Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY"Panglima Arya." Laksmi langsung menghampirinya dan membersihkan sisa obat tadi."Aku tidak apa," ucap Panglima Arya."Tuan Putri Rasi, ayo Kita lanjutkan pekerjaan." Kala membawa Rasi untuk pergi dari sana supaya menghindari pertengkaran yang mungkin akan terjadi."Rasi," panggil Panglima Arya, tapi Rasi dan Kala sudah jauh."Ada apa Panglima?" tanya Laksmi."Ini, Kau tolong berikan pada Rasi. Dari Ratu," ucap Panglima Arya. Dia memberikan buah-buahan segar."Baiklah, nanti akan Aku berikan pada Rasi. Omong-omong terima kasih," ucap Laksmi.Kala membawa Rasi pergi ke dekat sumur untuk mengambil air, Mereka membantu istri prajurit untuk menimba."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Rasi."Maksudmu?" tanya Kala balik."Jangan berpura-pura." Rasi masih menimba air."Iya, Aku tidak mau Kalian ribut." akhirnya Kala mengakuinya."Aku lelah dengan semua ini," lirih Rasi."Kau tidak bolSelamat MembacaHAVE A NICE DAYBanyak Prajurit yang datang ke lahan khusus pagi itu, karena Mereka diperintahkan oleh Raja Rana untuk memanen mangga Pozzy. Hari itu juga Rasi dan teman-temannya kembali ke istana, Ratu Kosala dan yang lainnya menyambutnya dengan gembira."Pelayan, tolong siapkan semua pakaianku dan Laksmi. Kami akan berangkat esok pagi," ucap Rasi."Baik Tuan Putri," jawab Pelayan.Mereka masuk ke istana untuk menyiapkan semua yang Rasi dan Laksmi butuhkan sementara, Ratu Kosala sedang bicara dengan Rasi."Ini pasti tidak mudah untukmu," ucap Ratu Kosala."Ada sesuatu yang ingin Aku tanyakan," ucap Rasi."Kalau Kau bertanya mengenai masa lalu, sebaiknya diurungkan. Karena, akan mengungkit masa yang begitu kelam. Aku tidak bisa memberitahumu," ucap Ratu Kosala."Kenapa tidak?" tanya Rasi."Kalau Kau tahu yang sebenarnya, apa yang akan Kau lakukan?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja melakukan se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela meminta Rasi yang memimpin para Putri menuju suatu ruangan yang ada di istana, tempat tersebut adalah yang paling megah. Namun, seluruh isinya pasti begitu asing menurut Mereka."Apakah semuanya sudah di sini?" tanya Aquela."Sudah dan total jumlah Kami ada sepuluh orang," jawab Rasi."Jumlah Kalian memang lebih sedikit, karena Kami hanya menerima Putri dari Raja-raja besar saja," tutur Aquela."Mengapa seperti itu?" tanya Rasi."Karena, seperti itu kebijakan dari para Raja. Meski, Kami sudah mengijinkan semua Putri Raja dapat belajar di sini. Tidak ada yang datang dan kebanyakan dari Mereka sudah menikah, Kalian harus beruntung," tutur Aquela."Apa selama ini Aku kurang peka?" pikir Rasi."Laksmi, tolong ambilkan air." Aquela memberikan dua botol pada Laksmi."Biar Aku bantu," ucap Rasi."Tidak, Kau tetap di sini. Rasi tugasmu membagikan sendok ini." Aquela memberikan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi," sapa Aquela, ketika melihat Rasi."Apa Kau tahu Aquela, Aku tidak memiliki hari selembut hatinya Laksmi. Dan Aku adalah tipe pendendam," setelah mengatakan hal tersebut--Rasi segera meninggalkan Aquela yang terlihat menahan amarahnya."Rasi, bagaimana pun juga Kau akan menjadi bidakku saja. Kau adalah pion terkuatku, akan kupastikan Kau hanya akan menuruti semua perkataanku," ucap Aquela seorang diri. Dia sepertinya menyimpan kemarahan yang mendalam.Saat menuju The Princess room, yaitu tempat para Putri belajar meramu obat--Aquela sempat berpapasan dengan seorang wanita yang seumuran dengannya, hal itu membuat Aquela berhenti sejenak dan mengikutiku arah perginya wanita tersebut."Jadi, Dia guru baru Mereka?" tanya Aquela."Apa yang Kau lakukan di sini Aquela?" tanya Laksmi dari belakang.Aquela menoleh ke belakang."Apapun yang Aku lakukan, tidak perlu Kau tahu.""Selama ini Aku s
