Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Kau tidak apa-apa?" tanya Laki-laki itu pada Gadis Desa.
"Ti-tidak," ucapnya gugup.
Rasi berdiri, Dia mendekat ke arah Laki-laki itu dengan tatapan penuh intimidasi. Sebaliknya Laki-laki itu justru sama sekali tidak gentar, biasanya orang-orang akan ketakutan dengan tatapan devil milik Rasi. Yang Mereka kenal dengan tatapan neraka, karena di dalamnya ada kemarahan yang tidak dapat dibendung.
Mereka selalu mengatakan, 'jangan sampai Tuan Putri Rasi marah' Itulah sebabnya Rasi begitu ditakuti. Mereka selalu tunduk, karena takut pada Rasi.
"Berani sekali Kau menggangguku," ucap Rasi penuh penekanan.
"Kapan Aku mengganggumu?" Pemuda itu malah bertanya balik pada Rasi.
"Dengan menyelamatkan Dia, Kau sudah mengganggu kesenanganku." Rasi menunjuk Gadis Desa itu dengan tatapan yang penuh amarah.
"Maaf Tuan Putri, kesenangan apa yang Kau maksud?" tanyanya kembali.
"Wah, bagus." Rasi bertepuk tangan, diikuti oleh para Pelayan.
"Kenapa Kalian ikut?" tanya Rasi pada Pelayannya.
"Maaf Tuan Putri," ucap Mereka bersamaan.
"Kau pergilah," ucap Pemuda itu pada Gadis Desa tadi.
"Kau sangat lancang, apa Kau tahu siapa Aku?!" tanya Rasi dengan nada tinggi.
"Iya Aku tahu, Kau adalah Gadis yang sangat cantik. Tapi, perbuatanmu tadi sangat tidak cantik," Pemuda itu justru mengatakan hal tersebut, yang semakin membuat Rasi marah.
"Kau!" bentak Rasi.
"Ssst! Tidak ada gunanya berteriak apalagi, di posisi ini Kau salah." Laki-laki itu pergi setelah mengatakannya.
"Kau tidak tahu apa yang terjadi," batin Rasi.
"Cari tahu tentang Laki-laki itu! Aku ingin tahu siapa Dia," ucap Rasi pada Prajurit.
Mereka kembali ke Kerajaan Rana setelah perjalanan tadi, kejadian itu membuat Rasi tidak tenang. Ratu Kosala dapat melihat kegelisahan Rasi pada saat itu, lalu Ratu Kosala mendatangi Rasi.
Rasi masih belum menyadari kedatangan Ratu, Dia duduk di ranjangnya dan bangun kembali. Terlihat dari raut wajahnya, Dia teramat kesal sekali. Ratu Kosala menyentuh bahu Rasi.
"Ibu," ucap Rasi.
"Kenapa?" tanya Ratu Kosala, Dia duduk di samping Rasi.
"Ibu jika, ada yang melemparku dengan batu apa yang akan dilakukan?" tanya Rasi.
"Tentu saja memberikan Dia hukuman cambuk 100 kali karena, Kau adalah Putri Mahkota Kerajaan ini. Apa itu terjadi?" tanya Ratu Kosala.
"Tidak, Aku sangat kesal pada seorang Pemuda. Dia membela Gadis Desa itu padahal, Gadis itu yang salah." dalam kemarahannya Rasi tidak dapat mengontrol emosinya.
"Gadis Desa?" tanya Ratu Kosala meyakinkan pendengarannya.
"Iya Ibu," jawab Rasi yang masih sesenggukan.
"Hapus air matamu," ucap Ratu lembut.
"Ibu, Aku ingin menghukumnya." mata Rasi berapi-api.
"Tidak ada yang boleh menyakiti Putriku jika, serahkan semuanya padaku." Ratu Kosala mengelus rambut Rasi.
"Ibu, Aku ingin tidur saja." Ratu Kosala mencegah Rasi untuk tidur.
"Sebentar ya, Ibu buatkan susu untukmu." Ratu Kosala pergi ke luar untuk membuatkan susu, hal itu rutin dilakukan.
Saat Ratu Kosala keluar dari kamar Rasi, sebuah batu kerikil dilempar hingga, mengenai kepala Rasi.
