Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Rasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain.
"Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.
Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.
Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi.
"Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.
Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit mencurigakan bukan?
"Kemana para Pelayan?" tanya Rasi seorang diri.
Laksmi sudah tidur lelap, dari wajahnya sepertinya Laksmi begitu kelelahan. Bukankah bagi Rasi itu sangat aneh? Setahunya Laksmi tidur bersamanya tapi, saat Rasi melihatnya Laksmi sudah ketakutan. Sehingga, tidak bisa bicara sedikitpun.
"Apa yang terjadi tadi malam? Aku harus mencari Agra," batin Rasi.
Rasi pergi secara diam-diam melewati tangga, kemudian pergi menemui Agra. Rasi sampai di depan kamar Agra, tapi Dia dikejutkan dengan Agra yang tiba-tiba muncul.
"Aaa!" teriak Rasi. Agra segera menutup mulut Rasi dan membawanya masuk ke kamarnya.
"Kau membuat telingaku hampir pecah," gerutu Agra, sembari menutup telinganya.
"Maaf Aku sangat terkejut," ucap Rasi. Dia mengusap wajahnya.
"Apa?" tanya Agra.
"Apa?" tanya Rasi tidak mengerti.
"Yang tadi Kau katakan, tolong ulangi lagi." Agra mendekatkan telinganya pada Rasi.
"Maaf, puas!" ucap Rasi sengaja membuat Agra merasakan sakit akibat suaranya.
"Aw, Kau ini." Agra memegang telinganya, sesekali mengelusnya.
"Aku tidak bisa berlama-lama di sini, Agra Kau harus ikut denganku," ucap Rasi. Dia tampak sangat serius.
"Kau Rasi yang Aku kenal, kan?" tanya Agra memerhatikan wajah Rasi.
"Agra Aku serius, Laksmi sakit. Kau harus ikut denganku," ucap Rasi.
"Apa? Bagaimana bisa? Kemarin Dia baik-baik saja, Kau pasti berbohong," ucap Agra. Bahkan Agra tidak percaya pada Rasi.
"Apa wajahku terlihat berbohong?" tanya Rasi.
"Tidak," jawab Agra.
"Kalau begitu Kau harus ikut," ucap Rasi.
Tidak ada alasan Agra menolak permintaan Rasi, Mereka pergi ke istana. Agra menyamar sebagai pelayan supaya tidak ada yang mengenalinya, sekarang Mereka sudah ada di kamar Rasi.
Agra menyentuh kening Laksmi ternyata, Rasi tidak berbohong padanya. Kening Laksmi begitu panas, sampai-sampai Dia menggigil. Agra juga tidak sengaja melihat tanaman mawar yang Dia berikan sudah kering kerontang.
"Rasi, kenapa mawarnya?" tanya Agra.
"Aku tidak tahu, setelah kembali dari desa Wana. Aku melihatnya sudah seperti itu, tidak mungkin Ibu yang melakukannya. Kata pelayan hanya Ibu yang sempat melihatku tapi, hanya melihat dari jauh. Untungnya Dia tidak sampai membangunkanku," tutur Rasi.
"Kau tidak menyiramnya?" tanya Agra menyelidik.
"Aku selalu menyiramnya setiap pagi dan sore hari," jawab Rasi.
"Wah, sepertinya ada yang tidak beres." Agra mengendus sesuatu.
"Kau mencium bau susu ya?" tanya Rasi.
"Iya dan...." Agra mendekati Rasi.
"Tidak mungkin susu membuat tanaman kering, tanaman itu baik-baik saja. Aku hanya membuang susu tadi, Kau yang memintaku untuk membuang susunya," tutur Rasi.
"Iya juga," jawab Agra.
"Aku sangat mengantuk," ucap Rasi.
"Kalau Kau mengantuk, tidur saja. Aku akan menjaga Kalian," ucap Agra. Dia melihat Rasi beberapa kali menguap.
"Baiklah, terima kasih. Kalau Pelayan datang, suruh saja Mereka pergi." Rasi berbaring di samping Laksmi, tidak menunggu lama Dia pun menyusul ke alam mimpi.
