Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Kau menyebutku Putri Es?" tanya Rasi pada Laki-laki menyebalkan itu.
"Iya, memangnya kenapa?" tanyanya menantang.
"Kau Beruang kutub!" tegas Rasi.
"Hahahaha Beruang kutub." teman Laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal.
"Diam!" geramnya.
"Kau tidak asing, tunggu dulu....Ya Aku ingat! Kau pasti temannya Naira," ucap Rasi.
"Naira?" tanyanya terlihat sedikit bingung.
"Tidak perlu pura-pura tidak kenal, Kau menolongnya waktu itu. Asal Kau tahu, Dia yang salah." Rasi mengambil sendiri buah anggur di keranjang Laki-laki itu.
Laki-laki itu memegang tangan Rasi, hingga keduanya saling bertatapan. Tanpa ada reaksi dari keduanya, bahkan dunia seolah berhenti.
"Lepaskan tanganmu," ucap Rasi, sedikit menekan kata-katanya.
Dari kejauhan Pangeran Afni dan Pangeran Jiwon memperhatikan interaksi di antara Rasi dan Laki-laki tersebut.
"Ekhem, Tuan Putri ing
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGadis kecil itu bernama Divi, Dia mengikuti Rasi memasuki istana. Rasi memperlakukan Divi seperti seorang Adik karena, Anak itu hanya berumur 7 tahun. Divi Gadis yang ceria, Dia membuat Rasi selalu tersenyum dengan ucapannya yang apa adanya."Grita, tolong suruh semua Pelayan untuk berkumpul. Jangan ada yang terlambat," ucap Rasi pada Grita, pimpinan para Pelayan."Iya, sesuai perintahmu." Grita pergi dengan cepat kemudian, mengumpulkan semua Pelayan.Rasi memasuki ruangannya yang memang dikhususkan hanya untuknya, kini Laksmi dan Divi juga dapat ikut masuk. Grita sudah mendengar berita tersebut, jadi Dia hanya melakukan seperti apa yang Rasi perintahkan."Mulai saat ini sampai besok Divi akan menjadi seperti ku. Kalian harus memperlakukannya seperti memperlakukan Aku," ucap Rasi mengumumkan."Tapi, Tuan Putri. Apakah Tuan Putri sudah mendapatkan ijin dari Raja dan Ratu?" tanya Grita memberanikan diri.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYGrita memanggil anak buahnya untuk memindahkan Wanita itu ke istana, di mana ruangan itu begitu gelap. Karena, tidak ada seorangpun yang memasuki tempat itu. Mereka membawanya melewati lorong kemudian, sebuah dinding di bawah tanah di buka."Lepaskan Aku, jika tidak Kalian juga akan mendapatkan ganjaran atas ini semua! Ini bukan sekedar peringatan," ucap Wanita tersebut."Sudah diam! Memangnya siapa yang akan membebaskanmu? Hahaha." Mereka tertawa mengejek."Sekarang masih belum terlambat jadi, kembalilah ke jalan yang benar! Saat hari itu tiba, tidak ada seorang pun yang akan mampu menyelamatkan Kalian." Anak buah Grita sama sekali tidak mendengarkannya.Mereka mengikatnya di tempat itu, tanpa cahaya sedikitpun. Benar-benar gelap, meski Dia berteriak tak ada yang mampu mendengarkannya. Rantai besi itu terlalu kuat untuk mengikatnya, kegelapan itu terlalu pekat untuk melihatnya.Tidak ada bintang, tidak ada bul
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPangeran Afni masih memimpin namun, Pangeran Serkan tidak menyerah. Dia berusaha menyalip tapi, kudanya terlanjur dicambuk."Cepat!" teriak Pangeran Serkan pada Kartike.Dengan mengambil kesempatan itu, Kartike memacu kudanya. Pangeran Afni sangat kesal, ternyata Dia dibodohi. Saat perhatian Pangeran Afni teralihkan, maka di sanalah Pangeran Serkan yang mengambil cambuk Pangeran Afni."Serkan kembalikan!" geram Pangeran Afni.Pangeran Serkan tidak memperdulikan Pangeran Afni, Dia terus menuntun kudanya untuk lari secepat mungkin. Dari arah belakang Pangeran Afni berusaha menggapai kembali cambuknya namun, tidak berhasil juga.Kini, di depan sana Kartike sudah memimpin. Sedikit lagi Dia sampai di garis finis, jauh di belakang ada Pangeran Serkan dan Afni. Mereka saling menyalip satu sama lain."Hei, menangkan pertandingan ini!" teriak Pangeran Serkan.Kartike masih fokus dan akhirnya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Memangnya Kau siapanya Rasi?" tanya Pangeran Afni."Aku pelindungnya," jawab Kartike."Pelindung? Hahahaha." Pangeran Afni tertawa mengejek Kartike."Kartike," panggil Rasi."Tuan Putri," ucap Kartike.Kartike menghampiri Rasi lalu, membawa Rasi pergi dari tempat itu. Kartike mengantar Rasi pada Agra, melihat kedatangan Kartike dan Rasi membuat Agra curiga telah terjadi sesuatu padanya."Apa terjadi sesuatu?" tanya Agra."Iya." Kartike menceritakan semua yang Pangeran Afni lakukan."Kurang ajar Pangeran Afni!" Agra begitu kesal namun, Rasi menghentikannya."Jangan lakukan apapun, Aku tidak apa-apa. Lagipula kalau tadi Dia macam-macam Aku akan menghabisinya," ucap Rasi.Glek...baik Agra maupun Kartike meneguk ludah Mereka. Rasi kemudian, pergi ditemani oleh para Pelayan ke kamarnya. Rasi meminta pelayan untuk menyiapkan belati sebanyak mungkin lalu, Rasi melempar belati itu pada lukisan Pange
