Share

BAB 155

“Aduh…”

“Maaf. Habis gemes,” kata Aliya sambil merengut. Jari-jarinya lalu mengusap-usap bekas gigitannya di dada Dean. “Sakit ya?”

“Ngga, Sayang…” jawab Dean lalu mengecup pucuk kepala Aliya. “Maafin kenapa, tadi?” tanyanya kembali ke topik awal.

“Emmhh….” Aliya menarik napas. “Tadi siang. Di dalam dome itu. Aku berkata kasar dan memperlakukanmu dengan ketus dan cuek …..”

“Oh, itu ...” sahut Dean tenang.

“Maaf aku terpaksa melakukannya. Aku berlagak tegas begitu padamu, hanya karena di depan Elang. Aku hanya tidak ingin memancingnya cemburu jika terlalu kentara membelamu di depannya. Aku… emm…. aku….” Kalimat Aliya terputus.

“Aku tahu, Sayang.”

“Itu bukan karena aku masih memiliki… emm.. hati untuk Elang…”

“Ya, Al. Tidak perlu dipikirkan. Aku paham situasinya saat itu. Kita sama-sama ingin menyadarkan dia,” tutur Dean pelan. “Justru aku yang minta maaf padamu.”

“Minta maaf padaku? Kenapa?”

“Karena aku tau, ini sangat berat untukmu. Menyadarkan Einhard yang pernah menjadi bagian sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
candu_novel
so sweet om Dean,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status