Agra kembali melihat tanaman mawar itu, Dia juga sepertinya mencium aroma yang aneh selain aroma susu. Agra tidak bisa ikut tidur, Dia terjaga untuk menjaga Rasi dan Laksmi.
Agra mendengar suara tangisan yang membuatnya beberapa kali melihat sekeliling kamar Rasi tapi, suara itu tiba-tiba berhenti.
"Aku sangat yakin tadi ada suara tangisan, sepertinya itu dari luar. Apakah suara itu yang Laksmi dengar sehingga, Dia sakit?" pikir Agra.
Rasi masih terlelap tapi, Laksmi terbangun. Dia hampir melompat dari ranjang, untunglah Agra menolongnya.
"To-tolong Dia...to-long," ucap Laksmi tersengal-sengal.
"Laksmi tenang!" ucap Agra.
Rasi terbangun saat mendengar Laksmi, Dia mengambil air. Setelah Laksmi minum air, keadaannya cukup tenang. Rasi masih belum tahu apa yang terjadi, Dia khawatir pada Laksmi.
"Laksmi kenapa?" tanya Rasi.
"Tidak apa, Kau tenang saja. Kalau Kau sendiri panik, semua akan tahu Aku ada di sini." Agra memijat tangan Laksmi, begitu juga Rasi.
Keadaan Laksmi sedikit membaik tapi, tatapan Laksmi terlihat kosong. Agra terpaksa membuat Laksmi pingsan dengan menutup tenaga dalamnya.
Hari sudah pagi, Rasi dapat mendengar suara kicauan burung peliharaan istana. Matahari sudah menampakkan sinarnya tapi, Rasi justru masih mengantuk. Terlebih, karena Laksmi sakit Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Agra juga kelihatan ngantuk, Mereka akhirnya memutuskan untuk bergantian menjaga Laksmi. Pelayan mengetuk pintu, Agra kalang kabut. Dia menutup wajahnya dan sedikit bersembunyi, Agra duduk di lantai. Dia justru memutuskan bersembunyi di bawah tempat tidur Rasi.
"Ada apa?" tanya Rasi, setelah membuka pintu.
"Rasi," ucap Ratu Kosala.
"Oh, Ibu. Maaf, Aku kurang fokus." Rasi mengusap wajahnya.
"Tidak apa, Laksmi masih tidur?" tanya Ratu Kosala.
"Iya, Dia dari kemarin sedikit tidak enak badan. Jadi, Aku membiarkannya untuk istirahat." Rasi tersenyum untuk menutupi kebohongan.
"Benarkah? Jadi, Dia sakit? Kenapa tidak panggil Tabib istana?" tanya Ratu Kosala, Dia tampak khawatir.
"Tidak perlu, Dia hanya sedikit kelelahan. Aku memintanya menemaniku jalan-jalan di sekitar istana kemarin. Mungkin karena, tidak biasa mengelilingi tempat yang luas. Omong-omong ada apa, Bu?" tanya Rasi mengalihkan perhatian Ratu Kosala yang dari tadi melihat Laksmi.
"Sebenarnya Aku sudah meminta Pelayan menyiapkan makanan untuk Kita semua tapi, Laksmi sakit. Bagaimana kalau Kau makan bersama Kami, nanti biar Laksmi Pelayan yang bawakan makanan?" tanya Ratu Kosala. Dia bicara dengan hati-hati supaya Rasi tidak tersinggung padanya.
Rasi tampak berpikir lalu, Agra menendang kaki Rasi yang dekat tempat tidur. Akhirnya Rasi mengiyakan.
Rasi keluar bersama Ratu Kosala, Raja Rana dan Petinggi Kerajaan Rana sudah berkumpul di sana. Tempat wanita dan laki-laki memang sengaja dipisahkan jadi, Rasi makan bersama dengan Ratu Kosala.
Tempat makan dibagi menjadi dua blok, wanita dan laki-laki. Rasi dapat melihat dari tirai bahwa, ada banyak orang yang sedang makan. Rasi juga sepertinya tidak mengenal beberapa di antara Mereka, Dia mungkin belum pernah melihatnya.
