sekarang Aku belum siap untuk memberikan jawaban." Laksmi berbalik hendak pergi.

"Mau kemana?" tanya Agra, menghentikan Laksmi.

"Agra, ini bukan waktu yang tepat." Laksmi menunduk menghindari tatapan Agra.

"Aku harus mengatakan sesuatu yang penting," ucap Agra.

"Aku tahu, tapi ini tidak tepat. Aku belum siap," ucap Laksmi pelan.

"Siap untuk apa?" tanya Agra, Dia sendiri tidak tahu apa yang Laksmi pikirkan.

"Memangnya apa yang mau Kau bicarakan hahaha, ekhem." Laksmi berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Rasi dalam bahaya," ucap Agra.

"Apa?!" tanya Laksmi terkejut.

"Iya," jawab Agra.

"Hahaha, Kau pasti bercanda. Dia dijaga dengan ketat, kenapa Kau bisa bicara seperti itu?" tanya Laksmi.

"Aku serius. Aku melihatnya sendiri, sesuatu ditaruh di makanan Rasi. Aku yakin sekali, kalau ada musuh di dalam selimut. Kau harus menyingkirkan setiap makanan yang akan dimakan Rasi sampai Aku tahu siapa pelakunya, berjanjilah!" ucap Agra.

Flashback Off

Rasi kembali membawa air putih, Dia memberikannya pada Laksmi. Mereka berdua makan dengan lahap, Laksmi adalah Putri dari penasihat Raja Rana. Mereka sudah bersama sejak kecil, karena itulah Mereka terlihat seperti saudara.

Meski, awalnya Rasi tidak pernah mau berteman dengannya. Laksmi tersenyum, ketika makan. 

"Kau tersenyum?" tanya Rasi. Dia terlihat bingung dengan sikap Laksmi.

"Aku hanya mengingat saat Kita masih kecil," jawab Laksmi.

"Hahahaha." Mereka tertawa mengenang masa kecil Mereka.

To be continue

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status