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSelama sepuluh hari berada di Asrama, Rasi dan Laksmi tidak belajar seperti Putri yang lain. Tidak ada yang tahu tentang Mereka, namun belakangan Rasi selalu berpapasan dengan Pangeran Shankar dan temannya."Kenapa?" tanya Laksmi."Aku selalu berpapasan dengannya," jawab Rasi ketus."Seperti takdir yang selalu menyatukan?" tanya Laksmi, yang berhasil mendapatkan cubitan kecil dari Rasi."Dia cukup menarik," ucap Pangeran Shankar pada temannya."Kau menyukainya?" tanyanya."Bagaimana menurutmu, Pandu?" tanya Pangeran Shankar."Tidak ada salahnya, tapi apa Kau bisa terima keluarganya?" tanya Pandu dengan hati-hati."Aku tidak ingin membahas tentang keluarganya," jawab Shankar."Kau sudah berhasil menyingkirkan Kerajaan sebelah, apa Kau tidak mau membalasnya?" tanya Pandu."Akan ada saatnya untuk itu," jawab Pangeran Shankar.Pangeran dan Putri kerajaan di pisahkan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYDengan spontan Rasi memeluk Shankar, setelah beberapa saat Shankar baru mengeluarkannya dari dalam air."uhuk-uhuk.""Kau baik-baik saja?" tanya Shankar.Mereka bertemu pandang, waktu seolah terhenti. Wajah Shankar semakin mendekat--dengan cepat Rasi menghindar. Shankar menggendong Rasi dan membawanya ke belakang istana."Turunkan Aku," bisik Rasi yang mungkin kedinginan."Kau kedinginan," ucapnya."Biarkan saja, ini salahmu." Rasi sama sekali tidak menatap Pangeran Shankar.Badan Shankar yang kekar memeluk Rasi dengan erat, sang empunya langsung menendang perut Shankar dengan keras.&nbs
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan-jangan Dia mengingatku," batin Rasi."Rasi." Shankar melambaikan tangannya."Mana mungkin Kita pernah bertemu, Aku baru tahu tentangmu di tempat ini," ucap Rasi."Tapi, tatapan tajam itu tidak asing. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda," ucap Shankar. Dia menyentuh wajah Rasi dengan lembut."Lepaskan! Sudah Aku bilang, Aku tidak pernah bertemu denganmu. Jangan muncul lagi di hadapanku," ucap Rasi menunjukan wajah kesalnya. Shankar sama sekali tidak terlihat marah, Dia justru tersenyum melihat wajah Rasi yang cemberut."Meski Kau marah-marah seperti itu, tapi membuatku terhibur. Kau sangat manis Rasi," bisik Shankar yang mampu mampu memberikan sensasi yang berbeda.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi-Laksmi," sapa Tunisia."Aku sangat merindukan." ketiganya berpelukan."Pangeran Afni, kemari." Raja memanggil Pangeran Afni, hal itu membuat Rasi dan Laksmi saling memandang."Pangeran Afni juga ikut?" bisik Rasi pada Tunisia."Iya, Kami sama-sama bertemu di istana Rana. Tapi, Fatma di larang untuk datang ke sini," tutur Tunisia."Kenapa?" tanya Rasi yang terlihat penasaran."Entahlah, Pangeran Afni tidak mengatakan apapun." Rasi termenung, ketika mendengar hal itu."Iya, Yang Mulia." Pangeran Afni menghampiri Raja Rana bersama Pangeran Jiwon."Ya, a
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Merebut? Apa maksudmu?" tanya Tunisia yang kebingungan."Jangan berpura-pura tidak tahu." tangan Saguya di hempasan oleh laki-laki yang tidak lain adalah Pandu, Dia melindungi Tunisia."Pandu," ucap Bela yang gelapagan."Kenapa?" tanya Pandu. Dan menatap keduanya."Menyebalkan." Saguya menarik tangan Bela dan membawanya pergi, meski Bela menolaknya."Saguya lepaskan tanganku." Bela membuat Saguya jatuh ke tanah."Aduh! Kenapa Kau mendorongku? Ini semua gara-gara Pandu." Saguya berusaha bangun sendiri."Apa?! Pandu tidak salah, Kau yang salah!" bentak Bela pada Saguya.