To be continue
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," bisik Rasi."Iya, Tuan Putri?" tanyanya."Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya."Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta."Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik."Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba."Apa?!" tanya Rasi tidak percaya."Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi."Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang.Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.Rasi tidak bisa m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku sangat mengagumimu bahkan, semua Putri Kerajaan sepertinya selalu membicarakanmu. Semua orang ingin menjadi Dirimu dan semua orang ingin dekat denganmu," ucap Fatma dengan jujur.Rasi tercengang mendengar ucapan Fatma, setahunya banyak yang membencinya. Bahkan, ketika Dia berkeliling untuk melihat dunia luar di Kerajaannya sendiri Dirinya dikatakan arogan, sombong, tidak punya hati. Termasuk Naira, di mata Gadis itu Rasi melihat kebencian mendalam.Di Kepalanya, semua memori buruk itu terus berputar. Fatma yang bahkan seperti bicara omong kosong bagi Rasi karena, yang Dia dengar justru sebaliknya. Apakah hanya orang Kerajaannya yang membencinya?"Kak Rasi, itu Kakakku. Dia sangat tampan, kan?" tanya Fatma pada Rasi yang masih termenung."Kak Rasi," ucap Fatma mengangetkan Rasi dari lamunannya."Oh, iya. Apa tadi?" tanya Rasi, Dia sudah kembali dari lamunannya."Itu namanya Pang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Mereka lebih suka mengikuti Rasi," jawab Agra enteng."Rasi sangat cantik," puji Jiwon. Dia setuju dengan Agra, kalau para Putri itu lebih suka ikut dengan Rasi."Ayo Kita juga ke dalam," ucap Agra.Mereka seolah terbagi menjadi dua blok, satunya bersama Agra dan Pangeran Afni. Di sisi lain ada Rasi dan Fatma, saat Rasi melewati istana semua tertunduk. Utamanya pelayan dan prajurit, jelas bagi putri lainnya itu adalah sebuah kehormatan yang luar biasa."Kalian nikmati saja semua hidangan dan pemandangan di sini, sementara Aku akan pergi sebentar," ucap Rasi pada yang lainnya."Iya, tapi cepatlah kembali. Nanti, Kita akan bersenang-senang. Dengan begini Kita bisa berteman," ucapnya."Iya, akan ku usahakan untuk segera datang kembang." Rasi meninggalkan ruangan yang dikhususkan untuk para putri kerajaan."Kak, Aku ikut." Fatma mengikuti Rasi dan berusaha mensejajarkan la
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau tidak apa?" tanya Agra."Tidak," jawab Laksmi. Mereka terlihat tegang ketika, Laksmi hampir jatuh. Karena, posisi Mereka yang jauh dari Laksmi secara hanya Agra yang dekat tapi, membelakangi."Agra sangat hebat, kupikir Dia akan jatuh. Untung saja," ucap Pangeran Afni."Iya, Aku sampai tidak bisa bergerak. Namamu Laksmi, kan?" tanya Pangeran Jiwon."Iya," jawab Laksmi."Tolong maafkan Kami tidak bisa bergerak cepat tadi, kakiku tidak bisa bergerak melihatmu hampir jatuh," ucap Pangeran Jiwon."Sini, biar Kami yang membantu." Para Putri membantu Laksmi untuk duduk, Mereka mengajak Laksmi berkenalan dan mengobrol."Putri Fatma, Kau sudah minum air?" tanya Laksmi karena, Fatma masih mematung di tempat."Ah, iya. Ini...Aku mau ambil," ucapnya gugup."Tunggu Tuan Putri Fatma!" suara Rasi melengking.Fatma menghentikan langkahnya, bulu kuduknya merin
