Share

148. Di Balik Jendela

Ayam Goreng Mantap rupanya gagal digunakan untuk membujuk Katha minum obat. Entah kenapa perempuan yang satu ini begitu rewel hari ini. Rabu sendiri bingung. Apa memang karena PMS, ataukah karena sakitnya. Yang pasti Katha jarang begini kalau sakit.

“Lo bener nggak mau minum obatnya?” tanya Rabu sekali lagi. Raut wajah jengkelnya kali ini terpampang jelas, tapi tetap diabaikan oleh Katha.

“Gue cuma perlu istirahat, Bu. Obatnya nggak perlu.” Katha menjawab masih sama santainya.

Sepulang Rabu dari kedai ayam goreng, dia langsung memeriksa demam Katha. Dan ternyata memang benar sudah sedikit lebih turun lagi dibanding sebelumya. Namun, dia belum merasa tenang kalau Katha tidak minum obat. Sebab, dia khawatir kalau demamnya bisa naik lagi.

Rabu kemudian menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Kepalanya akhirnya menunjukkan sebuah ide gila yang bisa dia pakai untuk mengancam Katha.

“Muka lo tiba-tiba mencurigakan,” celetuk Katha curiga. Dia sam

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status