Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Raja Mahatra mencari cara untuk bisa bebas dari pengawasan anak buah Freya, tetapi seperti yang Freya katakan. Sebelum Dirinya sempat bicara, maka nyawanya dipastikan melayang. Sungguh ironis, tapi Freya sepertinya tidak main-main. Raja Mahatra kemudian menatap tajam ke arah Dandelion, merasakan amarah dari Raja Mahatra, Dandelion mengetahui kalau ada dendam di dalam kemarahannya itu.
Amarah menghancurkan segalanya, hal itu benar dalam hal ini. Dendamnya pada Freya telah menutup hati dan pikirannya, meski dari awal Raja Mahatra sudah tak memiliki hati. Semakin marah, Raja Mahatra semakin tersesat. Dia bahkan sampai lupa apa yang seharusnya Dia lindungi dari musuhnya, seperti pepatah 'dari kejam menjadi terancam' sangat cocok untuk Raja Mahatra.
Dandelion merebahkan tubuhnya yang sekarang ada dalam bentuk singa buas dari Kerajaan Mahatra, Dia pikir Freya hanya cerdik. Dia pikir, Dialah yang terkuat. Tak dipikirkan sekalipun,
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran Shankar Kau memang harus banyak belajar dariku. Supaya Kau bisa menjaga Adikku nantinya," ucap Raja Mahatra."Apa maksudnya? Apa Dia akan menjodohkan Adiknya denganku? Tidak...Aku jelas tidak mau!" batin Pangeran Shankar.Pangeran Shankar hanya tersenyum, meski sebenarnya hatinya memberontak. Dia masih mencoba mengulik kelemahan dari Magaleyar, karena yakin Raja Mahatra tahu kelemahannya."Yang Mulia, Aku ingin mencoba mengalahkan Magaleyar." Pangeran Shankar membuat Raja Mahatra terkejut."Tidak bisa Pangeran, Kau tidak bisa mengalahkan Magaleyar." Raja Mahatra tidak mengijinkan Pangeran Shankar melawan Magaleyar."Mengapa tidak Yang Mulia? Jika Dandelion bisa, tentu Aku juga harus bisa. Aku harus lebih kuat dari Freya, jika Aku dikalahkan oleh Magaleyar pasti Adik Yang Mulia lebih memilih Freya dibandingkan Aku." Pangeran Shankar membuat rencana untuk tahu kelemahan dari Magaleyar."F
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana Kau bisa tahu?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Aku tahu dari mana, lalu apa pentingnya? Aku ingin bekerja sama denganmu," ucap Shankar."Kau ingin bekerjasama, tapi Kau mengikat Aku seperti ini. Bagaimana Aku bisa mempercayaimu?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Mudah saja...Aku tidak bisa mempercayaimu. Jadi, untuk membuktikan kesetiaan Dirimu ini yang harus Aku lakukan. Lagi pula, Kau tidak mungkin mempertaruhkan nyawa hanya demi Raja." Pangeran Shankar tersenyum penuh arti. Dia membuat Petinggi Ling berpikir."Lalu apa keuntungannya untukku?" tanya Petinggi Kerajaan Ling."Kau akan mendapatkan hadiah dariku dan tentunya Aku akan membantumu untuk mendapatkan kepercayaan Raja, Kau pasti tidak suka kalau Raja terus saja memuji Petinggi Kerajaan Lin." Pangeran Shankar mempengaruhi Petinggi Kerajaan Ling, terlihat Petinggi Kerajaan Ling mulai terpengaruh."Selama ini Raja selalu saja memuj
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSaat Freya menyelamatkan Ibunya Nilam, keadaan saat itu kacau. Bahkan, perhatian dari Sena teman Rasi teralihkan. Dia yang sebelumnya bertugas untuk mengawasi Raja Mahatra justru berhasil dikalahkan oleh Raja."Freya, jangan menyerah!" teriak Sena."Ayo Freya, Kau harus memilih! Apa hanya demi kemenangan Kau akan mengorbankan teman? Hahaha, pengecut." Raja Mahatra menyandera Sena dan mengancam Freya.Di sisi lain Dandelion telah dikepung oleh berbagai jenis binatang, di antaranya ular, harimau, singa, kuda, gajah, kalajengking raksasa, monyet, jerapah dll. Mereka tidak membiarkan Dandelion ke luar dari lingkaran itu.Sedangkan, Magaleyar telah menghancurkan pintu keluar dari kerajaan Mahatra. Di tempat itu hanya ada Rasi, Sena, Raja Mahatra, Dandelion, Magaleyar dan semua hewan yang muncul ketika Nilam meniup terompet yang diberikan oleh Rasi."Kalau Kau tidak melepaskan Sena, maka Dandelion juga akan h