"Aw." Rasi meringis, sambil memegang kepalanya.
Rasi bangun dari ranjangnya, Dia melihat ke tangga di samping kamarnya. Ada Seseorang yang berdiri sambil membawa ketapel, yaitu Agra. Laki-laki bertubuh tinggi dan tegap itu sedang duduk sambil tersenyum ke arah Rasi, sebaliknya Rasi justru mengepalkan tangannya pertanda kalau Dia tidak suka.
"Kenapa Kau melempar kerikil?" tanya Rasi cukup keras.
Agra memberikan kode dengan tangannya supaya Rasi diam dan tidak berisik, lalu Agra naik ke tangga untuk menutup pintu kamar Rasi.
"Hei, kenapa lewat sini?" tanya Rasi. Dia memukul lengan Agra.
"Aw, sakit." Agra seolah kesakitan.
"Ada apa?" tanya Rasi pada Agra, Dia tahu kalau Agra hanya pura-pura saja.
"Nanti Aku akan mengajakmu dan Laksmi jalan-jalan. Mau tidak?" tanya Agra.
"Tidak," jawab Rasi.
"Kenapa tidak?" tanya Agra, Dia dapat melihat wajah Rasi yang cemberut.
"Mereka tidak menyukaiku, khususnya Gadis Desa itu." Rasi meninggalkan Agra yang masih berdiri di tangga.
"Mereka hanya tidak akrab denganmu, Mereka hanya salah paham. Ayolah, nanti jangan minum susu!" larang Agra.
"Kenapa tidak boleh?" tanyanya.
"Hanya Anak kecil yang minum susu, apa Kau Anak kecil?" tanya Agra.
"Tidak," jawabnya.
Agra bersembunyi ketika, Ratu Kosala sudah datang. Ratu Kosala membawa susu untuk Rasi, dari tangga itu Agra mengintip. Dia selalu mengetahui kapan Rasi akan minum susu dan dipastikan Agra akan mencari cara supaya Rasi tidak minum susu.
"Rasi, ayo minum susunya dulu," ucap Ratu Kosala.
"Iya, Aku akan meminumnya nanti. Ibu Aku ingin bicara sebentar," ucap Rasi.
"Iya, apa yang mau Kau bicarakan?" tanya Ratu Kosala.
"Ibu, apa benar Aku akan dijodohkan?" tanya Rasi, Dia tidur dipangkuan Ratu Kosala.
"Siapa yang mengatakan itu? Jangan percaya pada Mereka kalau bukan Aku atau Ayahmu yang mengatakannya," ucap Ratu Kosala.
"Jadi, Ibu tidak akan menjodohkanku?" tanya Rasi dengan wajah berbinar.
"Soal itu, apa Kau mau dijodohkan?" tanya Ratu Kosala balik.
"Tidak," jawab Rasi.
"Baiklah, ingat minum susunya. Aku harus menemui Ayahmu," ucap Ratu Kosala. Dia kemudian, keluar dari kamar Rasi.
Rasi tidak meminum susu yang dibawakan oleh Ratu Kosala, tapi Dia justru membuangnya ke tanaman kecil yang ada di kamarnya. Rasi menutup pintu kamarnya, setelah itu Dia meletakkan bantal di dalam selimut. Sehingga, itu tampak seperti Dirinya yang sedang tidur.
Rasi keluar dengan menggunakan tali, lalu menuju tangga. Di sana Agra sedang menunggunya, jadi Mereka menghampiri Laksmi yang menunggu di jalan rahasia tempat Mereka berkumpul ketika, akan keluar dari istana secara diam-diam.
"Hei, di sini." Laksmi melambaikan tangannya.
"Maaf ya sepertinya Kau lama menunggu Kami," kata Rasi ketika Mereka sudah berkumpul.
"Tidak apa, memang Kalian lama sekali." Laksmi meregangkan tubuhnya.
"Kalian sebenarnya mau pergi ke mana?" tanya Rasi. Dia belum tahu ke mana akan pergi.
"Jalan-jalan sebentar," ucap Agra. sedangkan Laksmi memberikan isyarat seolah mengatakan Dirinya juga tidak tahu.
Mereka mengganti pakaian, karena sedang menyamar. Inilah yang semua orang tidak ketahui. Rasi hanya akan menurut pada Agra atau Laksmi, jauh dari kata yang Mereka pikirkan.
