Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Kau jangan macam-macam!" geram Caraka.
"Memangnya kenapa?" tanya Rasi.
"Tuan Putri Rasi sangat hebat, Dia tidak bisa Kau kalahkan. Kalau Kau berani macam-macam, akan Aku minta seluruh desa menyerangmu dan teman-temanmu ini." Caraka mundur ke belakang, tapi Satya sudah menutup pintu ruangan itu.
"Kalau Kau beritahu Aku di mana Rasi berada, maka Aku akan ampuni nyawamu. Bahkan, Kau akan dapat setengah dari Kerajaan Rana. Bagaimana?" tanya Rasi. Rasi memberikan penawaran yang bagus untuk Caraka.
"Sudah Aku katakan, Aku memang rakus akan harta! Tapi, Aku bukan pengkhianat!" tegas Caraka.
Di dalam hatinya, Rasi memiliki kebanggaan pada Caraka. Yang Rasi tahu, Caraka memang rakus mengenai harta dan kekayaan. Kini Rasi dapat melihat, kesetiaan Caraka tidak dapat dibeli dengan apapun. Termasuk setengah dari Kerajaan Rana, pun tidak bisa untuk membujuknya. Rasi tersenyum penuh arti kemudian.
"Baiklah. Ka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana jika benar kalau wanita yang dimaksud merupakan Ratu Kosala," ucap Panglima Arya.Mendengar saran dari Panglima Arya, Raja mempertimbangkannya. Panglima Arya juga salah satu Panglima kepercayaan Raja, jadi tidak heran Raja lebih percaya dengan ucapan Panglima Arya dibandingkan para prajurit."Ayo berangkat!" ucap Raja.Rasi mengamati dari kejauhan, karena dari tadi Dia mengikuti para prajurit yang menurutnya penakut. Rasi yakin sekali, Raja Rana pasti menemukan Ratu Kosala. Karena, ini sudah diatur juga oleh Kala. Kini harus semakin siang dan sebentar lagi sore hari, saatnya Rasi harus kembali ke desa Karang. Masih ada tugas yang perlu Rasi selesaikan.Rasi melewati hutan belantara yang cukup rindang, serta dipenuhi oleh buah-buahan. Hutan di desa Karang terjaga dengan baik, sehingga mampu memberikan kehidupan yang asri. Merasa lapar, Rasi memetik b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sssttt!" Rasi memberikan isyarat supaya Palam dan Satya untuk diam dari perdebatannya.Dari atas Rasi, Satya dan Palam dapat melihat Caraka menyambut kedatangan Sung Ki dengan beberapa orang. Tentu, menurut Rasi Mereka itu adalah anak buah Sung Ki. Di tangga atas, terdapat sebuah tembok yang ada lubangnya. Kalau tak bermata elang, maka mustahil tahu kalau ada seseorang yang sedang mengintip percakapan yang ada di bawah sana."Tuan Putri, bagaimana Kita bisa mendengar ucapan Mereka? Sepertinya Kita hanya bisa melihat gerak-geriknya saja," bisik Palam."Jangan khawatir, Caraka bukan pemain baru dalam hal ini. Kalian lihat, perhatian dan dengar saja," bisik Rasi.Di lantai bawah"Tuan Sung Ki, selamat datang kembali." Caraka dengan gayanya yang khas menyambut Tuan Sung Ki dan anak buahnya.Dari atas Mereka bertiga dapat mendengar suara Caraka dan Sung Ki, karena Caraka menghebohkan suasana seperti pertama kalinya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYCaraka mengambil guci, kemudian mengisinya dengan air. Dan akhirnya air pun mendarat di atas kepala Sung Ki, agak kasar memang. Mata Rasi terbelalak melihat itu, tapi Dia juga yang meminta Caraka untuk membuat Sung Ki segera sadar. Tiga guci yang airnya penuh sudah habis, tapi Sung Ki masih belum sadar. Hanya matanya yang sedikit bergerak, mungkin rasa kantuknya begitu luar biasa."Hei, jangan sampai Dia kenapa-kenapa!" ucap Rasi pada Caraka."Tuan Putri jangan khawatir! Dia akan baik-baik saja," kata Caraka. Dia mengambil air yang kelima dan akhirnya."Uhuk-uhuk." Sung Ki terbatuk-batuk, matanya mulai bisa terbuka.Melihat Dirinya dalam keadaan basah kuyup, Sung Ki berniat menyerang Caraka yang saat itu ada di depannya. Caraka menghindari, alhasil Sung kembali jatuh ke lantai. Dia tidak bisa menyentuh Caraka sedikit pun, karena masih dalam keadaan terikat."Hei, kenapa terburu-buru? Kita bisa bicarakan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kalau ada korban yang berjatuhan, malam ini juga Aku sendiri yang akan menghancurkan Raja Bambu," ucapan Rasi menggema hingga dapat membangunkan bulu kuduk semua orang yang mendengarnya."Tenangkan Dirimu Tuan Putri, bukan ini yang harusnya terjadi. Dan Kau harus membantu Kami, supaya tidak ada korban dari ledakan itu," ucap Caraka."Aku akan membantu, ini adalah peta yang menunjukkan titik penempatan peledak tersebut." Anak buah Sung Ki menjelaskan semuanya."Ayo cepat bergerak!" perintah Rasi."Baik," ucap semuanya serentak.Mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk mengambil peledak tersebut, jika ada yang tanpa sengaja menginjak peledak tersebut. Maka, akan meledek tanpa bisa dicegah."Palam, Kau kirim surat untuk Kala dan katakan padanya supaya menangkap anak buah Sung Ki!" ucap Rasi."Sesuai permintaanmu, Tuan Putri." Palam bergegas untuk membuat surat yang akan dikirim ke Ke