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Raja Mahatra, lihat hasil dari kekejaman Mu! Kerajaanmu hancur dan Rakyatmu pun pergi meninggalkanmu, apa Kau masih bersikukuh ada pada kejahatan?" tanya Freya."Kau tidak tahu apapun Freya!" bentak Raja Mahatra."Hei, Aku bilang pelankan suaramu! Kalau Magaleyar bangun Dia akan menghabisimu, apa Kau mau itu terjadi?" tanya Freya menakuti Raja Mahatra.Sena, Pangeran Shankar dan Pandu menahan tawa melihat tingkah Freya yang mengerjai Raja Mahatra. Mungkin suasana memang cukup mencengkram, akan tetapi Freya membuat teman-temannya sama sekali tidak merasakan ketakutan."Aku tidak bertindak atas perintahmu Freya, Kau bukan siapa-siapa. Aku Rajanya di sini, kalau pun Dandelion sudah tidak ada. Aku akan melawanmu!" ujar Raja Mahatra."Bukan Freya yang akan melawanmu." Pangeran Shankar muncul dari balik reruntuhan, diikuti oleh Pandu dan juga Sena."Pengkhianat!" ucap Raja Mahatra."Kau yang pe
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYFreya membawa tubuh Raja Mahatra ke kawah gunung berapi dan membuangnya di sana. Saat itu Magaleyar telah kembali seperti semula, Dia menjadi teman Freya. Magaleyar memutuskan untuk menjaga tempat itu dan memastikan tidak akan ada yang berani untuk naik ke puncak. Terkhusus untuk orang-orang jahat yang hendak mengambil abu Raja Mahatra. Jika, abu tersebut diambil oleh kaum iblis, maka Raja Mahatra dapat kembali bangkit dengan kekuatan iblis."Magaleyar, jika Kau dalam bahaya. Kau harus pergi secepat mungkin dan kabari Aku, kirimkan saja pesanmu pada burung elang ini." dengan sihirnya Freya memberikan seekor burung yang bisa bicara."Baik Freya. Selama hidupku, Aku akan mengabdikan Diri untuk menjadi temanmu dan tidak akan pernah berkhianat," ucap Magaleyar dan terdengar seperti sumpah bagi Freya."Kalau begitu, Aku harus segera pergi." Freya meninggalkan kawah gunung berapi.Sementara di Kerajaan Freya
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ada apa?" tanya Rasi setenang mungkin."Kalian belum menyebutkan nama," ucap Penjaga desa Karang."Hahaha, benar ya. Kami sampai lupa, kalau begitu perkenalkan Aku Bala, empat orang temanku namanya Satya, Palam, Jin Ha, dan Kala." Rasi memperkenalkan nama para prajurit."Tuan Putri, Kala itu bukannya nama...." Rasi menyenggol lengan salah satu Prajurit yang juga menyamar, supaya penjaga desa tidak curiga."Apa sekarang Kami boleh melanjutkan perjalanan?" tanya Rasi."Boleh." akhirnya Penjaga desa mengijinkan Mereka masuk ke desa Karang.Rasi dan para prajurit melanjutkan perjalanan untuk mencari rumah Caraka. Sepanjang jalan, Mereka masih menawarkan sutra yang dibawa. Jumlahnya mulai berkurang, seiring perjalanan."Itu rumahnya Caraka." Rasi menunjukkan salah satu rumah dengan pintu gerbang yang bercorak matahari sebagai tandanya."Di dalam sepertinya ada penjaganya," ucap salah sa
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kau jangan macam-macam!" geram Caraka."Memangnya kenapa?" tanya Rasi."Tuan Putri Rasi sangat hebat, Dia tidak bisa Kau kalahkan. Kalau Kau berani macam-macam, akan Aku minta seluruh desa menyerangmu dan teman-temanmu ini." Caraka mundur ke belakang, tapi Satya sudah menutup pintu ruangan itu."Kalau Kau beritahu Aku di mana Rasi berada, maka Aku akan ampuni nyawamu. Bahkan, Kau akan dapat setengah dari Kerajaan Rana. Bagaimana?" tanya Rasi. Rasi memberikan penawaran yang bagus untuk Caraka."Sudah Aku katakan, Aku memang rakus akan harta! Tapi, Aku bukan pengkhianat!" tegas Caraka.Di dalam hatinya, Rasi memiliki kebanggaan pada Caraka. Yang Rasi tahu, Caraka memang rakus mengenai harta dan kekayaan. Kini Rasi dapat melihat, kesetiaan Caraka tidak dapat dibeli dengan apapun. Termasuk setengah dari Kerajaan Rana, pun tidak bisa untuk membujuknya. Rasi tersenyum penuh arti kemudian."Baiklah. Ka
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, sepertinya tidak ada salahnya mencoba. Bagaimana jika benar kalau wanita yang dimaksud merupakan Ratu Kosala," ucap Panglima Arya.Mendengar saran dari Panglima Arya, Raja mempertimbangkannya. Panglima Arya juga salah satu Panglima kepercayaan Raja, jadi tidak heran Raja lebih percaya dengan ucapan Panglima Arya dibandingkan para prajurit."Ayo berangkat!" ucap Raja.Rasi mengamati dari kejauhan, karena dari tadi Dia mengikuti para prajurit yang menurutnya penakut. Rasi yakin sekali, Raja Rana pasti menemukan Ratu Kosala. Karena, ini sudah diatur juga oleh Kala. Kini harus semakin siang dan sebentar lagi sore hari, saatnya Rasi harus kembali ke desa Karang. Masih ada tugas yang perlu Rasi selesaikan.Rasi melewati hutan belantara yang cukup rindang, serta dipenuhi oleh buah-buahan. Hutan di desa Karang terjaga dengan baik, sehingga mampu memberikan kehidupan yang asri. Merasa lapar, Rasi memetik b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p