Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Freya membawa tubuh Raja Mahatra ke kawah gunung berapi dan membuangnya di sana. Saat itu Magaleyar telah kembali seperti semula, Dia menjadi teman Freya. Magaleyar memutuskan untuk menjaga tempat itu dan memastikan tidak akan ada yang berani untuk naik ke puncak. Terkhusus untuk orang-orang jahat yang hendak mengambil abu Raja Mahatra. Jika, abu tersebut diambil oleh kaum iblis, maka Raja Mahatra dapat kembali bangkit dengan kekuatan iblis.
"Magaleyar, jika Kau dalam bahaya. Kau harus pergi secepat mungkin dan kabari Aku, kirimkan saja pesanmu pada burung elang ini." dengan sihirnya Freya memberikan seekor burung yang bisa bicara.
"Baik Freya. Selama hidupku, Aku akan mengabdikan Diri untuk menjadi temanmu dan tidak akan pernah berkhianat," ucap Magaleyar dan terdengar seperti sumpah bagi Freya.
"Kalau begitu, Aku harus segera pergi." Freya meninggalkan kawah gunung berapi.
Sementara di Kerajaan Freya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada apa?" tanya Rasi setenang mungkin."Kalian belum menyebutkan nama," ucap Penjaga desa Karang."Hahaha, benar ya. Kami sampai lupa, kalau begitu perkenalkan Aku Bala, empat orang temanku namanya Satya, Palam, Jin Ha, dan Kala." Rasi memperkenalkan nama para prajurit."Tuan Putri, Kala itu bukannya nama...." Rasi menyenggol lengan salah satu Prajurit yang juga menyamar, supaya penjaga desa tidak curiga."Apa sekarang Kami boleh melanjutkan perjalanan?" tanya Rasi."Boleh." akhirnya Penjaga desa mengijinkan Mereka masuk ke desa Karang.Rasi dan para prajurit melanjutkan perjalanan untuk mencari rumah Caraka. Sepanjang jalan, Mereka masih menawarkan sutra yang dibawa. Jumlahnya mulai berkurang, seiring perjalanan."Itu rumahnya Caraka." Rasi menunjukkan salah satu rumah dengan pintu gerbang yang bercorak matahari sebagai tandanya."Di dalam sepertinya ada penjaganya," ucap salah sa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau jangan macam-macam!" geram Caraka."Memangnya kenapa?" tanya Rasi."Tuan Putri Rasi sangat hebat, Dia tidak bisa Kau kalahkan. Kalau Kau berani macam-macam, akan Aku minta seluruh desa menyerangmu dan teman-temanmu ini." Caraka mundur ke belakang, tapi Satya sudah menutup pintu ruangan itu."Kalau Kau beritahu Aku di mana Rasi berada, maka Aku akan ampuni nyawamu. Bahkan, Kau akan dapat setengah dari Kerajaan Rana. Bagaimana?" tanya Rasi. Rasi memberikan penawaran yang bagus untuk Caraka."Sudah Aku katakan, Aku memang rakus akan harta! Tapi, Aku bukan pengkhianat!" tegas Caraka.Di dalam hatinya, Rasi memiliki kebanggaan pada Caraka. Yang Rasi tahu, Caraka memang rakus mengenai harta dan kekayaan. Kini Rasi dapat melihat, kesetiaan Caraka tidak dapat dibeli dengan apapun. Termasuk setengah dari Kerajaan Rana, pun tidak bisa untuk membujuknya. Rasi tersenyum penuh arti kemudian."Baiklah. Ka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana jika benar kalau wanita yang dimaksud merupakan Ratu Kosala," ucap Panglima Arya.Mendengar saran dari Panglima Arya, Raja mempertimbangkannya. Panglima Arya juga salah satu Panglima kepercayaan Raja, jadi tidak heran Raja lebih percaya dengan ucapan Panglima Arya dibandingkan para prajurit."Ayo berangkat!" ucap Raja.Rasi mengamati dari kejauhan, karena dari tadi Dia mengikuti para prajurit yang menurutnya penakut. Rasi yakin sekali, Raja Rana pasti menemukan Ratu Kosala. Karena, ini sudah diatur juga oleh Kala. Kini harus semakin siang dan sebentar lagi sore hari, saatnya Rasi harus kembali ke desa Karang. Masih ada tugas yang perlu Rasi selesaikan.Rasi melewati hutan belantara yang cukup rindang, serta dipenuhi oleh buah-buahan. Hutan di desa Karang terjaga dengan baik, sehingga mampu memberikan kehidupan yang asri. Merasa lapar, Rasi memetik b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sssttt!" Rasi memberikan isyarat supaya Palam dan Satya untuk diam dari perdebatannya.Dari atas Rasi, Satya dan Palam dapat melihat Caraka menyambut kedatangan Sung Ki dengan beberapa orang. Tentu, menurut Rasi Mereka itu adalah anak buah Sung Ki. Di tangga atas, terdapat sebuah tembok yang ada lubangnya. Kalau tak bermata elang, maka mustahil tahu kalau ada seseorang yang sedang mengintip percakapan yang ada di bawah sana."Tuan Putri, bagaimana