"Kau sudah dengar desas-desus itu?" tanya Laksmi yang secara tiba-tiba.
"Tidak, memangnya tentang apa?" tanya Rasi.
"Bukan apa-apa. Laksmi hanya suka mengarang," kata Agra. Dia memberikan isyarat supaya Laksmi menutup mulutnya, Laksmi kemudian, mengangguk.
Mereka melanjutkan perjalanan, ternyata itu adalah Desa yang sama, tempat Rasi bertengkar dengan Gadis Desa itu. Rasi berhenti sejenak, begitu juga Agra dan Laksmi.
"Kenapa Kalian membawaku ke tempat ini?" tanya Rasi dengan tatapan tidak sukanya.
"Untuk jalan-jalan," jawab Agra santai.
"Apa Kau sudah pernah ke sini? Katanya kue buatan salah satu pedagang di sini sangat lezat," ucap Laksmi. Sembari Dirinya memikirkan sedang makan kue.
"Aku sudah pernah ke sini," jawab Rasi. Dia mengeluarkan nafasnya panjang, seolah menahan amarahnya.
"Benarkah? Apa Kau sudah mencicipi kue yang orang-orang katakan itu?" tanya Laksmi dengan antusias.
"Kalian saja yang melanjutkan perjalanan! Aku akan kembali ke istana," ucap Rasi.
"Tunggu dulu! Kita belum sampai, nanti Kita pulangnya bersama-sama." Agra menahan Rasi yang hendak pergi, begitu juga Laksmi yang tidak melepaskan tangan Rasi.
"Aku tidak suka tempat ini," gerutu Rasi.
"Tempat ini bagus," ucap Agra sembari menghirup udara segar.
"Iya," tambah Laksmi.
"Dengar, ini yang terakhir kalinya Aku menuruti Kalian berdua. Setelah itu, Aku tidak mau pergi ke tempat ini," ucap Rasi, dengan nada yang kurang bersahabat.
"Iya-iya," balas keduanya.
"Kenapa Rasi sangat tidak menyukai tempat ini ya," bisik Laksmi pada Agra.
"Aku bertengkar dengan salah satu Gadis Desa," jawab Rasi. Dia terlihat begitu kesal.
"Kau mendengarnya?" tanya Laksmi, Dia terkejut.
"Iyalah," jawab Rasi.
"Apa Aku tidak salah dengar? Kau bertengkar dengan Gadis Desa? Hahahaha. Untuk apa Kau bertengkar dengan Rakyatmu sendiri?" tanya Agra. Justru, Agra tertawa mengejek Rasi.
"Dia yang mulai, bukan Aku." Rasi semakin dibuat kesal, hingga ketika berjalan tidak sengaja menabrak seseorang.
"Aw." Mereka berdua terjatuh bersamaan.
"Apa Kau tidak bisa hati-hati?!" tanya Rasi yang sudah mulai meluapkan amarahnya.
"Maaf, Aku sudah hati-hati. Tapi, Kau juga salah," ucapnya.
"Hei stop, jangan bertengkar." Agra langsung memisahkan Mereka berdua.
"Dia," batin Rasi.
"Tunggu, sepertinya Aku pernah melihatmu," ucap Gadis itu. Dia sepertinya sedang berpikir.
"Dia ini Adikku, memang banyak yang mengatakan kalau Dia mirip Tuan Putri Rasi," ucap Agra.
Rasi melotot pada Agra, tapi Gadis itu manggut-manggut. Dia memperhatikan Rasi dari atas sampai bawah, setelah itu Dia pergi.
"Apa yang Kau katakan tadi?" tanya Rasi.
"Rasi tenang okay, Aku hanya mencoba untuk menyelamatkanmu." Agra bersembunyi di belakang Laksmi, supaya Rasi tidak memukulnya.
"Oh menyelamatkan ya?" tanya seseorang dari belakang Mereka.
"Gadis cantik, Kau kembali?" tanya Agra dengan tingkah serba salah.
"Dari awal Aku sudah curiga, Kalian pikir Aku orang bodoh tidak bisa mengenali orang? Aku tahu itu Kau! Tuan Putri sombong," ucapnya.
