Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Pangeran Afni masih memimpin namun, Pangeran Serkan tidak menyerah. Dia berusaha menyalip tapi, kudanya terlanjur dicambuk.
"Cepat!" teriak Pangeran Serkan pada Kartike.
Dengan mengambil kesempatan itu, Kartike memacu kudanya. Pangeran Afni sangat kesal, ternyata Dia dibodohi. Saat perhatian Pangeran Afni teralihkan, maka di sanalah Pangeran Serkan yang mengambil cambuk Pangeran Afni.
"Serkan kembalikan!" geram Pangeran Afni.
Pangeran Serkan tidak memperdulikan Pangeran Afni, Dia terus menuntun kudanya untuk lari secepat mungkin. Dari arah belakang Pangeran Afni berusaha menggapai kembali cambuknya namun, tidak berhasil juga.
Kini, di depan sana Kartike sudah memimpin. Sedikit lagi Dia sampai di garis finis, jauh di belakang ada Pangeran Serkan dan Afni. Mereka saling menyalip satu sama lain.
"Hei, menangkan pertandingan ini!" teriak Pangeran Serkan.
Kartike masih fokus dan akhirnya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Memangnya Kau siapanya Rasi?" tanya Pangeran Afni."Aku pelindungnya," jawab Kartike."Pelindung? Hahahaha." Pangeran Afni tertawa mengejek Kartike."Kartike," panggil Rasi."Tuan Putri," ucap Kartike.Kartike menghampiri Rasi lalu, membawa Rasi pergi dari tempat itu. Kartike mengantar Rasi pada Agra, melihat kedatangan Kartike dan Rasi membuat Agra curiga telah terjadi sesuatu padanya."Apa terjadi sesuatu?" tanya Agra."Iya." Kartike menceritakan semua yang Pangeran Afni lakukan."Kurang ajar Pangeran Afni!" Agra begitu kesal namun, Rasi menghentikannya."Jangan lakukan apapun, Aku tidak apa-apa. Lagipula kalau tadi Dia macam-macam Aku akan menghabisinya," ucap Rasi.Glek...baik Agra maupun Kartike meneguk ludah Mereka. Rasi kemudian, pergi ditemani oleh para Pelayan ke kamarnya. Rasi meminta pelayan untuk menyiapkan belati sebanyak mungkin lalu, Rasi melempar belati itu pada lukisan Pange
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSuasana kerajaan Rana cukup ramai, karena dua anggota istana berkumpul dalam satu meja makan. Tetapi, Rasi tidak kelihatan di sana. Dari tadi Pangeran Afni melihat ke arah luar namun, yang muncul hanya Pelayan membawa makanan.Ratu Kosala dapat mengerti kegelisahan Pangeran Afni karena, tadi Pangeran Afni melarang Fatma Adiknya sendiri duduk di sebelah kirinya. Hanya Rasi yang belum datang lalu, Ratu Kosala meminta Pelayan untuk memanggil Rasi."Yang Mulia sepertinya Tuan Putri Rasi tidak akan ikut makan," bisik Pelayan pada Ratu Kosala."Kenapa?" tanya Ratu sedikit berbisik karena, tidak mau ada yang mendengarnya."Tuan Putri sepertinya ada ruangan pribadinya karena, tadi Grita sudah pergi ke sana." Ratu Kosala mengangguk lalu, Pelayan itu pergi sebab anggota istana akan makan."Apa Kak Rasi sakit?" tanya Fatma secara tiba-tiba, membuat Pangeran Afni menatapnya tajam."Tidak Fatma. Rasi sudah ma
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tapi, hutan adalah tempat yang berbahaya untukmu." Pangeran Afni terlihat bimbang."Jadi, Kau hanya mengatakan omong kosong tadi? Katanya Kau akan melakukan apapun yang Aku minta," ucap Rasi. Lalu, meninggalkan Pangeran Afni."Tunggu Rasi." Pangeran Afni mengikuti Rasi, Mereka sampai di ruang makan."Kalian sangat kompak datang bersamaan," gumam Fatma yang masih bisa Rasi dengar."Iya, apa Kau cemburu?" tanya Rasi berbisik pada Fatma."Tidak, untuk apa? Pangeran Afni adalah Kakakku," bisik Fatma."Karena, Dia lebih akrab denganku. Hahaha, Aku hanya bercanda." Rasi makan seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa.Pangeran Afni mengambil tempat duduk di sebelah Rasi, jadi Rasi duduk di antara kedua Kakak Beradik itu. Ratu Kosala menatap Grita, seolah menanyakan sesuatu. Grita hanya mengangguk, meski Ratu Kosala terlihat tidak percaya padanya.Rasi menyelesaikan makannya dengan cepat lalu, meninggalkan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sebaiknya Kita beristirahat," ucap Pangeran Afni."Pangeran dan yang lain istirahat saja, Aku dan putraku akan memasang pengaman." Penduduk itu dan putranya mengambil kayu dan besi yang di taruh untuk mengganjal pintu masuk.Pangeran Afni juga turut membantu. Setelah seleksi Mereka beristirahat, tetapi Rasi tidak bisa tidur. Beberapa kali terdengar suara serigala yang sepertinya mendekat ke arah rumah itu. Keringat membasahi tubuh Rasi, semakin dekat suara serigala itu.Setelahnya hening, tidak lagi terdengar suara serigala. Tetapi, malah terdengar suara pintu yang diketuk. Rasi bangun dari tidurnya, namun Dia tidak jadi membuka pintu setelah mengingat pesan dari penduduk tersebut."Pangeran Afni," bisik Rasi.Dia duduk di samping Pangeran Afni tidur, menyadari Rasi ada di dekatnya Pangeran Afni mengerjap-ngerjapkan matanya."Aku pasti bermimpi melihat Rasi," gumamnya sendiri."Pangeran, ini Aku." Ra
