Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Aquela meminta Rasi yang memimpin para Putri menuju suatu ruangan yang ada di istana, tempat tersebut adalah yang paling megah. Namun, seluruh isinya pasti begitu asing menurut Mereka.
"Apakah semuanya sudah di sini?" tanya Aquela.
"Sudah dan total jumlah Kami ada sepuluh orang," jawab Rasi.
"Jumlah Kalian memang lebih sedikit, karena Kami hanya menerima Putri dari Raja-raja besar saja," tutur Aquela.
"Mengapa seperti itu?" tanya Rasi.
"Karena, seperti itu kebijakan dari para Raja. Meski, Kami sudah mengijinkan semua Putri Raja dapat belajar di sini. Tidak ada yang datang dan kebanyakan dari Mereka sudah menikah, Kalian harus beruntung," tutur Aquela.
"Apa selama ini Aku kurang peka?" pikir Rasi.
"Laksmi, tolong ambilkan air." Aquela memberikan dua botol pada Laksmi.
"Biar Aku bantu," ucap Rasi.
"Tidak, Kau tetap di sini. Rasi tugasmu membagikan sendok ini." Aquela memberikan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi," sapa Aquela, ketika melihat Rasi."Apa Kau tahu Aquela, Aku tidak memiliki hari selembut hatinya Laksmi. Dan Aku adalah tipe pendendam," setelah mengatakan hal tersebut--Rasi segera meninggalkan Aquela yang terlihat menahan amarahnya."Rasi, bagaimana pun juga Kau akan menjadi bidakku saja. Kau adalah pion terkuatku, akan kupastikan Kau hanya akan menuruti semua perkataanku," ucap Aquela seorang diri. Dia sepertinya menyimpan kemarahan yang mendalam.Saat menuju The Princess room, yaitu tempat para Putri belajar meramu obat--Aquela sempat berpapasan dengan seorang wanita yang seumuran dengannya, hal itu membuat Aquela berhenti sejenak dan mengikutiku arah perginya wanita tersebut."Jadi, Dia guru baru Mereka?" tanya Aquela."Apa yang Kau lakukan di sini Aquela?" tanya Laksmi dari belakang.Aquela menoleh ke belakang."Apapun yang Aku lakukan, tidak perlu Kau tahu.""Selama ini Aku s
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSelama sepuluh hari berada di Asrama, Rasi dan Laksmi tidak belajar seperti Putri yang lain. Tidak ada yang tahu tentang Mereka, namun belakangan Rasi selalu berpapasan dengan Pangeran Shankar dan temannya."Kenapa?" tanya Laksmi."Aku selalu berpapasan dengannya," jawab Rasi ketus."Seperti takdir yang selalu menyatukan?" tanya Laksmi, yang berhasil mendapatkan cubitan kecil dari Rasi."Dia cukup menarik," ucap Pangeran Shankar pada temannya."Kau menyukainya?" tanyanya."Bagaimana menurutmu, Pandu?" tanya Pangeran Shankar."Tidak ada salahnya, tapi apa Kau bisa terima keluarganya?" tanya Pandu dengan hati-hati."Aku tidak ingin membahas tentang keluarganya," jawab Shankar."Kau sudah berhasil menyingkirkan Kerajaan sebelah, apa Kau tidak mau membalasnya?" tanya Pandu."Akan ada saatnya untuk itu," jawab Pangeran Shankar.Pangeran dan Putri kerajaan di pisahkan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYDengan spontan Rasi memeluk Shankar, setelah beberapa saat Shankar baru mengeluarkannya dari dalam air."uhuk-uhuk.""Kau baik-baik saja?" tanya Shankar.Mereka bertemu pandang, waktu seolah terhenti. Wajah Shankar semakin mendekat--dengan cepat Rasi menghindar. Shankar menggendong Rasi dan membawanya ke belakang istana."Turunkan Aku," bisik Rasi yang mungkin kedinginan."Kau kedinginan," ucapnya."Biarkan saja, ini salahmu." Rasi sama sekali tidak menatap Pangeran Shankar.Badan Shankar yang kekar memeluk Rasi dengan erat, sang empunya langsung menendang perut Shankar dengan keras.&nbs