Nafas Rasi sudah memburu, Dia mengepalkan tangannya. Tanpa aba-aba Rasi menyerang gadis itu, Dia sudah kehilangan kendali.
"Rasi hentikan, Dia bisa terluka." Agra berusaha melepaskan tangan Rasi dari rambut gadis itu.
"Agra, apa Kau sudah mencegah Rasi minum susu yang dibuatkan oleh Ratu Kosala?" bisik Laksmi.
"Sudah, tapi tidak tahu kenapa bisa terjadi? Rasi hentikan." Agra berusaha melerai, begitu juga Laksmi, namun tenaga Rasi dan Gadis tersebut terlalu kuat.
Rasi mendorong gadis tersebut, hingga Dia jatuh ke dalam kubangan lumpur yang ada di dekat tempat itu. Laksmi menahan Rasi supaya tidak melakukan hal yang lebih, karena kemarahan Rasi semua orang berkumpul melihat yang terjadi.
"Kau menyebutku sombong, Kau bahkan tidak bisa menjaga mulutmu. Apa sebelumnya Aku pernah menyakitimu? Ini belum seberapa, sekali lagi Kau menyebutku sombong! Akan Aku tunjukkan apa itu kesombongan yang sesungguhnya," ucap Rasi berapi-api.
To be continue
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau sangat kejam!" teriak Gadis itu, terlebih Dia menangis."Kau yang membuat Aku kejam!" bentak Rasi."Aku tidak tahu siapa Dirimu, tapi ucapan mu memang sangat melukai Rasi. Kenapa Kau menyebutnya sombong? Kau bahkan, tidak tahu apa-apa tentangnya," ucap Laksmi, Dia dari tadi geram melihat Gadis itu terus menghina Rasi."Bagiku Dia itu sombong! Dia hidup dengan kemewahan, seenaknya makan gratis di tempat Ibuku bekerja. Kenapa Dia tidak membayar?" tanya Gadis itu."Ibumu? Tunggu, jadi Ibu itu-" ucapan Rasi dipotong."Jangan panggil Dia Ibu. Wanita itu Ibuku, bukan Ibumu! Kau hanya memanfaatkan kedudukanmu saja, kan? Kau hanya ingin disayangi dan diberikan belas kasih," ucap Gadis itu."Naira cukup!" ucap seorang Wanita paruh baya, Dia menangis di tempat itu."Agra, Kau bawa uang?" tanya Rasi."Iya." Agra memberikan Rasi uang."Ibu, terima kasih atas makanan le
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAgra dan Laksmi diam dari tadi, Mereka tidak mengatakan apapun selama perjalanan, begitu pun dengan Rasi. Perjalanan di hiasi dengan kesunyian, tidak ada lagi canda tawa."Rasi, sudah sampai. Aku akan pulang," ucap Laksmi. Rasi hanya mengangguk, Dia tidak berniat untuk kembali ke kamarnya."Apa yang harus Aku lakukan? Kenapa Aku berjanji padanya? Apa Aku bisa menepati janjiku?" tanda tanya menghantui pikiran Rasi."Aku akan tidur di istana utamaku," ucap Agra."Iya," balas Rasi.Ratu Kosala pergi ke kamar Rasi, Dia melihat Rasi tidur. Ratu hanya tersenyum melihat Rasi yang tidur dengan kebiasaan lama, yaitu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.Ratu Kosala keluar dari sana dan pergi ke dapur istana, saat Ratu sudah pergi Rasi masuk ke kamarnya. Dia berbaring di tempat tidur, Dia berusaha memejamkan matanya. Tapi, pikirannya selalu pergi ke tempat tadi."Aku merasa tidak berguna, kenapa Aku harus
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi, ini sudah hampir malam. Sebaiknya Aku pulang saja," ucap Laksmi."Laksmi, sebaiknya Kau di sini saja. Jangan pulang!" larang Rasi."Baiklah, kalau begitu Aku akan minta ijin dulu pada Ayah." Rasi mengantar Laksmi menemui Penasihat Seta.Mereka berdua memasuki ruangan Raja tetapi, tidak ada siapapun selain Pelayan dan Prajurit. Salah seorang Pelayan memberitahu kalau, Raja dan penasihat Seta sedang ada di taman belakang istana sedang bermain catur.Rasi dan Laksmi pergi ke taman belakang istana untuk mencari Ayahnya Laksmi, ternyata hal itu benar. Mereka melihat Ayah Mereka sedang bermain catur dan sesekali bercanda.Sebelum Rasi dan Laksmi datang."Sepertinya Pangeran Afni menyukai Tuan Putri," ucap Penasihat Seta."Entahlah bagaimana dengan Rasi," ucap Raja Rana."Tuan Putri sudah berumur 19 tahun bahkan, Dia tidak tahu tentang jodohnya," ucap Penas
