Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Yang Mulia, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana jika benar kalau wanita yang dimaksud merupakan Ratu Kosala," ucap Panglima Arya.
Mendengar saran dari Panglima Arya, Raja mempertimbangkannya. Panglima Arya juga salah satu Panglima kepercayaan Raja, jadi tidak heran Raja lebih percaya dengan ucapan Panglima Arya dibandingkan para prajurit.
"Ayo berangkat!" ucap Raja.
Rasi mengamati dari kejauhan, karena dari tadi Dia mengikuti para prajurit yang menurutnya penakut. Rasi yakin sekali, Raja Rana pasti menemukan Ratu Kosala. Karena, ini sudah diatur juga oleh Kala. Kini harus semakin siang dan sebentar lagi sore hari, saatnya Rasi harus kembali ke desa Karang. Masih ada tugas yang perlu Rasi selesaikan.
Rasi melewati hutan belantara yang cukup rindang, serta dipenuhi oleh buah-buahan. Hutan di desa Karang terjaga dengan baik, sehingga mampu memberikan kehidupan yang asri. Merasa lapar, Rasi memetik b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sssttt!" Rasi memberikan isyarat supaya Palam dan Satya untuk diam dari perdebatannya.Dari atas Rasi, Satya dan Palam dapat melihat Caraka menyambut kedatangan Sung Ki dengan beberapa orang. Tentu, menurut Rasi Mereka itu adalah anak buah Sung Ki. Di tangga atas, terdapat sebuah tembok yang ada lubangnya. Kalau tak bermata elang, maka mustahil tahu kalau ada seseorang yang sedang mengintip percakapan yang ada di bawah sana."Tuan Putri, bagaimana Kita bisa mendengar ucapan Mereka? Sepertinya Kita hanya bisa melihat gerak-geriknya saja," bisik Palam."Jangan khawatir, Caraka bukan pemain baru dalam hal ini. Kalian lihat, perhatian dan dengar saja," bisik Rasi.Di lantai bawah"Tuan Sung Ki, selamat datang kembali." Caraka dengan gayanya yang khas menyambut Tuan Sung Ki dan anak buahnya.Dari atas Mereka bertiga dapat mendengar suara Caraka dan Sung Ki, karena Caraka menghebohkan suasana seperti pertama kalinya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYCaraka mengambil guci, kemudian mengisinya dengan air. Dan akhirnya air pun mendarat di atas kepala Sung Ki, agak kasar memang. Mata Rasi terbelalak melihat itu, tapi Dia juga yang meminta Caraka untuk membuat Sung Ki segera sadar. Tiga guci yang airnya penuh sudah habis, tapi Sung Ki masih belum sadar. Hanya matanya yang sedikit bergerak, mungkin rasa kantuknya begitu luar biasa."Hei, jangan sampai Dia kenapa-kenapa!" ucap Rasi pada Caraka."Tuan Putri jangan khawatir! Dia akan baik-baik saja," kata Caraka. Dia mengambil air yang kelima dan akhirnya."Uhuk-uhuk." Sung Ki terbatuk-batuk, matanya mulai bisa terbuka.Melihat Dirinya dalam keadaan basah kuyup, Sung Ki berniat menyerang Caraka yang saat itu ada di depannya. Caraka menghindari, alhasil Sung kembali jatuh ke lantai. Dia tidak bisa menyentuh Caraka sedikit pun, karena masih dalam keadaan terikat."Hei, kenapa terburu-buru? Kita bisa bicarakan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kalau ada korban yang berjatuhan, malam ini juga Aku sendiri yang akan menghancurkan Raja Bambu," ucapan Rasi menggema hingga dapat membangunkan bulu kuduk semua orang yang mendengarnya."Tenangkan Dirimu Tuan Putri, bukan ini yang harusnya terjadi. Dan Kau harus membantu Kami, supaya tidak ada korban dari ledakan itu," ucap Caraka."Aku akan membantu, ini adalah peta yang menunjukkan titik penempatan peledak tersebut." Anak buah Sung Ki menjelaskan semuanya."Ayo cepat bergerak!" perintah Rasi."Baik," ucap semuanya serentak.Mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk mengambil peledak tersebut, jika ada yang tanpa sengaja menginjak peledak tersebut. Maka, akan meledek tanpa bisa dicegah."Palam, Kau kirim surat untuk Kala dan katakan padanya supaya menangkap anak buah Sung Ki!" ucap Rasi."Sesuai permintaanmu, Tuan Putri." Palam bergegas untuk membuat surat yang akan dikirim ke Ke