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Lihat Pangeran semakin tampan." Para Pelayan melihat dari atas."Apa yang sedang Mereka lihat?" tanya Rasi."Dia kembali," jawab Laksmi."Siapa?" tanya Rasi."Pangeran Afni, tapi Fatma tidak ikut." Laksmi, kemudian menghampiri Rasi."Biarkan saja," gumam Rasi."Tapi, katanya Raja khusus menyambut kedatangannya. Artinya Kau harus turun ke bawah," ucap Laksmi."Kau saja yang pergi." Rasi menolak untuk turun menemui Mereka.Rasi sama sekali tidak menghiraukannya, Dia justru masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Laksmi memanggilnya dari luar dan berusaha meyakinkannya."Bagaimana Dia bisa memakai pakaian itu dengan sangat percaya diri?" tanya Ratu Kosala."Tuan Putri sangat cantik, sepertinya Dia sudah berubah. Biasanya, kan Tuan Putri akan menolak gaun yang panjang seperti itu." tidak hanya Ratu Kosala yang penasaran akan perubahan sikap Rasi, tetapi juga para pelayan.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan dengarkan Dia, Kau datang disaat yang tepat." Rasi menatap Kala, begitu juga sebaliknya."Rasi tunggu." Pangeran Afni menghentikan Rasi yang hendak pergi bersama Kala."Lepaskan, Aku harus membicarakan sesuatu yang penting." Rasi menepis tangan Pangeran Afni.Pangeran Afni tidak mau mengalah, Dia mengikuti Rasi dan Kala secara diam-diam. Rasi dan Kala menuju taman istana, di sana Rasi meminta Kala untuk mengambilkan buah mangga."Berapa mangga yang Kau inginkan?" tanya Kala. Dia sudah mulai memanjat."Em. Sebenarnya Aku ingin sekali makan buah jambu, tapi buahnya ada di luar istana. Jadi, ambilkan saja dua buah mangga." Rasi terlihat sedih. Di atas Kala merasa geli melihat wajah Rasi, Dia pasti tahu kalau Rasi hanya sedang membuat alasan.Kala dapat melihat Pangeran Afni yang bersembunyi di balik semak-semak, kemudian Dia mengambil satu buah mangga yang sengaja di lempar di sebelah Panger
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran, Aku memang tidak enak badan dan sedikit lelah. Pangeran, bolehkah Aku bicara sebentar?" tanya Rasi pada Pangeran Afni. Laksmi yang mendengarnya justru terbelalak tidak percaya, justru Dia terlihat bingung akan hal itu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"Tentu saja, apapun yang Kau inginkan. Hem... Laksmi, apa Kau bisa keluar sebentar. Hanya sebentar," ucap Pangeran Afni. Dia tersenyum penuh kemenangan, sebaliknya Laksmi menatap Rasi seolah meminta penjelasan.Rasi hanya menjawabnya dengan tersenyum, tapi Dia hanya diam. Menambah penasaran dalam hati Laksmi, setahunya Rasi tidak pernah memperdulikan Pangeran Afni yang selalu mengejarnya. Rasi juga tidak mungkin menjelaskan di depan Pangeran Afni, bisa-bisa semua rencananya akan gagal.Laksmi segera ke luar, meski Dia masih sangat penasaran dengan apa yang akan Rasi bicarakan dengan Pangeran Afni. Laksmi mencoba menguping di balik pintu, tapi tidak bisa me
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hahahaha." Rasi dan Laksmi keluar dari persembunyiannya.Mereka tertawa, begitu juga prajurit tadi yang sudah kembali. Di tempat yang cukup jauh, ada sepasang mata yang mengawasi Mereka. Dengan rahang mengeras dan tangan mengepal geregetan."Tuan Putri, apa Kala baik-baik saja? Dia tidak akan marah padaku, kan?" tanya Prajurit itu. Rasi menggaruk keningnya yang tidak gatal dan Laksmi memalingkan wajahnya."Aduh, perutku sangat lapar. Laksmi, ayo Kita makan!" ucap Rasi. Mereka berdua langsung kabur dari tempat itu."Eh, Tuan Putri Rasi kenapa ya?" tanya Prajurit itu sendiri. Dia kemudian, berbalik dan bug. Keningnya menabrak sesuatu.Prajurit itu tersenyum kecut, ketika melihat seseorang yang ada di depannya. Dia menunduk, kemudian melihatnya lagi."Aku merasa merinding," ucap Prajurit tersebut. Dia hendak pergi dari sana tetapi, Kala menahannya."Hei, Mau ke mana Kau?" tanya Kala. D
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p