Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Dengan spontan Rasi memeluk Shankar, setelah beberapa saat Shankar baru mengeluarkannya dari dalam air."uhuk-uhuk."
"Kau baik-baik saja?" tanya Shankar.
Mereka bertemu pandang, waktu seolah terhenti. Wajah Shankar semakin mendekat--dengan cepat Rasi menghindar. Shankar menggendong Rasi dan membawanya ke belakang istana.
"Turunkan Aku," bisik Rasi yang mungkin kedinginan.
"Kau kedinginan," ucapnya.
"Biarkan saja, ini salahmu." Rasi sama sekali tidak menatap Pangeran Shankar.
Badan Shankar yang kekar memeluk Rasi dengan erat, sang empunya langsung menendang perut Shankar dengan keras.
&nbs
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan-jangan Dia mengingatku," batin Rasi."Rasi." Shankar melambaikan tangannya."Mana mungkin Kita pernah bertemu, Aku baru tahu tentangmu di tempat ini," ucap Rasi."Tapi, tatapan tajam itu tidak asing. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda," ucap Shankar. Dia menyentuh wajah Rasi dengan lembut."Lepaskan! Sudah Aku bilang, Aku tidak pernah bertemu denganmu. Jangan muncul lagi di hadapanku," ucap Rasi menunjukan wajah kesalnya. Shankar sama sekali tidak terlihat marah, Dia justru tersenyum melihat wajah Rasi yang cemberut."Meski Kau marah-marah seperti itu, tapi membuatku terhibur. Kau sangat manis Rasi," bisik Shankar yang mampu mampu memberikan sensasi yang berbeda.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi-Laksmi," sapa Tunisia."Aku sangat merindukan." ketiganya berpelukan."Pangeran Afni, kemari." Raja memanggil Pangeran Afni, hal itu membuat Rasi dan Laksmi saling memandang."Pangeran Afni juga ikut?" bisik Rasi pada Tunisia."Iya, Kami sama-sama bertemu di istana Rana. Tapi, Fatma di larang untuk datang ke sini," tutur Tunisia."Kenapa?" tanya Rasi yang terlihat penasaran."Entahlah, Pangeran Afni tidak mengatakan apapun." Rasi termenung, ketika mendengar hal itu."Iya, Yang Mulia." Pangeran Afni menghampiri Raja Rana bersama Pangeran Jiwon."Ya, a
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Merebut? Apa maksudmu?" tanya Tunisia yang kebingungan."Jangan berpura-pura tidak tahu." tangan Saguya di hempasan oleh laki-laki yang tidak lain adalah Pandu, Dia melindungi Tunisia."Pandu," ucap Bela yang gelapagan."Kenapa?" tanya Pandu. Dan menatap keduanya."Menyebalkan." Saguya menarik tangan Bela dan membawanya pergi, meski Bela menolaknya."Saguya lepaskan tanganku." Bela membuat Saguya jatuh ke tanah."Aduh! Kenapa Kau mendorongku? Ini semua gara-gara Pandu." Saguya berusaha bangun sendiri."Apa?! Pandu tidak salah, Kau yang salah!" bentak Bela pada Saguya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSaguya melihat ke sekelilingnya, Dia tidak menemukan orang yang mencurigakan atau mencoba mengikutinya. Sepertinya Saguya lupa jalannya, namun Dia menemukan sebuah petunjuk."Ini pasti petunjuk yang diberikan oleh penunggu hutan," gumamnya."Akhirnya Kau datang," ucap Rasi. Dia bersembunyi di tempat sebelumnya."Penunggu hutan, Aku menepati janji. Apa yang ingin Kau katakan?" tanya Saguya. Dia melihat ke sekelilingnya, namun tidak menemukan sumber suara."Tidak perlu mencariku," ucap Rasi."Dia tahu Aku mencarinya?" batin Saguya."Apa yang harus Aku lakukan?" tanya Saguya."Pertama Aku ingin
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aquela." Tuan Justin menahan Aquela supaya tidak melanjutkan ucapannya."Adakah buku seperti itu?" tanya Rasi."Tapi, Aku menyembunyikannya di kamarku. Bagaimana ini?" batin Saguya."Tidak, karena belum ada yang bisa membacanya. Saguya, apa Kau mengambil sesuatu dari kamarku?" tanya Aquela sekali lagi."Tidak, setelah kepalaku terasa pusing. Aku meminta Bela untuk melanjutkan mengemas pakaianmu Aquela," jawab Saguya."Mengemas pakaian? Apa Kau mau pergi Aquela?" tanya Rasi."Jawab Aquela," ucap Tuan Justin.Yang saat itu ada di sana, hanya Aquela, Tuan Justin, Rasi, dan Saguya."Tidak, Aku hanya me
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tidak sesakit itu saat melihatmu dekat dengan orang lain," gumam Shankar. Sehingga, Rasi melamun sejenak."Kau mengatakan sesuatu?" tanya Rasi."Tidak." Shankar dibuat salah tingkah, ketika Mereka saling menatap."Sudah selesai, kenapa tanganmu bisa terluka? Kau melukainya sendiri?" tanya Rasi."Kenapa Kau tahu?" tanya Shankar. Dia terlihat sedikit terkejut, setelah mendengar ucapan Rasi."Aku hanya menebak saja, lagipula tidak ada yang berani melukaimu," jawab Rasi. Sehingga, Pangeran Shankar mengangguk."Tebakanmu salah," ucap Shankar."Oh, ya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tapi," ucap Shankar dan Afni."Tidak ada penolakan," balas Tuan Justin."Tuan Justin, ijinkan Aku untuk menolong Mereka. Di sini Aku juga salah, tidak memisahkan Mereka yang sedang bertengkar dan hanya melihatnya saja." Pandu, juga ikut menolong Mereka menjalankan hukuman, meski awalnya adalah tugas Mereka."Sebelumnya Aku meminta memeriksa ruangan tersebut, sekarang Kalian bertanggung jawab untuk membersihkannya!" perintah Tuan Justin dengan tegas."Baik," jawab ketiganya berbarengan. Mereka terlihat pasrah menerima hukum tersebut, terutama Shankar dan Afni.Shankar membuka pintu ruangan di samping The Princess room, kemudian mulai membersihkannya. Banyak debu, sehingga Mereka men
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan Justin." Rasi mengetuk pintu kamar Tuan Justin."Rasi." Tuan Justin ke luar, kemudian Mereka bicara di tempat yang aman."Siapa Shankar?" tanya Rasi. Dia menghapus air matanya, kemudian menguatkan dirinya terlihat dari hembusan nafasnya yang perlahan."Shankar adalah Pangeran dari Kerajaan Akash," jawab Tuan Justin. Namun, Rasi menginginkan jawaban yang lebih dari itu."Aku ingin tahu secara detail, siapa Shankar yang sebenarnya." kali ini tangisan pecah, bahkan kedua tangannya mengepal."Bagiku Dia adalah anak kecil lugu yang pemberani dan siap mengorbankan hidupnya demi sahabat kecilnya," tutur Tuan Justin.