Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Pangeran Shankar Kau memang harus banyak belajar dariku. Supaya Kau bisa menjaga Adikku nantinya," ucap Raja Mahatra.
"Apa maksudnya? Apa Dia akan menjodohkan Adiknya denganku? Tidak...Aku jelas tidak mau!" batin Pangeran Shankar.
Pangeran Shankar hanya tersenyum, meski sebenarnya hatinya memberontak. Dia masih mencoba mengulik kelemahan dari Magaleyar, karena yakin Raja Mahatra tahu kelemahannya.
"Yang Mulia, Aku ingin mencoba mengalahkan Magaleyar." Pangeran Shankar membuat Raja Mahatra terkejut.
"Tidak bisa Pangeran, Kau tidak bisa mengalahkan Magaleyar." Raja Mahatra tidak mengijinkan Pangeran Shankar melawan Magaleyar.
"Mengapa tidak Yang Mulia? Jika Dandelion bisa, tentu Aku juga harus bisa. Aku harus lebih kuat dari Freya, jika Aku dikalahkan oleh Magaleyar pasti Adik Yang Mulia lebih memilih Freya dibandingkan Aku." Pangeran Shankar membuat rencana untuk tahu kelemahan dari Magaleyar.
"F
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana Kau bisa tahu?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Aku tahu dari mana, lalu apa pentingnya? Aku ingin bekerja sama denganmu," ucap Shankar."Kau ingin bekerjasama, tapi Kau mengikat Aku seperti ini. Bagaimana Aku bisa mempercayaimu?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Mudah saja...Aku tidak bisa mempercayaimu. Jadi, untuk membuktikan kesetiaan Dirimu ini yang harus Aku lakukan. Lagi pula, Kau tidak mungkin mempertaruhkan nyawa hanya demi Raja." Pangeran Shankar tersenyum penuh arti. Dia membuat Petinggi Ling berpikir."Lalu apa keuntungannya untukku?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Kau akan mendapatkan hadiah dariku dan tentunya Aku akan membantumu untuk mendapatkan kepercayaan Raja, Kau pasti tidak suka kalau Raja terus saja memuji Petinggi Kerajaan Lin." Pangeran Shankar mempengaruhi Petinggi Kerajaan Ling, terlihat Petinggi Kerajaan Ling mulai terpengaruh."Selama ini Raja selalu saja memuj
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSaat Freya menyelamatkan Ibunya Nilam, keadaan saat itu kacau. Bahkan, perhatian dari Sena teman Rasi teralihkan. Dia yang sebelumnya bertugas untuk mengawasi Raja Mahatra justru berhasil dikalahkan oleh Raja."Freya, jangan menyerah!" teriak Sena."Ayo Freya, Kau harus memilih! Apa hanya demi kemenangan Kau akan mengorbankan teman? Hahaha, pengecut." Raja Mahatra menyandera Sena dan mengancam Freya.Di sisi lain Dandelion telah dikepung oleh berbagai jenis binatang, di antaranya ular, harimau, singa, kuda, gajah, kalajengking raksasa, monyet, jerapah dll. Mereka tidak membiarkan Dandelion ke luar dari lingkaran itu.Sedangkan, Magaleyar telah menghancurkan pintu keluar dari kerajaan Mahatra. Di tempat itu hanya ada Rasi, Sena, Raja Mahatra, Dandelion, Magaleyar dan semua hewan yang muncul ketika Nilam meniup terompet yang diberikan oleh Rasi."Kalau Kau tidak melepaskan Sena, maka Dandelion juga akan h
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Raja Mahatra, lihat hasil dari kekejaman Mu! Kerajaanmu hancur dan Rakyatmu pun pergi meninggalkanmu, apa Kau masih bersikukuh ada pada kejahatan?" tanya Freya."Kau tidak tahu apapun Freya!" bentak Raja Mahatra."Hei, Aku bilang pelankan suaramu! Kalau Magaleyar bangun Dia akan menghabisimu, apa Kau mau itu terjadi?" tanya Freya menakuti Raja Mahatra.Sena, Pangeran Shankar dan Pandu menahan tawa melihat tingkah Freya yang mengerjai Raja Mahatra. Mungkin suasana memang cukup mencengkram, akan tetapi Freya membuat teman-temannya sama sekali tidak merasakan ketakutan."Aku tidak bertindak atas perintahmu Freya, Kau bukan siapa-siapa. Aku Rajanya di sini, kalau pun Dandelion sudah tidak ada. Aku akan melawanmu!" ujar Raja Mahatra."Bukan Freya yang akan melawanmu." Pangeran Shankar muncul dari balik reruntuhan, diikuti oleh Pandu dan juga Sena."Pengkhianat!" ucap Raja Mahatra."Kau yang pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYFreya membawa tubuh Raja Mahatra ke kawah gunung berapi dan membuangnya di sana. Saat itu Magaleyar telah kembali seperti semula, Dia menjadi teman Freya. Magaleyar memutuskan untuk menjaga tempat itu dan memastikan tidak akan ada yang berani untuk naik ke puncak. Terkhusus untuk orang-orang jahat yang hendak mengambil abu Raja Mahatra. Jika, abu tersebut diambil oleh kaum