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Lihat Pangeran semakin tampan." Para Pelayan melihat dari atas."Apa yang sedang Mereka lihat?" tanya Rasi."Dia kembali," jawab Laksmi."Siapa?" tanya Rasi."Pangeran Afni, tapi Fatma tidak ikut." Laksmi, kemudian menghampiri Rasi."Biarkan saja," gumam Rasi."Tapi, katanya Raja khusus menyambut kedatangannya. Artinya Kau harus turun ke bawah," ucap Laksmi."Kau saja yang pergi." Rasi menolak untuk turun menemui Mereka.Rasi sama sekali tidak menghiraukannya, Dia justru masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Laksmi memanggilnya dari luar dan berusaha meyakinkannya."Bagaimana Dia bisa memakai pakaian itu dengan sangat percaya diri?" tanya Ratu Kosala."Tuan Putri sangat cantik, sepertinya Dia sudah berubah. Biasanya, kan Tuan Putri akan menolak gaun yang panjang seperti itu." tidak hanya Ratu Kosala yang penasaran akan perubahan sikap Rasi, tetapi juga para pelayan.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan dengarkan Dia, Kau datang disaat yang tepat." Rasi menatap Kala, begitu juga sebaliknya."Rasi tunggu." Pangeran Afni menghentikan Rasi yang hendak pergi bersama Kala."Lepaskan, Aku harus membicarakan sesuatu yang penting." Rasi menepis tangan Pangeran Afni.Pangeran Afni tidak mau mengalah, Dia mengikuti Rasi dan Kala secara diam-diam. Rasi dan Kala menuju taman istana, di sana Rasi meminta Kala untuk mengambilkan buah mangga."Berapa mangga yang Kau inginkan?" tanya Kala. Dia sudah mulai memanjat."Em. Sebenarnya Aku ingin sekali makan buah jambu, tapi buahnya ada di luar istana. Jadi, ambilkan saja dua buah mangga." Rasi terlihat sedih. Di atas Kala merasa geli melihat wajah Rasi, Dia pasti tahu kalau Rasi hanya sedang membuat alasan.Kala dapat melihat Pangeran Afni yang bersembunyi di balik semak-semak, kemudian Dia mengambil satu buah mangga yang sengaja di lempar di sebelah Panger
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran, Aku memang tidak enak badan dan sedikit lelah. Pangeran, bolehkah Aku bicara sebentar?" tanya Rasi pada Pangeran Afni. Laksmi yang mendengarnya justru terbelalak tidak percaya, justru Dia terlihat bingung akan hal itu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"Tentu saja, apapun yang Kau inginkan. Hem... Laksmi, apa Kau bisa keluar sebentar. Hanya sebentar," ucap Pangeran Afni. Dia tersenyum penuh kemenangan, sebaliknya Laksmi menatap Rasi seolah meminta penjelasan.Rasi hanya menjawabnya dengan tersenyum, tapi Dia hanya diam. Menambah penasaran dalam hati Laksmi, setahunya Rasi tidak pernah memperdulikan Pangeran Afni yang selalu mengejarnya. Rasi juga tidak mungkin menjelaskan di depan Pangeran Afni, bisa-bisa semua rencananya akan gagal.Laksmi segera ke luar, meski Dia masih sangat penasaran dengan apa yang akan Rasi bicarakan dengan Pangeran Afni. Laksmi mencoba menguping di balik pintu, tapi tidak bisa me
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hahahaha." Rasi dan Laksmi keluar dari persembunyiannya.Mereka tertawa, begitu juga prajurit tadi yang sudah kembali. Di tempat yang cukup jauh, ada sepasang mata yang mengawasi Mereka. Dengan rahang mengeras dan tangan mengepal geregetan."Tuan Putri, apa Kala baik-baik saja? Dia tidak akan marah padaku, kan?" tanya Prajurit itu. Rasi menggaruk keningnya yang tidak gatal dan Laksmi memalingkan wajahnya."Aduh, perutku sangat lapar. Laksmi, ayo Kita makan!" ucap Rasi. Mereka berdua langsung kabur dari tempat itu."Eh, Tuan Putri Rasi kenapa ya?" tanya Prajurit itu sendiri. Dia kemudian, berbalik dan bug. Keningnya menabrak sesuatu.Prajurit itu tersenyum kecut, ketika melihat seseorang yang ada di depannya. Dia menunduk, kemudian melihatnya lagi."Aku merasa merinding," ucap Prajurit tersebut. Dia hendak pergi dari sana tetapi, Kala menahannya."Hei, Mau ke mana Kau?" tanya Kala. D
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pertanyaan macam apa itu?" tanya Panglima Arya."Pertanyaan yang memerlukan jawaban," jawab Rasi dengan tenang."Rasi," ucap Ratu Kosala, Dia tidak menyangka kalau Rasi akan berani menjawab Panglima Arya seperti itu.Panglima Arya tampak menahan amarahnya, Dia menatap tajam Rasi. Raja Rana dapat mengerti, siapa pencuri yang dimaksud. Apakah Raja akan memberikan hukuman?"Peraturan di lahan khusus, bahwa tidak semua orang berhak mengambil mangga tanpa ijin Raja. Bila itu terjadi, maka Dia dianggap pencuri. Apa jawaban Ku cukup jelas Tuan Putri?" tanya Panglima Arya pada Rasi.Panglima Arya hanya lebih muda tiga tahun dibandingkan dengan Rasi, tapi pengalamannya dalam pertempuran tidak bisa dianggap main-main. Setiap pertempuran Dia menangkan, karena itulah Raja selalu percaya padanya.Pada umurnya yang masih 22 tahun, Dia sudah terkenal. Panglima Arya, bahkan menjadi lelaki idaman untuk para putr