Kita bisa mendengar ucapan Mereka? Sepertinya Kita hanya bisa melihat gerak-geriknya saja," bisik Palam."Jangan khawatir, Caraka bukan pemain baru dalam hal ini. Kalian lihat, perhatian dan dengar saja," bisik Rasi.Di lantai bawah"Tuan Sung Ki, selamat datang kembali." Caraka dengan gayanya yang khas menyambut Tuan Sung Ki dan anak buahnya.Dari atas Mereka bertiga dapat mendengar suara Caraka dan Sung Ki, karena Caraka menghebohkan suasana seperti pertama kalinya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYCaraka mengambil guci, kemudian mengisinya dengan air. Dan akhirnya air pun mendarat di atas kepala Sung Ki, agak kasar memang. Mata Rasi terbelalak melihat itu, tapi Dia juga yang meminta Caraka untuk membuat Sung Ki segera sadar. Tiga guci yang airnya penuh sudah habis, tapi Sung Ki masih belum sadar. Hanya matanya yang sedikit bergerak, mungkin rasa kantuknya begitu luar biasa."Hei, jangan sampai Dia kenapa-kenapa!" ucap Rasi pada Caraka."Tuan Putri jangan khawatir! Dia akan baik-baik saja," kata Caraka. Dia mengambil air yang kelima dan akhirnya."Uhuk-uhuk." Sung Ki terbatuk-batuk, matanya mulai bisa terbuka.Melihat Dirinya dalam keadaan basah kuyup, Sung Ki berniat menyerang Caraka yang saat itu ada di depannya. Caraka menghindari, alhasil Sung kembali jatuh ke lantai. Dia tidak bisa menyentuh Caraka sedikit pun, karena masih dalam keadaan terikat."Hei, kenapa terburu-buru? Kita bisa bicarakan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kalau ada korban yang berjatuhan, malam ini juga Aku sendiri yang akan menghancurkan Raja Bambu," ucapan Rasi menggema hingga dapat membangunkan bulu kuduk semua orang yang mendengarnya."Tenangkan Dirimu Tuan Putri, bukan ini yang harusnya terjadi. Dan Kau harus membantu Kami, supaya tidak ada korban dari ledakan itu," ucap Caraka."Aku akan membantu, ini adalah peta yang menunjukkan titik penempatan peledak tersebut." Anak buah Sung Ki menjelaskan semuanya."Ayo cepat bergerak!" perintah Rasi."Baik," ucap semuanya serentak.Mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk mengambil peledak tersebut, jika ada yang tanpa sengaja menginjak peledak tersebut. Maka, akan meledek tanpa bisa dicegah."Palam, Kau kirim surat untuk Kala dan katakan padanya supaya menangkap anak buah Sung Ki!" ucap Rasi."Sesuai permintaanmu, Tuan Putri." Palam bergegas untuk membuat surat yang akan dikirim ke Ke
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Lihat Pangeran semakin tampan." Para Pelayan melihat dari atas."Apa yang sedang Mereka lihat?" tanya Rasi."Dia kembali," jawab Laksmi."Siapa?" tanya Rasi."Pangeran Afni, tapi Fatma tidak ikut." Laksmi, kemudian menghampiri Rasi."Biarkan saja," gumam Rasi."Tapi, katanya Raja khusus menyambut kedatangannya. Artinya Kau harus turun ke bawah," ucap Laksmi."Kau saja yang pergi." Rasi menolak untuk turun menemui Mereka.Rasi sama sekali tidak menghiraukannya, Dia justru masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Laksmi memanggilnya dari luar dan berusaha meyakinkannya."Bagaimana Dia bisa memakai pakaian itu dengan sangat percaya diri?" tanya Ratu Kosala."Tuan Putri sangat cantik, sepertinya Dia sudah berubah. Biasanya, kan Tuan Putri akan menolak gaun yang panjang seperti itu." tidak hanya Ratu Kosala yang penasaran akan perubahan sikap Rasi, tetapi juga para pelayan.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan dengarkan Dia, Kau datang disaat yang tepat." Rasi menatap Kala, begitu juga sebaliknya."Rasi tunggu." Pangeran Afni menghentikan Rasi yang hendak pergi bersama Kala."Lepaskan, Aku harus membicarakan sesuatu yang penting." Rasi menepis tangan Pangeran Afni.Pangeran Afni tidak mau mengalah, Dia mengikuti Rasi dan Kala secara diam-diam. Rasi dan Kala menuju taman istana, di sana Rasi meminta Kala untuk mengambilkan buah mangga."Berapa mangga yang Kau inginkan?" tanya Kala. Dia sudah mulai memanjat."Em. Sebenarnya Aku ingin sekali makan buah jambu, tapi buahnya ada di luar istana. Jadi, ambilkan saja dua buah mangga." Rasi terlihat sedih. Di atas Kala merasa geli melihat wajah Rasi, Dia pasti tahu kalau Rasi hanya sedang membuat alasan.Kala dapat melihat Pangeran Afni yang bersembunyi di balik semak-semak, kemudian Dia mengambil satu buah mangga yang sengaja di lempar di sebelah Panger