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia sama sekali tidak menyerangku Laksmi," sangkal Rasi."Tapi, semua orang saat itu mengatakannya seperti itu." Laksmi meminum air yang masih tersisa saat Dia makan tadi."Begitukah?" tanya Rasi."Iya," jawab Laksmi."Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya terjadi? Laksmi Aku sudah putuskan akan mencari tahu tentang hal ini," ucap Rasi."Aku dan Agra akan menolongmu," ucap Laksmi.Pintu kamar Rasi diketuk oleh pelayan, Dia membawakan minuman. Susu untuk Rasi dan Laksmi, tengah malam seperti itu membawakan Mereka minuman?"Tuan Putri ini susu untukmu, Ratu meminta supaya Kau benar-benar meminumnya." Pelayan itu hendak pergi."Iya, Aku akan meminumnya." Rasi menutup pintu."Rasi, apa Kau sungguh minum susu?" tanya Laksmi."Tentu saja, setiap malam Ibu akan membuatkan susu untukku." Rasi mengambil susu itu untuk diminum."Tunggu dulu, apa Kau merasa seperti anak kecil?" tanya Laksmi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain."Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi."Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit menc
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," bisik Rasi."Iya, Tuan Putri?" tanyanya."Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya."Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta."Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik."Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba."Apa?!" tanya Rasi tidak percaya."Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi."Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang.Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.Rasi tidak bisa m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku sangat mengagumimu bahkan, semua Putri Kerajaan sepertinya selalu membicarakanmu. Semua orang ingin menjadi Dirimu dan semua orang ingin dekat denganmu," ucap Fatma dengan jujur.Rasi tercengang mendengar ucapan Fatma, setahunya banyak yang membencinya. Bahkan, ketika Dia berkeliling untuk melihat dunia luar di Kerajaannya sendiri Dirinya dikatakan arogan, sombong, tidak punya hati. Termasuk Naira, di mata Gadis itu Rasi melihat kebencian mendalam.Di Kepalanya, semua memori buruk itu terus berputar. Fatma yang bahkan seperti bicara omong kosong bagi Rasi karena, yang Dia dengar justru sebaliknya. Apakah hanya orang Kerajaannya yang membencinya?"Kak Rasi, itu Kakakku. Dia sangat tampan, kan?" tanya Fatma pada Rasi yang masih termenung."Kak Rasi," ucap Fatma mengangetkan Rasi dari lamunannya."Oh, iya. Apa tadi?" tanya Rasi, Dia sudah kembali dari lamunannya."Itu namanya Pang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Mereka lebih suka mengikuti Rasi," jawab Agra enteng."Rasi sangat cantik," puji Jiwon. Dia setuju dengan Agra, kalau para Putri itu lebih suka ikut dengan Rasi."Ayo Kita juga ke dalam," ucap Agra.Mereka seolah terbagi menjadi dua blok, satunya bersama Agra dan Pangeran Afni. Di sisi lain ada Rasi dan Fatma, saat Rasi melewati istana semua tertunduk. Utamanya pelayan dan prajurit, jelas bagi putri lainnya itu adalah sebuah kehormatan yang luar biasa."Kalian nikmati saja semua hidangan dan pemandangan di sini, sementara Aku akan pergi sebentar," ucap Rasi pada yang lainnya."Iya, tapi cepatlah kembali. Nanti, Kita akan bersenang-senang. Dengan begini Kita bisa berteman," ucapnya."Iya, akan ku usahakan untuk segera datang kembang." Rasi meninggalkan ruangan yang dikhususkan untuk para putri kerajaan."Kak, Aku ikut." Fatma mengikuti Rasi dan berusaha mensejajarkan la