HAVE A NICE DAYSelamat Membaca"Tapi, Kita tidak boleh terlalu jauh. Cari saja kelinci," ucap Rasi."Tidak Rasi! Ini masih sangat pagi, Kau dan yang lain di sini saja. Aku dan beberapa prajurit akan menuju ke depan," ucap Pangeran Afni."Mana bisa seperti itu, baiklah Kami akan ikut." Rasi memacu kudanya hingga beriringan dengan Pangeran Afni.Mereka masuk lebih jauh ke hutan, semakin masuk ke dalam tempat itu semakin gelap. Hutannya cukup lebat, Pangeran Afni bersiap akan membidik sasarannya. Terdengar suara di balik semak, Pangeran Afni fokus pada sumber suara. Seekor rusa keluar dari balik semak, anak panah meluncur mengenai rusa.Rusanya tidak sampai m**ti , lalu para prajurit menangkapnya. Pangeran Afni tersenyum puas, sebelum akhirnya Dia menyadari kalau Rasi sudah tidak ada di sampingnya."Di mana Rasi?!" Pangeran Afni melihat sekeliling."Tadi, Tuan Putri Rasi ada di sini." Pelayan tadi juga ikut bingung mencari keberadaan Rasi.
Selamat MembacaHave A NICE DAYNafasnya terengah-engah berlari sekuat mungkin yang Dia bisa, hingga keringat membasahi tubuhnya."Aku harus lari," ucapnya."Di mana Kau," terdengar suara aneh yang semakin dekat dengannya."Aku harus lari," ucapnya kembali menguatkan diri.Kakinya terus melangkah, hingga terdengar suara air. Tapi, tidak ada air terjun atau sungai yang terlihat. Suara aneh yang Dia dengar juga tidak ada lagi, tapi hari sudah gelap."Pangeran, Kau dimana? Aku takut," ucapnya seorang diri."Rasi," bisik seseorang di telinganya.Tanpa melihat ke belakang, Rasi lari sekuat tenaga. Dia tidak perduli dengan kakinya yang menginjak diri, akhirnya terluka atau darah mengalir dari kakinya. Apapun yang ada di depan Dia tidak perduli."Apapun yang ada di depan, Aku harus lari. Aku tidak mau ma***i di tempat ini," batinnya.Aung...suara serigala terdengar nyaring. Entah dari mana sumber suara itu, langkah Rasi tidak ber
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi membuka matanya perlahan, Dia melihat sekelilingnya gelap semua. Rasi mencoba meraba sesuatu di sampingnya, Dia merasakan sesuatu yang cukup keras. Rasi kemudian, mengambilnya."Batu? Di mana ini?""Kau sudah sadar?" suara seseorang terdengar."Kau, kemana Kau membawaku?!" tanyanya."Jangan marah dulu, Tuan Putri. Aku menyelamatkanmu," belanya."Lalu, ini dimana?" tanya Rasi kembali."Goa, kalau Kau ingin keluar dari sini. Kau harus bisa meyakinkan Maya," ucapnya."Maya siapa?" tanya Rasi tidak mengerti."Maya, penyihir sakti. Dia bisa membuatmu ber-ilusi, jadi Kau harus menjaga sikap di hadapannya. Kau harus melakukan apapun yang Dia minta," ucap makhluk itu."Jadi, Kau sengaja membawaku ke sini? Kau menjebak Diriku." Rasi duduk kembali."Kau Tuan Putri yang keras kepala, Kau menyelamat mu. Apa Kau mau mengalahkan serigala itu?" tanyanya."Apa bisa? Aku ba
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Uhuk-uhuk!""Kau harus ma***i Rasi!" teriaknya.Rasi merasakan sakit amat luar biasa, Dia mencoba melawan. Tetapi, semakin melawan, cekikan itu justru semakin kuat. Rasi perlahan membuka matanya, Dia sangat terkejut. Yang Dia lihat adalah Dirinya sendiri."Tidak mungkin," batinnya."Hahahaha, Aku akan menghabisimu!" teriaknya.Rasi memberontak, lalu Dia mengingat pesan dari cahaya hijau,"Maya memiliki kekuatan ilusi.""Kau palsu! Kau hanya ilusi." Rasi memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya."Kau sudah bangun?" tanya Wanita tersebut.Rasi membuka matanya perlahan, bukan di tempat yang tadi. Melainkan, Dia masih ada di goa yang sama. Wanita yang Dia lihat begitu menyeramkan, justru sekarang Dia terlihat sangat cantik. Wanita itu tersenyum menatap Rasi, sedangkan tengkorak yang Rasi lihat justru adalah beberapa obor."Apa Kau Maya?" tanya Rasi, Dia berusaha bangun.