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan-jangan Dia mengingatku," batin Rasi."Rasi." Shankar melambaikan tangannya."Mana mungkin Kita pernah bertemu, Aku baru tahu tentangmu di tempat ini," ucap Rasi."Tapi, tatapan tajam itu tidak asing. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda," ucap Shankar. Dia menyentuh wajah Rasi dengan lembut."Lepaskan! Sudah Aku bilang, Aku tidak pernah bertemu denganmu. Jangan muncul lagi di hadapanku," ucap Rasi menunjukan wajah kesalnya. Shankar sama sekali tidak terlihat marah, Dia justru tersenyum melihat wajah Rasi yang cemberut."Meski Kau marah-marah seperti itu, tapi membuatku terhibur. Kau sangat manis Rasi," bisik Shankar yang mampu mampu memberikan sensasi yang berbeda.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi-Laksmi," sapa Tunisia."Aku sangat merindukan." ketiganya berpelukan."Pangeran Afni, kemari." Raja memanggil Pangeran Afni, hal itu membuat Rasi dan Laksmi saling memandang."Pangeran Afni juga ikut?" bisik Rasi pada Tunisia."Iya, Kami sama-sama bertemu di istana Rana. Tapi, Fatma di larang untuk datang ke sini," tutur Tunisia."Kenapa?" tanya Rasi yang terlihat penasaran."Entahlah, Pangeran Afni tidak mengatakan apapun." Rasi termenung, ketika mendengar hal itu."Iya, Yang Mulia." Pangeran Afni menghampiri Raja Rana bersama Pangeran Jiwon."Ya, a
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Merebut? Apa maksudmu?" tanya Tunisia yang kebingungan."Jangan berpura-pura tidak tahu." tangan Saguya di hempasan oleh laki-laki yang tidak lain adalah Pandu, Dia melindungi Tunisia."Pandu," ucap Bela yang gelapagan."Kenapa?" tanya Pandu. Dan menatap keduanya."Menyebalkan." Saguya menarik tangan Bela dan membawanya pergi, meski Bela menolaknya."Saguya lepaskan tanganku." Bela membuat Saguya jatuh ke tanah."Aduh! Kenapa Kau mendorongku? Ini semua gara-gara Pandu." Saguya berusaha bangun sendiri."Apa?! Pandu tidak salah, Kau yang salah!" bentak Bela pada Saguya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSaguya melihat ke sekelilingnya, Dia tidak menemukan orang yang mencurigakan atau mencoba mengikutinya. Sepertinya Saguya lupa jalannya, namun Dia menemukan sebuah petunjuk."Ini pasti petunjuk yang diberikan oleh penunggu hutan," gumamnya."Akhirnya Kau datang," ucap Rasi. Dia bersembunyi di tempat sebelumnya."Penunggu hutan, Aku menepati janji. Apa yang ingin Kau katakan?" tanya Saguya. Dia melihat ke sekelilingnya, namun tidak menemukan sumber suara."Tidak perlu mencariku," ucap Rasi."Dia tahu Aku mencarinya?" batin Saguya."Apa yang harus Aku lakukan?" tanya Saguya."Pertama Aku ingin
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aquela." Tuan Justin menahan Aquela supaya tidak melanjutkan ucapannya."Adakah buku seperti itu?" tanya Rasi."Tapi, Aku menyembunyikannya di kamarku. Bagaimana ini?" batin Saguya."Tidak, karena belum ada yang bisa membacanya. Saguya, apa Kau mengambil sesuatu dari kamarku?" tanya Aquela sekali lagi."Tidak, setelah kepalaku terasa pusing. Aku meminta Bela untuk melanjutkan mengemas pakaianmu Aquela," jawab Saguya."Mengemas pakaian? Apa Kau mau pergi Aquela?" tanya Rasi."Jawab Aquela," ucap Tuan Justin.Yang saat itu ada di sana, hanya Aquela, Tuan Justin, Rasi, dan Saguya."Tidak, Aku hanya me
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p