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau menyebutku Putri Es?" tanya Rasi pada Laki-laki menyebalkan itu."Iya, memangnya kenapa?" tanyanya menantang."Kau Beruang kutub!" tegas Rasi."Hahahaha Beruang kutub." teman Laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal."Diam!" geramnya."Kau tidak asing, tunggu dulu....Ya Aku ingat! Kau pasti temannya Naira," ucap Rasi."Naira?" tanyanya terlihat sedikit bingung."Tidak perlu pura-pura tidak kenal, Kau menolongnya waktu itu. Asal Kau tahu, Dia yang salah." Rasi mengambil sendiri buah anggur di keranjang Laki-laki itu.Laki-laki itu memegang tangan Rasi, hingga keduanya saling bertatapan. Tanpa ada reaksi dari keduanya, bahkan dunia seolah berhenti."Lepaskan tanganmu," ucap Rasi, sedikit menekan kata-katanya.Dari kejauhan Pangeran Afni dan Pangeran Jiwon memperhatikan interaksi di antara Rasi dan Laki-laki tersebut."Ekhem, Tuan Putri ing
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGadis kecil itu bernama Divi, Dia mengikuti Rasi memasuki istana. Rasi memperlakukan Divi seperti seorang Adik karena, Anak itu hanya berumur 7 tahun. Divi Gadis yang ceria, Dia membuat Rasi selalu tersenyum dengan ucapannya yang apa adanya."Grita, tolong suruh semua Pelayan untuk berkumpul. Jangan ada yang terlambat," ucap Rasi pada Grita, pimpinan para Pelayan."Iya, sesuai perintahmu." Grita pergi dengan cepat kemudian, mengumpulkan semua Pelayan.Rasi memasuki ruangannya yang memang dikhususkan hanya untuknya, kini Laksmi dan Divi juga dapat ikut masuk. Grita sudah mendengar berita tersebut, jadi Dia hanya melakukan seperti apa yang Rasi perintahkan."Mulai saat ini sampai besok Divi akan menjadi seperti ku. Kalian harus memperlakukannya seperti memperlakukan Aku," ucap Rasi mengumumkan."Tapi, Tuan Putri. Apakah Tuan Putri sudah mendapatkan ijin dari Raja dan Ratu?" tanya Grita memberanikan diri.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGrita memanggil anak buahnya untuk memindahkan Wanita itu ke istana, di mana ruangan itu begitu gelap. Karena, tidak ada seorangpun yang memasuki tempat itu. Mereka membawanya melewati lorong kemudian, sebuah dinding di bawah tanah di buka."Lepaskan Aku, jika tidak Kalian juga akan mendapatkan ganjaran atas ini semua! Ini bukan sekedar peringatan," ucap Wanita tersebut."Sudah diam! Memangnya siapa yang akan membebaskanmu? Hahaha." Mereka tertawa mengejek."Sekarang masih belum terlambat jadi, kembalilah ke jalan yang benar! Saat hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang akan mampu menyelamatkan Kalian." Anak buah Grita sama sekali tidak mendengarkannya.Mereka mengikatnya di tempat itu, tanpa cahaya sedikitpun. Benar-benar gelap, meski Dia berteriak tak ada yang mampu mendengarkannya. Rantai besi itu terlalu kuat untuk mengikatnya, kegelapan itu terlalu pekat untuk melihatnya.Tidak ada bintang, tidak ada bul
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPangeran Afni masih memimpin namun, Pangeran Serkan tidak menyerah. Dia berusaha menyalip tapi, kudanya terlanjur dicambuk."Cepat!" teriak Pangeran Serkan pada Kartike.Dengan mengambil kesempatan itu, Kartike memacu kudanya. Pangeran Afni sangat kesal, ternyata Dia dibodohi. Saat perhatian Pangeran Afni teralihkan, maka di sanalah Pangeran Serkan yang mengambil cambuk Pangeran Afni."Serkan kembalikan!" geram Pangeran Afni.Pangeran Serkan tidak memperdulikan Pangeran Afni, Dia terus menuntun kudanya untuk lari secepat mungkin. Dari arah belakang Pangeran Afni berusaha menggapai kembali cambuknya namun, tidak berhasil juga.Kini, di depan sana Kartike sudah memimpin. Sedikit lagi Dia sampai di garis finis, jauh di belakang ada Pangeran Serkan dan Afni. Mereka saling menyalip satu sama lain."Hei, menangkan pertandingan ini!" teriak Pangeran Serkan.Kartike masih fokus dan akhirnya