Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Kalau ada korban yang berjatuhan, malam ini juga Aku sendiri yang akan menghancurkan Raja Bambu," ucapan Rasi menggema hingga dapat membangunkan bulu kuduk semua orang yang mendengarnya.
"Tenangkan Dirimu Tuan Putri, bukan ini yang harusnya terjadi. Dan Kau harus membantu Kami, supaya tidak ada korban dari ledakan itu," ucap Caraka.
"Aku akan membantu, ini adalah peta yang menunjukkan titik penempatan peledak tersebut." Anak buah Sung Ki menjelaskan semuanya.
"Ayo cepat bergerak!" perintah Rasi.
"Baik," ucap semuanya serentak.
Mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk mengambil peledak tersebut, jika ada yang tanpa sengaja menginjak peledak tersebut. Maka, akan meledek tanpa bisa dicegah.
"Palam, Kau kirim surat untuk Kala dan katakan padanya supaya menangkap anak buah Sung Ki!" ucap Rasi.
"Sesuai permintaanmu, Tuan Putri." Palam bergegas untuk membuat surat yang akan dikirim ke Ke
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Lihat Pangeran semakin tampan." Para Pelayan melihat dari atas."Apa yang sedang Mereka lihat?" tanya Rasi."Dia kembali," jawab Laksmi."Siapa?" tanya Rasi."Pangeran Afni, tapi Fatma tidak ikut." Laksmi, kemudian menghampiri Rasi."Biarkan saja," gumam Rasi."Tapi, katanya Raja khusus menyambut kedatangannya. Artinya Kau harus turun ke bawah," ucap Laksmi."Kau saja yang pergi." Rasi menolak untuk turun menemui Mereka.Rasi sama sekali tidak menghiraukannya, Dia justru masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Laksmi memanggilnya dari luar dan berusaha meyakinkannya."Bagaimana Dia bisa memakai pakaian itu dengan sangat percaya diri?" tanya Ratu Kosala."Tuan Putri sangat cantik, sepertinya Dia sudah berubah. Biasanya, kan Tuan Putri akan menolak gaun yang panjang seperti itu." tidak hanya Ratu Kosala yang penasaran akan perubahan sikap Rasi, tetapi juga para pelayan.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan dengarkan Dia, Kau datang disaat yang tepat." Rasi menatap Kala, begitu juga sebaliknya."Rasi tunggu." Pangeran Afni menghentikan Rasi yang hendak pergi bersama Kala."Lepaskan, Aku harus membicarakan sesuatu yang penting." Rasi menepis tangan Pangeran Afni.Pangeran Afni tidak mau mengalah, Dia mengikuti Rasi dan Kala secara diam-diam. Rasi dan Kala menuju taman istana, di sana Rasi meminta Kala untuk mengambilkan buah mangga."Berapa mangga yang Kau inginkan?" tanya Kala. Dia sudah mulai memanjat."Em. Sebenarnya Aku ingin sekali makan buah jambu, tapi buahnya ada di luar istana. Jadi, ambilkan saja dua buah mangga." Rasi terlihat sedih. Di atas Kala merasa geli melihat wajah Rasi, Dia pasti tahu kalau Rasi hanya sedang membuat alasan.Kala dapat melihat Pangeran Afni yang bersembunyi di balik semak-semak, kemudian Dia mengambil satu buah mangga yang sengaja di lempar di sebelah Panger
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran, Aku memang tidak enak badan dan sedikit lelah. Pangeran, bolehkah Aku bicara sebentar?" tanya Rasi pada Pangeran Afni. Laksmi yang mendengarnya justru terbelalak tidak percaya, justru Dia terlihat bingung akan hal itu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"Tentu saja, apapun yang Kau inginkan. Hem... Laksmi, apa Kau bisa keluar sebentar. Hanya sebentar," ucap Pangeran Afni. Dia tersenyum penuh kemenangan, sebaliknya Laksmi menatap Rasi seolah meminta penjelasan.Rasi hanya menjawabnya dengan tersenyum, tapi Dia hanya diam. Menambah penasaran dalam hati Laksmi, setahunya Rasi tidak pernah memperdulikan Pangeran Afni yang selalu mengejarnya. Rasi juga tidak mungkin menjelaskan di depan Pangeran Afni, bisa-bisa semua rencananya akan gagal.Laksmi segera ke luar, meski Dia masih sangat penasaran dengan apa yang akan Rasi bicarakan dengan Pangeran Afni. Laksmi mencoba menguping di balik pintu, tapi tidak bisa me
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hahahaha." Rasi dan Laksmi keluar dari persembunyiannya.Mereka tertawa, begitu juga prajurit tadi yang sudah kembali. Di tempat yang cukup jauh, ada sepasang mata yang mengawasi Mereka. Dengan rahang mengeras dan tangan mengepal geregetan."Tuan Putri, apa Kala baik-baik saja? Dia tidak akan marah padaku, kan?" tanya Prajurit itu. Rasi menggaruk keningnya yang tidak gatal dan Laksmi memalingkan wajahnya."Aduh, perutku sangat lapar. Laksmi, ayo Kita makan!" ucap Rasi. Mereka berdua langsung kabur dari tempat itu."Eh, Tuan Putri Rasi kenapa ya?" tanya Prajurit itu sendiri. Dia kemudian, berbalik dan bug. Keningnya menabrak sesuatu.Prajurit itu tersenyum kecut, ketika melihat seseorang yang ada di depannya. Dia menunduk, kemudian melihatnya lagi."Aku merasa merinding," ucap Prajurit tersebut. Dia hendak pergi dari sana tetapi, Kala menahannya."Hei, Mau ke mana Kau?" tanya Kala. D