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSuasana kerajaan Rana cukup ramai, karena dua anggota istana berkumpul dalam satu meja makan. Tetapi, Rasi tidak kelihatan di sana. Dari tadi Pangeran Afni melihat ke arah luar namun, yang muncul hanya Pelayan membawa makanan.Ratu Kosala dapat mengerti kegelisahan Pangeran Afni karena, tadi Pangeran Afni melarang Fatma Adiknya sendiri duduk di sebelah kirinya. Hanya Rasi yang belum datang lalu, Ratu Kosala meminta Pelayan untuk memanggil Rasi."Yang Mulia sepertinya Tuan Putri Rasi tidak akan ikut makan," bisik Pelayan pada Ratu Kosala."Kenapa?" tanya Ratu sedikit berbisik karena, tidak mau ada yang mendengarnya."Tuan Putri sepertinya ada ruangan pribadinya karena, tadi Grita sudah pergi ke sana." Ratu Kosala mengangguk lalu, Pelayan itu pergi sebab anggota istana akan makan."Apa Kak Rasi sakit?" tanya Fatma secara tiba-tiba, membuat Pangeran Afni menatapnya tajam."Tidak Fatma. Rasi sudah ma
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tapi, hutan adalah tempat yang berbahaya untukmu." Pangeran Afni terlihat bimbang."Jadi, Kau hanya mengatakan omong kosong tadi? Katanya Kau akan melakukan apapun yang Aku minta," ucap Rasi. Lalu, meninggalkan Pangeran Afni."Tunggu Rasi." Pangeran Afni mengikuti Rasi, Mereka sampai di ruang makan."Kalian sangat kompak datang bersamaan," gumam Fatma yang masih bisa Rasi dengar."Iya, apa Kau cemburu?" tanya Rasi berbisik pada Fatma."Tidak, untuk apa? Pangeran Afni adalah Kakakku," bisik Fatma."Karena, Dia lebih akrab denganku. Hahaha, Aku hanya bercanda." Rasi makan seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa.Pangeran Afni mengambil tempat duduk di sebelah Rasi, jadi Rasi duduk di antara kedua Kakak Beradik itu. Ratu Kosala menatap Grita, seolah menanyakan sesuatu. Grita hanya mengangguk, meski Ratu Kosala terlihat tidak percaya padanya.Rasi menyelesaikan makannya dengan cepat lalu, meninggalkan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sebaiknya Kita beristirahat," ucap Pangeran Afni."Pangeran dan yang lain istirahat saja, Aku dan putraku akan memasang pengaman." Penduduk itu dan putranya mengambil kayu dan besi yang di taruh untuk mengganjal pintu masuk.Pangeran Afni juga turut membantu. Setelah seleksi Mereka beristirahat, tetapi Rasi tidak bisa tidur. Beberapa kali terdengar suara serigala yang sepertinya mendekat ke arah rumah itu. Keringat membasahi tubuh Rasi, semakin dekat suara serigala itu.Setelahnya hening, tidak lagi terdengar suara serigala. Tetapi, malah terdengar suara pintu yang diketuk. Rasi bangun dari tidurnya, namun Dia tidak jadi membuka pintu setelah mengingat pesan dari penduduk tersebut."Pangeran Afni," bisik Rasi.Dia duduk di samping Pangeran Afni tidur, menyadari Rasi ada di dekatnya Pangeran Afni mengerjap-ngerjapkan matanya."Aku pasti bermimpi melihat Rasi," gumamnya sendiri."Pangeran, ini Aku." Ra
HAVE A NICE DAYSelamat Membaca"Tapi, Kita tidak boleh terlalu jauh. Cari saja kelinci," ucap Rasi."Tidak Rasi! Ini masih sangat pagi, Kau dan yang lain di sini saja. Aku dan beberapa prajurit akan menuju ke depan," ucap Pangeran Afni."Mana bisa seperti itu, baiklah Kami akan ikut." Rasi memacu kudanya hingga beriringan dengan Pangeran Afni.Mereka masuk lebih jauh ke hutan, semakin masuk ke dalam tempat itu semakin gelap. Hutannya cukup lebat, Pangeran Afni bersiap akan membidik sasarannya. Terdengar suara di balik semak, Pangeran Afni fokus pada sumber suara. Seekor rusa keluar dari balik semak, anak panah meluncur mengenai rusa.Rusanya tidak sampai m**ti , lalu para prajurit menangkapnya. Pangeran Afni tersenyum puas, sebelum akhirnya Dia menyadari kalau Rasi sudah tidak ada di sampingnya."Di mana Rasi?!" Pangeran Afni melihat sekeliling."Tadi, Tuan Putri Rasi ada di sini." Pelayan tadi juga ikut bingung mencari keberadaan Rasi.