iblis, maka Raja Mahatra dapat kembali bangkit dengan kekuatan iblis."Magaleyar, jika Kau dalam bahaya. Kau harus pergi secepat mungkin dan kabari Aku, kirimkan saja pesanmu pada burung elang ini." dengan sihirnya Freya memberikan seekor burung yang bisa bicara."Baik Freya. Selama hidupku, Aku akan mengabdikan Diri untuk menjadi temanmu dan tidak akan pernah berkhianat," ucap Magaleyar dan terdengar seperti sumpah bagi Freya."Kalau begitu, Aku harus segera pergi." Freya meninggalkan kawah gunung berapi.Sementara di Kerajaan Freya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada apa?" tanya Rasi setenang mungkin."Kalian belum menyebutkan nama," ucap Penjaga desa Karang."Hahaha, benar ya. Kami sampai lupa, kalau begitu perkenalkan Aku Bala, empat orang temanku namanya Satya, Palam, Jin Ha, dan Kala." Rasi memperkenalkan nama para prajurit."Tuan Putri, Kala itu bukannya nama...." Rasi menyenggol lengan salah satu Prajurit yang juga menyamar, supaya penjaga desa tidak curiga."Apa sekarang Kami boleh melanjutkan perjalanan?" tanya Rasi."Boleh." akhirnya Penjaga desa mengijinkan Mereka masuk ke desa Karang.Rasi dan para prajurit melanjutkan perjalanan untuk mencari rumah Caraka. Sepanjang jalan, Mereka masih menawarkan sutra yang dibawa. Jumlahnya mulai berkurang, seiring perjalanan."Itu rumahnya Caraka." Rasi menunjukkan salah satu rumah dengan pintu gerbang yang bercorak matahari sebagai tandanya."Di dalam sepertinya ada penjaganya," ucap salah sa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau jangan macam-macam!" geram Caraka."Memangnya kenapa?" tanya Rasi."Tuan Putri Rasi sangat hebat, Dia tidak bisa Kau kalahkan. Kalau Kau berani macam-macam, akan Aku minta seluruh desa menyerangmu dan teman-temanmu ini." Caraka mundur ke belakang, tapi Satya sudah menutup pintu ruangan itu."Kalau Kau beritahu Aku di mana Rasi berada, maka Aku akan ampuni nyawamu. Bahkan, Kau akan dapat setengah dari Kerajaan Rana. Bagaimana?" tanya Rasi. Rasi memberikan penawaran yang bagus untuk Caraka."Sudah Aku katakan, Aku memang rakus akan harta! Tapi, Aku bukan pengkhianat!" tegas Caraka.Di dalam hatinya, Rasi memiliki kebanggaan pada Caraka. Yang Rasi tahu, Caraka memang rakus mengenai harta dan kekayaan. Kini Rasi dapat melihat, kesetiaan Caraka tidak dapat dibeli dengan apapun. Termasuk setengah dari Kerajaan Rana, pun tidak bisa untuk membujuknya. Rasi tersenyum penuh arti kemudian."Baiklah. Ka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana jika benar kalau wanita yang dimaksud merupakan Ratu Kosala," ucap Panglima Arya.Mendengar saran dari Panglima Arya, Raja mempertimbangkannya. Panglima Arya juga salah satu Panglima kepercayaan Raja, jadi tidak heran Raja lebih percaya dengan ucapan Panglima Arya dibandingkan para prajurit."Ayo berangkat!" ucap Raja.Rasi mengamati dari kejauhan, karena dari tadi Dia mengikuti para prajurit yang menurutnya penakut. Rasi yakin sekali, Raja Rana pasti menemukan Ratu Kosala. Karena, ini sudah diatur juga oleh Kala. Kini harus semakin siang dan sebentar lagi sore hari, saatnya Rasi harus kembali ke desa Karang. Masih ada tugas yang perlu Rasi selesaikan.Rasi melewati hutan belantara yang cukup rindang, serta dipenuhi oleh buah-buahan. Hutan di desa Karang terjaga dengan baik, sehingga mampu memberikan kehidupan yang asri. Merasa lapar, Rasi memetik b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sssttt!" Rasi memberikan isyarat supaya Palam dan Satya untuk diam dari perdebatannya.Dari atas Rasi, Satya dan Palam dapat melihat Caraka menyambut kedatangan Sung Ki dengan beberapa orang. Tentu, menurut Rasi Mereka itu adalah anak buah Sung Ki. Di tangga atas, terdapat sebuah tembok yang ada lubangnya. Kalau tak bermata elang, maka mustahil tahu kalau ada seseorang yang sedang mengintip percakapan yang ada di bawah sana."Tuan Putri, bagaimana Kita bisa mendengar ucapan Mereka? Sepertinya Kita hanya bisa melihat gerak-geriknya saja," bisik Palam."Jangan khawatir, Caraka bukan pemain baru dalam hal ini. Kalian lihat, perhatian dan dengar saja," bisik Rasi.Di lantai bawah"Tuan Sung Ki, selamat datang kembali." Caraka dengan gayanya yang khas menyambut Tuan Sung Ki dan anak buahnya.Dari atas Mereka bertiga dapat mendengar suara Caraka dan Sung Ki, karena Caraka menghebohkan suasana seperti pertama kalinya