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pertanyaan macam apa itu?" tanya Panglima Arya."Pertanyaan yang memerlukan jawaban," jawab Rasi dengan tenang."Rasi," ucap Ratu Kosala, Dia tidak menyangka kalau Rasi akan berani menjawab Panglima Arya seperti itu.Panglima Arya tampak menahan amarahnya, Dia menatap tajam Rasi. Raja Rana dapat mengerti, siapa pencuri yang dimaksud. Apakah Raja akan memberikan hukuman?"Peraturan di lahan khusus, bahwa tidak semua orang berhak mengambil mangga tanpa ijin Raja. Bila itu terjadi, maka Dia dianggap pencuri. Apa jawaban Ku cukup jelas Tuan Putri?" tanya Panglima Arya pada Rasi.Panglima Arya hanya lebih muda tiga tahun dibandingkan dengan Rasi, tapi pengalamannya dalam pertempuran tidak bisa dianggap main-main. Setiap pertempuran Dia menangkan, karena itulah Raja selalu percaya padanya.Pada umurnya yang masih 22 tahun, Dia sudah terkenal. Panglima Arya, bahkan menjadi lelaki idaman untuk para putr
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sebaiknya Kau pergi dari sini, Kau seorang Panglima dan Kami adalah seorang pencuri. Kau pasti sekarang sangat puas," ucap Rasi. Dia terlihat menahan emosinya."Aku kemari untuk minta maaf, tapi sekarang Aku memang yakin Kau seorang pencuri." Panglima Arya bermaksud untuk pergi, setelah mengatakannya."Permintaan maaf darimu tidak akan pernah Aku terima," ucap Rasi."Terserah," balas Panglima Arya."Sudahlah Rasi, jangan hiraukan Dia. Sepertinya buahnya sudah cukup untuk Kita bertiga." Laksmi menunjukkan buah-buahan yang Dia dapatkan."Ayo Kita kembali," ucap Rasi.Mereka bertiga kembali ke lahan khusus, setelah selesai mencari buah-buahan. Di sana Panglima Arya dan beberapa prajurit telah membangun tenda, sedangkan para pelayan sudah menyiapkan makanan. Mereka juga membawakan pakaian Rasi, Laksmi dan Kala."Yang Mulia mengatakan, Kalian akan hidup layaknya rakyat biasa selama satu bulan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRatu Kosala sampai memohon, tapi tidak diijinkan untuk ke luar menemui Rasi. Malam semakin larut, sehingga dengan terpaksa Ratu kembali ke kamarnya. Raja Rana telah terlelap tidur, namun Dirinya masih terjaga."Rasi, apa Kau sudah makan?" tanya Ratu dalam hatinya.Suara tangisnya masih terdengar, Raja Rana yang terbangun mendengar isak tangis Ratu membelai kepala Ratu Kosala."Kau jangan memikirkan Rasi, Dia baik-baik saja. Dia mendapatkan tempat tidur yang layak, dijaga dengan ketat. Dia juga sudah makan, Aku sudah mengirim pelayan supaya memasak untuk Mereka." mendengar penjelasan Raja Rana, hati Ratu Kosala sedikit tenang.Tanpa terasa akhirnya Dia terlelap dalam mimpi, di istana para putri yang lain memikirkan Rasi. Rasi adalah teman Mereka, begitu juga para pelayan yang biasanya melayani Rasi."Apa Tuan Putri bisa tidur di lahan itu? Katanya suasana lahan itu sangat seram, bagaimana kalau ada
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Arya." Laksmi langsung menghampirinya dan membersihkan sisa obat tadi."Aku tidak apa," ucap Panglima Arya."Tuan Putri Rasi, ayo Kita lanjutkan pekerjaan." Kala membawa Rasi untuk pergi dari sana supaya menghindari pertengkaran yang mungkin akan terjadi."Rasi," panggil Panglima Arya, tapi Rasi dan Kala sudah jauh."Ada apa Panglima?" tanya Laksmi."Ini, Kau tolong berikan pada Rasi. Dari Ratu," ucap Panglima Arya. Dia memberikan buah-buahan segar."Baiklah, nanti akan Aku berikan pada Rasi. Omong-omong terima kasih," ucap Laksmi.Kala membawa Rasi pergi ke dekat sumur untuk mengambil air, Mereka membantu istri prajurit untuk menimba."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Rasi."Maksudmu?" tanya Kala balik."Jangan berpura-pura." Rasi masih menimba air."Iya, Aku tidak mau Kalian ribut." akhirnya Kala mengakuinya."Aku lelah dengan semua ini," lirih Rasi."Kau tidak bol
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p